• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sebagai tempat pemeliharaan bibit. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pengambilan tanah dilakukan di areal pasca tambang emas Kelurahan Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang diambil secara komposit dari areal pasca tambang emas, arang kompos bioaktif yang diperoleh dari kelompok tani binaan Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, semai suren (Toona sureni Merr.) yang berumur kurang lebih 2 bulan dan siap untuk dipindahkan ke polybag, label, pupuk NPK 15-15-15, dan air.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari cangkul, plastik kantungan, kantung koran, spidol, ayakan, polybag ukuran 15 cm x 20 cm, jangka sorong, penggaris, timbangan, alat tulis, oven, pH meter dan kamera digital.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor dan 4 ulangan yakni :

A0 = hanya tanah top soil

A1 = arang kompos bioaktif 0,66 kg : tanah top soil 1,34 kg (1 : 2) A2 = arang kompos bioaktif 1 kg : tanah top soil 1kg (1 : 1) Faktor 2 : dosis pupuk NPK yaitu:

P0 = 0,00 g/bibit P1 = 0,25 g/bibit P2 = 0,50 g/bibit P3 = 0,75 g/bibit P4 = 1,00 g/bibit

Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut : A0P0 A1P0 A2P0 A0P1 A1P1 A2P1 A0P2 A1P2 A2P2 A0P3 A1P3 A2P3 A0P4 A1P4 A2P4

Dengan demikian jumlah perlakuan (3 x 5) x 4 = 60 satuan percobaan.

Model linier Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

Yij = µ + αi + βj + (αβ)ij + ɛij Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan pemberian arang kompos bioaktif ke-i dan ulangan ke-j.

µ = Nilai tengah umum

βj = pengaruh pemberian pupuk NPK majemuk dosis ke-j

(αβ)ij = pengaruh interaksi pemberian arang kompos bioaktif taraf ke-i dengan pemberian pupuk NPK majemuk dosis ke-j

ɛij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan pemberian arang kompos bioaktif taraf ke-i dan pemberian pupuk NPK majemuk dosis ke-j.

Untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan maka akan dilakukan analisis sidik ragam (Anova). Apabila Fhitung nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjutan berdasarkan uji jarak Duncan (Duncan Multiple Range Test).

Prosedur Penelitian 1. Pengambilan tanah

Contoh tanah diambil secara zig-zag dari 15 titik dengan menggunakan cangkul, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul. Contoh tanah dari masing-masing titik dikompositkan secara merata. Lapisan tanah yang diambil adalah lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan 0 – 20 cm. Selanjutnya tanah dari lapangan dikeringudarakan kemudian diayak dan diambil sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan analisis di laboratorium serta untuk keperluan media tanam.

2. Analisis tanah awal

Analisis awal pada tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi sifat kimia tanah sebelum diberikan arang kompos bioaktif sehingga dapat diketahui perubahan sifat kimia tanah yang terjadi pada contoh tanah. Pada penelitian ini

digunakan data sekunder kandungan unsur hara arang kompos bioaktif sesuai dengan pedoman pengharkatan hara kompos oleh Biotrop untuk mengetahui komposisi unsur-unsur hara yang terkandung pada arang kompos bioaktif tersebut.

3. Penanaman

Penelitian ini menggunakan bibit tanaman suren (Toona sureni Merr.) yang telah dikecambahkan dan siap dipindahkan ke polybag. Pertumbuhan tanaman suren ini dianggap sebagai respon dari kombinasi pemberian arang kompos bioaktif dan pupuk NPK.

Media tanam yang digunakan adalah top soil dari lahan pasca tambang emas. Masing-masing polybag diisi tanah top soil sesuai dengan perlakuan masing-masing.

4. Pemupukan NPK

Pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK majemuk dilakukan pada awal penanaman. Pupuk NPK ditaburkan di sekeliling tanaman sesuai perlakuan masing-masing seperti yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Pemeliharaan

Tanaman dipelihara selama kurang lebih 3 bulan. Untuk pemeliharaan, bibit suren disiram 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Selain penyiraman, bibit secara teratur juga dibersihkan dari gulma.

6. Analisis tanah setelah panen

Setelah mengamati pertumbuhan bibit, maka dilakukan analisis pada tanah setelah tanaman dipanen. Analisis ini memperlihatkan perubahan sifat kimia yang terjadi pada tanah yang mempengaruhi pertumbuhan bibit suren.

Parameter Penelitian

1. Parameter kimia tanah yang diukur

Data-data yang di dapat dari hasil analisis disajikan dalam tabel dan histogram. Parameter kimia tanah yang digunakan adalah pH tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK), dan C-organik .

Tabel 1. Jenis metode analisis kimia tanah

No Jenis Analisis Metode Analisis

1 pH tanah (H2O) Elektrometris (pH meter)

2 KTK Ekstraksi NH4Oac

3 C-organik Walkley and Black

2. Parameter pertumbuhan tanaman

Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tinggi bibit

Pengambilan data tinggi tanaman dilakukan sejak hari pertama bibit ditanam. Pengukuran ini menggunakan penggaris. Pengukuran tinggi diukur mulai dari pangkal batang tanaman yang telah diberi tanda sampai dengan titik tumbuh tertinggi. Dengan demikian, kesalahan pada saat pengukuran dapat dihindari.

b. Diameter bibit

Pengukuran diameter menggunakan jangka sorong. Pengambilan data diameter dilakukan sekali dalam seminggu. Sama halnya dengan pengukuran tinggi, pengukuran diameter juga dilakukan sejak hari pertama penanaman bibit di

polybag. Pada tanaman diberi tanda 1 cm dari atas permukaan tanah dan untuk selanjutnya pengukuran diameter dilakukan pada tempat yang sama.

c. Bobot kering tajuk

Analisis bobot kering tanaman dilakukan setelah tanaman dipanen yaitu pada umur 10 MST. Bibit suren dipisahkan bagian atas (cabang, batang, dan daun) dengan bagian perakaran tanaman. Bagian atas tanaman terlebih dahulu ditimbang dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong koran yang telah dilubangi serta diberi label sesuai dengan perlakuan. Kemudian dioven pada suhu 70oC selama 48 jam, lalu bagian atas tanaman ditimbang kembali untuk mendapatkan data bobot kering bagian atas tanaman.

d. Bobot kering akar

Bobot kering akar juga dianalis dengan cara yang sama dengan analisis bobot kering bagian atas tanaman. Akar tanaman terlebih dahulu ditimbang, dimasukkan ke dalam kantung koran yang telah dilubangi dan diberi label sesuai dengan perlakukan masing-masing, dioven pada suhu 70oC selama 48 jam, lalu bagian akar tanaman ditimbang kembali.

e. Luas permukaan daun

Pengukuran luas permukaan daun dilakukan pada akhir penelitian. Luas permukaan daun dihitung dengan menggunakan program AutoCad. Untuk prosedur pengukuran luas daun dapat dilihat pada Lampiran 9.

f. Rasio tajuk akar

Penghitungan rasio tajuk akar juga dilakukan pada akhir penelitian. Rasio tajuk akar dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dokumen terkait