• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Lokasi pengambilan sampel ikan dilakukan di Perairan Selat Malaka Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Gambar 3). Analisis sampel dan identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Petanian, Universitas Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gillnet yang berfungsi untuk menangkap ikan tamban (Sardinella albella), penggaris untuk mengukur

xxxi

panjang ikan, timbangan analitik untuk menimbang bobot ikan, GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik koordinat pada stasiun sa mpling, refraktometer digunakan untuk mengukur salinitas air, thermometer untuk mengukur suhu air, Secchi disk untuk mengukur kecerahan air, Cool box untuk wadah sampel, kapal berukuran 2 GT.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tamban sebagai sampel penelitian, bahan untuk mengukur DO yaitu MnSO4, KOH-KI, H2SO4, Na2S2O3, dan amilum.

Deskripsi Area

Adapun deskripsi area penelitian tiap stasiun adalah sebagai berikut : a. Stasiun 1

Stasiun ini terletak di daerah paling dekat dengan muara yang secara geografis terletak pada 03º 30’ 19,7” LU dan 099º 16’ 55,7” LS sampai 03º 30’ 07,4” LU dan 099º 17’ 10,3” LS. Kondisi stasiun 1 disajikan pada Gambar 4.

xxxii b. Stasiun 2

Stasiun ini berjarak ±1 mil dari stasiun 1 dan jarak dengan bibir pantai ±2 mil yang secara geografis terletak pada 03º 29’ 40,3” LU dan 099º 18’ 06,6” LS sampai 03º 29’ 32,5” LU dan 099º 18’ 19,5” LS. Kondisi stasiun 2 disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Stasiun 2 c. Stasiun 3

Stasiun ini berjarak ±1 mil dari stasiun 2 dan jarak dengan bibir pantai ±2 mil yang secara geografis terletak pada 03º 29’ 20,3” LU dan 099º 18’ 58,4” LS sampai 03º 29’ 09,4” LU dan 099º 19’ 08,1”. Kondisi stasiun 3 disajikan pada Gambar 6.

xxxiii

Prosedur Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ikan tamban dilakukan selama 3 bulan mulai dari Maret sampai dengan Mei 2015 sebanyak 3 kali dengan interval waktu pengambilan sampel 1 bulan sekali. Ikan tamban diambil secara acak dari 3 titik atau stasiun. Jarak antar stasiun yaitu masing-masing ±1 mil. Pengambilan ikan menggunakan alat tangkap gillnet dengan mesh size 3,8 cm. Gillnet diturunkan ke perairan dengan pergerakan perahu yang berlawanan dengan lurus, setelah 1,5 – 2 jam gillnet diangkat ke atas perahu. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 - 100 ekor perstasiun pengambilan sampel yang dikumpulkan dalam 3 cool box. sampel ikan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Saanin (1968), sampel ikan diukur panjang dan ditimbang bobotnya kemudian sampel ikan dibedah diamati gonadnya untuk membedakan ikan jantan dan betina setelah itu dicatat dalam tabulasi data.

Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan

Faktor-faktor lingkungan yang diukur adalah suhu, salinitas, pH, DO (Dissolved Oxygen), kecerahan dan pasang surut.

a. Suhu (ᴼC)

Pengukuran suhu perairan dengan menggunakan thermometer, dengan cara thermometer dimasukkan langsung ke dalam perairan dan dibiarkan beberapa saat lalu dicatat skala yang tertera pada thermometer tersebut.

b. Salinitas

Pengukuran salinitas dengan menggunakan alat refraktometer, dengan cara meneteskan air pada alat lalu bibaca dan dicatat salinitasnya.

xxxiv

c. Derajat Keasaman (pH)

Pengukuran pH air dilakukan menggunakan pH meter. Sebelumnya dikalibrasi dengan menggunakan aquades hingga netral (pH 7). pH meter dimasukkan langsung kedalam perairan, lalu dibaca nilainya dan dicatat, setelah diselesai digunakan pH meter di kalibrasi kembali dengan menggunakan aquades.

d. Kecerahan

Kecerahan diukur dengan menggunakan secchi disk yang dimasukkan kedalam perairan dengan tali tegak lurus terhadap permukaan laut, dengan cara secchi disk dimasukkan ke dalam perairan sampai tidak terlihat, lalu ditarik hingga secchi disk terlihat kembali.

e. DO (Dissolved Oxygen)

Pengukuran oksigen terlarut (DO) menggunakan metode winkler dengan menggunakan MnSO4, KOH-KI, H2SO4, Na2S2O3, dan amilum.

f. Pasang Surut

Pasang surut diamati secara langsung dan dari keterangan dari nelayan dan warga setempat.

Analisis Data

Hubungan Panjang dan Bobot Tubuh

Hubungan panjang dengan bobot hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Analisis pertumbuhan panjang dan bobot bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan tamban di alam. Untuk mencari hubungan antara panjang dan bobot tubuh ikan digunakan persamaan sebagai berikut (Effendie, 1979):

xxxv W = aLb Keterangan:

W = Berat tubuh ikan (gram)

L = Panjang ikan (mm)

a dan b = konstanta

Kemudian dilakukan transformasi kedalam logaritma, menjadi persamaan linier atau garis lurus sehingga berbentuk persamaan menjadi:

Log W = log a + b log L

Hubungan panjang bobot, dihitung dengan rumus regresi linier seperti berikut ini:

Y = a + bx Keterangan :

Y = berat ikan (gram)

x = panjang ikan (cm)

a dan b = bilangan yang harus dicari

Uji t dilakukan terhadap nilai b untuk mengetahui apakah b=3 (isomertik) atau b≠3 (alometrik).

Faktor Kondisi

Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan baik dilihat dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup maupun untuk bereproduksi. Jika pertumbuhan ikan tamban termasuk pertumbuhan isometrik (b=3), maka nilai faktor kondisi (K) dapat dihitung dengan rumus berikut (Effendie, 1997):

a. Faktor kondisi dihitung dengan menggunakan persamaan Ponderal Index, untuk pertumbuhan isometrik (b=3) faktor kondisi (KTL) dengan menggunakan rumus:

KTL = 105 W L3

xxxvi

b. Sedangkan jika pertumbuhan tersebut bersifat allometrik (b≠3), maka faktor kondisi dapat dihitung dengan rumusnya:

Kn = W aLb

Parameter Pertumbuhan (L∞, K) dan t0 (Umur Teoritis)

Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan (K) dan L dilakukan dengan menggunakan metode Ford-Walford. Metode Ford Walford merupakan metode sederhana untuk menduga parameter pertumbuhan L∞ dan K dari parameter Von Bertalanffy dengan interval waktu pengambilan contoh yang sama Effendie (2002). Sedangkan nilai dugaan t0 (umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol). Berikut ini adalah persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy.

Lt = L∞ (1 – e-K(t-t0)) Keterangan:

Lt = Panjang ikan pada saat umur t (satuan) L∞ = Panjang asimtot (min)

K = Koefisien pertumbuhan (per satuan waktu)

t0 = Umur teoritis ikan pada saat panjangnya sama dengan nol

Laju Eksploitasi

Pendugaan laju eksploitasi ikan tamban dilakukan dengan penentuan parameter-parameter pertumbuhan yang telah dihitung sebelumnya. Setelah nilai ini diketahui, maka dilakukan pendugaan laju mortalitas (Z) berdasarkan persamaan Beverton dan Holt (Sparre dan Venema, 1998).

Z = K * �−�

�−�

Pendugaan laju mortalitas alami menggunakan rumus empiris Pauly (1983) diacu oleh Spare dan Vanema (1998):

xxxvii

Log M = - 0,152 – 0,279*Log K + 0,463*Log T dimana T merupakan suhu perairan.

Nilai Z dan M digunakan untuk menduga laju kematian ikan akibat penangkapan (F) dengan menggunakan persamaan:

F = Z – M

Berdasarkan nilai tersebut maka laju eksploitasi ikan (E) dapat diduga dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

E = F / (F + M) Keterangan :

E = laju eksploitasi

F = koefisien kematian penangkapan M = koefisien kematian alami

Ketentuan:

1. Jika E > 0,5 menujukkan tingkat eksploitasi tinggi (overfishing). 2. Jika E < 0,5 menunjukkan pemanfaatan optimal.

xxxviii

Dokumen terkait