• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskritif, yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang di teliti. Termasuk yang di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variable penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung (siagian, 2011: 52).

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun,alasan memilih lokasi tersebut karena terdapat banyak warga miskin dengan rumah kurang layak huni di bantaran sungai.seharusnya menjadi zona hijau dan bebas dari pemukiman warga di karenakan faktor keamanan warga itu sendiri.

3.3Informan 3.3.1 Informan

Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan peneliti untuk memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian.Informan dalam penelitian ini terdapat dua jenis yaitu informan utama dan informan tambahan. ( Suyanto, 2005: 171-172).

3.3.1.2 Informan Utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah lima individu yang berasal dari keluarga miskin di bantaran sungai deli, kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun. informan yang di

wawancarai adalah kepala keluarga yang berasal dari keluarga miskin yang tinggal di bantaran sungai ,untuk di mintai keterangan.alsan peneliti memilih informan tersebut,karena menurut peneliti dengan menggunakan informan yang berasal dari kepala rumah tangga,hal itu sudah cukup mewakili untuk keterangan data.

3.4 Teknik pengumpulan data

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library research). Data akan diolah dari berbagai sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal, dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian yakni: mengenai strategi masyarakat miskin perkotaan dalam memenuhi kebutuhan keluarga (studi kasus di bantaran sungai deli)

 Observasi, yaitu pengamatan yang di lakukan secara langsung untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang di perlukan. Dalam penelitian ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Observasi dilakukan untuk mengamati objek di lapangan yang meliputi kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal,kondisi rumah dan interaksi social.  Wawancara mendalam, yaitu dimaksudkan untuk mengajuhkan pertanyaan secara

mendalam dan tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang di perlukan.wawancara bersama informan penelitian yang berasal dari keluarga miskin di bantaran Sungai Deli.

3.4Teknik Analisa Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moeleong, 2007: 54).

Data-data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif,kemudian disajikan dalam bentuk profile informandan dianalisis untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Kelurahan Jati merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Medan Maimun,terletak di bantaran Sungai Deli Kelurahan Jati tersebut.terdapat perumahan sepanjang bantaran sungai deli,kebanyakan rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu-kayu,triplek dan ada juga hanya sebatas sebatas kardus sebagaidinding penutupnya.bentuk rumah panggung ukuran tidak terlalu lebar,karena kebanyakan terdiri beberapa ruangan saja.jadi ruangan juga terbatas.susunan pemukiman berjajar rapat antara tetangga satu dengan yang lainnya ada juga terletak terpisah.aktivitas yang tinggal di pemukiman tersebut juga bersal dari berbagai agama dan suku.

Hari-hari masyarakat sekitar bantaran sungaidari tempat bermaiun anak,aktivitas rumah tangga seperti mencuci pakaian ,mandi atau dengan kata lain INCK.warga tergantung pada Sungai Deli tersebut.ada beberapa warga yang sumber mata pencariannya dari sungai tersebut,dengan memanfaatkan sampah-sampah yang hanyut di sungai.mereka memilih sampah plastik yang bisa di jual kembali.

Warga yang tinggal di pemukiman tersebut juga berasal dari berbagai suku dan agama.tetapi suasana rukun terlihat di pemukiman tersebut.warga sudah terbiasa beradaptasi,dengan lingkungan bantaran sungai.mereka selalu waspada atas konkwensinya tinggal di bentaran sungai.

Untuk memperjelas gambaran umum Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun , berikut merupakan data kependudukan tahun 2014 :

Tabel 4.1.1

Jumlah Penduduk WNI Kelurahan Jati Tahun 2014

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 580 Jiwa

2 Perempuan 1089 Jiwa

Sumber Kelurahan Jati Tahun 2014

Tabel 4.1.2

Jumlah penduduk Kelurahan Jati Berdasarkan Etnis Tahun 2014

No Suku Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 Jawa Taput Mandailing Karo Minang Aceh Dairi Nias 197 452 551 75 223 161 10 5 Jumlah 1674 Jiwa

15 jiwa 96 jiwa 12 jiwa 56 jiwa 31 jiwa 20 jiwa

Sumber : Kelurahan Jati 2014

Tabel 4.1.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014

No Pekerjaan Jumlah 1 2 3 4 5 6 Pedagang Wiraswasta Buruh PNS TNI & POLRI

Sumber : Kelurahan Jati 2014

Tabel 4.1.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD 275

2 SMP 425

3 SMA 650

Tabel 4.1.5

Jumlah Penduduk Bedasarkan Usia 2014

No Usia Jumlah 1 0-9 153 2 10-19 201 3 20-24 436 4 30-39 653 5 40-49 276 6 50-59 237 7 60-69 298 8 70 tahun ke atas 33 Jumlah 2287Jiwa

Sumber : Kelurahan Jati 2014

Tabel 4.1.6

Jumlah Penduduk Bedasarkan Agama 2014

No Agama Jumlah

1 Islam 878

5 PASCA SARJANA 60

6 AKADEMI 26

2 Katolik 312

3 Protestan 484

4 Hindu 51

5 Budha 286

Jumlah 2011

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Informan Utama

5.1.1 Informan 1

Nama : SH

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Informan pertama yang peneliti wawancarai adalah SH, seorang wanita bersuku jawa dan agama islam. Ibu sh berusia 45 tahun, pendidikan terakhir ibu SH adalan SMP. Pekejaan hari-hari ibu SH adalah mengurus rumah tangga. Jumlah anak ibu SH adalah 2 orang. Jumlah anggota keluarganya 4 orang termasuk suaminya. Suami ibu SH berprofesi sebagai penarik becak yang penghasilannya per bulan berkisar RP. 900.000 per bulan. Selain dari pekerjaan utama sebagai penarik becak, keluarga mereka tidak memiliki usaha sampingan. Mereka hanya mengharapkan sumber penghasilan utama dari hasil menarik becak . jika sakit dan suami tidak bisa bekerja, maka usaha pemenuhan kebutuhan sehari-hari pun terancam. Biasanya ibu SH harus mencari pinjaman ke temanya atau kerabat jika lagi membutuhkan uang, dan biasanya langsung melunasinya jika sudah punya uang, di karenakan ibu SH takut kehilangan kepercayaan. Meskipun demikian mereka tetap merasa

cukup, mereka selalu bersyukur dengan rezeky yang mereka dapatkan, mereka berbelanja keperluan seperlunya. Alasan ibu SH tinggal di wilayah bantaran sungai di karenakan mereka tidak punya pilihan lain. Jika ada tempat yang lebih layak, dan jika keluarga mereka sanggu p membayar kontrakan di tempat yang lebih bagus sebenarnya mereka tidak mau tinggal di kawasan bantaran sungai, mengingat bahaya yang sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan mereka. Seperti banjir tiba-tiba yang di karenakan hujan deras. Apalagi jika hal itu terjadi pada malam hari. Mereka sering seka khawatir. Berikut merupakan hasil wawancara penelitian yang peneliti cantumkan dalam tulisan :

“ibu punya 2 orang anak dek, jumlah anggota keluarga ada empat orang.ibu gak kerja sehari-hari ngurus rumah tangga aja lah, yang kerja bapak aja dek. Bapak kerjanya narik becak, tapi udah becak kami sendiri dek, jadi agak lumayan lah dek. Selain narik becak kami gak ada kerjaan sampingan dek, jadi yauda tergantung sama penghasilan bapak aja . kalau bapak sakit ancur kami dek, bingung ibu. Tapi alhamdulillah dek ada aja rejekinya. Kadang kalau pas gak ada uang pas bapak sakit, ya banyak juga yang peduli dek, ibu enak cari pinjaman ke kawan ibu, orang kalok ibu minjem uang cepat balikannya, kalo ada uang langsung ibu pulangkan. Karena bukan apa dek payah kita kalo uda gak di percaya sama orang. Sewaktu-waktu butuh payah. Ibu sebenernya pun malas tinggal di sini dek. Kalau punya uang banya ibuuda ngontrak tempat lain ataubeli rumah pun bila perlu. Di sini murah memanng biaya kontrak. Tapi tengok lah dek takut kali ibu banjir. Kalok ujan malam dah positip kami gak tidur. Kasian juga anak-anak sebenernya, ibu mikirin juga nasib anak-anak, kalau bisa cepat beli rumah di tempat lain lah, kecil gak papa yang penting aman dek “.

Kemudian saat mengenai kondisi sosial keluarga tersebut yang peneliti lihat lingkungan rumah mereka memang cukup bersih dari tetangga yang lainnya. Namun jika di lihat dari segi keamanan sangat miris. Rumah mereka tepat di bantaran sungai yang seharusnya menjadi zona hijau. Kemudian yang peneliti dapatkan di lapangan banyak sampah-sampah rumah tangga yang mereka buang ke sungai merusak pandangan di sekitarnya, tetapi memang sebenarnya . ditempat tersebut tidak terjamin dikarenakan banjir yang tiba-tiba melanda. Keluarga ibu SH pernah menerima bantuan sosial berupa RASKIN,dsb. Mereka sebenarnya tidak merasa nyaman tinggal dibantaran sungai, tetapi kondisi yang memaksa mereka tinggal dan bertahan ditempat tersebut. Mereka bertahan hidup dibantaran sungai faktor pendukung lainnya adalah karena mereka sudah nyaman dengan orang orang disekitar tempat mereka tinggal. Saat musim hujan lokasi bantaran sungai ini sering kali dilanda banjir. Berikut merupakan hasil wawancara penelitian yang peneliti cantumkan . berikut merupakan hasil wawancara penelitian :

“ disini yang membuat ibu betah sebenarnya orang orangnya juga, tetangganya udah kenal baik semua sama ibu, sedih juga rasanya mau pindah. Tapi kalok ada rejeki mau pindah tempat lain. Kalo dibilang aman ya aman kalok kasus pencurian jarang terjadi, takutnya banjir ini memang.

Analisis data

Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama penelitian pada keluarga ibu SH, disini peneliti menganalisis bahwa hal yang menyebabkan keluarga mereka tinggal di bantaran sungai adalah karena mereka tidak punya pilihan lain, penghasilan suami juga masih di bawah rata-rata, dimana menurut peneliti masih berada di dalam zona kemiskinan. Salah satu stragi mereka untuk tetap bertahan tinggal di

lingkungan bantaran sungai walaupun lingkungan tersebut berbahaya dan mengancang keselamatan mereka adalah mereka tetap bersyukur dengan apa yang di dapat,Ibu SH juga memanfaatkan penghasilan suami seoptimal mungkin agar pengeluaran atau belanja bulanan dapat terkontrol dan tidak boros. Mereka juga sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah mereka sebisa mungkin. Karena seperti yang kita tahu sangat banyak sampah-sampah yang terkadang mengendap di bantaran sungai.

5.1.2 Informan 2

Nama : NR

Usia : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Alamat : Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Status : Janda

Pendidikan Terakhir : SMA

Informan Kedua dalam Penelitian ini adalah Ibu NR, seorang wanita berusia 30 tahun, bersuku jawa, dan berdomisili di kelurahan jati, Kecamatan Medan Maimun. Beliau berstatus janda yang memiliki dua orang, anak pertama duduk di bangku SD dan anak ke dua belum bersekolah. Pendidikan terakhir ibu NR adalah SMA. Pekerjaannya sehari-hari adalah pedagang. Beliau berjualan di depan rumahnya dengan membuka kedai smpah kecil-kecilan. Jumlah tanggunga ibu NR ada 2 orang yaitu hanya anak-anaknya saja. Ibu NR baru bercerai dengan suaminya, jadi saat ini sumber penghasilan utama hanya dari kedai kecil yang dia miliki tersebut. Penghasilan seorang pedagang juga tidak menentu, jika dalam satu hari ibu NR mendapatkan keuntungan dua puluh ribu rupiah, maka akumulasi keuntungan dalam sebulan ibu NR mendapatkan penghasilan enam ratus ribu rupiah, dan jika lebih kemungkinan lebih pula penghasilan perbulannya. Ibu NR tidak punya penghasilan sampingan atau penghasilan tambahan. Sehari-hari hanya mengharapkan dari penghasilan warung, dari membiayai anak sekolah, sampai dengan

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mantan suami ibu NR juga tidak pernah mengirimkan uang bulanan untuk kebutuhan hidup anaknya. Jika dilihat dari segis kepemilikan harta benda, ibu NR hanya punya seadanya. Televisi berukuran minim,dan sebagainya. Ibu NR tidak memiliki sepeda motor, untuk transportasi ibu NR menggunakan angkutan umum. Alasan ibu NR tinggal di lingkungan tersebut karena tidak memiliki tanah untuk mendirikan rumah, jadi beliau memilih bantaran sungai sebagai alternatif lain. Berikut merupakan hasil kutipan wawancara penelitian dengan informan ke dua :

“ anak ibu dua dek, satu masih SD, dan yang satu blom sekolah. Jumlah tanggungan ya dua dek. Ibu kan udah cerai sama suami, sekarang ibu jualan dek, yah gini dek jualan jajanan anak-anak, yah kede sampah kecil-kecilan. Penghasilan sehari-hari Cuma dari hasil dagang ini lah dek, mana ada lagi. Kalo di bilang cukup ya alhamdulillah dek. Ibu tanah pun gak punya dek, kalo punya tanah males ibu tinggal di sini, yai ini nempel-nempel tinggalnya, tengok lah dinding rumah ibu gak bisa di buat sandaran, jebol nanti dek. Penghasilan sebulan tergantung dek. Orang dagang gak punya penghasilan tetap. Penghasilan ibu tergantung dek. Kalo sehari 20 ribu kau kalikan sendiri dek brapa perbulan, kadang ada rezeki lebih dari itu. Mantan lakik ku mana pernah peduli dek, gak pernah dia ngirim uang untuk anak anaknya. Ibu lah banting tulang.alat elektronik Cuma itu lah tv kesayangan kami, kondisinya udah tua gitu. Kadang rusak canelnya kami goyang antenanya dek, “

Yang peneliti amati, Lingkungan sosial yang mereka hadapi sehari-hari menurut peneliti cukup membahayakan, contohnya saja tempat bermain anak. Selepas pulang sekolah anak-anak mereka terkadang bermain di bantaran sungai dan mandi-mandi di sungai deli bersama sampah-sampah yang tak jarang lewat ketika anak-anak sedang mandi,

dari segi kesehatan pasti banyak kuman yang masuk kedalam tubuh, dan dari segi keamanan, jika lengah bisa jadi marabahaya mengancam seperti hanyut terbawa arus sungai dan tenggelam, anak ibu NR juga sudah terbiasa dengan lingkungan bermain di bantaran sungai dengan teman temanya. Ibu NR mencuci menggunakan air sungai, jika sungai telah tercemari dengan bakteri bisa jadi bakteri yang di bawa oleh sampah menempel di pakaian selanjutnya pakaian di pakai oleh keluarga mereka, mungkin dari segi kesehatan hal ini juga termasuk mengancam kesehatan keluarga. Tetapi karena kondisi tertentu ibu NR mau tidak mau harus tinggal di lingkungan tersebut. Dan yang peneliti lihat ibu NR juga telah merasa nyaman tinggal di bantaran sungai karena sudah terbiasa. Berikut merupakan pernyataan ibu NR saat peniliti melakukan wawancara penelitian mengenai kondisi sosial lingkungan :

“ Di bilang betah atau enggak ya di betah-betahin dek, kan ibu udah cukup lama juga tinggal di sini, jadi udah terbiasa juga tinggal di sini. Kalau masalah banjir pun gak setiap hari banjir dek. Palingan 1 tahun hanya beberapa kali aja. Ya anak ibu dari bayi tinggal sini udah biasa dia sama lingkungan sini, udah pande pun dia berenang, kadang ibu marahin, pulang sekolah langsung pigi maen, nyebur sungai. Kalau di bilang aman ya aman lingkungan ini dek. Yang penting jangan ceroboh narok barang kayak HP atau barang berharga lainnya, .”

Analisi Data :

Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama penelitian pada keluarga ibu NR, disini peneliti menganalisis bahwa hal yang menyebabkan keluarga mereka tinggal di bantaran sungai adalah karena mereka tidak punya pilihan lain, penghasilan suami juga masih di bawah rata-rata sama seperti informan sebelumnya,

dimana menurut peneliti masih berada di dalam zona kemiskinan. Salah satu stragi mereka untuk tetap bertahan tinggal di lingkungan bantaran sungai walaupun lingkungan tersebut berbahaya dan mengancam keselamatan mereka adalah mereka tetap menikmati suasana kondisi lingkungan sekitar. Berdagang adalah mata pencarian yang selama ini keluarga mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ibu NR memanfaatkan seoptimal mungkin penghasilan dari hasil dagang untuk memenuhi kebutuhan primer.

5.1.3 Informan 3

Nama : TR

Usia : 43 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Suku : Batak

Alamat : Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun

Pekerjaan : Pedagang Botot

Agama : Kristen

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SD

Informan Ketiga dalam Penletian ini adalah Kepala rumahtangga yaitu Bapak TR, seorang laki-laki berusia 49 tahun, bersuku batak dan berdomisili di Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, pekerjaan sehari-hari adalah mencari Botot dan menjualnya ke agen. Bapak TR beragama kristen, dan pendidikan terakhir adalah SD. Bapak TR memiliki empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan, jumlah tanggungan keluarga sebanyak enam orang termasuk istri. Bapak TR dan keluarga baru 5 tahun tinggaldi lingkungan tersebut. Sebelumnya mereka berasal darikota tebing tinggi. Karena alasan tertentu mereka pindah ke bantaran sungai deli. Bapak TR mencari botot di sekitarsungai dan kota medan sekitar tempat tinggalnya. Namun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saat ini telah terbantu, di karenakan anak pertama dan kedua telah dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam satu hari bapak penghasilan bapak TR bisa mencapai duapuluh lima ribu rupiah, jika di akumulasikan dalam satu bulan penghasilan bapak TR adalah tujuh

ratus lima puluh ribu, tetapi hal ini juga tidak tentu, bisa jadi lbih, bisa jadi kurang dari nilai nominal yang telah di sebutkan di atas. Bapak TR idak memiliki pekerjaan sampingan , tetapi penghasilan tambahan berasal dari anak-anaknya yang sudah bekerja , anak pertamanya bekerja sebagai hausekeeping di sebuah sekolah di lingkunga tempat tinggalnya, dan anak keduanya bekerja menjaga tokoh pakaian di pasar tradisional. Jadi pemasukan bulanan sudah cukup terbantu. Keluarga mereka memiliki satu sepeda motor yang saat ini masih berstatus kredit. Mereka memiliki televisi berukuran standart, jika di lihat kebutuhan elektronik juga sudah cukup memadai. Alasan bapak TR tinggal di lingkungan bantaran sungai karena strategis untuk mencari nafkah, murah, dan terjangkau. Berikut merupakan pernyataan pernyataan bapak TR saat di wawancarai :

“ aku baru empat tahun tinggal di sini dek, anggota ku ada empat, jumblah tanggungan lima dek, kerjaan ku cari botot dek, keliling naik becak dayung ke rumah-rumah, kadang ku cari sekitar sungai dek, terus ku jual lagi ke agen. Anak ku dua orang udah kerja, satu di sekolah bersi-bersi, yang ke dua jaga toko baju di pajak. Kebantu udah penghasilan keluarga kami.aku baru kredit motor itu dek. Kalau barang elektronik banyak juga, TV ada, Hp ada, Kipas angin ada, kulkas yang gak punya kami dek. Betah kami tinggal sini dek suka pulak aku liat air ngalirdek. Tenang pikiran aku, orang yang tinnggal di tengah kota belum tentu senang kan dek, lagi pulak memang enak aku cari botot sini dek. Banyak sampah plastik disini, nyangkut di bantaran sungai kadang dek. Akibat ulah orang yang gak bertanggung jawab, berarti kan berjasa juga aku dek, ku bersihkan sungai, aku keliling komplek dek cari barang bekas orangitu yang uda gak terpakai bisa di jual sama aku.kotornya untung aku dalam satu hari duapuluh lima ribu dek, bisa lebih lah, kadang kalo di bawah segitu yang azab aku dek, tapi sekarang gak pening-pening kali lah, anak ku

mandiri dek, pande orangtuh cari duit, kadang gak minta aku memang orang itu yang pengertian bantu orangtuanya. Memang salut lah nengok anak ku dek. Rajin orang itu, bantu biaya sekolah adik nya juga kadang. Sebenernya aku gak ngarap di kasi dek, asal orang itu senang sama kecukupan udah bersyukur aku dek.

Kondisi rumah bapak TR terbuat dari papan, namun papan rumah bapak TR terlihat lebih kokoh daripada rumah informan penelitian sebelumnya, bapak Tr juga merasa nyaman tinggal di lingkungan bantaran sungai, menurutnya hal ini membawa ketenanga sendiri, bahkan bapak TR pandai memanfatkan situasi, dengan memanfaatkan sampah di lingkungan atau sekitar bantaran sungai menjadi nilai ekonomi, yang mana cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, hal tersebut yang membuat bapak TR bertahan di lingkungan bantaran sungai. Kondisi bantaran yang penuh sampah merupakan sumber rezeki bagi bapak TR,. Berikut merupakan hasil kutipan wawancara mengenai kondisi sosial lingkungan bapak TR, :

“ aku senang dek memang tenang pikiran aku denger suara air ngalir sama lihat air ngalir dek, lagi rezeki juga dek sampah bisa kita manfaatkan jadi sumber rezeki dek, uda

Dokumen terkait