• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah Taman Nasional Komodo menuju kemandirian dan kelestarian pengelolaan dilihat dari empat aspek yakni efektivitas dalam manajemen kawasan dan kelembagaan, elemen bisnis dan ekonomi TN, komponen sosial; ekonomi; budaya (sosekbud) masyarakat, serta kontribusi pengelolaan kawasan dalam pengembangan daerah.

Alat dan Obyek Penelitian

Dokumen yang menjadi acuan utama dalam penelitian ini adalah dokumen

Sustainable Financing for Protected Areas oleh IUCN (Emerton et al. 2006), dokumen Road Map Pembangunan Kehutanan Berbasis Taman Nasional oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (Kementerian Kehutanan 2011) serta penelitian sebelumnya yakni Sustainable Financing for Marine Protected Areas: Leassons from Indonesia MPAs Case Studies: Komodo and Ujung Kulon National Park (Gallegos et al. 2005) ditambah dokumen dan aturan (pada berbagai tingkatan) terkait lain. Kriteria yang disusun dari dokumen tersebut akan menjadi alat untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan bukan merupakan satu set kriteria yang komprehensif dan lengkap untuk mengevaluasi kemandirian dan kelestarian pengelolaan kawasan konservasi namun merupakan panduan untuk menganalisis kemandirian dan kelestarian pengelolaan TNK. Obyek penelitian adalah Taman Nasional Komodo beserta para pihak terkait yang didefinisikan

6

sebagai dinas-dinas pemerintah daerah, masyarakat yang ada di dalam kawasan, lembaga profit dan lembaga non profit.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan lokasinya, penelitian dibagi dalam dua wilayah yakni di Labuan Bajo dan di dalam kawasan TNK. Penelitian di Kota Labuan Bajo dilaksanakan di Balai TNK, instansi pemerintahan daerah, lembaga non profit dan lembaga profit. Penelitian di dalam kawasan mengambil tiga titik yang mewakili tiga seksi pengelolaan sekaligus tiga desa administrasi yang ada. Penelitian dilaksanakan dengan studi pendahuluan pada bulan Juni 2013 dan dilanjutkan pada bulan Mei - Juni 2014.

Gambar 1 Lokasi penelitian Kerangka Pikir Penelitian

Dokumen Sustainable Financing for Protected Areas oleh IUCN (2006), dokumen Road Map Pembangunan Kehutanan Berbasis Taman Nasional oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (2011) serta dokumen penelitian sebelumnya yakni Sustainable Financing for Marine Protected Areas: Leassons from Indonesia MPAs Case Studies: Komodo and Ujung Kulon National Park

(Gallegos et al. 2005) menjadi dasar penyusunan indikator dan elemen kondisi ideal dari efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Kondisi ideal ini menjadi perwujudan dari kemandirian dan kelestarian taman nasional. Ketiga dokumen ini menjadi alat untuk evaluasi kondisi internal. Di sisi lain, faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu program seringkali adalah dukungan dari semua

7

pihak yang memiliki kepentingan (Gallegos et al. 2005) sehingga pengkajian terhadap dukungan dan pandangan stakeholder dalam perwujudan pengelolaan Taman Nasional Komodo yang mandiri dan lestari perlu dilakukan.

Gambar 2 Kerangka pikir penelitian TNK Mandiri & Lestari

Analisis Kebijakan Formulasi Strategi Pencapaian Ekologi Sosekbud Kelembagaan Pendanaan SDM Institusi Prasyarat Kemandirian Kemandirian TNK Analisis Kelola Kawasan Analisis Kelola Kelembagaan Analisis Kelola Usaha Kelestarian TNK Analisis Kesenjangan Analisis Kesenjangan Prasyarat Kelestarian

8

Kemandirian dan kelestarian pengelolaan taman nasional tidak dapat dicapai secara serta merta. Kemandirian ini dapat dibagi dalam beberapa kategori tahap/tingkatan. Untuk mengetahui tingkat kemandirian dan keberlanjutan pengelolaan TN Komodo, penelitian ini membagi perhatian pada empat aspek yakni efektivitas dalam manajemen kawasan dan kelembagaan, elemen bisnis dan ekonomi TN, komponen sosial; ekonomi; budaya (sosekbud) masyarakat, serta kontribusi pengelolaan kawasan dalam pengembangan daerah. Setiap aspek ini memiliki rincian yang akan dilihat berdasarkan kriteria tertentu. Strategi pencapaian kemandirian dan kelestarian TNK disusun untuk menutup jarak antara kondisi riil pengelolaan TNK saat ini dengan kondisi ideal yang ingin dicapai berdasarkan tiga dokumen utama diatas. Strategi ini juga akan mempertimbangkan aturan dan kebijakan yang saat ini mempengaruhi.

Strategi pencapaian ini dibagi dalam tiga kelompok yakni strategi kelola kawasan, strategi kelola kelembagaan dan strategi kelola usaha. Enabling condition merupakan kondisi yang dipersyaratkan agar strategi dapat dilaksanakan. Kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi riil akan dideskripsikan dalam tiga strategi pencapaian ini. Kerangka Pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan meliputi semua data yang terkait dengan kriteria kemandirian dan kelestarian TNK dan peluang serta ancaman yang terkait dalam pencapaian kondisi ideal tersebut dilihat dari keempat kriteria kemandirian dan kelestarian pengelolaan. Dari kriteria kemandirian dan kelestarian taman nasional yang digunakan pada penelitian ini, data yang dikumpulkan dibagi dalam empat kelompok besar yakni data efektivitas manajemen kawasan dan kelembagaan, data elemen pendanaan, data komponen sosekbud masyarakat dan data kontribusi pengelolaan kawasan dalam pembangunan daerah dan sebaliknya.

Data efektivitas manajemen kawasan dan kelembagaan dibagi kembali dalam tiga jenis data yakni data kesesuaian zona TN dengan masyarakat, data keefektifan pengelolaan terhadap tujuan TN, dan data kapasitas pengelola kawasan mendukung keberlanjutan pendanaan. Data elemen pendanaan dibagi menjadi persen PNBP terhadap pengeluaran TN, jumlah; jenis; dan alokasi anggaran, kondisi bisnis lembaga profit di kawasan, strategi pendanaan lestari, serta potensi pengembangan bisnis kawasan. Data komponen sosial ekonomi budaya (sosekbud) masyarakat dibagi menjadi tiga jenis data yakni kondisi sosekbud masyarakat dalam kawasan TN, dukungan masyarakat terhadap konservasi kawasan, dan sebaliknya dukungan TNK dan stakeholder lain terhadap masyarakat. Terakhir, data yang dikumpulkan adalah data kontribusi kawasan terhadap pembangunan daerah dan sebaliknya, data kontribusi pemda terhadap konservasi kawasan. Masing-masing jenis data dibagi dalam beberapa variabel.

Data ini digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting atau tingkat kemandirian pengelolaan kawasan TNK saat ini serta mengumpulkan peluang-peluang pelaksanaan strategi pencapaian kondisi ideal pengelolaan dengan pertimbangan peraturan dan kebijakan yang terkait. Data ini juga menjadi informasi pendukung pemilihan stategi.

9

Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian secara umum terbagi menjadi tiga yakni studi literatur, wawancara, dan pengamatan langsung di lapangan.

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan terhadap penelitian terdahulu, dokumen pengelolaan, peraturan perundang-undangan serta kebijakan terkait dan pustaka lain yang terkait dengan bahasan. Studi literatur tidak hanya dilakukan di Balai TNK tetapi juga terhadap publikasi ilmiah terkait yang dapat ditemukan. a. Studi Literatur di BTNK

Studi literatur di BTNK dilakukan untuk mendapatkan peta taman nasional, histori kawasan, visi; misi; dan tujuan TNK, Kelembagaan pengelolaan TNK, rencana kerja TNK, dokumen pendanaan TNK, PNBP saat ini, pengeluaran TN, skema pendistribusian pendanaan, program TNK dalam pendampingan masyarakat, serta kontribusi kawasan kepada pembangunan daerah. Peta taman nasional dan histori kawasan digunakan untuk mengetahui kesesuaian zona TN dengan masyarakat. Visi; misi; dan tujuan TNK, Kelembagaan pengelolaan TNK, dan rencana kerja TNK dibutuhkan untuk mengetahui keefektifan pengelolaan terhadap tujuan TN. Dokumen pendanaan TNK, PNBP saat ini, pengeluaran TN, skema pendistribusian pendanaan dibutuhkan untuk mengetahui persentase PNBP terhadap pengeluaran TN serta jumlah, jenis dan alokasi anggaran TNK. Dokumentasi dan laporan program TNK dalam pendampingan masyarakat dibutuhkan untuk mengetahui dukungan TNK terhadap masyarakat di dalam kawasan. Dokumentasi dan laporan kontribusi kawasan kepada pembangunan daerah digunakan untuk mengetahui tingkat kontribusi pengelolaan kawasan dalam pembangunan daerah.

b. Studi Literatur Sumber Lain

Studi literatur terhadap sumber lain seperti jurnal, laporan program dan lain sebagainya yang terkait dengan kawasan dilakukan untuk mendapatkan nilai potensi ekonomi TNK, iklim perkembangan wisata alam dan sektor ekonomi lain, peluang skema pendanaan yang ada, politik, kebijakan dan peraturan pendukung pendanaan TN. Data ini digunakan untuk mengetahui potensi pengembangan pendanaan TNK.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengelola BTNK, masyarakat, lembaga profit terkait kawasan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat (PHKA). Metode wawancara berbeda bergantung pada pihak yang diwawancarai dan data yang ingin dikumpulkan. Rincian dari wawancara tiap pihak tersebut adalah sebagai berikut:

a. Wawancara pengelola BTNK

Wawancara pengelola BTNK dilakukan secara mendalam dengan berpedoman pada panduan wawancara kepada pejabat/pemegang wewenang yang dianggap bertanggung jawab terhadap bahasan, dalam hal ini adalah kepala sub bagian tata usaha, Koordinator Urusan Kerjasama, Pelayanan Pengunjung dan Kemasyarakatan, Koordinator Urusan Perencanaan Program Evaluasi Pelaporan, Koordinator Urusan Keuangan dan

10

Koordinator Urusan Kepegawaian serta pelaksana teknis di lapangan dari ketiga wilayah pengelolaan (Polhut dan PEH).

Wawancara kepada pengelola BTNK dilakukan untuk mendapatkan

cross check kesesuaian zona TN dengan masyarakat, pandangan terhadap keefektifan pengelolaan terhadap tujuan TN, serta kapasitas pengelola kawasan dalam mendukung keberlanjutan pendanaan. Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan data strategi pendanaan kawasan dan skema alokasi anggaran guna membantu memengerti dokumen tertulis. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dukungan masyarakat terhadap konservasi kawasan serta dukungan TNK kepada pengembangan masyarakat untuk cross check dokumen program pendampingan masyarakat. Terakhir, wawancara BTNK dilakukan untuk mengetahui tingkat kontribusi kawasan terhadap pembangunan daerah dan dukungan Pemda terhadap konservasi kawasan.

b. Wawancara Masyarakat

Wawancara yang terkait dengan adat, budaya dan norma kehidupan masyarakat dilakukan kepada satu perwakilan kampung, kepala desa dan pemuka adat (Desa Papagarang). Wawancara dilakukan di tiga desa di dalam TN Komodo yakni Desa Komodo, Papagaran, dan Rinca. Total informan yang diwawancarai adalah 45 orang (15 orang di setiap desa).

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data kesesuaian zona TN menurut masyarakat. Data kondisi sosekbud masyarakat di dalam kawasan TNK, dukungan TNK kepada masyarakat dan kesadaran juga keinginan masyarakat untuk turut serta dalam konservasi kawasan digunakan untuk

cross check keterangan BTNK mengenai hal tersebut. c. Wawancara Lembaga Profit

Wawancara lembaga profit dilakukan secara terstuktur menggunakan kuisioner pertanyaan tertutup dan terbuka. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan pemegang IPPA, agen wisata yang beroperasi di TNK, perusahaan pengangkutan, perusahaan akomodasi perhotelan, perusahaan bar dan restoran serta perusahaan souvenir yang terkait langsung dengan TNK. Wawancara dilaksanakan dengan kriteria lembaga profit tersebut bersedia untuk diwawancarai.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh nilai bisnis kawasan serta data potensi sumber pendanaan stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya guna mendukung konservasi TNK. Data lain yang diperoleh dengan wawancara ini adalah data kontribusi lembaga profit terhadap pengembangan masyarakat di dalam kawasan TNK. Wawancara ini juga dilakukan untuk melihat hubungan antara taman nasional, LSM dan pemerintah daerah dengan masyarakat dari sudut pandang lembaga profit.

Lembaga profit cenderung enggan untuk membagi informasi nilai usaha, data wawancara lembaga profit ini didukung oleh data yang diperoleh dari lembaga pemerintah daerah maupun pengamatan langsung. Nilai dari lembaga bisnis ini didekati dengan melihat besarnya kapasitas usaha dengan kedatangan pengunjung rata-rata.

d. Wawancara Lembaga Non-Profit

Wawancara dilakukan terhadap perwakilan LSM (lembaga non profit) dengan bantuan kuisioner pertanyaan tertutup dan terbuka. Wawancara

11

dilakukan kepada LSM yang dianggap terkait dengan TNK atau masyarakat di dalam taman nasional ini yaitu Yayasan Komodo Kita, RARE, Swisscontact dan Komodo Survival Program. Wawancara terhadap TNC Manggarai Barat tidak dapat dilakukan karena setelah putusnya kerjasama dengan TNK karena kasus PT Putri Naga Komodo, LSM ini tidak lagi ada di Manggarai Barat. PT Putri Naga Komodo adalah pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam yang terdahulu.

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data potensi sumber pendanaan stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya guna mendukung konservasi. Data lain yang diperoleh dengan wawancara ini adalah data kontribusi LSM terhadap pengembangan masyarakat di dalam kawasan TNK. Kontribusi atau peluang kontribusi LSM kepada pengelolaan kawasan dicari guna memahami manajemen TNK. Wawancara ini juga dilakukan untuk melihat hubungan antara taman nasional, lembaga profit dan pemerintah daerah dengan masyarakat dari sudut pandang LSM.

e. Wawancara Pemerintah Daerah

Wawancara pemerintah daerah dilakukan secara mendalam dengan berpedoman pada kuisioner pertanyaan tertutup dan terbuka. Wawancara dilakukan terhadap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Kehutanan Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat, Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Kesehatan, Stasiun Meteorologi Labuan Bajo, serta Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Manggarai Barat.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan kepentingan lembaga daerah dalam mendukung konservasi TNK dan mengakses data sekunder terkait penelitian. Data lain yang diperoleh dengan wawancara ini adalah data kontribusi lembaga pemerintah daerah terhadap pengembangan masyarakat di dalam kawasan TNK. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui pengakuan tingkat kontribusi kawasan terhadap pembangunan daerah dan tingkat kontribusi daerah terhadap konservasi kawasan. Selain itu, wawancara dilakukan untuk melihat pandangan lembaga pemerintah daerah terhadap hubungan antar stakeholder lain di sekeliling TNK serta bantuan terhadap masyarakat di dalam kawasan. 3. Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati fenomena lapang guna cross check data literatur dan wawancara. Pengamatan langsung dilakukan untuk memeriksa data kapasitas pengelola kawasan mendukung keberlanjutan pendanaan, kondisi sosekbud masyarakat di dalam kawasan TNK termasuk modal sosial masyarakat, dukungan masyarakat terhadap konservasi kawasan serta dukungan taman nasional serta institusi lain terhadap masyarakat. Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan dan mempelajari fenomena yang terjadi di keseharian dengan mengandalkan penilaian peneliti untuk mengevaluasi secara sederhana kebenaran dari data yang diperoleh melalui wawancara maupun studi pustaka. Pengamatan langsung ini mendukung tercapainya tujuan pertama dan ketiga penelitian. Pengamatan ini

12

dilakukan di tiga pos lapang yaitu Desa Komodo, Desa Rinca dan Desa Papagarang yang digunakan untuk mengamati masyarakat sekaligus melihat keseharian pelaksanaan pengelolaan TNK oleh petugas lapangan dengan cara tinggal selama 10 hari di setiap lokasi.

Pendekatan participant observation untuk masyarakat dipilih untuk meminimalisir bias yang terjadi dari wawancara langsung. Pengamatan partisipatif merupakan pengamatan langsung yang dilakukan dengan turut terlibat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pengamatan ini digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat yang sebenarnya terhadap konservasi, taman nasional, pemanfaatan sumberdaya alam maupun gangguan dari satwaliar.

Pengamatan dilaksanakan 10 hari pada setiap desa dengan mengamati beberapa anggota masyarakat dibedakan berdasar jenis pekerjaannya yakni masyarakat yang terkait langsung dengan pemanfaatan sumberdaya alam (nelayan), masyarakat yang terkait namun tidak langsung (pengusaha, pemilik kapal/perahu, pengumpul ikan) dan masyarakat yang hampir tidak terkait dengan pemanfaatan langsung sumberdaya alam (pengrajin, pegawai negeri, pekerja wisata).

Pengamatan partisipatif ini juga digunakan untuk mengumpulkan data mengenai modal sosial masyarakat. Data ini penting untuk analisis aspek kelola kelembagaan, dengan diketahuinya gambaran dari kapasitas sosial masyarakat, dapat diperkirakan derajat partisipasi yang mungkin tepat untuk masyarakat tersebut (Nurrochmat 2005; Nurrochmat et al. 2012) guna perumusan model pengelolaan yang tepat berdasarkan aktor yang terlibat (Borrini-Feyerabend et al. 2013) yang dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan kepedulian aktor terhadap konservasi.

Tabel 1 berikut disajikan sebagai ringkasan atas jenis data dan metode pengumpulan data di atas.

Tabel 1 Jenis, metode pengumpulan, dan sumber data

No. Jenis data Variabel Metode

pengumpulan

Sumber data Data manajemen kawasan dan kelembagaan

1 Kesesuaian zona TN dengan masyarakat Peta Kawasan TNK Batas Zonasi

Potensi sumberdaya alam

Potensi wisata

Masyarakat Histori kawasan

Pengelolaan pada waktu terdahulu

Kesesuaian zonasi saat ini dengan kearifan tradisional masyarakat Studi literatur dan wawancara BTNK dan masyarakat 2 Keefektifan pengelolaan terhadap tujuan TN

Visi, misi, dan tujuan TNK Kelembagaan pengelolaan TNK

Struktur organisasi Balai

Studi literatur dan

wawancara

13

No. Jenis data Variabel Metode

pengumpulan

Sumber data TNK

Visi dan Misi

SDM (kualitas & kuantitas), pembagian wilayah kerja Efektivitas pengelolaan dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan TNK

Kesesuaian rencana kerja pengelolaan TNK dengan pelaksanaannya

Keefektifan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan TNK 3 Kapasitas pengelola kawasan mandukung keberlanjutan pendanaan Kemampuan membangun beragam portofolio pendanaan dari beragam sumber

Kemampuan mengimprovisasi administrasi dan efektivitas pendanaan

Kemampuan membangun dan memprediksi skema

pendanaan jangka panjang

Kemampuan

mengalokasikannya secara tepat menurut pihak dan jenis kebutuhan berdasar proporsi dan waktu yang tepat

Kemampuan menggunakan alat-alat finansial Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat Wawancara, studi pustaka dan pengamatan langsung BTNK

Data elemen pendanaan TNK 1 Persen PNBP terhadap pengeluaran TN PNBP TNK saat ini Pengeluaran TN Studi literatur, wawancara Dokumen keuangan, BTNK 2 Jumlah, jenis dan alokasi anggaran

Anggaran saat ini jumlah dan jenis

Perkiraan kebutuhan riil (jangka pendek, menengah dan panjang)

Skema pendistribusian pendanaan (jangka pendek, menengah dan panjang): waktu, porsi dan bentuk alokasi anggaran

Potensi sumber pendanaan Stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya. Studi literatur, wawancara Dokumen keuangan, BTNK dan stakeholder lain

14

No. Jenis data Variabel Metode

pengumpulan Sumber data 3 Kondisi bisnis lembaga profit di kawasan

Nilai bisnis kawasan

NPV

BCR

Dukungan terhadap konservasi dan masyarakat Studi literatur dan wawancara Stakeholder bisnis 4 Strategi pendanaan lestari Finansial Legal Administratif Sosial Politik Lingkungan Studi literatur dan wawancara BTNK, berbagai sumber 5 Potensi pengembangan Nilai ekonomi TN

Iklim perkembangan wisata alam dan sektor ekonomi lain

Skema pendanaan yang ada

Politik, kebijakan dan peraturan pendukung pendanaan TN

Studi pustaka Berbagai sumber

Data komponen Sosekbud masyarakat 1 Kondisi sosekbud masyarakat dalam kawasan TN Kondisi ekonomi

Jenis mata pencaharian dan Tingkat pendapatan Tingkat pendidikan Ketergantungan terhadap kawasan Peran/dukungan terhadap konservasi kawasan Kondisi sosial budaya

Budaya

Modal sosial: saling kepercayaan, jejaring, komunikasi, hirearki kepemimpinan, dan norma yang diakui bersama

Kehidupan sehari-hari. Wawancara, observasi partisipatif Masyarakat 2 Dukungan masyarakat terhadap konservasi kawasan

Kesadaran masyarakat akan nilai penting kawasan

Kesediaan untuk turut serta mengkonservasi kawasan

Kondisi riil dukungan masyarakat terhadap konservasi Wawancara dan observasi partisipatif Masyarakat, BTNK 3 Dukungan TN dan stakeholder lain terhadap

Program pemerintah daerah

Program TNK

Program LSM dan lembaga non profit lain

Studi pustaka, wawancara dan observasi partisipatif Masyarakat, BTNK dan stakeholder lain

15

No. Jenis data Variabel Metode

pengumpulan

Sumber data masyarakat Program lembaga profit

yang terkait TNK

Kondisi sebenarnya di masyarakat

Data kontribusi pengelolaan kawasan dalam pembangunan daerah dan sebaliknya 1 Tingkat kontribusi kawasan kepada pembangunan daerah dan nasional Kontribusi langsung

Kontribusi tidak langsung

Pengakuan akan kontribusi kawasan Wawancara, pengamatan langsung, studi literatur Pemda dan BTNK 2 Kontribusi Pemda kepada kawasan Kontribusi langsung

Kontribusi tidak langsung

Pengakuan akan kontribusi

Wawancara, pengamatan langsung, studi literatur Pemda dan BTNK

Analisis dan Sintesis

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode tabulasi silang serta deskriptif untuk menggambarkan kondisi dari setiap kriteria kemandirian dan kelestarian TNK. Variabel kemandirian yang digunakan adalah pendanaan saat ini, sumberdaya dan institusi sedangkan variabel kelestarian yang digunakan adalah ekologi, sosial; ekonomi; budaya, dan kelembagaan.

Kemandirian dan kelestarian TNK dilihat dari tiga analisis yakni kelola kawasan, kelola kelembagaan dan kelola usaha. Pada dasarnya analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran gap antara kondisi ideal sesuai dengan dokumen rujukan dan kondisi riil serta upaya juga skenario untuk menutupi gap yang ada untuk mencapai kondisi ideal.

1. Analisis aspek kelola kawasan

Aspek kelola kawasan ini digambarkan melalui hubungan antara data manajemen kawasan dan kelembagaan dengan data komponen sosekbud masyarakat. Aspek kelola kawasan ini melihat efektivitas pelaksanaan pengelolaan saat ini terhadap kawasan dan masyarakat di dalamnya serta kesenjangannya dengan perencanaan dan/atau yang menjadi tujuan dari pengelolaan kawasan. Dengan demikian diharapkan kendala atau permasalahan dari pengoperasian TNK yang efektif dapat diketahui.

2. Analisis aspek kelola usaha

Aspek kelola usaha digambarkan melalui data elemen pendanaan TNK. Dalam analisis ini, kondisi pendanaan TNK yang dihubungkan dengan data kapasitas pengelola kawasan mendukung keberlanjutan pendanaan dibandingkan dengan pendanaan ideal TNK. Diharapkan dengan hal ini kendala yang berhubungan dengan pendanaan demi kemandirian finansial taman nasional dapat diketahui.

16

3. Analisis aspek kelola kelembagaan

Aspek kelola kelembagaan ini digambarkan melalui hubungan antara data manajemen kawasan dan kelembagaan, dukungan atau hambatan dari stakeholder lain melalui data kontribusi pengelolaan kawasan dalam pembangunan daerah dan sebaliknya serta sebagian data sosekbud masyarakat. Pada tahap ini, peraturan perundang-undangan terkait dianalisis untuk melihat pengaruh dari implementasi kebijakan dalam upaya mencapai pengelolaan mandiri taman nasional sehingga diketahui apakah memungkinkan atau tidak terjadinya kemandirian dan kelestarian pendanaan kawasan konservasi (Gallegos et al. 2005). Oleh karena itu, diharapkan kendala yang berhubungan dengan kelembagaan dan kebijakan dalam pencapaian kemandirian dan kelestarian melalui kelola kawasan dan kelola usaha dapat diketahui.

Sintesis dilakukan terhadap hasil analisis kesenjangan di atas untuk merumuskan beberapa pilihan langkah strategis untuk pencapaian kemandirian dan kelestarian pengelolaan TNK dilihat dari aspek kelola kawasan, kelola usaha dan kelola kelembagaan. Sintesis ini juga diarahkan untuk merumuskan enabling condition dari ketiga strategi tersebut untuk tercapainya pengelolaan Taman Nasional Komodo yang mandiri dan lestari. Pemilihan strategi dilakukan dengan mempertimbangkan variabel yang paling mempengaruhi pencapaiannya.

Dokumen terkait