3.1 Jenis Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan design and development research. Pendekatan ini digunakan untuk menguji teori Health Belief Model dan memvalidasi perilaku penggunaan pestisida yang sudah dilakukan turun temurun. Penelitian ini dilakukan di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juni 2021 sampai November 2021.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh petani pengguna pestisida di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Sampel pada penelitian kualitatif disebut juga informan, dalam hal ini adalah petani yang dipilih dengan metode purposive sampling. Ukuran sampel bergantung sumber daya dan waktu yang tersedia dengan
mempertimbangkan saturasi data yang didapatkan atau tidak adanya lagi informasi baru yang didapat (Moloeng, 2012). Dalam penelitian ini, pemilihan informan dari petani didasarkan kriteria dan pertimbangan sebagai berikut:
1) Berusia 19 hingga 60 tahun
2) Petani merupakan pengguna pestisida dan secara pribadi menerapkan pestisida pada tanaman selama minimal 1 tahun terakhir
3) Petani masih berencana untuk tetap menerapkan pestisida sebagai pekerjaan rutin selama periode penelitian
4) Mampu berkomunikasi dengan baik secara tertulis maupun tidak tertulis
Untuk menjaga mutu penelitian, triangulasi dilakukan dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), Kepala Puskesmas dan Kepala Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
3.3 Definisi Operasional
Definisi Operasional Perilaku Aman Penggunaan Pestisida dalam kerangka Health Belief Model adalah ancaman yang dirasakan dari pengunaan pestisida (persepsi kerentanan untuk terpapar pestisida, dan persepsi tingkat keparahan konsekuensi dari
13 paparan pestisida), persepsi manfaat mengadopsi perilaku penggunaan pestisida yang aman, dan hambatan yang dirasakan untuk mengadopsi perilaku penggunaan pestisida yang aman.
3.4 Instrumen dan Alat Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen penelitian karena ia merupakan perencana, pengumpul, melakukan analisis dan menafsirkan data sekaligus melaporkan hasil penelitiannya (Moloeng, 2012). Peneliti merupakan dosen tetap di FK Unila sejak Desember 2006 dan aktif terlibat dalam penelitian tentang aspek kesehatan penggunaan pestisida. Hal ini menunjukkan kesiapan peneliti terhadap topik yang diteliti. Sementara instrumen pertanyaan yang diajukan dalam FGD dengan kelompok tani dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), wawancara mendalam dengan Kepala Puskesmas dan Kepala POPT disusun berdasarkan informasi yang didapat dari berbagai literatur yang menjadi sumber rujukan. Alat yang digunakan voice recorder.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Focus Group Discussion (FGD) pada Petani
FGD dikuti 6-10 petani yang merupakan perwakilan kelompok tani (poktan) dan dilakukan oleh satu orang moderator serta satu orang juru tulis. Peneliti berperan sebagai moderator berkonsentrasi pada daftar pertanyaan topik yang sudah disiapkan sebelumnya dan mengatur jalannya diskusi. Sementara juru tulis membuat catatan terkait informasi, bahasa tubuh dan sikap yang ditunjukkan oleh informan, serta merekam proses diskusi menggunakan voice recorder. Sementara juru tulis merupakan seorang staf pengajar FK Unila yang memiliki pengalaman pada penelitian kualitatif.
Kegiatan dilaksanakan selama 60-100 menit. Hasil kesimpulan FGD dianalisis hingga tercapai kejenuhan informasi yang didapat.
3.5.2 Focus Group Discussion (FGD) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
FGD terhadap PPL dilakukan sebagai bentuk triangulasi terhadap data yang didapat dari FGD dengan petani. FGD terdiri dari 6 orang PPL yang dilakukan sebanyak satu kali selama kurang lebih 60 - 100 menit. FGD juga dipandu oleh peneliti sebagai moderator, dan juru tulis merekam proses FGD tersebut menggunakan voice
14 recorder. Moderator memandu FGD berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya.
3.5.3 Wawancara Mendalam dengan Kepala Puskesmas dan Ketua Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT)
Wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Ketua POPT direncanakan sebagai bentuk dari triangulasi data dan teknik pengumpulan data. Melalui wawancara ini, diharapkan didapat informasi mengenai edukasi, sosialisasi bagi petani dan PPL.
3.6 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram alir berikut ini:
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Koordinasi, izin etik penelitian
Sampel: petani dengan karakteristik yang sudah
ditentukan
Pelaksanaan FGD pada petani
Triangulasi data: FGD PPL, wawancara Kepala Puskesmas,
Ketua POPT
Transkripp
Analisis data: abstraksi data dan penyajian data
Transkripp
Member check
Analisis data hasil FGD petani, FGD PPL, wawancara Kepala
Puskesmas, Ketua POPT
Penyajian data
Penarikan Kesimpulan
Penyusunan Laporan
15 3.6 Etik Penelitian
Pada penelitian ini disiapkan lembar persetujuan (informed consent) untuk melindungi responden dan peneliti saat melaksanakan penelitian. Penelitian ini mendapat persetujuan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung dan Dinas Kesehatan dan Pertanian Kabupaten Tanggamus (Surat Rekomendasi Penelitian Terlampir). Responden yang bersedia ikut dalam penelitian telah menandatangani lembar informed consent.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif yang telah dikumpulkan diolah melalui tahapan sebagai berikut:
1) mendengarkan rekaman dan membuat transkrip dari hasil FGD dan wawancara mendalam, 2) penulisan kembali catatan lapangan, 3) mengelompokkan dan atau mengkoding data, 4) menyajikan ringkasan data sehingga interpretasi data menjadi mudah, dan 5) mengambil kesimpulan. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dengan dilengkapi beberapa kutipan langsung untuk memantapkan instrumen survei yang digunakan untuk penelitian kuantitatif.
Dalam rangka jaga mutu hasil penelitian kualitatif dilaksanakan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moloeng, 2012). Dalam penelitian ini dilaksanakan triangulasi sebagai berikut:
a. Triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan keadaan dan perspektif dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, dalam hal ini petani, PPL, kepala Puskesmas, Kepala POPT. Selain itu juga triangulasi sumber yang dilakukan yaitu dengan membandingkan hasil wawancara mendalam dan FGD dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (data sekunder).
b. Triangulasi metode yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan FGD, serta dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama yaitu pada wawancara mendalam maupun FGD.
c. Triangulasi teori atau data yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori atau data lain.
16