• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumber Melati Diski Dusun VI Deli Serdang pada bulan Februari Mei 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik cair, benih kedelai varietas Anjasmoro, Wilis, Detam 1, dan Detam 2 (Deskripsi varietas dapat dilihat pada Lampiran 4 7), insektisida organik, kertas saring, dan aceton.

Alat yang digunakan adalah cangkul, , , gelas ukur, meteran/rol, jangka sorong, timbangan digital, leaf area meter (LAM), mortar, dan spektrofotometer.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu:

Faktor perlakuan Varietas (V) dengan 4 jenis yaitu : V1 = Anjasmoro

V2 = Wilis V3 = Detam 1 V4 = Detam 2

Faktor perlakuan Pupuk Organik Cair (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P0 = Tanpa pupuk cair

P1 = 20 cc/aplikasi P2 = 40 cc/aplikasi

Pupuk organik cair diaplikasikan sebanyak 7 kali dalam satu periode tanam, yaitu pada umur 2 – 8 MST.

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan sebagai berikut :

V1P0 V2P0 V3P0 V4P0

V1P1 V2P1 V3P1 V4P1

V1P2 V2P2 V3P2 V4P2

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah tanaman/plot : 50 tanaman Jumlah tanaman/sampel : 5 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 180 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 1800 tanaman

Luas Plot : 200 cm x 200 cm

Jarak Tanam : 40 cm x 20 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + ββββk + (αβββ)β jk + εijk

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 k = 1, 2, 3,4

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke i terhadap varietas pada taraf ke j dan pemberian pupuk organik cair pada taraf ke k

µ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh ulangan pada taraf ke i αj = Pengaruh varietas pada jenis ke j β

β β

βk = Pengaruh pemberian pupuk organik cair pada taraf ke k (αββββ)jk = Pengaruhinteraksi kedua perlakuan

εijk = Galat pada blok ke i terhadap varietas pada taraf ke j dan pemberian pupuk organik cair pada taraf ke k

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf α = 5%.

Pelaksanaan penelitian

Pembuatan Pupuk Organik Cair

Pupuk cair yang digunakan berasal dari urin sapi yang dicampur dengan EM4 sebagai bioaktivator. Pembuatan pupuk cair dilakukan 1 bulan sebelum penanaman. Pupuk cair yang digunakan merupakan hasil produksi kelompok tani di Desa Pantai Cermin, Serdang Bedagai. Hasil analisis kandungan hara pupuk organik cair yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 5. Jadwal pelaksanaan penelitian tersaji pada Lampiran 3.

Persiapan Lahan

Areal pertanaman terlebih dahulu dibersihkan dari gulma, kemudian lahan diolah dan digemburkan menggunakan cangkul dengan kedalaman 20 cm. Plot dibuat dengan ukuran 200 x 200 cm serta jarak antar plot 50 cm dan jarak antar blok 50 cm dengan parit drainase sedalam 30 cm. Bagan petak perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penanaman Benih

Sebelum penanaman dibuat lubang tanam yang ditugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam 40 x 20 cm, kemudian dimasukkan 3 benih per lubang tanam dan ditutup dengan tanah.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada 1 MST, bertujuan untuk mengurangi tanaman pada setiap lubang tanam dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan meninggalkan satu tanaman per lubang tanam.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada 1 MST dengan mengganti tanaman yang mati atau yang kurang baik pertumbuhannya dengan tanaman baru yang berumur sama yang telah di disiapkan sebelumnya.

Aplikasi Pupuk Organik Cair

Aplikasi dilakukan 7 kali mulai 2 MST sampai dengan 8 MST. Sebelum penyemprotan, dilakukan kalibrasi kebutuhan air pada tanaman untuk setiap plot perlakuan. Aplikasi dilakukan dengan mencampurkan pupuk cair sesuai perlakuan dalam air kemudian disemprotkan melalui daun pada pagi hari (pukul 08:00 WIB). Apabila setelah aplikasi terjadi hujan, maka penyemprotan diulang pada hari berikutnya.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan pada 3, 6, dan 10 MST secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan areal penananam yang bertujuan untuk menghindari persaingan antara gulma dengan tanaman.

Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida organik yang terbuat dari jahe, lengkuas, sereh, mahkota dewa, dan tembakau. Penyemprotan dilakukan pada 4, 7, dan 12 MST. Untuk setiap 10 ml pestisida organik dicampur dengan 100 ml air (1:10).

Panen

Panen dilakukan dengan cara menyabit bagian tanaman. Kriteria panen ditandai dengan polong telah keras bila dipijit dan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan sebanyak 95%.

Peubah Amatan

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada 2 6 MST dengan interval 1 minggu.

Diamater Batang

Diameter batang diukur pada bagian batang bawah pada ketinggian 1 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada 6 MST.

Total Luas Daun

Pengamatan total luas daun dihitung dengan menggunakan Leaf Area Meter (LAM) dari seluruh daun tanaman sampel destruktif pada 6 MST.

Rasio Tajuk Akar

Dihitung dengan membandingkan bobot kering tajuk dengan bobot kering akar sampel destruktif pada 6 MST. Tajuk dan akar dipisahkan lalu dibersihkan dari kotoran kemudian diovenkan dengan suhu 800 C selama 12 jam. Bobot kering ditimbang menggunakan timbangan digital.

Jumlah Klorofil

Jumlah klorofil yang dihitung adalah klorofil a, b, dan total dengan menggunakan metoda ekstraksi. Daun dari sampel destrutif pada 6 MST diambil sebanyak ± 0.1 g, dihaluskan dalam mortar dan ditambahkan 10 ml aceton yang kemudian di saring dengan menggunakan kertas saring dan dimasukkan kedalam tabung. Selanjutnya esktrak tersebut dimasukkan dalam spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 dan 643 nm (Hardianysah, 2009). Jumlah klorofil kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

Jumlah klorofil a = (12.7 x A 663) – (2.69 x A 645) x 101 Jumlah klorofil b = (12.9 x A 645) – (4.68 x A 663) x 101 Jumlah klorofil total = (8.02 x A 663) + (20.2 x A 645) x 101

Jumlah Cabang Produktif

Jumlah cabang produktif dihitung berdasarkan banyaknya cabang dari batang utama pada setiap tanaman yang mempunyai polong. Pengamatan dilakukan saat panen.

Jumlah Polong

Jumlah polong dapat diketahui dengan menghitung semua polong yang terbentuk pada setiap tanaman saat panen.

Jumlah Polong Berisi

Jumlah polong berisi dihitung berdasarkan banyaknya polong yang berisi pada setiap tanaman sampel. Perhitungan dilakukan saat panen.

Bobot Kering Biji per Tanaman

Pengamatan bobot kering biji dilakukan pada biji kedelai yang telah dilepaskan dari polongnya dan dijemur di bawah sinar matahari selama 2 3 hari kemudian ditimbang masing masing tanaman dengan menggunakan timbangan digital.

Bobot Kering Biji per Plot

Biji kedelai dalam satu plot dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari kemudian dilepaskan dari polongnya. Hasil biji kering ditimbang menggunakan timbangan digital.

Bobot Kering 100 Biji

Bobot kering 100 biji diamati dengan menghitung jumlah biji pada masing masing sampel, kemudian ditimbang bobot keringnya menggunakan timbangan digital lalu dihitung dengan menggunakan rumus :

Bobot kering biji per tanaman

Dokumen terkait