Populasi dan sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Alasan peneliti mengambil periode penelitian tahun 2013 yaitu pada tahun 2012 dikeluarkan SK Bapepam-LK (kini OJK) KEP-431/BL/2012 yang berisi tentang kewajiban
12
penyampaian laporan tahunan pada laman website emiten atau perusahaan publik. Dengan diterbitkannya SK baru perusahaan mengungkapkan informasi akuntansinya pun lebih lengkap dan sesuai dengan peraturan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tahun 2013.
Data yang digunakan adalah checklist IFR yang digunakan oleh Almilia (2008) dan beberapa data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan, laporan keuangan tahun 2013 dan website perusahaan. Kriteria pemilihan Sampel penelitian ini adalah :
1. Perusahaan menggunakan website untuk mencantumkan laporan keuangan dan berbagai informasi non keuangan lainnya dan tetap aktif selama periode penelitian.
2. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk semua pengukuran variabelnya.
3. Tidak memiliki ekuitas negatif
Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua model penelitian yang berbeda. Perbedaan kedua model tersebut terletak pada pengukuran variabel IFR sebagai variabel dependen. Pada Model 1, digunakan ukuran total IFR, sementara pada Model 2 variabel IFR dipecah berdasarkan komponennya. Persamaan ini mengikuti model yang digunakan oleh Botosan (1997), yang juga digunakan oleh Hail (2002) dan Francis et al. (2005).
13 Model 1 :
COE = α +β1 IFR+β2size+ β3ROA+ β4DE+ β5MB+ β6GROWTH+ β7finance
Model 2 :
COE = α + β1indeks content+ β2indeks Timeliness+ β3indeks Technology+ β4indeks User Support+ β5size+ β6ROA+β7DE+ β8MB+ β9GROWTH+ β10finance
Keterangan:
COE = Cost of equity capital
IFR = indeks IFR, menggunakan indeks dalam penelitian Almilia (2008) berdasarkan checklist yang dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Indeks Content = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek konten/isi kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek konten/isi dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item konten adalah 19 item.
Indeks Timeliness = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek ketepatan waktu kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek ketepatan waktu dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item timeliness adalah 9 item. Indeks Technology = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek teknologi kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek teknologi dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item teknologi adalah 6 item.
14
Indeks User Support = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek user support kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek user support dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item konten adalah 7 item.
SIZE = adalah ukuran perusahaan di hitung dengan menggunakan natural logaritma total asset 2013
ROA = diukur dengan mengunakan return on asset ratio 2013
DE = debt to equity ratio yang merupakan ukuran hutang perusahaan dan diukur dengan melihat total debt perusahaan 2013 dengan total ekuitas 2013
MB = adalah market to book ratio,yang diukur dengan melihat harga saham per lembar dengan book value per share pada tanggal 31 Desember 2013
Growth = adalah tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan melihat pertumbuhan penjualan per perusahaan. Sales t-Sales t-1
Sales t-1
Finance = adalah rasio hutang luar negeri perusahaan 2013 dengan total kewajiban
jangka panjang 2013
Menurut Hail and Leus(2005), COE diukur dengan persamaan:
COE =
15 Teknik dan Analisis Data
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena sesuai dengan aras ukur konsep yang digunakan. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah SPSS.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis adalah:
1. Statistik Deskriptif
Sugiyono (2009) menyatakan, statistik diskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Tujuan pengujian ini adalah untuk mempermudah pemahaman variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik diskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi
2. Uji Pearson Corelation
Uji Pearson Corelation merupakan ukuran keeratan hubungan diantara hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi berdistribusi normal serta dapat digunakan pada data interval atau rasio.
3. Analisis Regresi berganda
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika
16
koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel
17
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan yaitu pada perusahaan manufaktur yang memiliki informasi mengenai semua pengukuran variabel penelitian pada tahun 2013. Dalam hal ini diperoleh sebanyak 76 sampel penelitian .
Tabel sample
No Kriteria Jumlah
1 Total perusahaan Manufaktur 152
2 Yang tidak menggunakan website untuk mencantumkan
laporan keuangan dan non keuangan (19) 3 Yang tidak memiliki data lengkap untuk semua
pengukuran variabel (50)
4 Memiliki ekuitas negatif (7)
5 Total sampel penelitian 76
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat kecenderungan dari masing-masing variabel penelitian. Tabel 1 menyajikan ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel.
18 Tabel 1
Statistik deskriptif variabel penelitian
N Minimum Maximum Mean Std dev COE 76 0,0000 0,0347 0,0103 0,0090 IFR 76 0,4146 1,1463 0,7468 0,1641 CONTENT 76 0,6842 1,1053 0,8913 0,1128 TIMELINESS 76 0,0000 1,4444 0,4912 0,3794 TECHNOLOGY 76 0,0000 1,8333 0,7149 0,3847 USER SUPPORT 76 0,4286 1,5714 0,7105 0,2720 SIZE 76 10,9925 14,3304 1,2301 0,7033 ROA 76 -9,10 71,51 8,7237 11,4284 DE 76 0,05 84,20 2,7738 10,0872 MB 76 0,25 36,00 3,2462 5,8759 GROWTH 76 -0,5276 3,3238 0,1779 0,4371 FINANCE 76 -5,7326 38,6742 2,0213 6,3343 Valid N (listwise) 76
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
Statistik deskriptif dalam penelitian ini, rata-rata variabel dependen COE sebesar 0.0103 dengan COE terbesar 0.0347 yang dimiliki PT Pelangi Indah Canindo. Indeks rata-rata IFR untuk model pertama memiliki rata-rata 74.68%, sementara nilai tertinggi dimiliki PT Semen Indonesia sebesar 1.1463. Sedangkan masing-masing aspek yaitu aspek konten, ketepatan waktu, teknologi dan user support rata-ratanya adalah 89.13%, 49.12%, 71.39%, 71.05%. Dari keempat aspek IFR yang dilakukan terlihat perusahaan dalam sampel ini lebih memperhatikan aspek konten dari website nya dibandingkan yang lain. Perusahaan yang memiliki ukuran terbesar atau size adalah PT Astra International, sementara perusahaan yang memiliki ROA tertinggi adalah PT Unilever Indonesia. Perusahaan dengan struktur hutang terbesar adalah PT Fast Food Indonesia, perusahaan dengan market to book ratio terbesar adalah PT Unilever Indonesia. Perusahaan dengan
19
manufacturing and commerce sebagai perusahaan dengan struktur hutang luar negeri tertinggi.
Hasil pengujian Pearson Correlation sebagaimana disajikan dalam Lampiran 2 menunjukkan bahwa hubungan antara COE dengan IFR mempunyai korelasi yang lemah. Namun jika dilihat dari keempat aspek, yaitu : aspek konten, ketepatan waktu dan teknologi berpengaruh signifikan negatif terhadap COE, sedangkan aspek user support mempunyai pengaruh negatif dengan korelasi yang sangat lemah. Dari seluruh variabel kontrol semuanya memiliki pengaruh negatif terhadap variabel dependen yaitu COE. Pada kedua model terdapat masalah Autokorelasi namun permasalahan ini diselesaikan dengan mengubah kriteria angka durbin watson yaitu diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak ada autokorelasi.
Tabel 2 Hasil regresi model 1
Unstandardized coefficients Standardized coefficients t Sig B Std Error Beta (constant) 0,069 0,160 4,302 0,000 IFR -0,140 0,007 -0,262 -2,192 0,032 SIZE -0,004 0,001 -0,290 -2,608 0,011 ROA -9,313 0,000 -0,118 -0,781 0,438 DE -4,600 0,000 -0,051 -0,515 0,608 MB 0,000 0,000 -0,163 -1,045 0,300 GROWTH 0,001 0,002 0,041 0,412 0,682 FINANCE 0,000 0,000 -0,101 -1,004 0,319
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
Hasil uji regresi Model 1 sebagaimana disajikan dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa praktek IFR yang diukur secara total yaitu dengan
20
menggunakan variabel IFR mempunyai t hitung sebesar -2.192 dengan signifikansi sebesar 0.032. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0.05. Hal ini berarti bahwa IFR memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap COE. Dengan demikian H1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gulo (2000) yang menyatakan bahwa luas pengungkapan yang dibuat perusahaan berpengaruh negatif cost of equity capital. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi luas pengungkapan yang disajikan dalam website perusahaan akan mengurangi COE karena semakin berkurangnya asimetri informasi yang terjadi antara pihak dalam dan pihak luar perusahaan sehingga estimasi risiko investor terhadap perusahaan menjadi semakin rendah, rendahnya risiko tersebut dapat berujung pada menurunnya COE. Sementara itu terlihat adanya variabel kontrol yang berpengaruh signifikan terhadap COE, yaitu variabel Size dengan nilai t hitung -2.608 dan signifikansi 0.011. Perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi yang lebih lengkap untuk menjaga reputasi dan image perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1978). Perusahaan yang besar membutuhkan pengungkapan yang lebih banyak karena cakupan perdagangannya yang luas (Brennan dan Hourigan, 1999). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya diantaranya Uyar (2012), Anna (2013), Marston dan Polei (2004), Brennar dan Hourihan (2000), Prabowo dan Angkoso(2006), Siregar et.al (2010).
21 Tabel 3 Hasil regresi model 2
Unstandardized coefficients Standardized coefficients t sig B Std Error Beta (Constant) 0,072 0,017 4,308 0,000 CONTENT -0,013 0,010 -0,167 -1,310 0,195 TIMELINESS 0,000 0,003 -0,034 -0,287 0,775 TECHNOLOGY -0,005 0,003 -0,204 -1,740 0,087 USER SUPPORT 0,000 0,004 -0,029 -0,269 0,789 SIZE -0,004 0,001 -0,279 -2,412 0,019 ROA 0,000 0,000 -0,143 0,913 0,365 DE -1,272 0,000 -0,014 -0,133 0,894 MB 0,000 0,000 -0,120 -0,748 0,457 GROWTH 0,001 0,002 0,066 0,641 0,524 FINANCE 0,000 0,000 -0,117 -1,136 0,260 Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
Hasil uji regresi model 2 telah disajikan dalam tabel 3. Dari hasil uji tersebut terlihat bahwa praktek IFR yang dinilai masing-masing komponen yaitu konten, ketepatan waktu, dan user support tidak berpengaruh signifikan terhadap COE, sehingga hipotesis 2, 3, dan 5 ditolak. Sedangkan komponen teknologi berpengaruh lemah terhadap Cost of equity capital. Hal ini berbeda dengan penelitian Thamrin (2013) karena indeks IFR dan obyek penelitian yang digunakan tidak sama sehingga kemungkinan hasilnya pun berbeda. Selain itu perusahaanjika dilihat dari data yang diperoleh, misal perusahaan PT Delta Djakarta yang memiliki nilai COE terendah dengan PT Pelangi Indah Canindo dengan nilai COE tertinggi, keduanya memiliki nilai yang sama pada aspek
22
content tidak mempengaruhi COE karena apabila COE rendah belum tentu nilai
aspek content juga rendah atau tinggi. Penyebab tidak adanya pengaruh signifikan aspek konten terhadap COE adalah sifat pelaporan keuangan melalui internet (IFR) yang sebelumnya hanya bersifat sukarela sehingga banyak perusahaan yang memilih tidak mencantumkan laporan keuangan dalam website perusahaan dan belum adanya ketegasan seperti peraturan baru yang dikeluarkan Bapepam-LK bahwa perusahaan wajib mencantumkan laporan tahunan dalam website perusahaan dan mewajibkan untuk semua emiten atau perusahaan publik memiliki
website perusahaan, ini akan membuat manager untuk mempertimbangkan antara
biaya dan manfaat yang diperoleh. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap COE, ini sejalan dengan penelitian Syafrudin (2006) bahwa ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. Ini sulit untuk dijelaskan karena dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mengapa ketepatan waktu tidak mempengaruhi laba. Ini juga didukung oleh data statistik yang ada, yaitu PT Gudang garam yang memiliki nilai COE sebesar 0.0011 dan PT Indofarma yang memiliki nilai COE 0.0281, keduanya memiliki nilai pada aspek ketepatan waktu yang sama yaitu sebesar 0.7778. Sedangkan aspek user support dengan data yang diperoleh PT Mustika Ratu dan PT Mandom Indonesia memiliki nilai COE masing-masing yaitu 0.0086 dan 0.0023, tetapi keduanya memiliki nilai dalam aspek user support yang sama yaitu 0.7143. Dari data tersebut terlihat bahwa aspek user support juga tidak berpengaruh terhadap cost of
23
dapat dikaitkan dengan biaya pengelolaan informasi yang disajikan melalui masing-masing web. Telah menjadi hukum alam dalam dunia bisnis jika biaya yang dikeluarkan semakin tinggi, maka laba yang dihasilkan akan semakin rendah. Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing untuk tidak melakukan praktek IFR, manajemen akan selalu mempertimbangkan cost and
benefit dari tiap keputusan yang diambil. Pertimbangan manajemen untuk
mengungkapkan informasi melalui internet dipengaruhi oleh faktor biaya. Banyak perusahaan belum memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website, baik untuk informasi keuangan dan keberlanjutan perusahaan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi bagi investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate informasi-informasi yang disajikan. Dari empat kriteria IFR Indeks yang diukur, kriteria
technology jika pada tingkat alfa 10% memiliki pengaruh negatif terhadap COE,
hal ini kemungkinan situs web yang dimiliki perusahaan apabila komponen
technology nya tinggi dengan menggunakan fitur-fitur canggih investor akan lebih
mudah dalam memperoleh informasi perusahaan dan mengurangi asimetri informasi antara pihak dalam dan luar perusahaan sehingga estimasi risiko investor terhadap perusahaan menjadi baik. Rendahnya risiko tersebut berujung pada rendahnya return yang diharapkan oleh investor sehingga pada akhirnya akan menyebabkan COE turun.
24
KESIMPULAN
Penelitian ini melakukan pengujian atas dampak praktek internet financial
reporting (IFR) terhadap cost of equity capital (COE) perusahaan manufaktur.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa ketika praktek IFR dinilai secara keseluruhan meliputi komponen konten, ketepatan waktu, teknologi dan user
support, yang diungkapkan dengan variabel IFR, IFR berpengaruh negatif
signifikan terhadap COE. Ketika masing-masing komponen diuji secara terpisah, terlihat bahwa konten, ketepatan waktu, dan user support tidak berpengaruh signifikan terhadap COE. Hanya komponen teknologi yang berpengaruh lemah terhadap COE pada tingkat alfa 10% dan hanya variabel kontrol size yang berpengaruh signifikan terhadap COE. Dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan website sebagai media pengungkapan, perusahaan dapat memperoleh manfaat dalam bentuk menurunnya COE. Kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan untuk lebih memanfaatkan teknologi internet untuk menyampaikan informasi kepada pihak-pihak di luar perusahaan, khususnya investor. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mendorong perusahaan untuk lebih memenuhi ketentuan Bapepam-LK (kini OJK) KEP-431/BL/2012 yang mewajibkan penyajian Laporan Tahunan dalam website perusahaan dengan menyajikan sesuai dengan ketentuan dari Bapepam-LK.
25 Keterbatasan
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini adalah pada penelitian yang telah dilakukan terdapat unsur subjektifitas peneliti pada saat melakukan tahap
check list item-item pada kriteria pengungkapan IFR.
Saran
Mengingat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah data yang digunakan dengan menambah periode tahun untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap.
26 DAFTAR PUSTAKA
Abdelsalam, O.H. dan Street, D.L, 2007, Corporate Governance and the Timeliness of Corporate Internet Reporting by U.K. Listed Companies.
Almilia, Luciana Spica, 2009, Analisa Kualitas Isi Financial And Sustainability Reporting pada Website Perusahaan Go Publik Di Indonesia, Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Almilia, L.S. dan Budisusetyo, S., 2008, Corporate Internet Financial Reporting of Banking Industry and LQ45 firms: an Indonesia Example, The 1st
Parahyangan International Accounting & Business Conference.
Andrikopoulos, Andreas, 2007, Financial Reporting Practices On The Internet: The Case Of Companies Listed In The Cyprus Stock Exchange, Panteion
University of Social and Political Sciences, Greece.
Ashbaugh, H., K.M. Johnstone, and T.Warfield, 1999, Corporate Reporting on the Internet. Accounting Horizon 13(3), 241-257.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, 2012, Peraturan Nomor KEP-431/BL/2012, Jakarta.
Ball, R and P. Brown, 1968, An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (autumn), 159-178.
Beaver, W.H., 1968, The Information Content of Annual Earnings Announcements, Journal of Accounting Research, 6(3), 67-92.
27
Botosan, C. A., 1997, Disclosure Level and The Cost of Equity Capital,The
Accounting Review, 72(3), 323−349.
Chariri, Anis dan Lestari, Hanny Sri, 2005, Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan, Skripsi Program Studi
Akuntansi Universitas Diponegoro.
Elliot, R.G and P.D Jacobson, 1994, Cost and Benefit of Business Information Disclosure, Accounting Horizon, Vol. 8, Dec., 80-96.
Fama, E. F., L. Fisher, M. C. Jensen and R. Roll 1969, “The Adjustment of Stock
Prices to New Information”. International Economic Review 10 (1) 1-21.
Fitriana, Meinar Rakhma, 2009, Analisis Pengaruh Kompetisi dan Karaktristik perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Keuangan dalam Website Perusahaan. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Francis, J., Nanda, D., Olsson, P., 2004, Voluntary disclosure, information quality, and costs of capital. Working paper, Duke University.
Francis, J. R., Khurana, I.K., & Pereira, R., 2005, Disclosure Incentives and Effects on Cost of Equity Capital Around The World. The Accounting
Review , 80(4), 1125-1162.
Gulo, Y., 2000, “Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,
28
Hail, L ., 2002, The Impact of Voluntary Corporate Disclosure One the Ex Ante Cost of Capital For Swiss Firms. The European Accounting Review, 11
(04), 741-773.
Hwa, Sian, 2005, Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan publik di Indonesia,
Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Ismail, Tariq H., 2002, An Empirical Investigation of Factors Influencing Voluntary Disclosure of Financial Information on the Internet in the GCC Countries”. Working Paper Series
Juniarti, Yunita, 2003, Pengaruh Dislosure terhadap Biaya Ekuitas, The Institute
of Research & Community Outreach - Petra Christian University.
Khomsiyah dan Susanti, 2003, Pengungkapan, Asimetri Informasi dan Cost of Capital”, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII, Surabaya.
Kusumawardani, Arum, 2011, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelaporan Keuangan melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan, Skripsi program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Machmudin, Eka Prasetya, Sylvia Siregar, Siti Harahap, dan Mayada Hasnanta, 2010, Determinants of Internet Financial Reporting On Listed Companies In Indonesia, Working Paper, Proceeding The 3rd
International Accounting Conference & The 2nd Doctoral Colloquium.
Maysar, 2008, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan terhadap Cost of Equity Capital dengan Variabel Moderasi Ukuran Perusahaan,
29
Kualitas Audit, Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur,
Thesis Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Suripto, Bambang, 2006, Pengaruh besaran, profitabilitas, pemilikan saham oleh publik, dan kelompok industri terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 5, No.1, 1- 27.
Syafrudin, Muchamad, 2006, Reaksi Pasar terhadap Ketepatanwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Akuntansi dan Investasi, Vol. 7,No.2,1-14.
Thamrin, Rezki Utami dan Harahap, Siti Nurwahyu, 2013, ”Dampak Praktek Internet Financial Reporting terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Terbuka di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L Dodd, 2000, Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach, South- Western