Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi Akademik
2. Variabel Bebas : Self Regulation Learning
Populasi Subjek Penelitian
Populasi yang akan menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010, Universitas Kristen Satya Wacana dikarenakan berdasarkan pengamatan dan wawancara singkat yang dilakukan oleh peneliti terdapat banyak perilaku yang menunjukan gejala prokrastinasi, terutama dalam masalah pengumpulan tugas kuliah dan keterlambatan dalam menghadiri kegiatan perkuliahan.
Sementara yang diambil menjadi sampel adalah sebagian populasi yang dikenai langsung oleh suatu penelitian (Hadi, 2000), yaitu sejumlah mahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010 dengan menggunakan metode PurposiveIncidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai. Sampel diambil berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh penulis berdasar kriteria tertentu, yaitu mahasiswa angkatan 2010 yang masih dalam proses belajar / kuliah.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif. Dalam
penelitian ini menggunakan skala psikologi denganmenggunakan instrumen jenis skala Likert .Dalam skala Likert terdapat pernyataan yangterdiri dari atas dua macam, yaitu pernyataan yang favorable (mendukung ataumemihak pada objek sikap) danunfavorable (tidak mendukung objek sikap). Adapunskala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu
1. Instrumen pengambilan data yang digunakan peneliti adalah skala yang diadaptasi dari Tuckman Procrastination Scale yang dikembangkan oleh B.W. Tuckman (1991) untuk mengukur gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan membuang waktu, menghindari tugas karena mengalami kesulitan ketika melakukan hal yang dianggap tidak menyenangkan (task avoidance), kecenderungan menyalahkan kejadian eksternal atau orang lain untuk setiap konsekuensi berikutnya dari pilihan prokrastinasi (blaming others). Tuckman Procrastination Scale yang telah diadaptasi oleh peneliti terdiri dari 35 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu ( SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju). Skor untuk pilihan jawaban A = 4, B = 3, C = 2, D = 1.
Tanggapan untuk setiap item dari skala prokrastinasi tersebut dijumlahkan untuk membuat skor keseluruhan dari prokrastinasi. Sebelas item dari 35 item merupakan item-item unfavorable, yakni item 6, 8, 11, 13, 17, 25, 27, 29, 30, 33 dan 34.
Skala Tuckman Procrastination Scale diadaptasi oleh peneliti dengan menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan dilakukan penyesuaian dengan subyek yang akan diteliti pada penelitian ini.Penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥0,250. Pada
percobaan pertama didapatkan data valid sebanyak 21 item, setelah data gugur dihapus, pada percobaan kedua didapatkan data valid sebanyak 20item.
Self Regulation Learning merupakan variabel laten yakni variabel yang tidak dapat diamati secara langsung, sehingga memerlukan sebuah instrumen dalam pengukurannya. Salah satu instrumen yang dapat mengukur Self Regulation Learning yaitu Motivated Strategies for Learning Questionnare (MSLQ) yang dikembangkan oleh Pintrich, Smith, Garcia & Mc Keachie (dalam Artino, 2009). MSLQ dikembangkan menggunakan pandangan sosial-kognitif dari motivasi dan self regulation learning. Dari kerangka teoritis tersebut, maka dikembangkanlah MSLQ yang terdiri dari 81 item dengan dua skala yakni Motivation Scale (Instrinsic & Extrinsic Goal Orientation, Task Value, Control of Learning Beliefs, Self Efficacy for Learning and Performance, Test Anxiety), dan Learning Strategies Scale (Rehearsal, Elaboration, Organization, Critical Thinking, Metacognitive Self Regulation, Time/Study Environmental Management, Effort Regulation, Peer Learning, Help Seeking).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang diadaptasi dari Motivation Strategies for Learning Questionnare (MSLQ). Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan bagian kedua dari MSLQ yaitu Learning Strategies Scale yang terdiri dari 46 item dan dengan dimensi sebagai berikut : Strategi latihan, Elaborasi, Pengorganisasian, Berpikir kritis, Pengaturan diri dan metakognitif, pengaturan waktu dan lingkungan belajar, pengaturan usaha, belajar dengan teman, dan pencarian bantuan. Peneliti mengadaptasi skala dengan menerjemahkan skala yang awalnya menggunakan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia dan selanjutnya menyesuaikan skala dengan subjek dalam penelitian.
Pada masing-masing skala tersebut ada pernyataan favorable dan unfavorable.Pengukuran tersebut didasarkan pada skala Likert dengan pilihan jawaban dari angka 1 (tidak sepenuhnya benar) sampai angka 7 (Sangat Benar/Sesuai). Penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥0,250.Pada percobaan pertama didapatkan data valid sebanyak 35 item.
HASIL
Analisis Deskriptif
a. Variabel Self Regulation Learning
AnalisisDeskriptif Hasil Pengukuran Self Regulation Learning
Tabel 1.1 Kategorisasi Pengukuran Skala Self Regulation Learning
No Interval Kategori Mean N Presentase
1 175≤ x<245 Tinggi 148,44 15 30% 2 105 ≤x<175 Sedang 32 64% 3 35 ≤ x<105 Rendah 3 6% Jumlah 50 100% SD = 34.302Min =75Max = 213
Berdasarkan statistik deskriptif yang diperoleh pada skala Self regulation learning,skor empirik nilai minimum75 dan skor empirik nilai maksimum213, dengan standar deviasi 34.302. Mean yang diperoleh adalah 148,44 yang termasuk dalam kategori sedang yaitu rentang 105 ≤x<175.
b. Variabel Prokrastinasi Akademik
Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Skala Prokrastinasi Pada Mahasiswa Tabel 1.2 Kategorisasi Pengukuran Skala Prokrastinasi Akademik
No Interval Kategori Mean N Presentase
1 60 ≤ x < 80 Tinggi 49.88 7 14% 2 40≤ x <60 Sedang 34 68% 3 20 ≤ x < 40 Rendah 9 18% Jumlah 50 100% SD =9.178 Min = 31 Max = 66
Berdasarkan statistik deskriptif yang diperoleh pada skala Prokrastinasi Akademik, skor empirik nilaiminimum31 dan skor empiriknilai maksimum adalah 66. Mean yang diperoleh adalah 49, 88 yang termasuk dalam kategori sedang yaitu rentang 40≤ x <60.
Uji Korelasi a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas variabel Self Regulation Learning didapatkan koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,520dengan probabilitas (p) sebesar 0,950 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Sedangkan uji variabel Prokrastinasi Akademik didapatkan koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,768 dengan probabilitas (p) sebesar 0,598 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Jadi, kedua variabel yaitu Self regulation learning dan Prokrastinasi Akademik keduanya berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,719 dengan signifikansi 0,778 (diatas 0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan linear antara variabel Self Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik.
c. Analisis Korelasi
Tabel1.3 Hasil Uji Korelasi antara Self Regulation Learning dengan Prokrastinasi Pada Mahasiswa
Correlations SRL PROKRASTINASTI Akademik SRL Pearson Correlation 1 -.006 Sig. (1-tailed) .484 N 50 50 PROKRASTINASTI Akademik Pearson Correlation -.006 1 Sig. (1-tailed) .484 N 50 50
Pada tabel Correlations diperoleh harga koefisien korelasi antara Self Regulated Learningdengan Prokrastinasi Akademiksebesar -0,006 dengan signifikansi 0,484 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidakada hubungan antara Self Regulation Learningdengan Prokrastinasi Akademik. Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu “Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara Self Regulation Learningdengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa “ ditolak.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara Hubungan antara Self Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010 di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara Self Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada subjek mahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga. Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, keduanya memiliki r sebesar -0,006dengan signifikansi sebesar 0,484 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel yaitu antara Self Regulation Learningdengan Prokrastinasi Akademik.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fitrian Savira dan Yudi Suharsono (2013) terhadap variabel Self regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa akselarasi. Didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,73, dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 pada taraf 1% yang bermakna ada hubungan negatif dan sangat signifikan antara SRL dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa akselarasi. Hasil penelitian tersebut seharusnya dapat dijadikan acuan bahwa ada korelasi antara Self regulation learning dengan tingkat Prokrastinasi.Namun pada kenyataannya hasil penelitian ini tidak menghasilkan hal yang serupa.
Ditolaknya hipotesis dalam penelitian ini mungkin dikarenakan beberapa penyebab. Tidak adanya hubungan yang signifikan dapat pula dikarenakan mahasiswa memiliki respon yang sama terhadap kondisi lingkungan yang merupakan salah satu faktor penting penyebab prokrastinasi akademik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah kondisi lingkungan yang lenient. Menurut Millgram (M.N.Ghufron, 2003) kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akan
mengakibatkan rata-rata mahasiswa pada lingkungan tersebut melakukan prokrastinasi. Di Fakultas Teknologi dan Informasi sendiri diakui beberapa mahasiswa lingkungan mereka adalah lingkungan yang lenient. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara terhadap beberapa subjek mahasiswa mengenai kecenderungan untuk menunda menyelesaikan tugas biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengatur waktu, kondisi yang ada disekitar lingkungan mahasiswa seperti keinginan mengerjakan tugas baru akan muncul jika teman-teman lainnya juga mulai sibuk mengerjakan tugas sehingga waktu yang masih tersisa digunakan untuk kegiatan lain yang lebih menyenangkan bagi mereka seperti bermain game.
Beberapa mahasiswa/subjek yang masih aktif kuliah juga tengah menyusun skripsi mengatakan bahwa semakin banyak tuntutan terhadap tugas maka semakin lemah sikap mereka dalam memecahkan masalah yang berarti mereka dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dari dosen dengan deadline yang sudah ditentukan dan mengerjakan tugas yang lain secara bersamaan seperti tugas akhir/skripsi yang menyebabkan adanya kejenuhan sehingga ada salah satu prioritas tugas yang menjadi tertunda untuk dikerjakan. Berdasarkan hal itu, maka jika mahasiswa berada pada satu lingkungan belajar yang sama, tingkat prokrastinasinya akan menunjukkan hal yang sama pula. Adapun penyebab lainnya misalnya kondisi fisiologis siswa, iklim tempat tinggal mahasiswa, dan lain-lain. Mahasiswa memandang tugas akademik itu terlalu berat dan membosankan dan merasa cemas atau takut berlebihan sehingga timbul perasaan mudah menyerah. Seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang berat, tidak menyenangkan dan merasakan ketakutan berlebihan untuk gagal walaupun mahasiswa memiliki kemampuan yang dapat mendukung proses belajarnya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa Prokrastinasi akademik memiliki mean/rata-rata sebesar 49,88 yang berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa Fakultas Informasi dan Teknologi angkatan 2010 di Universitas Kristen Satya Wacana memiliki tingkat prokrastinasi yang sedang. Sedangkan hasil penelitian dari Self regulation learningmahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010 di Universitas Kristen Satya Wacana diperoleh rata-rata sebesar 148,44 yang berada pada kategori sedang yang berarti hampir sebagian besar dari mereka memiliki pengaturan belajar yang baik.
PENUTUP