• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain

Desain penelitian ini adalah randomized control trial (RCT). Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah survey jenis sindrom pramenstruasi yang dialami remaja putri, tahap kedua pembuatan suplemen kapsul serbuk daun torbangun dan tahap ketiga adalah pemberian suplemen kapsul serbuk daun torbangun, herbal komersil dan plasebo sebagai kontrol.

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai dengan Mei 2008 di daerah Cinangneng-Cibanteng Kabupaten Bogor. Analisis kalsium serum, magnesium serum dan Hb darah dilakukan di Laboratorium Biokimia Gizi Masyarakat Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor Departemen Kesehatan RI. Analisis hormon progesteron dilakukan di laboratorium Makmal Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Analisis serbuk daun torbangun dilaksanakan di Laboratorium Jasa Analisis Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB di Bogor.

Tahap Pelaksanaan Suplementasi

Tahap penentuan dosis kapsul serbuk daun torbangun didasari pada hasil penelitian Subanu (1985) yang melaporkan bahwa daun torbangun secara in vitro

menunjukkan sifat oksitosik bila dikonsumsi dengan dosis 50 kg/7 gram, yaitu dapat menyebabkan adanya kontraksi uterus. Dosis yang umum dilakukan dalam pengobatan tradisional yaitu 750 mg serbuk daun torbangun atau 10 gram dalam bentuk daun segar (Tanaman Obat Indonesia, 2005). Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dosis yang digunakan adalah 750 mg serbuk daun torbangun per hari. Dosis yang digunakan pada herbal komersil adalah sebesar 300 mg per hari yang berdasarkan informasi dari perusahaan yang memproduksi herbal komersil tersebut.

Subjek penelitian ini adalah remaja putri berusia 15-18 tahun yang menderita sindrom pramenstruasi. Subjek penelitian dikelompokkan secara acak kedalam tiga kelompok perlakuan yaitu: 1) kelompok daun torbangun (DT) yaitu mendapatkan kapsul serbuk daun torbangun 750 miligram (3 kapsul) per hari selama 14 hari, 2) kelompok herbal komersil (HK) yaitu mendapatkan kapsul herbal komersil 300 miligram (1 kapsul) per hari selama 14 hari dan 3) kelompok plasebo sebagai kontrol. Suplemen dianjurkan untuk dikonsumsi pada pagi hari.

Pembuatan Kapsul Serbuk Daun Torbangun

Tahap selanjutnya adalah pembuatan kapsul serbuk daun torbangun. Kapsul serbuk daun torbangun dibuat dari daun torbangun yang dikeringkan kemudian dihaluskan dengan alatgrinder dan dimasukkan dalam kapsul ukuran 0 dengan berat 250 miligram per kapsul. Herbal komersil yang digunakan dengan herbal komersil yang per kapsulnya mengandung jintan hitam, kunyit dan jahe yang diproduksi oleh suatu perusahaan obat herbal tradisional yang dibeli di apotik pasar Pramuka, serta plasebo yaitu amilum yang dimasukkan dalam kapsul sebagai kontrol.

Kapsul perlakuan yang digunakan untuk suplementasi mempunyai bentuk, ukuran dan warna yang sama. Kapsul herbal komersil yang sebelumnya mempunyai warna berbeda yaitu merah dan kuning, dibungkus dengan kapsul yang memiliki warna seperti kapsul serbuk daun torbangun dan plasebo (Gambar 4).

Gambar 4 Kapsul yang digunakan dalam penelitian

Daun torbangun yang digunakan diambil dari pekarangan rumah peneliti. Bibit tanaman torbangun diperoleh dari kebun torbangun dari peneliti Damanik yang telah disertifikasi oleh herbarium Bogor. Daun torbangun yang dijadikan bahan suplemen berusia 2,5 bulan. Kapsul serbuk daun torbangun dibuat dengan cara mengeringkan daun torbangun segar dalam oven yang bersuhu 40° C selama 4 jam.

Sebelum dikeringkan, daun torbangun dicuci terlebih dahulu dan kemudian diangin-anginkan. Daun torbangun yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dengan menggunakangrinderyang kemudian diayak dengan ayakan ukuran 50 mesh. Dari 300 gram daun torbangun segar, setelah dikeringkan, dihaluskan dan diayak, akan menghasilkan 22,5 gram serbuk daun torbangun. Serbuk daun torbangun dimasukkan dalam kapsul ukuran 0 (Gambar 5). Proses pemasukan daun torbangun dilakukan di laboratorium produksi Lembaga Farmasi Indonesia Angkatan Laut, Jakarta.

Gambar 5 Bagan proses pembuatan kapsul serbuk daun torbangun

Pada herbal komersil agar memiliki bentuk yang sama, kapsul herbal komersil tersebut dimasukkan dalam cangkang kapsul yang memiliki ukuran dan warna yang sama dengan kapsul daun torbangun. Plasebo yaitu berupa kapsul yang memiliki bentuk yang sama dengan kapsul lainnya yang diisi dengan amilum yaitu tepung tapioka. Pemilihan amilum karena dalam jumlah kecil, amilum tidak memberikan efek bagi tubuh.

DIKERINGKAN DALAM OVEN DENGAN SUHU 40°C

DIMASUKKAN DALAM KAPSUL

DIHALUSKAN DENGAN GRINDER

Teknik Pemberian Suplemen

Bahan-bahan percobaan yang berupa tiga jenis kapsul disimpan dalam botol plastik dan diberi silica gel yang berbeda sesuai dengan labelnya. Setiap botol diisi kapsul yang diberi kode A, B dan C. Botol tersebut diberikan pada subjek sesuai dengan kelompoknya setelah dilakukan pengambilan darah tahap pertama bersamaan dengan pengisian formulir persetujuan (Informed Consent).

Sebelum dilakukan suplementasi dilakukan survey untuk mengetahui jenis keluhan yang banyak dialami remaja putri. Responden yang mengikuti identifikasi jenis keluhan diambil dari beberapa pabrik di daerah Darmaga dan Cinangneng Kabupaten Bogor. Sebanyak 110 remaja putri telah mengikuti identifikasi.

Kapsul dikonsumsi setiap hari oleh subjek penelitian yang cara konsumsinya dijelaskan secara lisan dan tulisan pada botol. Setiap tiga hari setelah pemberian kapsul, dilakukan pengecekan terhadap subjek untuk menjaga kepatuhan konsumsi kapsul (compliance). Pada pengecekan ke tiga, disertai dengan pendistribuasian botol kembali untuk dikonsumsi pada minggu kedua. Suplementasi dilakukan selama 14 hari, yang dihitung mulai 3 hari setelah menstruasi selama 14 hari pada siklus pertama. Selain melakukan pengecekan setiap tiga hari, untuk menjaga kepatuhan dilakukan berbagai upaya yang diantaranya melibatkan ibu dari subjek penelitian, sosialisasi pada awal kegiatan, penjelasan pada saat pengumpulan data

baseline.

Teknik Penarikan Subjek Penelitian

Jumlah subjek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini (kurva satu sisi) menggunakan asumsi bahwa Zα = 5%, Zβ = 75%, d (selisih penurunan nilai rata-rata yang diinginkan) = 3 dan estimasi standard deviasi (Sd) 3,01 (Hill dkk, 1980). Rumus yang digunakan adalah:

n≥ [ (2 X s² X (Zβ + Zα)²] /d² = 11

sehingga diperoleh jumlah minimum subjek penelitian 11 orang per kelompok perlakuan. Dengan asumsi drop-out dari penelitian sebesar 10%, maka jumlah subjek penelitian adalah 12 orang. Untuk 3 kelompok perlakuan jumlah sampel adalah sebanyak 36 orang.

Subjek penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi, dengan memiliki kriteria: 1) Remaja putri usia 15-18 tahun. Penentuan remaja putri dikarenakan selama mengikuti riset ini peserta tidak diperkenankan hamil, tidak sedang menyusui dan tidak sedang menggunakan alat kontrasepsi, 2) Tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan ginekology seperti penyakit Ammenorrhea, 3) Memiliki siklus menstruasi normal yaitu 28 hari. 4) Bersedia untuk diberikan suplemen selama 1 siklus menstruasi, 5) Bersedia diambil darah sebelum dan setelah intervensi dan 6) Mengalami gejala sindrom pramenstruasi dengan kriteria sedang, sesuai dengan gejala yang diamati dari penelitian ini yaitu emosi,sakit kepala, nyeri perut bagian bawah, dan nyeri payudara.

Jumlah unit percobaan pada penelitian ini sebanyak 36 orang yang setiap kelompok perlakuan terdiri dari 12 orang (Gambar 6). Subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria seperti yang telah ditentukan, kemudian secara acak dikelompokkan menjadi tiga kelompok perlakuan. Kelompok daun torbangun diberi kode A, kelompok herbal komersil diberi kode B dan untuk kelompok plasebo diberi kode C.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Tabel 2 adalah jenis data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik subjek penelitian yang meliputi nama lengkap, berat badan, tinggi badan, IMT, usia awal menstruasi, keluhan saat menjelang menstruasi (sindrom pramenstruasi).

Kapsul serbuk bubuk daun torbangun n = 12 Placebo n = 11 Subjek Penelitian n = 35 Herbal komersil n = 12

Data pola konsumsi makan yang meliputi kebiasaan makan, asupan kalsium, magnesium dan asupan zat besi. Data gejala-gejala sindrom pramenstruasi yang dialami subjek penelitian menjelang menstruasi yaitu nyeri pada payudara, sakit kepala, nyeri pada bagian bawah perut dan emosi. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan pada.

Tabel 2 Jenis data dan cara pengumpulan data

No Jenis Data Cara Pengumpulan Data

1 Karakteristik subjek penelitian Wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner

2. Konsentrasi Mg, Ca dan Fe pada suplemen serbuk DT

Pengukuran kandungan gizi pada serbuk daun torbangun dengan metode AAS

3. Kebiasaan makan Wawancara langsung dengan subjek penelitian pada awal treatmen dengan kuesioner

4. Asupan Kalsium Pengukuran berdasarkan pencatatan konsumsi pangan sebelum dan sesudah pemberian suplemen dengan metode recall 5. Asupan Magnesium Pengukuran berdasarkan pencatatan

konsumsi pangan sebelum dan sesudah pemberian suplemen dengan metode recall 6. Asupan Zat Besi Pengukuran berdasarkan pencatatan

konsumsi pangan sebelum dan sesudah pemberian suplemen dengan metode recall 7. Keluhan yang dirasakan meliputi

nyeri payudara, sakit kepala, nyeri perut bagian bawah dan emosi.

Wawancara langsung dengan menggunakan lembar evaluasi

8.. Magnesium Serum Pengukuran kadar Mg (mg/dl) pada Darah subjek penelitian sebelum dan sesudah pemberian suplemen serta setelah menstruasi 9. Kalsium Serum Pengukuran kadar Ca (mg/dl) pada Darah

subjek penelitian sebelum sesudah pemberian suplemen serta setelah menstruasi

10. Hb darah Pengukuran kadar Hb (mg/dl) subjek penelitian sebelum dan sesudah pemberian suplemen serta setelah menstruasi

11. Konsentrasi Hormon Progesteron Pengukuran konsentrasi hormon progesteron (ng/ml) pada Darah subjek penelitianl sebelum dan sesudah pemberian suplemen

Data tersebut dikumpulkan melalui pengisian dan wawancara dengan kuesioner, pengukuran langsung dan analisis laboratorium. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang tenaga medis.

Tahapan Penelitian

Tahap pengambilan data subjek penelitian telah mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan Persetujuan Etik (Ethical Clearance) Nomor: LB.03.02/KE/3872/2007 tertanggal 27 September 2007.

Proses penelitian dimulai dengan pencatatan tanggal subjek penelitian mendapatkan menstruasi. Berdasarkan pencatatan waktu menstruasi yang diperoleh, data kemudian dikelompokkan untuk mengetahui waktu pengambilan darah dan berapa subjek penelitian yang diambil pada waktu yang bersamaan.

Subjek penelitian kemudian diundang ke rumah seorang bidan yang terletak di sekitar tempat penelitian untuk pengambilan darah dan pemberian suplemen berdasarkan kelompok perlakuan. Waktu pengambilan darah dan pemberian suplemen tidak dilakukan bersamaan tetapi berdasarkan tanggal subjek penelitian mendapatkan menstruasi. Rata rata dalam satu hari sekitar dua sampai empat subjek penelitian yang diambil darah. Pemberian suplemen kapsul serbuk daun torbangun, herbal komersil dan plasebo dimulai 3 hari setelah mengalami menstruasi (fase folikel) pada siklus pertama dimulai penelitian. Setiap kelompok subjek penelitian, mengkonsumsi suplemen sesuai dengan kelompok perlakuan setiap hari yang diminum selama 1 siklus menstruasi yaitu selama 14 hari. Bersamaan dengan pengambilan darah tahap satu, dilakukan wawancara dan recall konsumsi makan pertama. Setelah 14 hari subjek penelitian mengkonsumsi suplemen, pada hari ke 15 dilakukan pengambilan darah tahap kedua. Pengambilan darah tahap kedua ini dilakukan pada fase luteal yaitu fase menjelang terjadinya menstruasi. Pada umumnya satu sampai dua hari setelah pengambilan darah tahap kedua, subjek penelitian mendapatkan menstruasi. Bersamaan dengan pengambilan darah, dilakukan recall konsumsi makan kedua sesudah pemberian suplemen. Selama fase luteal hingga menstruasi, dilakukan pencatatan terhadap keluhan yang dialami. Wawancara untuk mendapatkan data keluhan dilakukan peneliti dengan cara mengunjungi subjek penelitian di rumahnya setelah mereka pulang kerja. Pengambilan darah tahap ketiga dilakukan dua hari setelah menstruasi yaitu pada fase folikel (Gambar 7).

Gambar 7 Tahap pengambilan data

Pengambilan darah tahap kedua dan tahap ketiga serta recall konsumsi makan kedua tetap dilakukan di tempat yang sama yaitu di rumah bidan. Darah tersebut kemudian dianalisis untuk melihat kandungan magnesium serum (mg/dl), kalsium serum (mg/dl) dan Hb darah (mg/dl) serta konsentrasi hormon progesteron serum (ng/ml).

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara bertahap mulai dari data terkumpul di lapangan sampai siap untuk dianalisis. Terhadap data dari hasil pengumpulan di lapangan dilakukan pengeditan (editing), pengkodean (coding) dan pemasukan data kedalam komputer (entry data).

Pengolahan data meliputi data karakteristik subjek penelitian yaitu usia, berat badan, tinggi badan, pendidikan berdasarkan lama sekolah, usia awal menstruasi, siklus menstruasi, lama menstruasi. Data karakteristik diukur dengan menggunakan ukuran rata rata, standard deviasi serta dikategorikan yang kemudian diukur persentasenya. 3har

i

1-2 hari Pemberian suplemen Menstruasi pertama Menstruasi kedua Awal suplementasi pengambilan darah pertama 3hari Sesudah suplementasi pengambilan darah kedua Sesudah menstruasi pengambilan darah ketiga

Gejala gejala yang dialami menjelang menstruasi yang meliputi sakit kepala, nyeri pada bagian bawah perut, nyeri pada payudara dan, emosi. Data tersebut kemudian diukur dengan menggunakan ukuran rata rata, standard deviasi serta dikategorikan yang kemudian diukur persentasenya. Jenis data, frekuensi dan pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jenis data, frekuensi pengumpulan dan pengukuran

No Jenis Data Frekuensi pengumpulan

Waktu pengumpulan Metode pengukuran 1. Karakteristik subjek

penelitian

1 kali Pada awal penelitian Kuesioner 2. Kandungan Ca, Mg, dan Fe

pada serbuk daun torbangun

1 kali Awal penelitian AAS

3. Kebiasaan makan 1 kali Pada awal penelitian Kuesioner 4. Asupan Kalsium 2 kali Sebelum dan sesudah

pemberian suplemen

Recall 5. Asupan Magnesium 2 kali Sebelum dan sesudah

pemberian suplemen

Recall 6. Asupan Besi 2 kali Sebelum dan sesudah

pemberian suplemen

Recall 7. Keluhan yang dirasakan:

nyeri payudara, sakit kepala, nyeri pada perut bagian bawah dan emosi.

1 kali Pada awal penelitian Lembar evaluasi penilaian 8. Magnesium Serum 3 kali Sebelum, sesudah

pemberian suplemen dan setelah

menstruasi

AAS

9. Kalsium Serum 3 kali Sebelum, sesudah pemberian suplemen dan setelah

menstruasi

AAS

10. Hb darah 3 kali Sebelum, sesudah pemberian suplemen dan setelah

menstruasi

Sianmet

11. Hormon Progesteron 3 kali Sebelum, sesudah pemberian suplemen dan setelah

menstruasi

Spektrofotom eter, Elisa

Data konsumsi makan dari food recall direkap untuk diindentifikasi jenis jenis makanan yang dikonsumsi dan ukurannya. Food recall dilakukan selama dua hari yaitu pada saat sebelum suplementasi dan sesudah suplementasi. Data konsumsi makan yang telah diperoleh kemudian dikonversi ke dalam zat gizi menggunakan DKBM tahun 2001. Untuk menghitung kecukupan energi dan zat gizi kelompok remaja menggunakan Angka Kecukupan Gizi (WNPG, 2004). Data kebiasaan makan direkap berdasarkan jenis-jenis makanan yang sering dikonsumsi selama satu minggu.

Data profil darah meliputi kadar kalsium serum, magnesium serum, Hb dan hormon progesteron dalam serum darah. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan berdasarkan kandungan normal dalam darah. Untuk kalsium serum kandungan normal kalsium dalam serum darah adalah 9 – 11 mg/dl. Kandungan normal magnesium dalam serum darah adalah antara 1,7– 2,3 mg/dl. Hb darah normal pada berada pada level 12 mg/dl hingga 14 mg/d dan pada fase luteal atau setelah fase ovulasi, kadar hormon progesteron berada pada level diatas 4 ng/ml dan pada fase folikel atau fase sebelum fase ovulasi berada pada level dibawah 2 ng/ml.

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pengaruh suplementasi kapsul serbuk daun torbangun terhadap gejala sindrom pramenstruasi yang meliputi emosi, sakit kepala, nyeri pada bagian bawah perut, dan nyeri pada payudara pada subjek penelitian.

Analisis data terhadap konsentrasi vitamin dan mineral pada suplementasi kapsul serbuk daun torbangun dilakukan di laboratorium kimia gizi departemen Gizi Masyarakat. Anova digunakan untuk membandingkan perbedaan peubah parametrik sebelum perlakuan seperti melihat perbedaan karakteristis subjek penelitian, tingkat kepatuhan, kebiasaan makan, konsentrasi kalsium serum, magnesium serum serta Hb dan profil hormon progesteron serum subjek penelitian antar kelompok perlakuan.

UjiChi square digunakan untuk menguji kesamaan distribusi non-parametrik antar kelompok perlakuan, yaitu melihat perbedaan penurunan jenis keluhan sesudah pemberian suplemen antar kelompok perlakuan. Uji t digunakan untuk membandingkan signifikansi peubah parametrik sebelum dan sesudah suplementasi, yaitu melihat perbedaan nilai rata-rata jumlah jenis keluhan sebelum dan sesudah

pemberian suplemen per kelompok perlakuan. Korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara jenis keluhan sindrom pramenstruasi dengan kadar kalsium serum, magnesium serum, progesteron serum dalam darah.

Dokumen terkait