1
Pengaruh Rasio Likuiditas,
Leverage, Aktivitas, Profitabilitas Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Rosintha Nudiana
rosintha_nd@yahoo.comPrijati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to test the influence of liquidity ratio, leverage, activity and profitability simultaneously and partially which have dominant influence toward the stocks’ return on food and beverage company which is listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI).
By using purposive sampling as the samples collection technique in this research, four companies are taken as research samples i.e.: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., PT. Mayora Indah, Tbk., PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. While multiple linear regression with SPSS program is used as the data analysis technique in this research.
Based on the result of analysis it can be concluded that simultaneously the result of the test F value is gained a
much as 5.828 by sig. as much as 0.000 < α (5%), so simulatneously it has significant influence toward stocks return. By using signification level α = 0.05 sig. current ratio as much as 0.006 is gained, sig. return on assets
variable as much as 0.000 is smaller than α = 0.05, so it has significant influence toward stocks return. While
sig. debt to total assets ratio variable as much as 0.141 and sig. total assets turnover as much as 0.709 is higher
than α = 0.05, so it has no significant influence toward stocks return. Since the return on assets has the biggest partial determination coeffecient as much as 0.1665 or 16.65%, it is the variables which have dominant influence toward stocks return.
Key words: liquidity, leverage, activity, profitability, and stocks return
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas secara simultan maupun parsial serta yang berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling diperoleh empat perusahaan sebagai sampel penelitian yaitu: PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT. Mayora Indah, Tbk, PT. Ultra Jaya Milk, Tbk. Sedang teknik analisis data yang digunakan regresi linier berganda dengan program SPSS.
Berdasar hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai F sebesar 5,828 dengan sig. sebesar 0,000 < (5%), sehingga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan menggunakan tingkat signifikasi = 0,05 diperoleh sig current ratio sebesar 0,006, sig variabel return on assets sebesar 0,000 lebih kecil dari = 0,05, sehingga signifikan berpengaruh terhadap retrun saham. Sedangkan sig variabel debt to total assets ratio sebesar 0,141 dan sig variabel total assets turnover sebesar 0,709 lebih besar dari = 0,05, sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham adalah return on assets karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,1665 atau 16,65%.
2
PENDAHULUAN
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam
menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan
harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Menurut pengertian
tersebut, jika kita memegang uang kas, hal itu bukan merupakan investasi karena kas tidak
memberi penghasilan dan jika terjadi inflasi nilainya akan menurun. Sementara itu dengan
menempatkan kas pada tabungan di bank merupakan investasi karena hal itu akan memberi
penghasilan dalam bentuk bunga. Demikian pula pembelian saham merupakan investasi
karena saham memberi penghasilan dalam bentuk dividen dan nilainya diharap meningkat
di masa datang. Investasi dalam saham merupakan investasi berisiko tinggi, investor dapat
memperoleh keuntungan yang banyak dan sebaliknya bisa menderita kerugian yang tidak
sedikit. Oleh karena itu investor dituntut untuk jeli dan harus semakin berhati-hati dalam
pengambilan keputusan investasi serta selalu menganalisis terlebih dahulu saham-saham
yang akan di beli. Para investor juga memerlukan informasi yang relevan tentang harga
saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang
menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public
dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik. Kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan
penilaian bagi investor.
Investor memainkan peranan utama di pasar modal. Dalam berinvestasi, investor akan
memilih saham yang memberi return tinggi karena tujuan mereka adalah untuk mendapat
return
yang maksimal dengan risiko yang kecil. Return memungkinkan seorang investor
membandingkan antara tingkat pengembalian sebenarnya dengan pengembalian harapan
oleh beberapa saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan. Pasar modal
yang efisien akan bereaksi cepat terhadap adanya informasi yang relevan khususnya
informasi yang dapat mempengaruhi saham. Oleh sebab itu, informasi apapun yang dimiliki
baik yang tersedia di publik maupun privasi sangat berharga bagi investor.
Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus dapat menganalisis laporan
keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan.
Dari laporan keuangan tersebut diperoleh informasi tentang kinerja keuangan (financial
performance)
suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih
saham-saham perusahaan yang mampu memberi tingkat pengembalian (return yang tinggi).
Untuk dapat menginterpretasi informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan
kepentingan pemakai dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada
laporan keuangan yang dipublikasi. Salah satu teknik yang populer diaplikasi dalam praktik
bisnis adalah analisis rasio keuangan. Hasil rasio keuangan merupakan alat yang digunakan
untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap
hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan yang tidak dapat dideteksi jika hanya melihat komponen-komponen rasio
itu sendiri. Rasio keuangan membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan. Dengan melakukan analisis rasio keuangan, maka akan
diperoleh informasi mengenai penilaian keadaan perusahaan baik yang telah lampau, saat
sekarang, dan masa yang akan datang.
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
2.
Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
3
3.
Apakah diantara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas ada yang
berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akuntansi suatu
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan
tersebut. Laporan keuangan pada mulanya bagi perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji”
dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi kemudian laporan keuangan digunakan untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut dengan menganalisanya.
Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Harahap (2008:120) pengguna laporan keuangan adalah (1)
Pemegang saham; (2) Investor; (3) Analis pasar modal; (4) Manager; (5) Karyawan dan
serikat pekerjanya; (6) Instansi pajak; (7) Pemberi dana (kreditur); (8) Supplier; (9)
Pemerintah dan lembaga pengatur resmi; (10) Langganan/lembaga konsumen; (11)
Lembaga Swadaya Masyarakat; dan (12) Peneliti/akademis/lembaga peringkat.
Secara rinci menurut Harahap (2008:132) bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah
sebagai berikut: (1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; (2) Untuk
memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba; (3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; (4) Untuk
memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban
suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi; dan (5)
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijan akuntansi yang dianut perusahaan
Rasio Keuangan
Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu
laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Harahap
(2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam
analisis rasio keuangan adalah 1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya
apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo. (Kasmir, 2008:129). Jenis–jenis rasio likuiditas
adalah (a) Rasio lancar (current ratio); (b) Rasio sangat lancar (quick ratio); dan (c) Rasio kas
(cash ratio). 2. Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
4
perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2008:151). Jenis–jenis rasio solvabilitas adalah: (a) Debt to
assets ratio (debt ratio)
; (b) Debt to equity ratio dan (c) Times interest earned. 3. Rasio Aktivitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimilikinya Kasmir (2008:172). Jenis–jenis rasio aktivitas: (a) Perputaran
persediaan (Inventory turn over); (b) Perputaran piutang (Receivable turn over); (c) Perputaran
aktiva tetap (Fixed assets turn over); dan (d) Perputaran aktiva (Assets turn over). 4. Rasio
Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi (Kasmir, 2008:196). Jenis jenis rasio profitabilitas adalah (a) Profit margin (profit
margin on sales
); (b)Return on investment (ROI); dan (c) Return on equity (ROE).
Return
Saham
Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi.
Return
ini dibedakan menjadi (Husnan, 2004:21): 1. Return yang telah terjadi (actual return)
yang dihitung berdasarkan data historis; dan 2. Return yang diharapkan (expected return)
yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi
yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected
return)
adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi (Jogiyanto, 2004:131).
Return
realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
capital gain/loss
yang juga sering disebut actual return, besarnya actual return dapat dihitung
dengan rumus:
1-Pt
Pt
-Pt
Saham
Return
1Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode yang lalu
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
Likuiditas perusahaan yang tercermin dalam current ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini memprediksi
bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil resiko, secara rasional diketahui
bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil resikonya (Munawir, 2006:62).
Current Ratio
memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek, karena apabila kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti
perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Current Ratio yang rendah
menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak
baik terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tinggi current ratio yang tidak diikuti
dengan tingginya profitabilitas perusahaan maka dapat pula menurunkan return saham
saham di bursa.
Leverage
memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki. Ridwan dan
Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang di biayai oleh kreditur perusahaan,
maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan
5
perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka risiko keuangan
pemegang saham/kreditor juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang
berasal dari kreditor, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak
liabilitas, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar.
Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk asset yang bersifat jangka
pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and
equipment
). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan
(sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan
tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan
perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk
meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan asset. Rasio aktivitas
memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan
untuk
mendapatkan
asset
yang
dibutuhkan
untuk
mempertahankan
tingkat
pertumbuhannya (Ulupui, 2010).
Return on asset
(ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua
investor. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin
tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Dari hasil
perhitungan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian
yang baik, penilaian yang masih kurang baik, dan dapat diketahui bagaimana pengaruhnya
terhadap return saham.
Penelitian Terdahulu
Silalahi (1991) mengadakan penelitian terhadap 38 perusahaan yang listing di BEJ
dengan periode penelitian 198-1990. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi harga
saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel return on assets, dividend
pay out ratio
, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito. Sementara itu ROA
ternyata mempunyai pengaruh yang dominan.
Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
perusahaan pada masa depan pada 89 perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di BEJ
dari tahun 1981993. Machfoedz menunjukkan bahwa rasio keuangan tertentu dapat
digunakan 7 untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, tetapi tidak untuk memprediksi
lebih dari satu tahun. Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas.
Kennedy (2003) meneliti pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset
Turnover, Rasio Leverage,
dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham. Sampel yang
digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis
regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage
ratio, debt to equity ratio,
dan earnings per share memberikan hubungan yang nyata dengan
return
saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya. rendah, secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
6
GAMBAR 1
Rerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis
1.
Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2.
Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
return
saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Rasio profitabilitas berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food
and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek)
Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation reseach) dengan
pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
penjelasan (explanatory) yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah
Skripsi
Diduga rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI
Studi Empirik
Kennedy (2003) meneliti : pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham
Ulupui (2006) meneliti: Analisis Pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ
Studi Teoretis
1. Laporan Keuangan Baridwan (2008:17), Harahap (2008:1). 2. Rasio Keuangan dan
Jenis-Jenis Rasio Keuangan Harahap (2008:218), Kasmir (2008:129) 3. Return Sahm Jogiyanto (2004:131)
Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI
Alat Analisis: Regresi Linier Berganda
Koefisien Korelasi Uji Hipotesis
7
dirumuskan sebelumnya dan kemudian data yang telah diperoleh dihitung lebih lanjut
melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009:6).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan makanan dan minuman (food
and beverages
) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan
tahun 2008–2011 yang berjumlah 18.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
purposive sampling adalah
penentuan sampel dari populasi yang ada berdasar kriteria yang
dikehendaki oleh peneliti Arikunto (2007:28) yang meliputi: 1. Perusahaan industri
manufactur food and beverages yang masuk dalam daftar perusahaan LQ-45; 2. Laporan
keuangan perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2008-2011 dalam capital market mempunyai perkembangan yang baik.
Tabel 1
Nama-nama Perusahaan Sampel Periode 2008-2011
No
Perusahaan Food and Beverages
1
2
3
4
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
PT. Mayora Indah, Tbk
PT. Ultra Jaya Milk, Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik
pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek
Indonesia Pojok STIESIA Surabaya dari tahun 2008 – 2011.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Variabel bebas : Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Variabel terikat : Return saham
Definisi operasional Variabel
1. Variabel bebas
a.
Rasio likuiditas (X1) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan:
current ratio
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio
Lancar
Liabilitas
Lancar
Aset
b.
Rasio leverage (X2) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang itanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan (dilikuidasi). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Debt Ratio
=
Aset
Total
Liabilitas
Total
8
c.
Rasio aktivitas (X3) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya adalah kali (x). Indikator yang
digunakan: total asset turnover yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total assets turnover
=
Aset
Total
Penjualan
d. Rasio profitabilitas (X4) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
ukurannya adalah persen (%). Indikator yang digunakan: debt to total asset yang dapat
dirumuskan sebagai berikut
Aset
Jumlah
Pajak
setelah
Bersih
Laba
ROA
2. Variabel terikat
Return
saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan
return
yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis (Jogiyanto,
2004:131). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan ukurannya
adalah persen (%). Rumus untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut
(Jogiyanto, 2004:132):
1-Pt
Pt
-Pt
Saham
Return
1
Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode yang lalu
Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak
kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF =
1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin
rendah Tolerance.
b. Uji Heterokedastisitas
Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari
(Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data
observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2009:219), secara
umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka
D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2
berarti tidak ada autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji
normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun
variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
9
2. Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda (Ghozali, 2011:96)
Y= a + b1Lik+ b2Lev + b3Akt+ b4Profit + e
Dalam persamaan di atas Y adalah return saham , a adalah konstan, b1, b2, b3, b4 adalah
nilai koefisien regresi dari variabel bebas, Lik= Likuiditas (Current ratio), Lev=Leverage
(Debt to total assets ratio), Akt = Aktivitas (Total asset turnover), Profit= Profitabilitas (Return
on assets)
, dan e = Faktor pengganggu dari luar model (Error)
3. Analisis Koefisien Determinasi (R
2)
Koefisien determinasi (R
2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97).
Interpretasi:
Jika nilai R
2mendekati 1, menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabia Jika R
2mendekati 0 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan semakin lemah.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Uji secara simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011:98). kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan
α
= 5%
yaitu sebagai berikut:
1)
Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas < 0,05 = signifikan (menolak Ho), artinya variabel independen secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
2)
Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel
independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Uji t (Uji secara parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant
α
= 0,05 sebagai berikut:
1)
Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu jika probabilitas <
0,05 = signifikan (menolak Ho). Artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2)
Dengan cara melihat nilai signifikan dari print out komputer yaitu Jika nilai
probabilitas > 0,05 = tidak signifikan (menerima Ho) (k, n-k-l), artinya variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi Parsial (r²)
Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas (rasio
likuiditas, rasio leverages, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap variabel terikat
(return
saham) secara parsial. Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat
koefisien parsial atau dengan kata lain r
2= koefisien determinasi parsial (Sugiyono,
2009:260). Jika nilai r² dari variabel bebas secara parsial menunjukkan angka yang
terbesar, maka variabel tersebut punya pengaruh dominan terhadap harga saham
perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
10
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Tabel 2
Current Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
Aktiva Lancar
(Rp)
Hutang Lancar
(Rp)
Current
Ratio
(%)
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2008
14,598,422
16,262,161
89.77
2009
12,967,241
11,148,529
116.31
2010
20,077,994
8,559,118
234.58
2011
24,501,734
12,831,304
190.95
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
2008
524,813
516,144
101.68
2009
561,482
852,194
65.89
2010
597,241
632,026
94.50
2011
656,039
659,873
99.42
3
PT Ultra Jaya Milk, Tbk
2008
826,609,750,534
445,865,532,090
185.39
2009
813,389,917,761
384,341,997,988
211.63
2010
955,441,890,578
477,567,754,724
200.06
2011
924,080,291,058
607,594,391,942
152.09
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
1,684,852,654,975
769,800,272,970
218.87
2009
1,750,424,018,336
764,230,447,224
229.04
2010
2,684,853,761,819
1,040,333,647,389
258.08
2011
4,095,298,705,091
1,845,791,716,500
221.87
Sumber: Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
Tabel 3
Debt to Total Assets Ratio Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
Total Hutang
(Rp)
Total Assets
(Rp)
Debt to
Assets (%)
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2008
31,095,515
39,594,264
78.54
2009
24,886,781
40,382,953
61.63
2010
22,423,117
47,275,955
47.43
2011
21,975,708
53,585,933
41.01
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
2008
597,211
941,389
63.44
2009
888,254
993,465
89.41
2010
665,861
1,137,082
58.56
2011
690,545
1,220,813
56.56
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
2008
605,322,780,408 1,740,646,379,006
34.78
2009
541,118,816,556 1,732,701,994,834
31.23
2010
708,643,062,501 2,006,595,782,260
35.32
2011
776,735,079,582 2,179,181,979,434
35.64
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
1,677,889,089,551 2,922,998,415,036
57.40
2009
1,623,443,299,810 3,246,498,515,952
50.01
2010
2,359,027,300,267 4,399,191,135,535
53.62
2011
4,174,956,240,894 6,599,845,533,328
63.26
11
Tabel 4
Total Assets Turnover Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
Penjualan
(Rp)
Total Assets
(Rp)
TATO
(x)
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2008
38,799,279
39,594,264
0.98
2009
37,397,319
40,382,953
0.93
2010
38,403,360
47,275,955
0.81
2011
45,332,256
53,585,933
0.85
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
2008
1,325,661
941,389
1.41
2009
1,616,264
993,465
1.63
2010
1,790,164
1,137,082
1.57
2011
1,858,750
1,220,813
1.52
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
2008
1,362,806,580,492 1,740,646,379,006
0.78
2009
1,613,927,991,404 1,732,701,994,834
0.93
2010
1,880,411,473,916 2,006,595,782,260
0.94
2011
2,102,383,741,532 2,922,998,415,036
0.72
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
3,907,674,046,231 2,922,998,415,036
1.34
2009
4,777,175,386,540 3,246,498,515,952
1.47
2010
7,224,164,991,859 4,399,191,135,535
1.64
2011
9,453,885,992,878 6,599,845,533,328
1.43
Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya
Tabel 5
Return on Assets Perusahaan Food and Beverages Tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
Laba bersih
(Rp)
Total Assets
(Rp)
ROA
(%)
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2008
1,034,389
39,594,264
2.61
2009
2,726,309
40,382,953
6.75
2010
4,016,793
47,275,955
8.50
2011
5,017,425
53,585,933
9.36
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
2008
222,307
941,389 23.61
2009
340,458
993,465 34.27
2010
442,916
1,137,082 38.95
2011
507,382
1,220,813 41.56
3
PT Ultra Jaya Milk, Tbk
2008
303,711,501,204
1,740,646,379,006 17.45
2009
81,152,862,190
1,732,701,994,834
4.68
2010
107,123,243,835
2,006,595,782,260
5.34
2011
101,323,273,593
2,922,998,415,036
3.47
4
PT Mayora Indah, Tbk
2008
196,230,049,693
2,922,998,415,036
6.71
2009
385,093,619,529
3,246,498,515,952 11.86
2010
501,980,668,673
4,399,191,135,535 11.41
2011
483,826,229,688
6,599,845,533,328
7.33
12
Tabel 6
Return Saham Perusahaan
Food and Beverages Selama tahun 2008–2011
No
Emiten
Tahun
Harga Saham (Rp)
Return Saham
1
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk
2007
2,575
0
0
2008
930
(1,645)
-0.6388
2009
3,550
2,620
2.8172
2010
4,875
1,325
0.3732
2011
4,600
(275)
-0.0564
2
PT Multi Bintang
Indonesia, Tbk
2007
55,000
0
0
2008
49,500
(5,500)
-0.1
2009
177,000
127,500
2.5758
2010
27,495
(149,505)
-0.8447
2011
359
(27,136)
-0.9869
3
PT Ultra Jaya Milk,
Tbk
2007
650
0
0
2008
800
150
0.2308
2009
580
(220)
-0.275
2010
1,210
630
1.0862
2011
1,080
(130)
-0.1074
4
PT Mayora Indah, Tbk
2007
1,750
0
0
2008
1,140
(610)
-0.3486
2009
4,500
3,360
2.9474
2010
10,750
6,250
1.3889
2011
14,250
3,500
0.3256
Sumber: Bursa Efek Pojok STIESIA Surabaya
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas
Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of
regresion standard
, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus
mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Dari grafik diatas dapat
diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan
sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna
antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam
penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik
dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen
lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak
terjadi gejala korelasi antar variabel bebas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam
variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka
model kurang akurat dalam memprediksi.
13
Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil
pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan (Gujarati, 2001:201).
Uji Heterokedastisitas
Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala
tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual
versus fit,
dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik
tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas
tidak terjadi gejala heterokedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta (Constant) Current ratio Debt to total assets Total assets Turnover Return on assets -86505.8 696.604 1797.140 22288.624 5929.149 75879.774 306.874 1132.082 58234.543 1482.658 .118 .659 .172 .434 -1.140 2.270 1.587 .383 3.999 .278 .006 .141 .709 .000 a.Dependet Variable: Return sahamSumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda:
Y = -86505,80 + 696,604CR + 1797,140DR + 22288,624TATO + 5929,149ROA + e
Koefisien Determinasi (R
2)
Tabel 8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of The Estimate
1 .784a .617 .531 36089.22057
a. Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets Turnover
Sumber : Hasil output SPSS
Simpulan:
nilai koefisien determinasi (R
2) sebesar 0,617 atau 61,70% artinya variabilitas
variabel return saham yang dapat dijelaskan oleh variabilitas current ratio, debt to total assets
asset ratio, total assets turnover
dan return on assets sebesar 61,70%, sedangkan sisanya sebesar
38,30%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.
14
Uji F
Tabel 9
Hasil Uji F
ANOVA
b Model Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Regression Residual Total 1E+010 1E+010 3E+010 4 11 15 3721784246 638604023.0 5.828 .000a
a. Predictors: (Constant), Return on assets, Debt to total assets, Current ratio, Total assets Turnover Dependet Variable: Return saham
Sumber: Hasil output SPSS
Dari hasil output didapat nilai F sebesar 5,828 dengan tingkat signifikansi 0,000,
maka dapat disimpulkan bahwa current ratio, debt to total assets ratio, total assets turnover dan
return on assets
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada
perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Uji t
Tabel 10
Hasil Uji t
Variabel
t hitung
Sig
(
α
)
Keterangan
Current ratio
2,270
0,006
0,05 Berpengaruh signifikan
Debt to total assets ratio
1,587
0,141
0,05 Tidak berpengaruh signifikan
Total assets turnover
0,383
0,709
0,05 Tidak berpengaruh signifikan
Return on assets
3,999
0,000
0,05 Berpengaruh signifikan
Sumber: Hasil output SPSS