• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik di daerah Simalingkar B, Jl. Bunga Rampai I Medan selama 4 bulan yakni dari bulan Maret 2007 sampai bulan Juni 2007.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan:

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah ultisol yang diambil dari kebun percobaan PTPN II Sawit Seberang Kab. Langkat, Sumatera Utara. Kacang tanah varietas Gajah, inokulum mikoriza (Mycofer dengan kandungan : Gigaspora margarita, Acalauspora tuberculata, Glomus manihotis, Glomus etunicatum ) diperoleh dari BTIG (Bank of Tropical Indigenous Glomales) Pusat Penelitian Bioteknologi IPB, pupuk urea, TSP, KCl, KOH 5%, HCl 0,5%, Gliserol, Asam laktat, Trypan blue 0,05 %, aquades.

Alat:

Alat yang digunakan antara lain : cangkul, ayakan, sekop, pisau, polybag, bambu, kawat, plastik, alat-alat ukur seperti: timbangan, gelas ukur, Leaf Area Meter (Cl 201 ClD,lnc) oven, alat tulis, hand sprayer, ember, selang air, mikroskop, eksikator, erlenmeyer, cawan, kaca preparat, botol kaca dll

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan menggunakan dua faktor yaitu:

Faktor pertama pemberian mikoriza (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : M1 = Tanpa pemberian mycofer

M2 = 5 g mycofer /polybag M3 = 10g mycofer / polybag

Faktor kedua tingkat pemberian air (A) terdiri dari 4 taraf yaitu: A1 = 100 % kapasitas lapang

A2 = 80 % kapasitas lapang A3 = 60 % kapasitas lapang A4 = 40 % kapasitas lapang

Dengan demikian diperoleh sebanyak 12 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 10 polybag sampel dimana 8 polybag di gunakan untuk analisa pertumbuhan dan 2 untuk produksi, sehingga jumlah seluruhnya adalah 12 x 3 x 10 = 360 polybag tanaman dengan 1 tanaman/polybag.

Metode Analisis Data

Percobaan yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model matematis sebagai berikut:

Y

ijk

= μ + σ

i

+ α

j

+ β

k

+ αβ

jk

+ ε

ijk

Y

ijk = Hasil pengamatan pada pemberian FMA ke-j, taraf pemberian air ke- k dan

ulangan ke i

μ

= Pengaruh nilai tengah

σ

i = Pengaruh ulangan ke-i

α

j

=

Pengaruh pemberian FMA ke- j

β

k = Pengaruh taraf pemberian air ke- k

αβ

jk = Pengaruh interaksi dari pemberian FMA ke-j, taraf pemberian air ke-k

ε

ijk

=

Pengaruh acak dari pemberian FMA ke-j, taraf pemberian air ke-k dan ulangan ke –i

Data hasil pengamatan disusun dalam anova untuk masing-masing peubah. Jika pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dapat dilanjutkan dengan analisis regresi, korelasi dan uji beda rataan dengan uji DMRT pada taraf 5% dan 1%.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan tanah

Tanah topsoil diambil dari desa kebun percobaan PTPN II Sawit Seberang Kab. Langkat. Tanah dikering anginkan terlebih dahulu selama seminggu lalu dihaluskan dan diayak dengan ayakan berdiameter ± 6mm, sambil dibersihkan dari sampah dan kotoran. Kemudian tanah dianalisa di laboratorium yang meliputi analisa pH dan kadar P .

Persiapan tanam

Tanah yang sudah disediakan dimasukkan kedalam polybag. Kemudian polybag disusun dalam blok dengan jarak antar unit perlakuan 30 cm dan jarak antar blok 50 cm. Sehari sebelum penanaman dilakukan pemupukan dengan Urea, TSP dan KCl sebagai pupuk dasar.

Penanaman dan pemberian inokulum

Inokulum FMA diberikan sesuai dengan perlakuan dengan cara meletakkannya pada lobang tanam yaitu sekitar 5 cm dibawah permukaan tanah kemudian ditutup dengan tanah. Benih kacang tanah ditanam 2 cm dibawah permukaan tanah sebanyak 2 biji/polybag.

Pemeliharaan tanaman

Sampai tanaman berumur 2 minggu pemberian air tetap diberikan pada kondisi kapasitas lapang untuk tiap polybag. Setelah itu tanaman dalam polybag disiram sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pada umur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan meninggalkan 1 tanaman per polybag. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual tergantung kondisi di lapangan.

Perlakuan pemberian air

Untuk menentukan jumlah volume air yang diberikan dihitung dengan metode Alricks, tahapan kerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pembumbunan

Pembumbunan tujuannya adalah supaya semua ginofor yang terbentuk dapat masuk ke dalam tanah yang dilakukan 2 kali dengan cara menambahkan tanah sebanyak 1 kg untuk tiap polybag untuk setiap pembumbunan.

Peubah Amatan

1. Luas daun (cm2)

Luas daun diukur dengan menggunakan leaf area meter yang dilakukan pada saat tanaman berumur 3, 5, 7 dan 9 minggu setelah tanam. 2. Panjang akar terpanjang (cm)

Panjang akar terpanjang diperoleh dengan mengukur akar terpanjang dari tanaman dengan menggunakan meteran yang diukur pada umur 3, 5, 7 dan 9 minggu setelah tanam.

3. Volume akar (cc)

Volume akar diperoleh dengan menggunakan gelas ukur yang diisi air. Kemudian akar dimasukkan kedalamnya, berapa banyak pertambahan volume air merupakan volume akar yang diukur pada umur 3, 5, 7 dan 9 minggu setelah tanam.

4. Rasio tajuk /akar (%)

Rasio tajuk/akar merupakan hasil dari berat kering tajuk dibagi dengan berat kering akar dimana berat kering tajuk diperoleh dengan pengeringan oven selama 48 jam dengan suhu 70°C. Demikian juga dengan berat kering akar yang diukur pada saat tanaman berumur 3, 5, 7 dan 9 minggu setelah tanam.

Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari Assimilasi persatuan waktu (Sitompul dan Guritno,1995). Dihitung pada umur 3, 5, 7 dan 9 minggu setelah tanam, dengan persamaan sebagai berikut:

( )

( ) ( (

2 1

) )

1 ln 2 ln 1 2 1 2 A A A A T T W W LAB − − − − =

Dimana: W1 dan W2 = Berat kering tanaman pengamatan ke 1 dan 2 A1 dan A2 = Luas daun pengamatan ke 1 dan 2

T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke 1 dan 2 6. Laju tumbuh relatif (g.tan. -1.hari-1)

Laju tumbuh relatif merupakan hasil bahan kering persatuan bahan kering akhir dan awal dilakukan dan dihitung bersamaan dengan LAB dengan cara menimbang bobot kering tanaman melalui pengeringan oven dengan suhu 60°C selama 72 jam dengan persamaan sebagai berikut :

( )

1 2 1 ln 2 ln T T W W LTR − − =

Dimana : W1 dan W2 = Berat kering tanaman pengamatan ke 1 dan 2 T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke 1 dan 2

7. Jumlah polong berisi (polong)

Jumlah polong berisi dihitung pada saat panen yang dihitung hanya polong-polong yang bernas (berisi).

8. Produksi tanaman per sampel (gram)

Produksi tanaman dihitung pada saat panen yaitu dengan menimbang berat dari polong berisi (biji).

Indeks panen merupakan hasil produksi pertanaman dibagi total berat kering tanaman secara keseluruhan mulai umur pengamatan 3, 5, 7 dan 9 minggu.

EY x 100 % dimana : EY = Economic Yield BY BY = Biological Yield

10. Derajat infeksi mikoriza (%)

Derajat infeksi mikoriza merupakan indikator daya infeksi mikoriza pada akar tanaman, diamati di laboratorium dengan mengambil contoh akar tanaman memakai metode pewarnaan. Dihitung pada saat tanaman berumur 5 minggu setelah tanam. Tahapan kerjanya dapat dilihat pada Lampiran 3.

11. Serapan hara P tanaman (mg/tan)

Untuk mengetahui serapan P tanaman dilakukan analisis kadar P di laboratorium dengan metode destruksi kering. Analisis dilakukan pada saat tanaman berumur 9 minggu. Serapan P merupakan hasil kali dari kadar P dengan berat kering tanaman.

Dokumen terkait