• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian merupakan rangkain cara terstruktur atau sistematis yang digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban yang tepat atas apa yang menjadi permasalahan pada penelitian. Hal ini dapat mengenai tata cara pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis data serta penulisan laporan penelitian.32

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah penelitian hukum normatif yang mengkaji hukum atau peraturan-peraturan tertulis.33 Penelitian ini akan dikaji secara normatif dengan cara mempelajari dan meneliti dari lingkup dan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan 2 (dua) metode antara lain:

a. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi terutama terhadap Undang-Undang Jabatan Notaris mengenai kewajiban Notaris yang diatur di dalam

32 Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum (Bandung: Alfabeta, 2014).

Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Pendekatan perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari Undang-Undang Jabatan Notaris mengenai ketentuan perundang-undangan lain yang dapat dirujuk untuk mempertajam pemahaman tentang ketentuan Undang-Undang Jabatan Notaris.

b. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)

Pendekatan ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Pendekatan ini menjadi penting sebab pemahaman terhadap pandangan atau doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi

pijakan untuk membangun argumentasi hukum ketika

menyelesaikan isu hukum yang dihadapi. Pandangan atau doktrin akan memperjelas ide-ide dengan memberikan pengertian-pengertian hukum, konsep hukum, maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan.

3. Bahan Hukum Penelitian

Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder yaitu menggunakan bahan-bahan kepustakaan yang dapat berupa dokumen, buku-buku, laporan, arsip, dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan. Dalam penelitian hukum normatif bahan pustaka merupakan bahan dasar yang dalam ilmu penelitian umumnya disebut dengan bahan hukum sekunder.

34

Sumber bahan hukum sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif).34 Bahan hukum primer terdiri atas:

1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

4) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 5) Kode Etik Notaris.

6) Kode Etik PPAT. b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang merupakan dokumen yang tidak resmi.35 Publikasi tersebut terdiri dari:

34 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2013).

1) Buku-buku teks yang membicarakan suatu dan/atau beberapa permasalahan hukum.

2) Kamus-kamus hukum. 3) Jurnal-jurnal hukum.

Kegunaan bahan hukum sekunder adalah memberikan petunjuk kepada peneliti untuk melangkah, baik dalam membuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan konseptual bahkan menentukan metode pengumpulan dan analisis bahan hukum yang akan dibuat sebagai hasil penelitian

c. Bahan hukum tersier

Bahan-bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang dapat memperjelas suatu persoalan atau suatu istilah yang ditemukan pada bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, karya ilmiah, majalah, surat kabar, materi seminar, makalah, sumber dari internet, dan lain sebagainya. Bahan-bahan hukum tersier tersebut untuk memperluas wawasan peneliti dan/atau memperkaya sudut pandang peneliti.36 4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Penelitian

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara. Pengumpulan bahan hukum dalam penelitian normatif merupakan metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti

36

bahan pustaka atau data sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi dokumen ini berkaitan erat dengan sumber bahan hukum yang digunakan. Studi dokumen adalah suatu alat pengumpulan bahan hukum yang dilakukan melalui bahan hukum tertulis dengan mempergunakan content analisys.37

Dokumen-dokumen yang diperoleh merupakan hasil penelitian dokumen dari bahan kepustakaan untuk mempertajam pemahaman terhadap objek yang diteliti maka dilakukan juga penggalian bahan-bahan hukum secara langsung kepada Notaris yang praktik di Indonesia.

Sedangkan teknik pengumpulan dalam penelitian digunakan wawancara. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.38 Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara terhadap Hakim Pengadilan Negeri dan Pengurus Wilayah IPPAT Kota Palembang.

5. Teknik Pengolahan Bahan Hukum Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan bahan hukum dengan cara sebagai berikut.

a. Editing, yaitu penulisan meneliti kembali terhadap bahan hukum yang diperoleh sehingga kelengkapan dapat dilengkapi apabila

ditemukan bahan hukum yang belum lengkap serta

37 Marzuki, Penelitian Hukum.

memformulasikan bahan hukum yang penulis temukan ke dalam kalimat yang lebih sederhana.

b. Sistematisasi, yaitu melakukan seleksi terhadap bahan hukum kemudian melakukan klasifikasi menurut penggolongan bahan hukum dan menyusun data hasil penelitian tersebut secara sistematis yang dilakukan secara logis, artinya ada hubungan dan keterkaitan antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain.

c. Analisis, yaitu penulis menganalisis hasil penelitian berdasarkan bahan hukum yang diperoleh.39

6. Teknik Analisis Bahan Hukum Penelitian

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu semua data yang diperoleh disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan terhadap masalah yang dibahas. Setelah analisis data selesai, maka disajikan secara deskriptif yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan masalah yang diteliti.

7. Teknik Penarikan Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan teknik penarikan kesimpulan deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari yang yang hal umum menuju ke hal yang khusus (inti dari bacaannya). Deduktif ada 3 (tiga) macam yaitu: a. Silogisme, yaitu penarikan kesimpulan yang diawali dengan

ungkapan umum (premis mayor) kemudian diikui oleh ungkapan

39 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

38

khusus (premis minor) yang kemudian ditariklah kesimpulan dari kedua hal tersebut.

b. Sebab-akibat, yaitu penarikan kesimpulan ini diawali dengan sebab yang kemudian diikuti oleh beberapa akibat untuk memperkuat pernyataan.

c. Akibat-sebab, yaitu penarikan kesimpulan yang diawali dengan

akibat yang kemudian diikuti oleh sebab-sebab untuk mendukung suatu pernyataan.

Abdulkadir Muhammad. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004. Achmad, Mukti Fajar dan Yulianto. Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Adjie, Habib. Hukum Notaris Di Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004

Tentang Jabatan Notaris. Bandung: Refika Aditama, 2014.

———. “Konsep Notaris Mayatara: Notaris Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan

Persaingan Global.” edited by Annalisa Y dan Agus Trisaka. Palembang: Unsri Press, 2020. ———. Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Bandung: Refika Aditama, 2015.

———. Sanksi Perdata Dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik. Bandung: Refika Aditama, 2017.

———. Sekilas Dunia Notaris Dan PPAT Indonesia. Bandung: CV Mandar Maju, 2009. Afifah, Kunni. “Tanggung Jawab Dan Perlindungan Hukum Bagi Notaris Secara Perdata Terhadap Akta Yang Dibuatnya.” Jurnal Lex Renaissance 2, no. 1 (2017): 147–61. https://doi.org/10.20885/jlr.vol2.iss1.art10.

Agustina, Rosa. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003.

Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013. Andasasmita, Komar. Notaris I. Bandung: Sumur, 1984.

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Baharudin. “Kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ppat) Dalam Membuat Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya” 2, no. 3 (2014).

Bahri, Syamsul. “Kewenangan Notaris: Sertifikasi Transaksi Elektronik (Cyber Notary).” edited by Annalisa Y dan Agus Trisaka. Palembang: Unsri Press, 2020.

Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

BPN, Keputusan Meteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala. KODE ETIK IKATAN PEJABAT PEMBUAT TANAH (2017).

Budiono, Herlien. Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum Perjanjian

Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia. Banduang: Citra Aditya Bakti, 2015.

Cahya, Kadek, and Susila Wibawa. “Menakar Kewenangan Dan Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah ( Ppat ) Dalam Perspektif Bestuurs Bevoegdheid.” Crepido 01, no. 01 (2019): 40–51.

Christine Cst Kansil, S.T Kansil, Engelien R, Palendeng and Godlieb N Mahamit. Kamus Istilah

Hukum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Citra Mido, Muhammad Tiantanik, I Nyoman Nurjaya, and Rachmad Safa’at. “Tanggung Jawab Perdata Notaris Terhadap Akta Yang Dibacakan Oleh Staf Notaris Di Hadapan Penghadap.”

Lentera Hukum 5, no. 1 (2018): 156. https://doi.org/10.19184/ejlh.v5i1.6288.

Cruz, Peter de. Perbandingan Sistem Hukum: Commons Law, Civil Law, Dan Sicialist. Edited by Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media, 2014.

Dillah, Suratman dan Philips. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Alfabeta, 2014.

Diradja, Santia Dewi dan Fauwas. Panduan Teori Dan Praktik Notaris. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011.

Djojodridjo, M.A. Moegni. Perbuatan Melawan Hukum: Tanggung Gugat (Aansprakelijkheid)

Untuk Kerugian Yang Disebabkan Karena Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Pradnya

Paramita, 1979.

Dominikus Rato. Filsafat Hukum Mencari Dan Memahami Hukum. Yogyakarta: Laksbang Presindo, 2010.

E. Sumaryono. Etika Profesi Hukum Norma-Norma Bagi Penegak Hukum. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Febrian, Titik Triwulan dan Shinta. Perlindungan Hukum Bagi Pasien. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010.

Fence M Wantu. Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: Reviva Cendekia, 2015.

Fuady, Munir. Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer. Bandung: PT Citra Aditya, 2005.

“Wawancara II Tanggal 10 Juni 2020,” n.d.

Handoko, Widhi. Kebijakan Hukum Pertanahan. Yogyakarta: Thafa Media, 2014. Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian Dan Putusan Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Hardjasoemantri, Koesnadi. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Hasbullah, H.R. Sarjono dan Frieda Husni. Bunga Rampai Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: IND-HILL-CO, 2003.

HS, Salim. Teknik Pembuatan Suatu Akta (Konsep Teoritis, Kewenangan Notarism Bentuk Dan

Minuta Akta). Jakarta: Raja Grafindo Persada, n.d.

Ikatan Notaris Indonesia. “Perubahan Kode Etik Notaris Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia,” 2015.

Indonesia, Pengurus Pusat Ikatan Notaris. Jati Diri Notaris Indonesia (Dulu, Sekarang, Dan Di

Masa Datang). Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008.

Kelsen, Hans. General Theory of Law and State. Bandung: Nusa Media, 1971. Kobach, Kris W. Kansas Notary Public Handbook. American: Topeka, 2006. Komariah. Hukum Perdata. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2001.

Leliana, Fifian. “Tinjauan Hukum Terhadap Permohonan Pembatan Akta Jual Beli Yang Dibuat Oleh Notaris/PPAT (Studi Kasus PT. Wahana Wijaya Lestari Reality Dengan Yo Swie Tjin).” Jurnal Akta 4, no. 3 (2017): 305–12.

Lengkong, Mario Randy. “Perbuatan Melawan Hukum Oleh Notaris Dalam Akta Perjanjian Yang Memberikan Keterangan Palsu.” Lex Adminisratum 53, no. 9 (2017): 1689–99. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

Lubis, M. Solly. Filsafat Ilmu Dan Penelitian. Bandung: Mandar Maju, 2007.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Mukti Arto. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004.

Musofa. Tuntunan Pembuatan Akta-Akta PPAT. Yogyakarta: Karya Media, 2014.

Niuwenhuis, J.H. Pokok-Pokok Hukum Perikatan (Hoofdstukken Verbintenissenrecht). Edited by Djasadin Saragih. Surabaya: Airlangga University Press, 1985.

Notodiserojo, R. Soegondo. Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Pemerintah, Peraturan. Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (n.d.).

Purbacaraka. Memahami Kepastian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010.

Purwaningsih, Endang. “Bentuk Pelanggaran Hukum Notaris Di Wilayah Provinsi Banten Dan Penegakan Hukumnya.” Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada 27, no. 1 (2015): 14. https://doi.org/10.22146/jmh.15907.

Putra, I Wayan Eka Darma. “Dasar Pembagian Kewenangan Notaris Dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Bidang Pertanahan.” Rechtidee 8, no. 33 (2018): 44.

Putri, A.R. Perlindungan Hukum Terhadap Notaris (Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris

Yang Berimplikasi Perbuatan Pidana). Jakarta: PT Softmedia, n.d.

R. Wirjono Prodjodikoro. Azas-Azas Hukum Perjanjian. Bandung: Mandar Maju, 2011.

Rafiani, Hartanti Sulihandari dan Nisya. Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris. Jakarta: Dunia Cerdas, 2013.

RI, Peraturan Pemerintah. Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah (n.d.).

Safa’at, Jimly Asshiddiqie dan Ali. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006.

Santoso, Urip. Hukum Agraria Dan Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006.

“Wawancara I Tanggal 11 Juni 2020,” n.d.

Soekidjo Notoatmojo. Etika Dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2018.

Suhardini, Aprilia Putri. “Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pembuatan Akta Autentik.” Jurnal Akta, no. 2 (2018).

https://doi.org/10.1051/matecconf/201712107005.

Susanto, Eko Adi. “Pertanggungjawaban Pidana Yang Memakai Surat Palsu Ditinjau Dari Pasal 263 Ayat (2) KUHP.” Jurnal Daulat Hukum 53, no. 9 (2018): 1689–99.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

Suseno, Franz Magnis. Etika Sosial, Proyek Pengembangan Mata Kuliah. Jakarta: APTIK, 1998. Thaw, Deborah M. The Notary Public and Its Impact in 2lst Century, A Presentation at the

NACO, 2000.

Thendean, Hendryan. “Keabsahan Jual Beli Tanah Yang Dilakukan Tanpa Akta Pejabat Pembuat Tanah Menurut Pasal 1457 KUHPerdata.” Lex Privatum 1, no. 1 (2017): 1–10.

https://doi.org/10.1037/0022-3514.51.6.1173.

Tjitrosubidio, R. Soebekti dan R. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bugerlijk Wetboek). Jakarta: Pradnya Paramita, 2008.

Tobing, G.H.S. Lumban. Peraturan Jabatan Notaris. Jakarta: Erlangga, 1996.

Trisnomurti, Ria. “Tugas Dan Fungsi Majelis Pengawas Daerah Dalam Menyelenggarakan Pengawasan, Pemeriksaan, Dan Penjatuhan Sanksi Terhadap Notaris” 2, no. 2 (2017): 127– 40. https://doi.org/10.22225/jn.2.2.353.127.

Triyono. “Tanggungjawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Dan Implikasi Hukumnya Bagi Masyarakat Umum.” Al-Qodiri: Jurnal

Pendidikan, Sosial Dan Keagaaman 17, no. 21 (2019): 167–92.

Utami, Pipit Saputri. “Pertanggungjawaban Notaris/PPAT Terhadap Akta Pemindahan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan Yang BPHTB-Nya Belum Dibayar.” Jurnal Wawasan Yuridika

3, no. 2 (2019): 235. https://doi.org/10.25072/jwy.v3i2.282.

Y, Annalisa. “Cyber Notary: Antara Peluang Dan Pembatasan Dalam Transaksi Elektronik Di Indonesia.” edited by Annalisa Y dan Agus Trisaka. Palembang: Unsri Press, 2020.

Dokumen terkait