• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif menekankan pada penjelasan secara sistematis dan faktual. Penelitian ini menitikberatkan pada penjabaran atau pendeskripsian mengenai temuan penelitian. Untuk itulah dalam penelitian ini analisis akan berupa penjabaran data melalui analisis dengan menggunakan teori yang sudah ada.

Sementara itu, penelitian secara kualitatif lebih menekankan pada penjabaran melalui kata-kata daripada deretan angka-angka. Penelitian seperti ini memang menjadi jenis penelitian yang banyak digunakan dalam penelitian bidang tertentu terutama bidang sosial layaknya sejarah, antropologi, ilmu , dan bahasa (Miles dan Huberman, 1992).

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data ini adalah data primer (primary data). Data yang dikumpulkan didapatkan langsung dari seumber asli yaitu acara Supernanny. Data-data yang didapatkan ini akhirnya dikumpulkan sehingga menjadi kumpulan data kualitatif. Data yang dikumpulkan merupakan ujaran orang tua dan anak yang muncul dalam acara realitas Supernanny. Data berupa ujaran tersebut langsung dikumpulkan melalui proses transkripsi dari acara realitas Supernanny.

44

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi non partisipasi. Peneliti hanya memperhatikan dan mengambil data tanpa ikut serta dalam kegiatan bertutur.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang dipilih dalam penelitian ini adalah tuturan orang tua dan anak dalam acara realita Supernanny. Acara ini merupakan program pengasuhan anak yang pertama kali ditayangkan di Inggris pada tahun 2004. Semenjak penayangan perdananya, acara ini menarik perhatian pemirsa di negara asalnya. Acara ini menarik hingga 3,1 juta penonton dengan 14% share audience dalam bentuk rujukan dan perbincangan. Situs-situs internet yang berkaitan dengan

ulasan acara televisi layaknya situs www.imdb.com dan

www.commonsensemedia.org mencantumkan ulasan yang baik mengenai acara ini. Tidak mengherankan, kesuksesan acara ini akhirnya membuat program ini turut ditayangkan dan bahkan diadaptasi di delapan belas negara.

Pada tahun 2006, Metro TV menayangkan musim kedua dari acara realitas ini. Acara Supernanny ini ditayangkan tanpa merubah konsep ataupun konten. Meskipun begitu, ada beberapa bagian sensor yaitu sensor dalam bentuk ucapan yang tidak layak. Dengan mempertimbangkan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat besar dari penayangan acara asli dengan penayangan yang muncul di televisi local, maka penulis memlih musim kedua Supernanny sebagai sumber data dalam penelitian ini.

45

Acara ini mempunyai konsep pengasuhan anak-anak. Orang tua yang mempunyai masalah dalam berkomunikasi dengan anak mereka meminta tolong ahli pengasuhan anak, Jo Frost untuk membantu mereka. Acara ini menampilkan orang tua yang kesulitan berbicara dengan anak-anak mereka mendapatkan bantuan dan arahan dari ahli pengasuhan. Secara format, dalam acara ini muncul seorang pengasuh bernama Jo. Kedatangan Jo Frost ke berbagai keluarga didasarkan pada permintaan orang tua untuk mendapatkan pertolongan. Teknik yang digunakan Jo adalah memberikan masukan dan arahan kepada orang tua tentang cara berbicara kepada anak-anak. Berkat keberhasilan teknik pengasuhan tersebut, acara ini bertahan selama delapan tahun dengan rating yang mengesankan.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat membantu proses penayangan dan analisis data. Untuk

instrumen pengumpulan data, serial realitas Supernanny diunduh dari

www.youtube.com menggunakan www.keepvid.com. Acara yang telah berhasil diunduh ini ditayangkan di komputer dengan menggunakan media pemutar video yaitu VLC Video Player. Dari penayangan ini, percakapan yang muncul antara orang tua dan anak ditranskripsi dari hasil menayangkan dan mendengar percakapan acara yang sudah diunduh. Proses transkripsi dilakukan secara manual dengan mendengarkan percakapan menggunakan headset yang kemudian ditulis di lembar transkripsi tanpa menggunakan bantuan alat transkripsi. Alat tulis,

46

lembar transkripsi dan lembar verifikasi menjadi instrumen yang membantu peneliti dalam menganalisis data. Instrumen penting lainnya dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif peneliti sebagai human instrument untuk memilah, memilih, dan menelaah data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori yang sudah ada untuk menemukan tindak tutur, prinsip kerjasama, dan prinsip kesantunan.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Sosiowati (2013: 129) menulis bahwa melalui metode dokumentasi data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian dianalisis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Metode ini serupa dengan metode simak yang dituliskan oleh Sudaryanto (1993: 133). Sudaryanto memaparkan bahwa dalam metode simak, peneliti menyimak penggunaan bahasa yang diteliti. Berdasarkan hal ini, penyimakan dilakukan pada ujaran-ujaran yang muncul dari orang tua dan anak dalam acara realitas Supernanny. Melalui penyimakan ini, peneliti akan memperhatikan aspek konteks yang mendukung munculnya ujaran-ujaran tersebut.

Sementara itu, untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik catat. Teknik ini digunakan sesuai dengan metode yang digunakan dalam metode pengumpulan data. Mahsun (2007: 243) menjelaskan bahwa teknik catat dilakukan dengan menuliskan apa yang didapatkan dari data atau informan yang menjadi objek penelitian. Melalui teknik ini, data yang telah dikumpulkan

47

diidentifikasi, disusun, dan dikelompokkan untuk tahap analisis lebih lanjut. Secara sistematis dan konkret teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Menentukan episode dari serial Supernanny yang diteliti.

2. Melakukan pemutaran episode yang telah ditentukan melalui media yang tersedia. Data yang terkumpul akan ditandai dengan judul acara, penanda musim penayangan, episode, dan nomor urutan tuturan seperti (SM2E01/180-189).

3. Melakukan penulisan transkripsi percakapan dari sumber data yang sudah diputar.

4. Melakukan transliterasi pada data yang terkait berdasarkan hasil transkripsi percakapan yang telah didapatkan.

5. Memahami dan mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan masalah.

6. Mengelompokkan data berdasarkan jenis, fungsi dan makna tindak tutur. Pengelompokkan data juga dilakukan berdasarkan maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.

7. Memberikan catatan dan penandaan pada kelompok data yang sudah dipilah. 8. Melakukan proses verifikasi dan interpretasi data lalu dijadikan bahan

penelitian.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Sebuah penelitian sudah semestinya mempunyai alur yang sistematis. Untuk itu, langkah-langkah yang sesuai dengan analisis tindak tutur yang muncul dalam acara realita Supernanny sangat diperlukan. Pendekatan yang digunakan dalam

48

penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah dan landasan teori yang sudah dituliskan sebelumnya. Sosiowati (2013: 131) menulis bahwa metode kualitatif sangat sesuai digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan dengan metode analisis kualitatif, parameter tindak tutur, prinsip kerjasama dan kesantunan dapat ditentukan dalam bentuk penjabaran data melalui teori yang ada.

Teknik yang digunakan dalam analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Analisis unit ujaran yang dituturkan oleh orang tua dan anak untuk

memperoleh jenis (Levinson, 1983), fungsi (Searle, 1975) dan makna (Austin, 1962) tindak tutur.

2. Menentukan dan menganalisis maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip

kesantunan yang muncul melalui ujaran orang tua dan anak. Analisis empat maksim prinsip kerjasama menggunakan teori prinsip kerjasama Grice (1975). Sementara itu, enam maksim dalam teori prinsip kesantunan Leech (1983) digunakan untuk menelaah prinsip kesantunan dalam data. Kedua teori ini dikaitkan untuk melihat hubungan prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.

3.6 Metode danTeknik Penyajian Hasil Analisis

Dalam penyajian analasis data terdapat dua metode yaitu metode formal dan informal (Sudaryanto, 1993: 144). Metode formal merupakan penyajian hasil analisis data melalui penggunaan lambang, tabel, diagram atau tanda. Sebaliknya,

49

penggunaan metode informal adalah penyajian hasil analisis data melalui penjelasan secara naratif. Penggunaan untaian kata, klausa, dan kalimat akan menjadi bentuk dari penyajian naratif. Penjelasan secara informal ini diharapkan mampu menjabarkan keterkaitan antara data dan teori sehingga dapat dijelaskan temuan antara kedua hal tersebut. Melalui metode ini, pengolahan data akan mampu direpresentasikan secara baik.

Secara konkret, teknik penyajian hasil analisis data dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut.

1. Data yang telah didapatkan dianalisis dengan menggunakan teori yang telah ada.

2. Menafsirkan dan membandingkan data yang ditemukan dengan pola yang

ditunjukkan oleh teori dan kajian pustaka. Penafsiran dan pembandingan ini dilakukan dengan menjabarkan aspek-aspek dari data yang mampu bahkan tidak mampu dijawab oleh teori. Sesuai dengan metodenya, penjelasan akan dilakukan secara inormal dengan menggunakan penjelasan naratif sesuai dengan analisis.

3. Menyimpulkan hasil analisis dengan memerhatikan keterkaitan teori dan data yang ada. Kesimpulan yang ditarik merupakan hasil dari pengamatan dan interpretasi data yang telah dianalisis.

Dokumen terkait