• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian adalah suatu tindakan seseorang yang dilakukan sistematis dan mengikuti aturan-aturan metodologi, misalnya: Observasi, dikontrol berdasarkan teori yang dapat diperkuat dengan gejala yang ada.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi.Etnografi ditinjau secara harfiah berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa atau suatu kelompok masyarakat yang ditulis oleh seorang

antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan

atau sekian tahun.Penelitian antropologis untuk menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan tersebut. Penelitian ini sendiri dilakukan di Kota Medan dan DPD PKS Kota Medan jalan Sei Beras no.34, Medan sebagai lembaga partai yang bertanggung jawab tingkat kota.

Etnografi, baik secara laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dapat dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi. Menurut James Spradley Berikut ini beberapa pengertian etnografi menurut para tokoh besar antropologi guna menguatkan pernyataan diatas:

1. Margaret Mead berkata, antropologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan kajian lapangan yang dilakukan individu-individu dalam masyarakat yang nyata hidup.

2. Cliffort Geertz mengatakan, jika anda ingin mengerti tentang

satu ilmu pengetahuan, pertama-tama seharusnya anda harusnya tidak melihat teori-teori atau penemuannya, tetapi apa yang dilakukan oleh praktisinya.

3. James Spradley sendiri mengatakan bahwa kajian lapangan

etnografi adalah tonggak antropologi kultural.

Jadi singkatnya, memahami etnografi berarti belajar tentang jantung ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.Ciri khas dari metode

penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang holistic-integratif, thick

description (deskripsi yang kental), dan analisa kualitatif dalam rangka

mendapatkan native’s point of view (sudut pandang hidupnya).

Seperti yang dikatakan oleh Spradley (2006: 108) etnografer harus member perhatian khusus pada hubungan persahabatan di masing-masing suasana budaya untuk mempelajari berbagai segi yang bersifat local, segi-segi

yang terikat pada budaya yang membangun hubungan.Membangun rapport24

yang baik terhadap informan sehingga bertujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian serta membuat informan menjadi lebih nyaman, tidak ragu dan merasa curiga kepada peneliti.Peneliti memposisikan

24

diri sebagai orang yang sedang belajar dan tidak mengetahui hal sistem rekrutmen dan pola-pola pengkaderan yang dilakukan PKS di Kota Medan dan menempatkan informan sebagai guru yang menjadi tempat bertanya.

Untuk menjalin rapport ini merupakan sutau keterampilan yang perlu

dilatih., cara-cara yang dilakukan dalam menjalin hubungan baik dengan informan yaitu dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri dan ikut di agenda-agenda PKS Kota Medan dan melakukan tanya jawab kepada informan.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah observasi-partisipasi, dan juga wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti penelitian survey.

Dalam penelitian ini diperlukan data yang valid dan objektif sehingga dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini agar mendapat data-data di lapangan adalah dengan cara:

1.5.1.1Teknik Observasi Partisapasi (Observe of Partipatory)

Secara harfiah, observasi memiliki arti melihat dan

memperhatikan.Sedangkan partisipasi memiliki makna ikut dan turut serta dalam pengamatan yang dilakukannya.

Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dimana pengamat ikut langsung terjun dan terlibat dalam agenda-agenda sosial dan keagmaan yang dilakukan PKS Kota Medan sasaran objek yang diteliti.

Peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun rapport dengan

informan dengan menggunakan sudut pandang informan yang diteliti yang

disebut dengan emic view. Peneliti mencatat apa saja yang ditangkap dan

disaksikan. Catatan-catatan lapangan ini berfungsi sebagai alat bantu dalam pengolahan data dan membantu untuk memperjelas data.

1.5.1.2Teknik Wawancara

Metode wawancara atau metode interview merupakan cara seseorang

untuk mengetahui informasi serta mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang narasumber dengan cara bercakap-cakap dan bertatap muka dan beramah-tamah.

Menurut Koentjaraningrat (1976), wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara (guide interview) dimana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Selanjutnya wawancara juga dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan secara bertatap muka (face to face) maupun

tak langsung (Koentjaraningrat, 1976: 77).

Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun pertanyaan secara sistematis dalam sebuah kertas ataupun lembaran-lembaran pedoman pertanyaan. Maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu

seperti brosur, kamera dan tape record dalam membantu berjalannya sebuah

wawancara.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan pertanyaan-pertanyaan mengalir bebas dan terarah tanpa melanggar etika wawancara kepada informan.

Informan adalah seseorang yang diwawancarai dan diharapkan memberikan keterangan ataupun informasi mengenai hal-hal yang ingin diketahui oleh si peneliti.Ada beberapa tipe informan seperti informan pangkal, informan kunci dan informan biasa.Dalam penelitian pada ilmu antropologi, biasanya menggunakan istilah informan ini kepada orang-orang yang memberikan keterangan ataupun informasi.Dalam hal ini, responden dan informan memiliki peran dalam hal memberikan informasi dan pengetahuannya dalam studi etnografi ini.

Pak Razali Taat, S.Pd.I adalah informan pangkal yang membantu peneliti dalam memberikan informasi awal tentang agenda-agenda PKS Kota Medan dan mengarahkan peneliti kepada siapa saja kader yang memiliki pengalaman dan rekam jejak di Kota Medan ini mengingat beliau juga kader PKS Kota Medan dan kebetulan tetangga peneliti.

Selain itu wawancara yang dilakukan nantinya dilakukan melalui percakapan-percakapan biasa dan sederhana.Meskipun percakapan biasa yang dilakukan, peneliti tetap mengarahkan percakapan pada fokus pertanyaan penelitian.Teknik wawancara ini dilakukan agar komunikasi antara subjek peneliti dengan peneliti diharapkan agar tidak membuat subjek peneliti itu merasa bosan.Selain itu, teknik ini dilakukan bertujuan untuk memperkuat data yang sebelumnya didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti25.

1.5.1.3 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menganalisis makna yang ada di balik data, informasi yang telah diperoleh dari informan.Data ini berasal dari naskah wawancara, caratan lapangan, foto, dan buku-buku. Semua itu dikumpulkan untuk menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti.

Dalam hal ini, penelitian ini bersifat deskriptif.Penulisan deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan alur penelitian secara sistematis dan terstruktur suatu gejala atau masalah suatu objek

25

penelitian.Memahami kebudayaan secara utuh, karena kebudayaan merupakan hal yang eksplisit dan implisit, terungkap melalui perkataan, baik di dalam komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang, karena bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistik (James P.Spradley, 2006:36).

Dokumen terkait