3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purpose sampling (disengaja).
Purpose Sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau tujuan
tertentu. Penelitian dilaksanakan di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo terdapat beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar pemilihan wilayah Kabupaten Karo sebagai daerah penelitian, antara lain :
1. Berdasarkan data luas lahan dan jumlah produksi tanaman jeruk tiap tahunnya menurun (Tabel 1.1 ) dan berbanding terbalik dengan produksi wortel yang mengalami peningkatan di Kabupaten Karo (Tabel 1.2 ).
2. Pemilihan Desa Surbakti ditetapkan dengan alasan merupakan Desa yang paling besar mengalami peningkatan pertumbuhan luas lahan wortel dan penurunan luas lahan jeruk di Kabupaten Karo dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terlihat dalam Tabel 3.1 berikut :
19 Tabel 3.1 Luas Lahan Tanaman Jeruk dan Wortel di Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Karo ( Ha )
3.2 Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani jeruk yang telah mengalihfungsikan tanaman jeruknya menjadi tanaman wortel dalam priode 2012-2016. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah Nonprobality Sampling dengan teknik snowball sampling. Metode ini dipilih karena jumlah populasi yang akan diteliti tidak diketahui secara pasti. Cara ini dilakukan dengan mencari sample pertama dan mewawancarinya. Setelah itu peneliti meminta sample pertama tadi untuk menunjukkan orang lain yang sekirannya dapat diwawancarai sesuai dengan kriteria yang diinginkan, dan begitu pula seterusnya. Populasi yang akan diteliti untuk memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample. Besar sample yang dalam penelitian ini adalah petani jeruk yang melakukan alih fungsi lahan menjadi wortel dan petani jeruk yang tetap mempertahankan usahataninya.
Berikut merupakan distribusi keputusan petani dalam mengkonversikan lahannya.
Tabel 3.1. Distribusi Keputusan Petani Dalam Mengkonversikan Lahannya Keputusan Keputusan untuk mengalihfungsikan
Total (Orang) Persentasi %
Ya 70 87,5
Tidak 10 12,5
Jumlah 80 100
Sumber: Data diolah dari Lampiran 1
Tabel 3.1. memperlihatkan jumlah persentase keputusan petani di daerah penelitian dalam mengkonversikan lahannya, yaitu sebanyak 70 sampel atau sebesar 87,5%, mengubah tanaman jeruk mereka menjadi tanaman wortel.
Sisanya yaitu sebanyak 10 sampel atau sebesar 12,5%, petani mempertahankan usahatani komoditi lain. Adapun kuesioner yang disebarkan sebanyak 80 kuesioner.
21
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan hasil wawancara mendalam. Sementara data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintahan atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data skunder diperolehdari Kantor Desa Surbakti dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu data sekunder juga diperoleh melalui literatur-literatur penunjang lainnya seperti buku, makalah dan jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
3.4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Crosstab (grafik tabulasi silang) dengan Uji Chi-Square, kemudian dianalisis sehingga diperoleh berbagai gambaran yang menunjukkan pengaruh ratio pendapatan jeruk per pendapatan wortel, luas lahan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan penggunaan tenaga kerja terhadap keputusan petani melakukan alih fungsi lahan jeruk menjadi wortel di Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.
Metode tabulasi silang (Crosstab) yang akan mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks, hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu tabel dengan variabel-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris tabel tersebut. Untuk mengamati dan menganalisa variabel-variabel tersebut dipakai dengan tabel dua dimensi yang merupakan cara yang termudah.
Selanjutnya melakukan uji Chi-Square dengan spss yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (dependen) dan variabel independen.Prinsip dasar uji Chi-Square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikansi). Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (signifikansi).
Menurut Santoso (2014), pedoman atau dasar pengambilan keputusan dalam uji Chi-Square dapat dilakukan dengan cara melihat nilai output Chi-Square test dari hasil olah SPSS. Dalam pengambilan keputusan untuk uji Cho-Square ini, dapat berpedoman pada dua hal, yakni membandingkan antara nilai Asymp. Sig, dengan batas kritis yakni 0,05 atau dapat juga dengan cara membandingkan antara nilai Chi-Square hitung dengan nilai Chi-Square tabl pada signifikansi 5%. Ketentuan yang berlaku adalah:
1. P-value ˃ 0,05 ; tolak H1 terima H0 2. P-value ˂ 0,05 ; tolak H0 terima H1
H0 : Artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
H1 : Artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
23
Hasil uji Chi-Square hanya dapat menyimpulkan ada tidaknya perbedaan proporsi antara kelompok atau hanya dapat menyimpulkan ada tidaknya hubungan dua variabel kategori.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi Operasional
1. Petani sampel adalah petani wortel yang sebelumnya pernah menanam tanaman jeruk kemudian melakukan alih fungsi pada periode 2012 - 2016
2. Alih fungsi lahan adalah peralihan dari lahan tanaman jeruk menjadi lahan tanaman wortel
3. Keputusan petani adalah Keputusan yang dipilih petani untuk mengalih fungsikan tanaman jeruk menjadi wortel atau tanaman yang lebih menguntungkan.
4. Ratio pendapatan jeruk dan wortel adalah perbandingan pendapatan jeruk dan wortel pada saat penelitian dihitung dalam satuan Rupiah.
5. Luas lahan yang dialih fungsikan adalah peralihan fungsi lahan dari tanaman jeruk menjadi wortel yang diukur dalam bentuk ukuran luas yakni (Ha).
6. Pengalaman bertani adalah pengalaman kerja sebagai seorang petani dihitung dalam satuan (Tahun)
7. Jumlah tanggungan adalah jumlah yang masih ditanggung dalam keluarga petani. Dihitung dengan satuan (Jiwa)
8. Rasio penggunaan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan petani mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaa dan panen jeruk
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
2. Sampel penelitian adalah petani yang mengalih fungsikan lahan komoditi tanaman jeruk menjadi tanaman wortel di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
3. Waktu penelitian pada Tahun 2018.