• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi kapsul serbuk daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap penurunan keluhan sindrom pramenstruasi pada remaja putri. Penelitian ini membandingkan suplemen kapsul serbuk daun torbangun dengan herbal komersil yang sudah di jual di pasaran dan kontrol.

Sindrom pramenstruasi adalah gejala fisik dan psikis yang terjadi sebelum menstruasi yaitu 7 sampai 10 hari sebelum menstruasi dan akan hilang saat menstruasi. Keluhan yang terjadi sangat bervariasi dan dapat menjadi lebih ringan atau lebih berat. Penyebab seseorang wanita mengalami sindrom pramenstruasi belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa studi menyatakan bahwa salah satu penyebab sindrom pramenstruasi adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi yakni ketidak seimbangan antara hormon estrogen dan progesteron pada fase luteal (Carr 2001). Teori lain mengatakan karena hormon estrogen yang berlebihan dan rendahnya hormon progesteron (Baziad, 2005).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala sindrom pramenstruasi dapat melalui terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan dalam pengobatan penderita sindrom pramenstruasi pada umumya pemberian obat pengurang rasa nyeri (analgesik), anti depresi dan anti inflamasi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian vitamin (B6, C dan E), mineral (Mg, Ca, Zn), terapi hormon progesteron, mengatur pola makan dan terapi Herbal. Menurut Quaranta (2007) bahwa treatmen yang dilakukan pada penderita sindrom pramenstruasi dengan menggunakan herbal lebih efektif bila dibandingkan dengan pemberian mineral magnesium.

Penemuan utama dari penelitian ini adalah bahwa pemberian suplemen kapsul serbuk daun torbangun sebanyak 750 mg per hari selama 14 hari dapat menurunkan keluhan nyeri payudara, sakit kepala, nyeri perut bagian bawah dan emosi pada penderita sindrom pramenstruasi. Berdasarkan uji t, jumlah jenis keluhan pada kelompok yang diberi suplemen daun torbangun berbeda nyata (p<0,05) dengan kelompok kontrol sesudah pemberian suplemen. Penurunan keluhan nyeri payudara, sakit kepala, nyeri perut bagian bawah dan emosi pada

kelompok perlakuan kapsul serbuk daun torbangun lebih besar dibandingkan dengan kelompok herbal komersil dan kelompok kontrol.

Penemuan lain dari hasil penelitian ini mendapatkan bahwa subjek penelitian yang mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun, memiliki konsentrasi hormon progesteron serum dalam darah lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang mengkonsumsi herbal komersil dan kelompok kontrol pada fase luteal yakni 8,01 ng/ml yang berarti berada pada level normal (di atas 4 ng/ml). Konsentrasi progesteron serum antar kelompok perlakuan memperlihatkan ada perbedaan yang nyata (p<0,05) sesudah pemberian suplemen pada fase luteal. Penurunan keluhan nyeri payudara dan emosi ada hubungannya dengan konsentrasi progesteron serum darah (p<0,05), sedangkan keluhan sakit kepala dan nyeri perut bagian bawah tidak ada hubungan (p>0,05) dengan konsentrasi progesteron serum darah.

Menurut Stephenson (2001) kandungan fitokimia tanaman torbangun berhubungan dengan hormon reproduksi, sedangkan Collins (2006) berpendapat bahwa keluarga dari tanaman torbangun mengandung zat aktif yang secara langsung memiliki efek terhadap jaringan produksi hormon progesteron. Tanaman torbangun merupakan tanaman yang mengandung forskolin (Tolson, 2007). Forskolin berperan dalam meningkatkan produksi hormon tiroid, dimana hormon tiroid berfungsi mempertahankan sekresi Gonadotropin Releasing Hormone (Tolson, 2007). Sel-sel GNRH berdiameter sel kira-kira 275-375 nm yang mengandung granula sekretori, menghasilkan FSH dan LH. FSH dan LH hormon yang diproduksi oleh tubuh yang berhubungan dengan siklus menstruasi (Pragasta, 2008). Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH sedangkan pembentukan hormon progesteron dihasilkan oleh korpus luteum yang dirangsang oleh LH. Selama fase luteal, LH meningkatkan dan mempertahankan korpus luteum pasca ovulasi dalam menghasilkan progesteron (Pragasta, 2008). Efek farmakologi lain dari daun torbangun adalah sebagai anti inflamasi, memperlancar peredaraan darah dan sebagai pembersih darah (Tanaman Obat Indonesia, 2005).

Penelitian ini mengungkapkan bahwa kelompok yang diberikan kapsul daun torbangun mengalami penurunan keluhan sindrom pramenstruasi yang nyata (p<0,05) setelah pemberian suplemen dibandingkan dengan sebelum pemberian suplemen dan memiliki konsentrasi hormon progesteron serum lebih besar

dibandingkan dengan kelompok herbal komersil dan kontrol. Suatu studi menjelaskan bahwa wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi dijumpai mengalami peningkatan konsentrasi estrogen yang berlebihan menjelang menstruasi (Baziad, 2005). Diduga pada konsentrasi estrogen tertentu di dalam darah, terjadi stimulasi aktivitas sel-sel otak (Baziad, 2005). Konsentrasi estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak berlebihan, juga menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan juga di otak. Karena disebabkan oleh konsentrasi estrogen yang tinggi, maka terapi dengan pemberian hormon antiestrogen yaitu pemberian hormon progesteron. Hormon progesteron menekan aktivitas sel-sel otak (Baziad, 2005). Menurut Karyadi (2005) pemberian hormon progesteron dalam dosis kecil yang dilakukan 8 sampai 10 hari sebelum menstruasi dapat mengimbangi konsentrasi hormon estrogen yang tinggi dalam darah. Suatu studi menjelaskan bahwa salah satu peran progesteron adalah menekan kerja hormon estrogen karena progesteron bersifat diuretik (Dalton, 1983). Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari 10 hari sebelum menstruasi (Baziad, 2005). Beberapa teori mengatakan bahwa rasa cemas dan sensitif adalah gejala yang timbul akibat ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron, hormon estrogen terlalu tinggi daripada hormon progesteron (Karyadi, 2005). Pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu lama. Efek samping yang ditimbulkan oleh progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan adalah jenis progesteron alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi progesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memiliki khasiat antidepresif.

Selain itu konsentrasi progesteron yang rendah menyebabkan turunnya serotonin dalam darah. Studi yang dilakukan Ashbyet al (1988) menjelaskan bahwa wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi memiliki konsentrasi serotonin yang rendah. Lebih lanjut, wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi memiliki level konsentrasi serotonin yang rendah selama 10 hari sebelum menstruasi (Rapkin AJ, 1987). Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi (Shreeve, 1983). Serotonin adalah zat penting yang terdapat dalam butiran darah (trombosit) yang melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak serotonin berperan sebagai neurotransmiter yaitu zat kimia di dalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel syaraf (Hamilton, 2006).

Dalam beberapa studi dikemukakan bahwa penyebab sindrom pramenstruasi diantaranya ádalah defisiensi mineral magnesium dan kalsium (Roseinstein, 1994; Bendich, 2000). Dalam penelitian ini belum ditemukan hubungan penurunan keluhan nyeri payudara, sakit kepala, nyeri perut bagian bawah dan emosi dengan konsentrasi kalsium serum. Pada penelitian ini konsentrasi kalsium serum antar kelompok perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata sesudah pemberian suplemen (p>0,05). Konsentrasi kalsium serum tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan penurunan keluhan sindrom pramenstruasi. Sumbangan kalsium yang diberikan dari konsumsi kapsul serbuk daun torbangun hanya sebesar 20,54 mg, sedangkan kebutuhan kalsium remaja putri per hari adalah 1.000 mg per hari. Asupan kalsium subjek penelitian per hari setelah pemberian suplemen masih dibawah angka kecukupan gizi kalsium yakni sebesar 391,7 mg pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun.

Asupan kalsium antar kelompok perlakuan baik sesudah pemberian suplemen (p>0,05) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa kandungan kalsium serum dalam darah pada kelompok kapsul daun torbangun, herbal komersil dan kontrol sesudah suplementasi mengalami penurunan. Diduga penurunan kalsium serum setelah pemberian suplemen disebabkan asupan kalsium yang lebih rendah sesudah suplementasi dibandingkan sebelum pemberian suplemen pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun dan herbal komersil. Pada kelompok kontrol, asupan kalsium sesudah suplementasi mengalami kenaikan, meskipun demikian konsentrasi kalsium serum sesudah suplementasi mengalami penurunan. Penurunan kalsium serum pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kelompok herbal komersil.

Pada satu (Thys-Jacobs S, 2000) menunjukkan bahwa pemberian tablet kalsium sebesar 1000 mg per hari dapat menurunkan keluhan sindrom pramenstruasi. Penelitian yang lain menghasilkan dari 466 wanita yang diberi 1.200 mg kalsium karbonat per hari, hasilnya terlihat pada siklus menstruasi ketiga dimana gejala sindrom pramenstruasi bisa dikurangi 48% pada wanita yang mengkonsumsi kalsium dari total penderita. Peran kalsium adalah mengontrol sekresi paratiroid (Pragasta, 2008). Salah satu peran hormon tiroid yang berhubungan dengan siklus menstruasi adalah mempertahankan sekresi hormon

gonadotropin yang merangsang pelepasan hormon FSH dan LH di hipofisis. Wanita yang menderita sindrom pramenstruasi juga diketahui sering didapatkan memiliki kondisi tiroid rendah. Meningkatkan kondisi tiroid yang rendah dapat mengurangi gejala sindrom pramenstruasi (Agustini, 2007).

Hormon tiroid menyebabkan peningkatan kadar gula darah dengan cara merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis, sedangkan di sisi lain meningkatkan glikólisis (Pragasta, 2008). Meningkatnya konsentrasi gula darah mengakibatkan sebagian magnesium dalam tubuh digunakan untuk memecah gula, sedangkan magnesium juga berperan dalam produksi serotonin. Oleh sebab itu rendahnya asupan magnesium dapat mengakibatkan peningkatan gejala keluhan sindrom pramenstruasi terutama pada keluhan sakit kepala.

Pada penelitian ini juga tidak belum ditemukan hubungan magnesium serum dengan penurunan keluhan sindrom pramenstruasi (p>0,05). Konsentrasi magnesium serum sebelum dan sesudah pemberian suplemen pada ketiga kelompok perlakuan berada pada tingkat normal yaitu berada antara 1,7 – 2,3 mg/dl. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata konsentrasi magnesium serum dalam darah antar tiga kelompok perlakuan sesudah pemberian suplemen (p>0,05). Secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa suplemen kapsul serbuk daun torbangun dan herbal komersil meningkatkan konsentrasi magnesium serum pada penderita sindrom pramenstruasi. Hal itu dapat terlihat dimana konsentrasi magnesium serum pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun dan kelompok herbal komersil mengalami kenaikan sesudah suplementasi. Asupan gizi magnesium subjek penelitian per hari, sebelum dan sesudah pemberian suplemen berada di atas angka kecukupan gizi magnesium yang dianjurkan yaitu 240 mg per hari untuk remaja putrid usia 15-18 tahun.

Salah satu peran mineral magnesium adalah dalam produksi hormon serotonin, oleh sebab itu defisiensi magnesium akan mengakibatkan menurunnya hormon serotonin (Mommies, 2005). Selain unsur pembentuk hormon serotonin, magnesium juga berperan pada metabolisme karbohidrat yaitu memecah glukosa menjadi dua asam pyruvat oleh karena itu keluhan sindrom pramenstruasi semakin parah bila penderita PMS mengkonsumsi tinggi gula. Magnesium juga bersifat diuretik, dimana magnesium bersama kalsium berperan dalam sekresi estrogen dari dalam tubuh. Magnesium bersama kalsium juga berperan penting dalam sekresi

estrogen dari dalam tubuh. Tinggi hormon estrogen dapat menyebabkan retensi cairan yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan terutama pada tungkai. Oleh sebab itu, magnesium dapat menurunkan pembengkakan atau bersifat diuretik.

Menurut Fujino (1966) indikasi perubahan level plasma besi berhubungan dengan perubahan aktifitas hormon estrogen yang diikuti dengan perubahan Hb. Konsentrasi Hb darah normal pada berada pada level 12 mg/dl hingga 14 mg/dl. Pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun, Hb darah rata rata di bawah level normal yaitu 11,84 mg/dl, tetapi sesudah pemberian suplemen ada peningkatan sebesar 3,89 % yaitu sebesar 12,26 mg/dl. Pada kelompok perlakuan herbal komersil, Hb darah sesudah pemberian suplemen mengalami peningkatan yang sangat kecil dari 12,01 mg/dl menjadi 12,04 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol Hb darah mengalami penurunan sesudah pemberian suplemen. Asupan zat besi pada ketiga kelompok perlakuan sesudah pemberian suplemen mengalami penurunan dibandingkan sebelum pemberian suplemen. Hasil uji Anova menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata konsentrasi Hb darah antar kelompok sesudah pemberian suplemen (p>0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi kenaikan Hb darah yang cukup tinggi pada kelompok kapsul serbuk daun torbangun dibandingkan dengan kelompok herbal komersil sesudah pemberian suplemen. Hal tersebut dapat disebabkan karena daun torbangun mengandung zat besi yang cukup tinggi (Batubaraet al, 2004)

Dokumen terkait