• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Metode Kualitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini intinya mengurai dalam bentuk kata-kata, gambar atau bukan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian kualitatif peneliti hanya menggunakan bahasa verbal yang cermat dan sangat dipentingkan, karena interpretasi dan kesimpulan yang diambil disampaikan secara verbal. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun ciri-ciri yang penting

dalam kajian sastra dengan menggunakan metode kualitatif, berikut ini : 1. dalam penelitian ini, peneliti akan membaca secara cermat sebuah karya sastra

yaitu novel Ayat-Ayat Cinta karya Habbiburrahman El Shirazy sebagai sumber datanya; 2. penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dan dalam bentuk kata- kata,bukan berbentuk angka-angka; 3. lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil, sebab sastra merupakan fenomena yang banyak mengandung penafsiran; 4. analisis secara induktif, peneliti cenderung mengonstruksi konsep secara lebih

jelas dari berbagai tingkah laku, tuturan tokoh dalam novel “Ayat-Ayat Cinta”; 5. makna merupakan andalan utama, peneliti menaruh minat dan perhatian

terhadap perilaku setiap orang dalam suatu struktur kehidupan. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu menangkap perspektif obyek yang diteliti berupa teks dengan cermat.

Penelitian ini akan mendeskripsikan perilaku tokoh utama yang memiliki sifat ‘Hasanah’ atau sifat dan sikap yang baik/terpuji yang bisa dijadikan teladan yang terdapat dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy dan relevansinya dengan Pendidikan Karakter pada pembelajaran sastra di SMA.

3.2 Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel “Ayat-Ayat Cinta” karya

Habiburrahman El Shirazy. Data yang diambil adalah beberapa perilaku tokoh

utama, yaitu Fahri (Aku). Tokoh-tokoh pembantu yang lain yaitu Aisha, Maria,

Nurul Azkiya, dan Noura. Kempat tokoh pembantu ini erat hubungannya dengan

Fahri sebagai tokoh utama.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut.

3.3.1 Studi Teks

Teknik studi teks adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

a. Membaca secara berulang-ulang dengan seksama bahan yang hendak diteliti.

b. Mengadakan pencatatan terhadap data yang dipilih setelah dibaca dan

ditemukan serta dikumpulkan.

c. Menelaah dan mengidentifikasi data terkumpul lalu memilih data tersebut yang

sesuai dengan bahan yang akan dikaji.

3.3.2 Menafsirkan Teks

Melakukan penafsiran terhadap unsur intrinsik pada tokoh dan penokohan dari

novel tersebut. Perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu yang ‘hasanah’ atau

yang baik/terpuji, dapat diteladani, sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter

yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra. Langkah terakhir data yang

telah terkumpul dianalisis.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penenlitian ini penulis, setelah memperoleh data dari sumber data dari

novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy. Selanjutnya data

diolah atau dianalisis dengan menggunakan pendekatan atau kajian psikoanalisis

atau psikologi sastra. Perilaku tokoh yang tampak baik dalam bentuk tuturan,

pikirannya dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan tokoh utama dengan

berpedoman pada hasil temuan berdasarkan teori S. Freud. Peneliti kemudian

menelaah bentuk pengungkapan yang digunakan pengarang dalam menggambar-

kan perilaku tersebut. Secara garis besar, langkah-langkah tersebut dapat dilihat

sebagai berikut.

2. Menyiapkan instrumen analaisis perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu. 3. Menganalisis perilaku tokoh utama dan tokoh pemabntu dengan memberi kode pada data dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy. 4. Menganalisis perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu yang tampak baik dalam bentuk tuturan, pikiran, dan perbuatan atau tindakan dengan berpedoman teori Sigmund Freud, dengan memberikan pengkodean pada data.

5. Menganalisis perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu yang baik dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy lalu mengaitkan dengan pendidikan karakter.

241

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.

1. Perilaku Tokoh dalam Novel Ayat-Ayat Cinta dengan analisis pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

a. Tokoh utama yaitu Fahri berperilaku jujur, istiqamah, amanah, iman dan taqwa, berhati lembut, setia kawan, tekun, dan ulet, sabar, tawakal, taat (rajin, disiplin, konsekuen), qanaah, dan tawadhu.

b. Tokoh pembantu yaitu Aisha berperilaku jujur, iman dan takwa, rendah diri dalam berdoa, tawadhu, amanah, tahajud, dan syukur.

c. Tokoh pembantu Maria berperilaku jujur, ikhlas (berhati malaikat), rela hati, rela berkorban, dan malu.

d. Tokoh pembantu yaitu Nurul Azkiya berperilaku jujur, manah (dapat dipercaya),

e. Tokoh pembantu yaitu Noura berperilaku iman dan takwa, kejujuran, tanggung jawab atas kesalahannya.

242

2. Berdasarkan Psikoanalisis Perilaku Tokoh Ditinjau dari Struktur Kepribadian

Dinamika dan Perkembangan Kepribadian adalah sebagai berikut.

a. Tokoh utama yaitu Fahri pada aspek das es dan das ich atau (Ego) dapat dikendalikan oleh das ueberich atau super ego. Dengan demikian, perilaku tokoh Fahri selalu dapat dikendalikan oleh super egonya sehingga muncul sifat qanaah dan berserah diri pada Allah Swt.

b. Tokoh pembantu yaitu Maria pada aspek das es (id) tidak memberi energi instink pada das ich.Das ueber ich pada diri tokoh Maria selalu menonjol dan menekan egonya. Sehingga ego atau libido cinta pada tokoh Fahri tidak muncul secara terang-terangan hanya dituliskan saja dalam buku pribadinya. Tokoh Maria perkembangan kepribadian akan belajar dari pengalaman yang dialami ketika mengahadapi hidup di alam sadar yang penuh dengan konflik atau masalah batin akan cintanya

c. Tokoh pembantu Nurul pada aspek das es (id) memberi energi instink pada das ich. Dasueber ich pada diri tokoh Nurul selalu menonjol dan menekan egonya. Sehingga ego atau libido cintanya Nurul pada tokoh Fahri tidak muncul secara terang-terangan. Dorongan libido cinta Nurul dengan Fahri ini, mengemuka tatkala adanya desakan dari orang tua Nurul di Indonesia (Jawa) yang intinnya bahwa Nurul telah banyak yang mau melamar. Informasi yang datang dari ayah Nurul itu lalu ditanggapi olehnya bahwa ada pemuda yang sangat dicintai Nurul.

Harapan Nurul untuk bisa mendapatkan cinta Fahri dengan jalan poligami ternyata kandas, hanya nasihat Fahri yang dapat menemukan titik cahaya

243

yang terang dan mendapatkan jodoh pemuda yang shaleh.

d. Tokoh pembantu Aisha untuk das Ich (ego) yang dapat ditarik simpulan bahwa Aisha berkeinginan untuk dapat hidup bahagia dan sejahtera tidak seperti kehidupan yang dialami keluarganya, bahkan tidak seperti ayah kandungnya yang sekarang hidup bebas tanpa iman lagi. Pengalaman yang menjadi realita yang mendorong Aisha meninggalkan ayah dari rumah karena suasanya sudah berbeda. Ayahnya sudah tidak ada perhatian seperti dulu lagi tatkala ada ibunya. Das ueber ich yang ditekan oleh ego pada Aisha mampu mengendalikan berkat kedekatan keluarga Eqabal telah mempengaruhi gaya hidup Aisha menjadi muslimah yang kuat, mendapat- kan jodoh Fahri lantaran Syaikh Utsman.

e. Tokoh pembantu Noura dalam mengambil keputusan yang didorong oleh das ich sangat kuat sehingga mempengaruhi cukup kuat terwujudlah tindakan fitnah dan berbuat bohong untuk bisa mencapai keinginannya bisa menikah dengan Fahri. Das ueberich tidak mampu menahannya tekanan dari ego Noura, maka perilaku yang ditampilkan oleh Noura adalah tindakan tidak berperikemanusiaan. Sehingga dari tindakan yang dilakukan Noura dapat merugikan orang lain yaitu Fahri dan keluarganya. Pelanggaran terha- dap standar moral inilah yang menimbulkan rasa bersalah dapat pula disebabkan oleh perilaku neurotik, yakni ketika individu merasa tidak bisa mengatasi problem hidup seraya menghindarinya melalui manuver defensif yang mengakibatkan rasa bersalah dan tidak bahagia jika Noura tidak bisa mendapatkan Fahri.

244

3. Perilaku Tokoh dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Implikasinya dengan Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Sastra di SMA

Berdasarkan hasil analisis perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel Ayat-Ayat Cinta, terdapat perilaku yang “hasanah” sikap dan perilaku religius, jujur, toleransi, disiplin, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kemudian penulis kaitkan dengan nilai-nilai pendidikan karakter pada tujuan pembelajaran sastra di SMA berdasarkan kurikulum 2013 yang terdapat pada KI dan KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik secara lisan maupun tertulis. dan KD 4.1 Menginterpretasikan makna teks novel baik secara lisan maupun tertulis.

Siswa berapresiasi terhadap perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu yang

“Hasanah” dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El SHirazy

dapat membentuk kepribadian peserta didik dengan nilai-nilai pendidikan karakter, untuk menanamkan sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman EL Shirazy dengan pendidikan karakter pada pembelajaran sastra di SMA.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut.

a. Bagi guru, hendaknya lebih memahami perilaku atau karakter peserta didiknya terlebih dahulu sebelum memberikan penekanan tujuan pada pembelajaran yang

245

akan dicapai. Sehingga perilaku yang digambarkan tokoh dalam cerita, maka menjadi teladan bagi peserta didik.

b. Hendaknya kita sebagai pendidik menguasai ilmu psikologi kepribadian agar lebih berorientasi pada perkembangan kepribadian para peserta didik guna pencapaian tujuan belajar dapat dicapai secara maksimal dan dapat meneladani perilaku tokoh yang ‘hasanah’ yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi pembaca, hasil penelitian perilaku tokoh yang ‘hasanah’ dalam novel Ayat-Ayat Cinta merupakan salah satu perilaku tokoh dari segi kebaikan, namun dari segi perilaku tokoh yang lain tidak peneliti kemukakan. Demi kesempurnaan penelitian lebih lanjut, maka dapat mengadakan penelitian sejenis tentang perilaku yang lebih lengkap dan lebih dalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Badudin dan Robiah, Eneng. 2004. Belajar Efektif Aqidah Akhlak. Jakarta: Intimedia Cipta Nusantara.

Ali, M dan Asrori, M. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ampera, Taufik. 2010. Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis Aktivitas. Bandung: Widya Padjadjaran.

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Daryanto dan Darmiatun, Suryatri. 2013. Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.

Depdiknas, 2004. Model Pengintegrasian Budi Pekerti ke dalam Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Ditjend. Pendidikan Dasar dan Menengah,

Depdiknas.

Eagliton, Terry, 2007. Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : CAPS. El Shirazy, Habiburrahman. 2008. Ayat-Ayat Cinta. Jakarta : Republika. http://asrivera97.wordpress.com/tugas-tugas/data-data bahasa

Koesoema A, Doni. 2011. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : Grasindo.

Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra (Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Mujiman. 2011. Membangun Insan Berjiwa Mulia. Surabaya: Insan Cendekia. Munaris.2012. Karya Sastra Dan Pembaca (Kajian Respsi Sastra). Tulungagung:

Cahaya Abadi.

Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Bandung : PT Bumi Aksara.

Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.

Semiun, OFM, Yustinus. 2013. Teori-Teori Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius.

Siswasih, dkk. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMK Kelas XII. Bekasi: PT Galaxi Puspa Mega.

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh Dalam Cerpen Indonesia. Bandarlampung :

Unila.

Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tarigan, Henry Guntur. 2011.Dasar-Dasar Psikosastra.Bandung : Angkasa. Taufik. 2012. Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta : Raja Grasindo Persada. Wellek & Werren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia.

Dokumen terkait