• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PRAKTEK INTERNET FINANCIAL REPORTING TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PRAKTEK INTERNET FINANCIAL REPORTING TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAMPAK PRAKTEK INTERNET FINANCIAL REPORTING TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

INDONESIA

Oleh :

ARIN PUSPITANINGRUM NIM : 232011140

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(2)
(3)
(4)

iv

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 (0298)321212, 311881 Telex 322364 ukswsa ia Salatiga 50711 – Indonesia Fax. (0298) 321433

PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Arin Puspitaningrum

Nim : 232011140

Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul :Dampak Praktek Internet Financial Reporting Terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Pembimbing : Paskah Ika Nugroho,SE.,M.Si.,CMA Tanggal diuji : 30 Januari 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 30 Januari 2015 Yang memberi pernyataan,

(5)

v

DAMPAK PRAKTEK INTERNET FINANCIAL REPORTING TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

INDONESIA

Oleh :

ARIN PUSPITANINGRUM NIM : 232011140

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGDI : AKUNTANSI

Disetujui untuk diuji oleh:

Paskah Ika Nugroho,SE.,M.Si.,CMA Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis skripsi ini kepada :

Ayahku tercinta Drs Sugeng Trisno

Ibuku tercinta Hardiyah, S.Pd

Kakakku tersayang Dian Ikha Hartrisningrum Kurniawati, S.Pd dan Dewi Puspitasari, S.Psi

Seluruh keluarga besarku

yang selalu mendukung dan memberi restu

Teman-teman yang senantiasa membantu, mendukung, dan mendoakan

(7)

vii

MOTTO

Allah meninggikan orang-orang yang beriman dan

berilmu di antaramu beberapa derajat

(QS: Mujadallah 11)

Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum

selama mereka tidak merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri

(8)

viii

ABSTRACT

This research is aimed to analyze the effect of Internet financial reporting appliance toward cost of equity capital by the new Bapepam-LK’s regulation (called OJK now) KEP-431 / BL / 2012. This research use manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange in 2013. The final sample amount in this research is seventy-six companies. Almilia (2008) IFR index is used. The results of the research shows that IFR is negatively and significantly influenced COE. For every aspect of IFR which is separately tested, only the aspect of technology that influence little bit of COE, when other aspects which are content, timeliness and user support insignificantly influential to COE.

(9)

ix SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak praktek Internet financial

reporting terhadap cost of equity capital suatu perusahaan dengan adanya

peraturan baru Bapepam-LK (kini OJK)KEP-431/BL/2012. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Jumlah sampel akhir dalam penelitian ini adalah tujuh puluh enam perusahaan. Indeks IFR diperoleh dari Almilia (2008). Hasil penelitian menunjukkan IFR berpengaruh negatif signifikan terhadap COE apabila diukur secara total. Jika setiap aspek IFR diuji secara terpisah hanya aspek teknologi yang berpengaruh lemah terhadap COE, sedangkan aspek lain yaitu konten, ketepatan waktu dan user support tidak berpengaruh signifikan terhadap COE.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Perkembangan teknologi telah membawa perubahan bukan hanya dalam pola pikir masyarakat, tetapi juga cara perusahaan berbisnis dan bagaimana informasi dipertukarkan. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi tersebut, perusahaan juga semakin terpacu untuk menggunakan teknologi terkini sebagai salah satu strategi untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan yang semakin lama semakin ketat. Salah satu media yang sedang berkembang dalam perusahaan saat ini adalah Internet Financial

Reporting, ini merupakan respon dari perusahaan untuk menjalin komunikasi

dengan berbagai pemangku kepentingan, khususnya investor .

Atas dasar itu lah penulis melakukan penelitian yang berjudul Dampak Praktek Internet financial reporting terhadap cost of equity capital perusahaan manufaktur di Indonesia, Penelitian ini bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata 1 pada progdi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan yang mungkin akan ditemukan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segenap kritikan, masukan, dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 30 Januari 2015

(11)

xi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah turut membantu dan senantiasa turut memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di Universitas Kristen Satya Wacana.

Oleh karena itu dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan masukan, bimbingan dan saran-saran maupun kritik yang bermanfaat bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Ibu Birgita Dian Saraswati, SE., M.Si selaku wali studi yang membimbing, mendidik dan memberi saran maupun kritik selama menempuh studi. Ayahku Sugeng Trisno, Ibuku Hardiyah, Kakakku Dian Ikha Hartrisningrum

Kurniawati dan Kakakku Dewi Puspita sari yang selalu mendukung, memotivasi dan memberi restu.

Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam pengurusan persyaratan administrasi skripsi.

(12)

xii

Anisa Dewi Arismaya, Fajar Fauziah, Bella Putri Oldie, Mega Sekar Larasati dan Aditya dwiki Nugraha yang telah memberi semangat, dukungan, kejutan dan setia menjadi teman selama masa perkuliahan.

Dionysius ananta, Riska LD, Bayu, Andes, Brikarisa, mesakh, ine, boe, raida dan semua teman-teman angkatan 2011, teman senasib seperjuangan. Terima kasih untuk kebersamaannya, dan dukungannya selama ini. Laily Qumaira Mufida, sahabat yang selalu ada saat suka duka. Terima kasih

untuk doa, semangat dan dukungan selama ini.

Teman-teman kepanitiaan , NASA 2013 dan JAC&NASSA 2014

Semua teman-temanku dan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu tetap semangat dan terima kasih atas bantuannya selama kuliah.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih telah memberikan dukungan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa selalu melimpahkan karunia serta rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Salatiga, 30 Januari 2015

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Keaslian Karya Tulis ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Motto ... v

Abstract ... vi

Saripati ... vii

Kata pengantar ... viii

Ucapan Terima Kasih ... ix

Daftar isi... xi

Daftar Tabel... xii

Daftar Lampiran... xiii

PENDAHULUAN ... 1

LANDASAN TEORI ... 5

Internet financial reporting ... 5

Cost of equity capital ... 7

Hipotesis... 9

METODE PENELITIAN ... 11

Data Penelitian ... 11

Model Penelitian... 12

Pengujian Hipotesis ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

Statistik Deskriptif ... 17

Analisis Data... 18

Hasil Pengujian hipotesis... 19

Pembahasan ... 19

PENUTUP ... 24

Kesimpulan ... 24

Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 25

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Statistik deskriptif variabel penelitian... 18 Tabel 2 Hasil Regresi Model 1... 19 Tabel 3 Hasil Regresi Model 2... 21

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Perusahan Sample Penelitian Lampiran 2 : Hasil Uji Pearson Corelation

Lampiran 3 : Hasil Uji Normalitas Lmapiran 4 : Hasil Uji Multikolinearitas Lampiran 5 : Hasil Uji Autokorelasi Lampiran 6 : Hasil Uji Heteroskedasitas

Lampiran 7 : Hasil Uji Regresi Model Penelitian 1 Lampiran 8 : Hasil Uji Regresi Model Peneleitian 2 Lampiran 9 : Item Indeks Tentang Isi /Content dari IFR

Lampiran 10 : Item Indeks Tentang Ketepatan waktu/Timeliness dari IFR Lampiran 11 : Item indeks tentang penggunaan pemanfaatan teknologi/

technology dalam IFR

Lampiran 12 : Item Indeks Tentang Dukungan Pengguna/ User Support dalam IFR

(16)

1 PENDAHULUAN

Teknologi informasi yang berkembang pesat membuat informasi menjadi tersedia di seluruh dunia. Pesatnya teknologi informasi ini merupakan akses bagi perusahaan sebagai salah satu strategi untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Salah satu teknologi yang semakin banyak digunakan adalah internet. Internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan diantaranya mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderlessness), tepat waktu (real-time), berbiaya rendah (low cost) dan mempunyai interaksi yang tinggi (high

interaction) (Ashbaugh et al., 1999). Internet menawarkan suatu bentuk unik

pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin (Abdelsalam et al.,2007). Atas dasar itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial

Reporting (IFR).

IFR merupakan respon dari perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan

stakeholder, khususnya investor, dengan lebih baik dan lebih cepat. Abdelsalam et

al., (2007) berpendapat bahwa ‘‘responsiveness’’ merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan mempengaruhi kepercayaan investor pada pasar modal. Pengungkapan informasi pada website merupakan suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar, terutama berupa informasi yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai propspek perusahaan yang akan datang (Wolk et al., 2000). Pengungkapan oleh perusahaan memungkinkan investor untuk membedakan mana perusahaan yang baik dan

(17)

2

yang buruk. Elemen penting IFR adalah derajat atau kuantitas pengungkapan (Ashbaugh et al., 1999). Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor.

Penelitian-penelitian terdahulu yang menguji hubungan antara tingkat pengungkapan terhadap cost of equity capital perusahaan yaitu, Botosan (1997), Khomsiyah dan Susanti (2003), Juniarti dan Yunita (2003), Maysar (2008) serta Francis et al.(2004) menemukan adanya hubungan negatif antara tingkat pengungkapan dan COE. Beberapa variabel yang telah teridentifikasi sebagai determinan IFR meliputi ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, umur perusahaan, profitabilitas, tipe auditor, dan aset berwujud. Di Indonesia sendiri penelitian IFR masih sedikit dan juga masih berfokus pada faktor- faktor yang mempengaruhi praktek IFR, seperti Suripto (2006), Chandra (2008), Fitriana (2009), Chariri dan Lestari (2005), serta Machmudin et al. (2010). Hasilnya, ukuran perusahaan muncul sebagai faktor yang sering muncul mempengaruhi penerapan IFR, yang sejalan dengan hasil penelitian di luar negeri.

Efek pengungkapan terhadap cost of equity capital merupakan masalah yang menarik untuk diteliti. Ada dua aliran yang saling kontradiksi, yaitu : aliran pertama yang memberikan dukungan riset secara teoretis bahwa ada pengaruh negatif antara tingkat pengungkapan dengan cost of equity capital, artinya peningkatan pengungkapan akan meningkatkan likuiditas harga pasar sehingga mengurangi cost of equity capital. Penelitian yang mendukung pengaruh negatif, yaitu : Demzet (1978) dalam Botosan (1997), Aimhud dan Medelson (1986),dan

(18)

3

Diamond dan Verrecchia (1991). Aliran kedua menyatakan ada pengaruh positif bahwa peningkatan pengungkapan akan mengurangi estimasi risiko sehingga

return asset meningkat, yang pada gilirannya cost of equity capital meningkat.

Penelitian yang mendukung pengaruh positif, yaitu : Klien dan Bawa (1976) dalam Botosan (1997), Bary dan Brown (1985) dalam Botosan (1997), Coles dan Loewenstein (1988) dalam Botosan (1997).

Dari beberapa penelitian IFR tersebut, belum ada penelitian yang menganalisis dampak pengungkapan melalui website. Penelitian ini mencoba mereplikasi dan melanjutkan penelitian Rezki dan Siti (2013) yang berfokus pada dampak praktek internet financial reporting pada cost of equity capital perusahaan terbuka di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rezki dan Siti (2013) adalah memilih objek penelitian perusahaan di sektor manufaktur dengan data tahun 2013, sedangkan penelitian Rezki dan Siti (2013) memilih perusahaan terbuka dengan data tahun 2009. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian adalah disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. Selain itu karena saham perusahaan manufaktur lebih banyak diminati oleh investor daripada perusahaan lainnya. Perusahaan manufaktur tidak terikat pada peraturan pemerintah, serta perusahaan manufaktur merupakan salah satu aset yang memiliki peranan penting dalam pembangunan. Terlebih lagi dalam menghadapi era persaingan bebas, perusahaan manufaktur dituntut semakin efektif dalam mempublikasikan laporan keuangannya dimana pengguna laporan

(19)

4

keuangan memiliki kepentingan dalam hal tersebut. Penelitian ini ingin melihat lebih spesifik pada perusahaan manufaktur untuk memperoleh hasil yang lebih lengkap dan mengingat adanya peraturan baru Bapepam-LK (kini OJK) mengeluarkan kewajiban pelaporan keuangan di website perusahaan melalui Keputusan KEP-43/BL/2012 yang dikeluarkan di akhir 2012. Bapepam-LK (kini OJK) KEP-431/BL/2012 yang berisi mengenai kewajiban penyampaian laporan tahunan dan format bentuk dan isi laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik. Keputusan ini bertujuan meningkatkan kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan emiten atau perusahaan publik sebagai sumber informasi bagi pemegang saham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Dengan mengembangkan penelitian ini, peneliti akan menguji apakah dengan menggunakan objek dan tahun penelitian yang berbeda, penelitian ini akan memberikan hasil yang sama seperti penelitian sebelumnya.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan mengungkapkan laporan keuangan dalam website perusahaan dapat mengurangi Cost of equity

capital (COE). Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi investor, dengan

adanya internet financial reporting investor dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang menjadi perhatian investor untuk menanamkan saham mereka. Penelitian ini juga diharapkan mendorong perusahaan untuk mempraktekkan IFR secara optimal sebagai sarana pelaporan informasi yang transparan dan cepat.

(20)

5 KERANGKA TEORITIS

Internet Financial Reporting (IFR)

Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk

mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-431/BL/2012 tanggal 1 agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, menyatakan: “Emiten atau Perusahaan Publik yang telah memiliki laman (website) sebelum berlakunya Peraturan ini, wajib memuat laporan tahunan pada laman (website) tersebut. Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang belum memiliki laman (website), maka dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak berlakunya Peraturan ini, Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud wajib memiliki laman (website) yang memuat laporan tahunan.”.

Venter (2002) dalam Chandra (2008) terdapat tiga cara penyajian laporan keuangan melalui website, yaitu :

1. Membuat duplikat laporan keuangan yang sudah dicetak ke dalam format

electronic paper.

2. Mengkonversi laporan keuangan ke dalam format HTML.

3. Meningkatkan pencantuman laporan keuangan melalui website sehingga lebih mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan daripada laporan keuangan dalam format cetak.

(21)

6

Menurut Fitriana (2009), Internet Financial Reporting memiliki beberapa keuntungan antara lain :

1. Menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak). Bagi investor, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengurangi biaya untuk mencetak serta mengirim informasi perusahaan kepada investor dengan menawarkan ketepatan waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga informasi lebih relevan karena tepat waktu.

2. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan perusahaan. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang lebih luas daripada media komunikasi yang lama. Tidak ada batasan wilayah sehingga dapat mengembangkan jumlah investor potensial.

3. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagi format yang memudahkan dan bisa didownload (Hanifa dan Rashid; 2005 dalam Fitriana, 2009). Adobe Acrobat format dalam PDF (portable document

format) biasanya merupakan format yang paling umum digunakan

(Pervan, 2006). Selain itu format yang digunakan adalah HTML (Hypertext Markup Language), Excel, XBRL.

4. Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya atau memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah dan murah dibanding mengirim surat atau telepon ke perusahaan.

(22)

7 Cost of Equity Capital

Menurut Sartono (1998) dalam Hwa (2005) biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal, baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa maupun laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Cost of equity capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan atau source of financing yang berasal dari modal sendiri. Cost of equity capital dipengaruhi oleh asimetri informasi dan manajemen laba.

Di Indonesia maupun diluar negeri sudah banyak penelitian yang mengangkat topik pengaruh tingkat pengungkapan informasi terhadap indikator-indikator kinerja keuangan perusahaan seperti cost of capital, cost of equity, cost

of debt, earnings, return dan likuiditas. Inti dari penelitian tersebut pada dasarnya

adalah memberikan gambaran sejauh mana pengungkapan informasi tentang kinerja keuangan maupun non-keuangan perusahaan yang dilakukan manajemen berpengaruh kepada indikator-indikator keuangan.

Fisher et. al. (2004) dalam Thamrin (2013) mencoba meneliti konsekuensi penerapan IFR terhadap profesi audit. Melalui kuesioner yang ditujukan pada auditor menunjukkan bahwa para auditor menaruh perhatian pada isi, konteks dan penyajian dalam penyajian laporan berbasis Web. Beberapa penelitian yang menguji pengaruh pengungkapan terhadap cost of equity telah banyak dilakukan. Chol dan Levich (1990) dalam Gulo (2000) melakukan penelitian dengan mewancarai sejumlah eksekutif perusahaan-perusahaan multinasional. Mereka mendapatkan manfaat, yaitu adanya keseimbangan antara cost of equity capital

(23)

8

yang rendah dan biaya-biaya yang diperlukan untuk menyediakan dan menyiapkan informasi akuntansi atau pengungkapan sukarela.

Botosan (1997) menguji hubungan tingkat pengungkapan dengan cost of

equity capital, dengan meregresi cost of equity capital (yang dihitung dengan market beta), ukuran perusahaan yang dikembangkan dan tingkat pengungkapan

yang diukur dengan skor yang dikembangkan oleh peneliti yang bersangkutan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan semakin rendah cost of equity capital. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elliot dan Jacobson (1994) menemukan bahwa manfaat pengungkapan informasi akan dapat menurunkan cost of equity capital. Manfaat tersebut diperoleh karena pengungkapan informasi perusahaan akan membantu investor dan kreditur memahami resiko investasi dan juga sebagai informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat bergantung pada mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Pengungkapan yang sempit biasanya menyebabkan risiko investasi yang tinggi dan pengungkapan yang luas menyebabkan risiko investasi yang rendah. Penelitian yang mendukung pengaruh negatif, yaitu: Demzet (1978) dalam Botosan (1997).

Di Indonesia sendiri penelitian IFR masih relatif sedikit. Penelitian di Indonesia masih berfokus pada faktor- faktor yang mempengaruhi praktek IFR seperti penelitian yang dilakukan Suripto (2006); Chandra (2008); Fitriana (2009); Chariri dan Lestari (2005), dan Machmudin et al. (2010). Machmudin et al. (2010), yang merupakan penelitian yang terbaru dan paling komprehensif

(24)

9

mengenai IFR di Indonesia, menyimpulkan bahwa IFR pada perusahaan yang terdaftar di BEI secara rata-rata masih rendah.

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis pertama adalah:

Hipotesis 1 : Internet financial reporting (IFR) berpengaruh negatif terhadap cost

of equity capital (COE).

Untuk menentukan kualitas IFR ada 4 komponen, yaitu (1) isi pengungkapan atau content, (2) ketepatan waktu atau timeliness (3) teknologi dan (4) User support. Selain menguji dampak IFR secara keseluruhan, penelitian ini juga bermaksud menguji dampak keempat komponen IFR tersebut secara terpisah. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran komponen IFR mana yang paling berpengaruh terhadap COE. Semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam website perusahaan akan mengurangi asimetri infomasi yang ada antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Peningkatan transparansi informasi melalui website perusahaan akan membuat estimasi risiko yang dihadapi investor menjadi rendah dan akhirnya mengakibatkan COE perusahaan pun menjadi turun. Hal ini sesuai dengan penelitian Thamrin (2013) bahwa komponen content dan

Timeliness berpengaruh negatif terhadap COE. Oleh sebab itu diduga akan ada hubungan negatif antara tingkat pengungkapan melalui website dari aspek konten dengan COE.

Hipotesis 2 : Internet financial reporting (IFR) dari aspek content berpengaruh

(25)

10

Semakin cepat informasi diberikan kepada para stakeholder, semakin cepat investor akan bereaksi terhadap informasi baru yang masuk sehingga menyebabkan saham segera melakukan penyesuaian. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Beaver (1968), Ball dan Brawn (1968), serta Fama et al. (1969) bahwa saham akan bergerak ketika informasi yang berguna memasuki pasar. Dengan adanya penyesuaian yang cepat tersebut, maka dapat meningkatkan kepercayaan investor karena transaksi yang dilakukan terjadi pada harga yang wajar. Kepercayaan investor yang meningkat ini mengakibatkan estimasi risiko yang dihadapi investor semakin berkurang yang pada akhirnya akan menyebabkan COE perusahaan juga akan turun. Oleh sebab itu diduga akan ada hubungan negatif antara tingkat pengungkapan melalui website dari aspek ketepatan waktu dengan COE.

Hipotesis 3 : Internet financial reporting (IFR) dari aspek ketepatan waktu

berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital (COE).

Pemanfatan teknologi yang dilakukan perusahaan untuk menyajikan informasi dalam website mempengaruhi investor dalam memperoleh informasi tersebut. Semakin perusahan lebih memanfaatkan teknologi yang ada dan menyediakan fitur-fitur layanan yang tidak dapat disediakan media laporan cetak akan semakin memfasilitasi investor memperoleh dan selanjutnya menganalisis informasi yang ada, sehingga keputusan yang diambilpun menjadi lebih baik (Almilia, 2009). Kemudahan mengakses informasi akan memudahkan investor dalam mengestimasi risiko yang ada dan pada akhirnya akan menyebabkan turunnya COE perusahaan. Oleh sebab itu diduga adanya hubungan yang negatif antara tingkat

(26)

11

pengungkapan informasi dalam website dari aspek pemanfaatan teknologi dengan COE.

Hipotesis 4 : Internet financial reporting (IFR) dari aspek teknologi berpengaruh

negatif terhadap cost of equity capital (COE).

Dalam menyajikan laporan keuangan dalam website, perusahaan harus dapat mengoptimalkan semua sarana dalam website yang dapat membantu pengguna mudah mendapatkan informasi. Semakin perusahaan menyediakan dan mengoptimalkan semua sarana yang disediakan maka semakin mudah investor mendapatkan informasi yang ada. Kemudahan informasi yang didapat akibat pengoptimalan semua sarana yang ada dalam website perusahaan akan membuat investor semakin mudah dalam mengestimasi risiko yang ada dan pada akhirnya akan menyebabkan turunnya COE perusahaan. Oleh sebab itu diduga adanya hubungan yang negatif antara tingkat pengungkapan informasi dalam website dari aspek User

support dengan COE.

Hipotesis 5 : Internet financial reporting (IFR) dari aspek User support

berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital (COE).

METODE PENELITIAN

Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Alasan peneliti mengambil periode penelitian tahun 2013 yaitu pada tahun 2012 dikeluarkan SK Bapepam-LK (kini OJK) KEP-431/BL/2012 yang berisi tentang kewajiban

(27)

12

penyampaian laporan tahunan pada laman website emiten atau perusahaan publik. Dengan diterbitkannya SK baru perusahaan mengungkapkan informasi akuntansinya pun lebih lengkap dan sesuai dengan peraturan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tahun 2013.

Data yang digunakan adalah checklist IFR yang digunakan oleh Almilia (2008) dan beberapa data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan, laporan keuangan tahun 2013 dan website perusahaan. Kriteria pemilihan Sampel penelitian ini adalah :

1. Perusahaan menggunakan website untuk mencantumkan laporan keuangan dan berbagai informasi non keuangan lainnya dan tetap aktif selama periode penelitian.

2. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk semua pengukuran variabelnya.

3. Tidak memiliki ekuitas negatif

Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua model penelitian yang berbeda. Perbedaan kedua model tersebut terletak pada pengukuran variabel IFR sebagai variabel dependen. Pada Model 1, digunakan ukuran total IFR, sementara pada Model 2 variabel IFR dipecah berdasarkan komponennya. Persamaan ini mengikuti model yang digunakan oleh Botosan (1997), yang juga digunakan oleh Hail (2002) dan Francis et al. (2005).

(28)

13 Model 1 :

COE = α +β1 IFR+β2size+ β3ROA+ β4DE+ β5MB+ β6GROWTH+ β7finance

Model 2 :

COE = α + β1indeks content+ β2indeks Timeliness+ β3indeks Technology+ β4indeks User Support+ β5size+ β6ROA+β7DE+ β8MB+ β9GROWTH+ β10finance

Keterangan:

COE = Cost of equity capital

IFR = indeks IFR, menggunakan indeks dalam penelitian Almilia (2008) berdasarkan checklist yang dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Indeks Content = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek konten/isi kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek konten/isi dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item konten adalah 19 item.

Indeks Timeliness = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek ketepatan waktu kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek ketepatan waktu dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item timeliness adalah 9 item. Indeks Technology = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek teknologi kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek teknologi dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item teknologi adalah 6 item.

(29)

14

Indeks User Support = Indeks ini dihitung dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari setiap item dari aspek user support kemudian dibagi dengan total item dari seluruh aspek user support dalam checklist yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Total Item konten adalah 7 item.

SIZE = adalah ukuran perusahaan di hitung dengan menggunakan natural logaritma total asset 2013

ROA = diukur dengan mengunakan return on asset ratio 2013

DE = debt to equity ratio yang merupakan ukuran hutang perusahaan dan diukur dengan melihat total debt perusahaan 2013 dengan total ekuitas 2013

MB = adalah market to book ratio,yang diukur dengan melihat harga saham per lembar dengan book value per share pada tanggal 31 Desember 2013

Growth = adalah tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan melihat pertumbuhan penjualan per perusahaan. Sales t-Sales t-1

Sales t-1

Finance = adalah rasio hutang luar negeri perusahaan 2013 dengan total kewajiban

jangka panjang 2013

Menurut Hail and Leus(2005), COE diukur dengan persamaan:

COE =

(30)

15 Teknik dan Analisis Data

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena sesuai dengan aras ukur konsep yang digunakan. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah SPSS.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis adalah:

1. Statistik Deskriptif

Sugiyono (2009) menyatakan, statistik diskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Tujuan pengujian ini adalah untuk mempermudah pemahaman variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik diskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi

2. Uji Pearson Corelation

Uji Pearson Corelation merupakan ukuran keeratan hubungan diantara hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi berdistribusi normal serta dapat digunakan pada data interval atau rasio.

3. Analisis Regresi berganda

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika

(31)

16

koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel

(32)

17

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan yaitu pada perusahaan manufaktur yang memiliki informasi mengenai semua pengukuran variabel penelitian pada tahun 2013. Dalam hal ini diperoleh sebanyak 76 sampel penelitian .

Tabel sample

No Kriteria Jumlah

1 Total perusahaan Manufaktur 152

2 Yang tidak menggunakan website untuk mencantumkan

laporan keuangan dan non keuangan (19) 3 Yang tidak memiliki data lengkap untuk semua

pengukuran variabel (50)

4 Memiliki ekuitas negatif (7)

5 Total sampel penelitian 76

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat kecenderungan dari masing-masing variabel penelitian. Tabel 1 menyajikan ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel.

(33)

18 Tabel 1

Statistik deskriptif variabel penelitian

N Minimum Maximum Mean Std dev COE 76 0,0000 0,0347 0,0103 0,0090 IFR 76 0,4146 1,1463 0,7468 0,1641 CONTENT 76 0,6842 1,1053 0,8913 0,1128 TIMELINESS 76 0,0000 1,4444 0,4912 0,3794 TECHNOLOGY 76 0,0000 1,8333 0,7149 0,3847 USER SUPPORT 76 0,4286 1,5714 0,7105 0,2720 SIZE 76 10,9925 14,3304 1,2301 0,7033 ROA 76 -9,10 71,51 8,7237 11,4284 DE 76 0,05 84,20 2,7738 10,0872 MB 76 0,25 36,00 3,2462 5,8759 GROWTH 76 -0,5276 3,3238 0,1779 0,4371 FINANCE 76 -5,7326 38,6742 2,0213 6,3343 Valid N (listwise) 76

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014

Statistik deskriptif dalam penelitian ini, rata-rata variabel dependen COE sebesar 0.0103 dengan COE terbesar 0.0347 yang dimiliki PT Pelangi Indah Canindo. Indeks rata-rata IFR untuk model pertama memiliki rata-rata 74.68%, sementara nilai tertinggi dimiliki PT Semen Indonesia sebesar 1.1463. Sedangkan masing-masing aspek yaitu aspek konten, ketepatan waktu, teknologi dan user support rata-ratanya adalah 89.13%, 49.12%, 71.39%, 71.05%. Dari keempat aspek IFR yang dilakukan terlihat perusahaan dalam sampel ini lebih memperhatikan aspek konten dari website nya dibandingkan yang lain. Perusahaan yang memiliki ukuran terbesar atau size adalah PT Astra International, sementara perusahaan yang memiliki ROA tertinggi adalah PT Unilever Indonesia. Perusahaan dengan struktur hutang terbesar adalah PT Fast Food Indonesia, perusahaan dengan market to book ratio terbesar adalah PT Unilever Indonesia. Perusahaan dengan

(34)

19

manufacturing and commerce sebagai perusahaan dengan struktur hutang luar negeri tertinggi.

Hasil pengujian Pearson Correlation sebagaimana disajikan dalam Lampiran 2 menunjukkan bahwa hubungan antara COE dengan IFR mempunyai korelasi yang lemah. Namun jika dilihat dari keempat aspek, yaitu : aspek konten, ketepatan waktu dan teknologi berpengaruh signifikan negatif terhadap COE, sedangkan aspek user support mempunyai pengaruh negatif dengan korelasi yang sangat lemah. Dari seluruh variabel kontrol semuanya memiliki pengaruh negatif terhadap variabel dependen yaitu COE. Pada kedua model terdapat masalah Autokorelasi namun permasalahan ini diselesaikan dengan mengubah kriteria angka durbin watson yaitu diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak ada autokorelasi.

Tabel 2 Hasil regresi model 1

Unstandardized coefficients Standardized coefficients t Sig B Std Error Beta (constant) 0,069 0,160 4,302 0,000 IFR -0,140 0,007 -0,262 -2,192 0,032 SIZE -0,004 0,001 -0,290 -2,608 0,011 ROA -9,313 0,000 -0,118 -0,781 0,438 DE -4,600 0,000 -0,051 -0,515 0,608 MB 0,000 0,000 -0,163 -1,045 0,300 GROWTH 0,001 0,002 0,041 0,412 0,682 FINANCE 0,000 0,000 -0,101 -1,004 0,319

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014

Hasil uji regresi Model 1 sebagaimana disajikan dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa praktek IFR yang diukur secara total yaitu dengan

(35)

20

menggunakan variabel IFR mempunyai t hitung sebesar -2.192 dengan signifikansi sebesar 0.032. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0.05. Hal ini berarti bahwa IFR memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap COE. Dengan demikian H1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gulo (2000) yang menyatakan bahwa luas pengungkapan yang dibuat perusahaan berpengaruh negatif cost of equity capital. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi luas pengungkapan yang disajikan dalam website perusahaan akan mengurangi COE karena semakin berkurangnya asimetri informasi yang terjadi antara pihak dalam dan pihak luar perusahaan sehingga estimasi risiko investor terhadap perusahaan menjadi semakin rendah, rendahnya risiko tersebut dapat berujung pada menurunnya COE. Sementara itu terlihat adanya variabel kontrol yang berpengaruh signifikan terhadap COE, yaitu variabel Size dengan nilai t hitung -2.608 dan signifikansi 0.011. Perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi yang lebih lengkap untuk menjaga reputasi dan image perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1978). Perusahaan yang besar membutuhkan pengungkapan yang lebih banyak karena cakupan perdagangannya yang luas (Brennan dan Hourigan, 1999). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya diantaranya Uyar (2012), Anna (2013), Marston dan Polei (2004), Brennar dan Hourihan (2000), Prabowo dan Angkoso(2006), Siregar et.al (2010).

(36)

21 Tabel 3 Hasil regresi model 2

Unstandardized coefficients Standardized coefficients t sig B Std Error Beta (Constant) 0,072 0,017 4,308 0,000 CONTENT -0,013 0,010 -0,167 -1,310 0,195 TIMELINESS 0,000 0,003 -0,034 -0,287 0,775 TECHNOLOGY -0,005 0,003 -0,204 -1,740 0,087 USER SUPPORT 0,000 0,004 -0,029 -0,269 0,789 SIZE -0,004 0,001 -0,279 -2,412 0,019 ROA 0,000 0,000 -0,143 0,913 0,365 DE -1,272 0,000 -0,014 -0,133 0,894 MB 0,000 0,000 -0,120 -0,748 0,457 GROWTH 0,001 0,002 0,066 0,641 0,524 FINANCE 0,000 0,000 -0,117 -1,136 0,260 Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014

Hasil uji regresi model 2 telah disajikan dalam tabel 3. Dari hasil uji tersebut terlihat bahwa praktek IFR yang dinilai masing-masing komponen yaitu konten, ketepatan waktu, dan user support tidak berpengaruh signifikan terhadap COE, sehingga hipotesis 2, 3, dan 5 ditolak. Sedangkan komponen teknologi berpengaruh lemah terhadap Cost of equity capital. Hal ini berbeda dengan penelitian Thamrin (2013) karena indeks IFR dan obyek penelitian yang digunakan tidak sama sehingga kemungkinan hasilnya pun berbeda. Selain itu perusahaanjika dilihat dari data yang diperoleh, misal perusahaan PT Delta Djakarta yang memiliki nilai COE terendah dengan PT Pelangi Indah Canindo dengan nilai COE tertinggi, keduanya memiliki nilai yang sama pada aspek

(37)

22

content tidak mempengaruhi COE karena apabila COE rendah belum tentu nilai

aspek content juga rendah atau tinggi. Penyebab tidak adanya pengaruh signifikan aspek konten terhadap COE adalah sifat pelaporan keuangan melalui internet (IFR) yang sebelumnya hanya bersifat sukarela sehingga banyak perusahaan yang memilih tidak mencantumkan laporan keuangan dalam website perusahaan dan belum adanya ketegasan seperti peraturan baru yang dikeluarkan Bapepam-LK bahwa perusahaan wajib mencantumkan laporan tahunan dalam website perusahaan dan mewajibkan untuk semua emiten atau perusahaan publik memiliki

website perusahaan, ini akan membuat manager untuk mempertimbangkan antara

biaya dan manfaat yang diperoleh. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap COE, ini sejalan dengan penelitian Syafrudin (2006) bahwa ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. Ini sulit untuk dijelaskan karena dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mengapa ketepatan waktu tidak mempengaruhi laba. Ini juga didukung oleh data statistik yang ada, yaitu PT Gudang garam yang memiliki nilai COE sebesar 0.0011 dan PT Indofarma yang memiliki nilai COE 0.0281, keduanya memiliki nilai pada aspek ketepatan waktu yang sama yaitu sebesar 0.7778. Sedangkan aspek user support dengan data yang diperoleh PT Mustika Ratu dan PT Mandom Indonesia memiliki nilai COE masing-masing yaitu 0.0086 dan 0.0023, tetapi keduanya memiliki nilai dalam aspek user support yang sama yaitu 0.7143. Dari data tersebut terlihat bahwa aspek user support juga tidak berpengaruh terhadap cost of

(38)

23

dapat dikaitkan dengan biaya pengelolaan informasi yang disajikan melalui masing-masing web. Telah menjadi hukum alam dalam dunia bisnis jika biaya yang dikeluarkan semakin tinggi, maka laba yang dihasilkan akan semakin rendah. Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing untuk tidak melakukan praktek IFR, manajemen akan selalu mempertimbangkan cost and

benefit dari tiap keputusan yang diambil. Pertimbangan manajemen untuk

mengungkapkan informasi melalui internet dipengaruhi oleh faktor biaya. Banyak perusahaan belum memanfaatkan secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website, baik untuk informasi keuangan dan keberlanjutan perusahaan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi bagi investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate informasi-informasi yang disajikan. Dari empat kriteria IFR Indeks yang diukur, kriteria

technology jika pada tingkat alfa 10% memiliki pengaruh negatif terhadap COE,

hal ini kemungkinan situs web yang dimiliki perusahaan apabila komponen

technology nya tinggi dengan menggunakan fitur-fitur canggih investor akan lebih

mudah dalam memperoleh informasi perusahaan dan mengurangi asimetri informasi antara pihak dalam dan luar perusahaan sehingga estimasi risiko investor terhadap perusahaan menjadi baik. Rendahnya risiko tersebut berujung pada rendahnya return yang diharapkan oleh investor sehingga pada akhirnya akan menyebabkan COE turun.

(39)

24

KESIMPULAN

Penelitian ini melakukan pengujian atas dampak praktek internet financial

reporting (IFR) terhadap cost of equity capital (COE) perusahaan manufaktur.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa ketika praktek IFR dinilai secara keseluruhan meliputi komponen konten, ketepatan waktu, teknologi dan user

support, yang diungkapkan dengan variabel IFR, IFR berpengaruh negatif

signifikan terhadap COE. Ketika masing-masing komponen diuji secara terpisah, terlihat bahwa konten, ketepatan waktu, dan user support tidak berpengaruh signifikan terhadap COE. Hanya komponen teknologi yang berpengaruh lemah terhadap COE pada tingkat alfa 10% dan hanya variabel kontrol size yang berpengaruh signifikan terhadap COE. Dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan website sebagai media pengungkapan, perusahaan dapat memperoleh manfaat dalam bentuk menurunnya COE. Kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan untuk lebih memanfaatkan teknologi internet untuk menyampaikan informasi kepada pihak-pihak di luar perusahaan, khususnya investor. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mendorong perusahaan untuk lebih memenuhi ketentuan Bapepam-LK (kini OJK) KEP-431/BL/2012 yang mewajibkan penyajian Laporan Tahunan dalam website perusahaan dengan menyajikan sesuai dengan ketentuan dari Bapepam-LK.

(40)

25 Keterbatasan

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini adalah pada penelitian yang telah dilakukan terdapat unsur subjektifitas peneliti pada saat melakukan tahap

check list item-item pada kriteria pengungkapan IFR.

Saran

Mengingat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah data yang digunakan dengan menambah periode tahun untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap.

(41)

26 DAFTAR PUSTAKA

Abdelsalam, O.H. dan Street, D.L, 2007, Corporate Governance and the Timeliness of Corporate Internet Reporting by U.K. Listed Companies.

Almilia, Luciana Spica, 2009, Analisa Kualitas Isi Financial And Sustainability Reporting pada Website Perusahaan Go Publik Di Indonesia, Seminar

Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Almilia, L.S. dan Budisusetyo, S., 2008, Corporate Internet Financial Reporting of Banking Industry and LQ45 firms: an Indonesia Example, The 1st

Parahyangan International Accounting & Business Conference.

Andrikopoulos, Andreas, 2007, Financial Reporting Practices On The Internet: The Case Of Companies Listed In The Cyprus Stock Exchange, Panteion

University of Social and Political Sciences, Greece.

Ashbaugh, H., K.M. Johnstone, and T.Warfield, 1999, Corporate Reporting on the Internet. Accounting Horizon 13(3), 241-257.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, 2012, Peraturan Nomor KEP-431/BL/2012, Jakarta.

Ball, R and P. Brown, 1968, An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (autumn), 159-178.

Beaver, W.H., 1968, The Information Content of Annual Earnings Announcements, Journal of Accounting Research, 6(3), 67-92.

(42)

27

Botosan, C. A., 1997, Disclosure Level and The Cost of Equity Capital,The

Accounting Review, 72(3), 323−349.

Chariri, Anis dan Lestari, Hanny Sri, 2005, Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan, Skripsi Program Studi

Akuntansi Universitas Diponegoro.

Elliot, R.G and P.D Jacobson, 1994, Cost and Benefit of Business Information Disclosure, Accounting Horizon, Vol. 8, Dec., 80-96.

Fama, E. F., L. Fisher, M. C. Jensen and R. Roll 1969, “The Adjustment of Stock

Prices to New Information”. International Economic Review 10 (1) 1-21.

Fitriana, Meinar Rakhma, 2009, Analisis Pengaruh Kompetisi dan Karaktristik perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Keuangan dalam Website Perusahaan. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Francis, J., Nanda, D., Olsson, P., 2004, Voluntary disclosure, information quality, and costs of capital. Working paper, Duke University.

Francis, J. R., Khurana, I.K., & Pereira, R., 2005, Disclosure Incentives and Effects on Cost of Equity Capital Around The World. The Accounting

Review , 80(4), 1125-1162.

Gulo, Y., 2000, “Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,

(43)

28

Hail, L ., 2002, The Impact of Voluntary Corporate Disclosure One the Ex Ante Cost of Capital For Swiss Firms. The European Accounting Review, 11

(04), 741-773.

Hwa, Sian, 2005, Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan publik di Indonesia,

Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Ismail, Tariq H., 2002, An Empirical Investigation of Factors Influencing Voluntary Disclosure of Financial Information on the Internet in the GCC Countries”. Working Paper Series

Juniarti, Yunita, 2003, Pengaruh Dislosure terhadap Biaya Ekuitas, The Institute

of Research & Community Outreach - Petra Christian University.

Khomsiyah dan Susanti, 2003, Pengungkapan, Asimetri Informasi dan Cost of Capital”, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII, Surabaya.

Kusumawardani, Arum, 2011, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelaporan Keuangan melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan, Skripsi program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Machmudin, Eka Prasetya, Sylvia Siregar, Siti Harahap, dan Mayada Hasnanta, 2010, Determinants of Internet Financial Reporting On Listed Companies In Indonesia, Working Paper, Proceeding The 3rd

International Accounting Conference & The 2nd Doctoral Colloquium.

Maysar, 2008, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan terhadap Cost of Equity Capital dengan Variabel Moderasi Ukuran Perusahaan,

(44)

29

Kualitas Audit, Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur,

Thesis Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Suripto, Bambang, 2006, Pengaruh besaran, profitabilitas, pemilikan saham oleh publik, dan kelompok industri terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan, Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 5, No.1, 1- 27.

Syafrudin, Muchamad, 2006, Reaksi Pasar terhadap Ketepatanwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi Bursa Efek Jakarta, Jurnal

Akuntansi dan Investasi, Vol. 7,No.2,1-14.

Thamrin, Rezki Utami dan Harahap, Siti Nurwahyu, 2013, ”Dampak Praktek Internet Financial Reporting terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Terbuka di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado.

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L Dodd, 2000, Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach, South- Western

(45)

Gambar

Tabel 1 Statistik deskriptif variabel penelitian..............................................
Tabel sample
Tabel 2  Hasil regresi model 1
Tabel 3  Hasil regresi model 2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis SWOT ini bertujuan agar rencana aksi yang akan di implementasikan dapat terukur dan terpetakan berdasarkan Strengths,Weakness,Opportunities dan Threaths yang

 Peserta didik secara bergantian saling bertanya tentang teknik variasi dan kombinasi teknik dasar bola voli, misalnya : bagaimana jalannya bola jika (passing

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir nyang bersumber

Permukiman kumuh merupakan fenomena yang sering muncul di daerah perkotaan termasuk di Kabupaten Lamongan. Di daerah perkotaan, kondisi ini tidak lepas dari

The fp variable is used to hold the opened file handler, and the data array value[] is used to store the received data coming from the MAX187 A/D converter.. In this program,

❑ The deployXML parameter in the configuration for a Host (see server.xml ) controls whether Web applications can be deployed using a context configuration file, and whether they

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT KELAS III DI RSUD

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas secara simultan maupun parsial serta yang berpengaruh