• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2016. Pengambilan sampel dilakukan di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Analisis unsur hara C, N dan K dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Area lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Deskripsi Area

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian di Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantung serasah (litter bag) ukuran 30 x 40 cm yang terbuat dari nylon, jaring (litter trap) berukuran 1 x 1 m, tali rafia, timbangan analitik, oven, jarum, benang, amplop, kantung plastik, jarum suntik, pH meter, refraktometer, botol Winkler, thermometer, tisu, alat tulis, kamera digital dan kertas HVS.

Bahan yang digunakan adalah serasah daun R. stylosa yang diambil dari kawasan lokasi penelitian, air, MnSO4, KOH-KI, H2SO4, Na2S2O3, amilum dan akuades.

Prosedur Penelitian

Deskripsi Stasiun Pengambilan Sampel

Penentuan stasiun dilakukan dengan metode purposive sampling. Dimana dalam penentuan stasiun terdapat 3 stasiun berdasarkan ketersediaan jenis mangrove R. stylosa dari tepi pantai sampai daratan.

Stasiun I

Stasiun I secara geografis memiliki koordinat 48'35"LU dan 9814'38"BT. Stasiun ini didominasi mangrove jenis R. apiculata dan R. stylosa. Area ini berada didekat lahan area penanaman mangrove oleh mahasiswa manajemen sumberdaya perairan tahun 2011. Stasiun I dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Stasiun I

Stasiun II

Stasiun II secara geografis memiliki koordinat 48'42"LU dan 9814'42"BT. Stasiun II memiliki mangrove R. apiculata yang jumlahnya cukup banyak dan stasiun ini didominasi oleh mangrove jenis R. apiculata dan R. stylosa. Stasiun II dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Stasiun II Stasiun III

Stasiun III secara geografis memiliki koordinat 48'44"LU dan 9814'39"BT. Stasiun ini memiliki ketersediaan mangrove yang cukup banyak memiliki kerapatan yang tinggi dan didominasi oleh jenis R. apiculata, A. marina

dan R. stylosa. Stasiun III ini memiliki kondisi tanah yang berlumpur. Stasiun III dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Stasiun III

Pengambilan Sampel Daun Serasah R. stylosa Produksi Serasah Mangrove

Metode umum yang digunakan untuk menangkap guguran serasah di hutan mangrove dalam waktu tertentu (linerfall) adalah dengan littertrap (jaring penangkap serasah). Littertrap berupa jaring penampung berukuran 1 m x 1 m, yang terbuat dari nylon dengan ukuran mata jaring sekitar 1 mm dan bagian bawahnya diberi pemberat. Littertrap diletakkan di antara vegetasi mangrove terdekat dengan ketinggian sekitar 1 – 1,5 m di atas garis pasang tertinggi. Pada setiap stasiun dipasang 5 jaring penampung. Pengukuran produktivitas serasah

dilaksanakan bersamaan dengan mulai dilakukannya penelitian laju dekomposisi selama 3 bulan dengan selang waktu pengambilan selama 15 hari.

Serasah yang sudah dikumpulkan, diambil serasah daun saja yang akan ditimbang. Serasah tersebut ditimbang beratnya lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label, untuk selanjutnya dilakukan pengukuran berat kering serasah. Pengukuran berat kering serasah dilaksanakan dengan cara mengeringkan sampel ke dalam oven pada suhu 80°C selama 1x24 jam atau hingga beratnya konstan. Desain dan ilustrasi pemasangan perangkap serasah dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Desain dan Ilustrasi Pemasangan Perangkap pada Saat Penelitian (Aida dkk, 2014)

Laju Dekomposisi Serasah Mangrove

Pengambilan serasah daun mangrove dilakukan dengan cara mengambil langsung serasah yang sudah jatuh secara alami di lantai hutan mangrove. Setiap stasiun disiapkan 18 kantung serasah dimana dalam setiap kantung berisi serasah daun seberat 50 g. Setelah daun dimasukkan, kantung serasah dijahit kemudian diberi lubang pada kedua sisi kantung kanan dan kiri agar kantung dapat

dihubungkan dengan tali rafia. Kemudian kantung serasah diikatkan pada akar mangrove dengan erat agar saat pasang kantung serasah tidak terlepas.

Pengukuran laju dekomposisi dilakukan dengan mengambil litterbag dari masing-masing lokasi pengamatan pada 0, 15, 30, 45, 60, dan 75 hari. Setiap selesai waktu pengambilan, serasah dari litterbag dikeluarkan dan ditiriskan, untuk selanjutnya diukur berat basahnya. Kemudian serasah tersebut selanjutnya dikeringkan didalam oven pada suhu 80°C hingga beratnya konstan, lalu diukur berat keringnya. Laju dekomposisi serasah dihitungdari penyusutan bobot serasah yang didekomposisikan dalam satu satuan waktu.

Pengambilan Data Parameter Fisika Kimia Perairan

Pengukuran parameter Fisika kimia perairan dilakukan sebanyak 6 kali dengan interval waktu 2 minggu selama 3 bulan. Dapat dilihat pada Tabel 2. Prosedur kerja pengukuran DO dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2.Parameter Fisika Kimia Perairan

Parameter Satuan Alat Tempat Analisis

Fisika Suhu Salinitas 0 C ppt Termometer Refraktometer In Situ In Situ Kimia DO pH Karbon Nitrogen Fosfat Mg/l - % % % Metode Winkler pH Meter

Ekstraksi Destruksi Basah Metode Kjelldahl Ekstraksi Destruksi Basah

In Situ In Situ Ex Situ Ex Situ Ex Situ

Analisis Data

Produksi Serasah Daun Mangrove R. stylosa

Serasah mangrove yang jatuh ke jaring nylon berukuran 1 X 1 m2 kemudian dimasukkan ke kantong plastik. Pisahkan komponen daun, ranting, dan bunga-buah. Kemudian di timbang dengan ketelitian timbangan 0,01 gram. Hasil dari pengukuran dihitung dengan satuan gram/m2/ hari.

Berat basah serasah diperoleh setelah ditimbang sebelum dioven. Berat kering serasah diperoleh setelah dikeringkan dalam oven pada suhu 80°C sampai mencapai berat konstan. Analisis produksi serasah dilakukan menggunakan persamaan Hamidy, dkk (2002) diacu oleh Apdhan, dkk (2013).

Berat kering = (gbk/m²/75hari atau gbk/m²/hari)

Keterangan:

gbk = gram berat kering

m²/60hari = meter kuadrat per 75 hari m²/hari = meter kuadrat per hari

Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove R. stylosa

Perhitungan persentase laju dekomposisi serasah daun pada R. stylosa

menggunakan rumus Boonruang (1984), yaitu:

� =

��−����

x

100%

Keterangan:

Y = Persentase serasah daun yang mengalami dekomposisi (%) BA = Berat kering awal penimbangan (gram)

Pendugaan nilai laju dekomposisi serasah dilakukan menurut persamaan berikut (Olson, 1963 diacu oleh Mahmudi, dkk., 2008) :

X

t

= X

0

e

–kt

Jadi :

ln (X

t

/X

0

) = -kt

Keterangan :

Xt = Berat serasah setelah periode pengamatan ke-t X0 = Berat serasah awal

e = Bilangan logaritma natural (2,72) k = Nilai Laju Dekompos isi

Dokumen terkait