• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3 Metode Penelitian

Rangkaian kegiatan dari penelitian ini terdiri dari pembuatan bahan pembawa, penanaman bahan pembawa bersama bibit sengon, pemeliharaan bibit, pengambilan data, dan analisis statistik. Kegiatan ini dimulai dari kegiatan pembuatan bahan pembawa PDA dan bahan pembawa kayu. Bahan pembawa PDA dibuat dengan cara peremajaan isolat Ganoderma spp. kakao (Sp.4) dan isolat Ganoderma spp. sengon (Sp.3). bahan pembawa kayu dibuat dengan cara menginokulasi isolat Sp.3 dan Sp.4 pada kayu melalui bahan pembawa PDA.

Kegiatan penanaman bahan pembawa bersama bibit membutuhkan PDA dan kayu yang steril, dan PDA dan kayu yang telah diinokulasi. Apabila semua tanaman sengon pada semua perlakuan berhasil hidup dengan stabil pasca penyapihan, kegiatan pengamatan dan pengambilan data dari tanaman dapat dilakukan. Data yang dikumpulkan selama kegiatan pengamatan diolah kembali dalam kegiatan analisa statistik.

Secara umum, rangkaian kegiatan penelitian ini digambarkan dalam Bagan berikut (Gambar 1).

Gambar 2 Bagan kegiatan penelitian.

3.3.1 Pembuatan Bahan Pembawa Kayu dan Bahan Pembawa PDA

Kegiatan ini terdiri atas sterilisasi media kayu sengon, peremajaan isolat Sp.3 dan isolat Sp.4 pada wadah stoples dan cawan Petri yang diisi media PDA, dan kegiatan inokulasi isolat ke media kayu dengan menggunakan bahan pembawa PDA.

Kegiatan sterilisasi kayu dimulai dengan kegiatan pengupasan kulit kayu untuk mempermudah infeksi jamur terhadap kayu (Sinulingga, 1989). Sterilisasi kayu dilakukan dengan cara merebus kayu sengon selama 2 jam, kemudian kayu yang sudah direbus ditiriskan dan didiamkan selama 12 jam, lalu kayu tersebut dikukus dengan menggunakan Autoclave selama 30 menit pada suhu 121 oC dan tekanan 1 atm.

Gambar 3 Tahapan sterilisasi kayu. 3a Pengupasan kulit. 3b Perebusan kayu. 3c Pengukusan kayu dengan autoclave.

Kegiatan peremajaan isolat dilakukan secara aseptik dalam laminar air flow. Cawan Petri yang digunakan memiliki ukuran diameter 9 cm. Stoples yang digunakan sebagai wadah memiliki ukuran diameter 12 cm-15 cm dan tinggi 13 cm-16 cm. Isolat murni Ganoderma spp. dari cawan Petri ditanamkan pada media PDA dalam stoples hingga isolat berkembang dan menutupi seluruh permukaan media PDA.

Setelah isolat menutupi seluruh permukaan media didalam stoples dan dipastikan tidak terjadi kontaminasi, Media kayu steril dimasukkan ke dalam stoples, jumlah kayu disesuaikan berdasarkan ukuran diameter kayu dan diameter stoples. Kemudian stoples diinkubasi selama 1-2 bulan atau sampai miselium

Ganoderma spp. merayap naik ke atas media kayu dan menutupi seluruh permukaan kayu.

Gambar 4 Bahan pembawa kayu.

a b c

5 cm 5 cm

5 cm

3.3.2 Penanaman Inokulum Bersama Bibit Sengon Usia 1½ Bulan.

Kegiatan ini diawali dengan kegiatan penyiapan media tanam sengon steril dengan komposisi tanah, arang sekam, dan kompos sapi dengan perbandingan 2:1:1. Metode sterilisasi tanah yang digunakan adalah sterilisasi panas basah dengan menggunakan autoclave. Tanah yang sudah steril langsung digunakan setelah 1x24 jam untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi dan menghindari suhu tanah yang terlalu panas. Penyapihan dilakukan setelah batangnya berkayu dan kulit terlepas, yaitu pada umur 1 – 1½ bulan setelah tumbuh pada waktu pagi atau sore hari (Hidayat 2002). Setelah seluruh bibit sengon di sapih dan inokulum ditanam bersama bibit, seluruh bibit di letakkan ke dalam sungkup yang telah dilapisi dengan paranet 75% untuk menjaga ke stabilan suhu dan mengurangi intensitas cahaya matahari.

Gambar 5 Perbandingan kompos, arang sekam, dan tanah.

Bibit sengon ditanam dengan beberapa perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan kontrol, penanaman kayu tanpa inokulasi (Sp.0) dan kayu dengan inokulasi (Sp.3 dan Sp.4), dan penanaman PDA tanpa inokulasi dan PDA dengan inokulasi (A). Kayu yang ditanamkan bersama bibit untuk dibedakan atas 3 ukuran, yaitu kayu dengan diameter 3 cm (K3), 4 cm (K4), dan 5 cm (K5). Isolat yang ditanamkan terbagi atas 2 jenis yaitu isolat Ganoderma spp. sengon (Sp.3) dan isolat Ganoderma spp. kakao (Sp.4). Bibit sengon pada setiap perlakuan diberikan 2 jenis perlakuan pemotongan akar, yaitu dengan pemotongan akar (P1) dan tanpa pemotongan akar (P0). Setiap perlakuan diberikan 3 kali ulangan, sehingga apabila seluruh perlakuan diurutkan adalah sebagai berikut :

Kompos

Arang

Sekam Tanah 1 m

• Perlakuan 1, yaitu perlakuan kontrol, tanpa pemotongan akar (Kontrol P0) • Perlakuan 2, yaitu perlakuan kontrol, pemotongan akar (Kontrol P1)

• Perlakuan 3, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 3 cm, tanpa pemotongan akar (K3 Sp.0 P0)

• Perlakuan 4, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 3 cm, pemotongan akar (K3 Sp.0 P1)

• Perlakuan 5, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 4 cm, tanpa pemotongan akar (K4 Sp.0 P0)

• Perlakuan 6, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 4 cm, pemotongan akar (K4 Sp.0 P1)

• Perlakuan 7, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 5 cm, tanpa pemotongan akar (K5 Sp.0 P0)

• Perlakuan 8, yaitu penanaman dengan kayu tanpa inokulasi 5 cm, pemotongan akar (K5 Sp.0 P1)

• Perlakuan 9, yaitu penanaman dengan PDA tanpa inokulasi, tanpa pemotongan akar (A Sp.0 P0)

• Perlakuan 10, yaitu penanaman dengan PDA tanpa inokulasi, pemotongan akar (A Sp.0 P1)

• Perlakuan 11, yaitu penanaman dengan kayu yang diinokulasi isolat

Ganoderma spp. sengon 3 cm, tanpa pemotongan akar (K3 Sp.3 P0)

• Perlakuan 12, yaitu penanaman dengan kayu yang diinokulasi isolat

Ganoderma spp. sengon 3 cm, pemotongan akar (K3 Sp.3 P1)

• Perlakuan 13, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. sengon 4 cm, tanpa pemotongan akar (K4 Sp.3 P0)

• Perlakuan 14, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. sengon 4 cm, pemotongan akar (K4 Sp.3 P1)

• Perlakuan 15, yaitu penanaman kayuyang diinokulasi isolat Ganoderma spp. sengon 5 cm, tanpa pemotongan akar (K5 Sp.3 P0)

• Perlakuan 16, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 5 cm, pemotongan akar (K5 Sp.3 P1)

• Perlakuan 17, yaitu penanaman PDA yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. sengon, tanpa pemotongan akar (A Sp.3 P0)

• Perlakuan 18, yaitu penanaman PDA yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. sengon, pemotongan akar (A Sp.3 P1)

• Perlakuan 19, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 3 cm, tanpa pemotongan akar (K3 Sp.4 P0)

• Perlakuan 20, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 3 cm, pemotongan akar (K3 Sp.4 P1)

• Perlakuan 21, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 4 cm, tanpa pemotongan akar (K4 Sp.4 P0)

• Perlakuan 22, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 4 cm, pemotongan akar (K4 Sp.4 P1)

• Perlakuan 23, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 5 cm, tanpa pemotongan akar (K5 Sp.4 P0)

• Perlakuan 24, yaitu penanaman kayu yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao 5 cm, pemotongan akar (K3 Sp.4 P1)

• Perlakuan 25, yaitu penanaman PDA yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao, tanpa pemotongan akar (A Sp.4 P0)

• Perlakuan 26, yaitu penanaman PDA yang diinokulasi isolat Ganoderma spp. kakao, pemotongan akar (A Sp.4 P1)

3.3.3 Pengamatan, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data

Variabel yang diukur adalah pertambahan jumlah anak daun dan tinggi bibit. Tinggi bibit yang diukur adalah dari pangkal batang bawah hingga pucuk teratas yang dilakukan dengan menggunakan penggaris. Data yang didapat kemudian dituliskan pada tally sheet (lampiran) yang telah dipersiapkan. Data akhir diolah menggunakan program SAS versi 9. Pengolahan data bertujuan untuk mengukur pengaruh inokulasi Ganoderma spp. terhadap pertumbuhan bibit sengon (P. falcataria), memperhitungkan pengaruh ukuran kayu sebagai pembawa, membandingkan jenis isolat Ganoderma spp., dan mengukur pengaruh pemotongan akar terhadap kedua variabel yang diamati.

Pemeliharaan tanaman terbagi atas penyiraman dan penanganan terhadap hama. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Penanganan terhadap hama

kebanyakan dilakukan secara mekanik (pengambilan langsung hama yang terlihat) supaya tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur.

Model analisa yang digunakan adalah RAK (Rancangan acak kelompok) 4 blok dan 2 faktor. Model ini digunakan karena setiap amatan ditempatkan pada kondisi bahan pembawa jamur yang berbeda. Empat blok amatan terbagi atas, pembawa kayu diameter 3 cm, pembawa kayu diameter 4 cm, pembawa kayu 5 cm, dan pembawa agar (PDA).

Faktor dalam model terdiri dari faktor pemotongan akar dan faktor isolat

Ganoderma spp. yang digunakan. Faktor pemotongan akar terdiri dari dengan pemotongan akar (P1) dan tanpa pemotongan akar (P0). Faktor inokulasi terdiri dari inokulasi isolat sengon (Sp.3), inokulasi isolat kakao (Sp.4), dan tanpa inokulasi (Sp.0).

Pengolahan data dimulai dengan analisis sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95%, apabila blok atau faktor berbeda nyata, pengolahan data dilanjutkan dengan uji lanjut. Uji lanjut digunakan untuk membandingkan perlakuan mana yang paling baik dalam percobaan. Pengujian lanjut ini menggunakan uji Duncan karena uji inilah yang paling sering digunakan dalam pengujian lanjut analisis sidik ragam.

BAB IV

Dokumen terkait