• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Dalam dokumen Proposal Skripsi Tampilan Kekerasan dala (Halaman 24-34)

Definisi dari metodologi adalah bagian yang berisi mengenai pendekatan, metode dan tehnik yang digunakan untuk menjawab tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya (Jonathan Sarwono,2006 :254)

Definisi lain dari penelitian kualiatif untuk menguatkan definisi diatas adalah penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya. (Deddy Mulyana, 2008:150)

8.1 Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskripsi kualitatif. Dalam teori deskripsi suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relavan dengan variabel yang diteliti. Beberapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan. Dideskripsikan akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori yaitu kelompok teori yang berkenan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan. Deskripsi teori yang tidak berisi

tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas danterarah. Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi deskripsi kualitatif. Strategi deskriptif dalam penelitian kualitatif adalah mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, sehingga laporan penelitian berupa kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.

Melalui permasalahan diatas yang diajukan dalam penelitian, Penulis menekankan pada kekerasan dalam serial film animasi larva dalam teori semiotika Roland Barthes yakni dengan munculnya kekerasan yang disebabkan tanda konotasi muncul dengan adanya “mitos” yaitu Pada persahabatan tidak seterusnya baik kadang kala ada pertengkaran antar sesama dengan adanya muncul sikap kekerasan. Hal ini yang terjadi pada kehidupan manusia diungkapkan melalui cerita film nyata ataupun film animasi yang mempunyai karakter tersebut. Selain itu juga dapat memberikan berbagai ide, konsep yang menarik sehingga mempengaruhi fikiran penonton yang mendominasi para anak-anak, remaja hingga dewasapun menikmati tontonan film animasi terutama serial animasi larva tersebut. Oleh karena itu, penelitian

ini mengambil jenis penelitian kualitatif deskriptif. Dengan penelitian ini, di harapkan mampu memberikan informasi.

8.2 Data dan Sumber Data

8.2.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah suatu objek ataupun asli yang berupa material mentah dari pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand information. Data-data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi (Silalahi, 2006:266).

8.2.1.1 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian apa pun, termasuk penelitian kualitatif, dan digunakan untuk memperoleh informasi atau data sebagaimana tujuan penelitian. Istilah observasi dalam penelitian kuantitatif biasanya dikenal dengan satu sebutan saja, yakni teknik observasi (pengamatan). Namun dalam penelitian kualitatif ada beberapa tipe observasi sebagaimana akan dijabarkan dalam uraian mendatang. Istilah observasi, dimana sebagian besar ilmuwan sosial

memaknakan observasi partisipan, telah menjadi sinonim dengan penelitian lapangan (Williamson, Karp. Dan Dalpin, 1977:199).

8.2.1.2 Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Wawancara dapat dilakukan oleh seorang Psikologi, Pengamat film atau pihak lainnya mengenai tema peneliti. Teknik Wawancara, adalah menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam, untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. (Sugiyono, 2009:232) Selain menggunakan analisis teks, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan seorang Psikologi yang memahami wujud kekerasan untuk mengumpulkan data, sehingga menghasilkan data yang konprehensif.

8.2.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan berasal dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi, 2006:266). Data yang diperoleh selain dari data primer data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder diperoleh dari e-book, buku, dan sumber-sumber kepustakaan. Diperoleh melalui literatur-literatur yang mengkaji mengenai analisis semiotika sebuah film.

8.3 Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan cuplikan yang bersifat selektif, dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keinginan pribadi dari Penulis, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini bersifat purposive sampling.

Dalam penelitian ini yang menampilkan unsur kekerasannya pada tayangan film animasi larva yaitu pada episode Straw tahun 2014 durasi 00.49-01.10 menunjukan adegan Si Merah memukul Si Kuning. Episode Spaghetti tahun 2014 pada durasi 27.35-28.10 Si Kuning memukul Si Merah hingga terjatuh. Episode Fishing pada durasi 41.00-41.45 adegan yang ditampilkan

ini Si Merah dan Si Kuning saat menolong binatang lainnya tetapi ada unsur balas dendam dari binatang tersebut. Episode Ice Cream tahun 2014 pada durasi 00.21-00.27 menunjukan adegan Si Merah dan Si Kuning dengan cara menindas. Episode Mite tahun 2015 durasi 04.17-04.20 Si Kuning kentut kemuka Larva Hijau. Episode Pinky’s Secret tahun 2015 durasi 07.03-08.30 Saling kentut kentutan.

8.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :

8.4.1 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dalam penelitian apa pun, termasuk penelitian kualitatif, dan digunakan untuk memperoleh informasi atau data sebagaimana tujuan penelitian.

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung – tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Kriyantono, 2006:108).

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (Observasi berperan serta) dan non participant observation dan Observasi tidak berstruktur. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi patisipan, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Sedangkan, dalam observasi non-partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent. Dan dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan observasi tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi langsung. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang yang akan diobservasikan. Dalam penelitian ini menggunakan observasi non-partisipan.

8.4.2 Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Wawancara dapat dilakukan oleh seorang Psikologi, Pengamat film atau pihak lainnya

mengenai tema peneliti. Teknik Wawancara, adalah menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam, untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. (Sugiyono, 2009:232) Selain menggunakan analisis teks, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan seorang Psikologi yang memahami wujud kekerasan untuk mengumpulkan data, sehingga menghasilkan data yang konprehensif. Wawancara ini dapat dibagi menjadi wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara tidak struktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukanan oleh informan. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak struktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis permasalahan pada penelitian tersebut.

8.5 Validitas Data

Untuk mengecek hasil penelitian dan menguatkannya, Peneliti menggunakan wawancara dengan pengamat film untuk menguatkan tentang pluralisme di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pengembangan validitas trianggulasi seperti yang dikatakan Patton (Gunawan, 2009 : 24-27). Selanjutnya pada penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan trianggulasi data atau sumber, yaitu melihat sesuatu yang sama, dari berbagai perspektif yang berbeda. Trianggulasi sumber yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamat film yang ada di Indonesia. Melalui trianggulasi tersebut diperoleh data yang lengkap mendalam serta komprehensif.

8.6 Teknik Analisis Data

Dalam analisis data ini, Peneliti menggunakan sistem signifikasi tiga tahap milik Roland Barthes yaitu, denotasi, konotasi, dan mitos. Dalam semiologi Roland Barthes, denotasi merupakan sistem signifikasi (pemaknaan) tahap pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua, dan mitos yang terakhir. Denotasi menggunakan makna dari tanda sebagai definisi secara literal yang nyata. Konotasi mengarah pada kondisi sosial budaya dan asosiasi personal (Barthes, 2004: 162).

Dalam penelitian Pesan Kekerasan dalam Serial Animasi Larva ini, analisis akan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah melakukan kajian dengan melihat tanda yang terdapat dalam Tayangan televisi. Tanda-tanda ini akan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pesan linguistik (teks yang ada dalam film tersebut), pesan ikonik yang terkodekan (gambar dan adegan yang ada di film tersebut), pesan ikonik yang tak terkodekan (makna tersirat dari dialog dan adegan dalam film tersebut). Tahap kedua,

1. Penanda 2. Petanda

3. Tanda

I. PENANDA II. PETANDA

III. TANDA Bahasa

menarik makna berdasarkan atas analissis semiotika yang dilakukan pada tahap pertama, pada tahap ini peneliti akan mengungkapkan bagaimana penggunaan simbol-simbol dan kecenderungan pesan dalam tayangan televisi melalui lima kode. Kode itu adalah hermeneutik, proaretik , simbolik, semik dan gnomik. Setelah itu ditarik kesimpulan tentang pesan tersirat dari tampilan kekerasan dalam serial animasi larva ini. Tahap ketiga adalah mitos. Mitos adalah sistem semiologi tingkat kedua. Karena dia terbentuk dari serangkaian rantai semiologis yang telah ada sebelumnya.

Dalam dokumen Proposal Skripsi Tampilan Kekerasan dala (Halaman 24-34)

Dokumen terkait