• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Dalam dokumen ULYAN DEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL (Halaman 33-38)

BAB I : PENDAHULUAN

H. Metode Penelitian

penelitian dengan penulis. Penulis banyak mendapatkan gambaran data terkait dengan kondisi Jamaah Aoliya’ serta profil KH. Ibnu Hajar sebagai

pengasuh Jamaah tersebut. Namun fokus penelitian penulis lebih membidik kepada dekonstruksi mitologi Kanjeng Ratu Kidul sebagai upaya dalam pendidikan akidah kepada masyarakat.

Penelitian Herning Puspitarini, dan Mohammad Ikhwan Rosyidi membahas tentang kepercayaan masyarakat Jawa terutama pesisir pantai selatan terhadap mitos Kanjeng Ratu Kidul ataupun Nyai Roro Kidul. Kepercayaan tersebut dapat ditemukan dalam berbagai tradisi termasuk memberikan sesaji kepada penguasa laut selatan tersebut.

Penelitian Endra Maelan, Abdul Jalil dan Sarjuningsih lebih terfokus pada interpretasi ritual kepada penguasa Laut Selatan oleh masyarakat nelayan sedangkan penulis lebih terfokus kepada pendidikan akidah dalam rangka meluruskan pemahaman masyarakat kepada mitos tersebut.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan jenis penelitian tokoh. Menurut Abdul Mustaqim, hakikat studi tokoh yaitu studi kajian secara mendalam, sistematis, kritis mengenai sejarah tokoh, ide atau gagasan orisinal, serta konteks sosio-historis yang melingkupi sang tokoh yang dikaji. Tujuan penelitian atau kajian tokoh sesungguhnya untuk mencapai sebuah pemahaman yang komprehensif tentang pemikiran, gagasan, konsep dan teori dari seseorang tokoh yang dikaji. Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif (qualitative research).28 Menurut Sugiono, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.29

Secara spesifik tujuan penelitian tokoh adalah:

28 Abdul Mustaqim, “Model Penelitian Tokoh (Dalam Teori Dan Aplikasi)”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, Vol. 15, No. 2, (Juli 2014), hlm.263-264.

29

Sugiono, Metode Peneltitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 15.

13

a. Untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang persepsi, motivasi,

aspirasi, dan “ambisi’ dan bahkan prestasi sang tokoh tentang bidang yang digeluti.

b. Untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan objektif tentang teknik dan strategi (baca: metodologi) yang digunakan dalam melaksanakan bidang yang digeluti.

c. Untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan objektif tentang teknik dan strategi (metodologi) yang digunakan dalam melaksanakan bidang yang digeluti.

d. Untuk menemukan relevansi dan kontekstualisasi pemikiran tokoh yang dikaji dalam konteks kekinian.30

Satu hal yang penting untuk diingat bahwa kajian tokoh sesungguhnya tidak harus menunggu sang tokoh telah wafat terlebih dahulu.31

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan pendekatan fenomenologi. Husserl dalam Clive Erricker berpendapat bahwa “Two of the concept that underpinned his work provided valuable methodological starting-points for the phenomenological study of religion: epoche and eidetic vision”.32

(Dua konsep yang ditopang pekerjaannya dalam menyajikan nilai metodologi poin awal untuk studi fenomenologi agama yaitu epoche dan pandangan eidetic).

Basic to Husserl’s sense of phenomenology is the notion that the adoption of the phenomenological attitude requires a radical reversal in the movement of conscious life.33

(Dasar pengertian Husserl dari fenomenologi yaitu dugaan bahwa fenomenologi memerlukan pembalikan

30Abdul Mustaqim, “Model…, hlm. 266.

31Abdul Mustaqim, “Model…, hlm. 266.

32 Clive Erricker, “Phenomenological Approaches”, dalam Approach to the Study of Religion, ed. Peter Connoly, (New York: Cassel, 1999), hlm. 77.

33

Brian Elliot, Phenomenology and Imagination in Husserl and Heidegger , (New York: Rutletge, 2005), hlm. 37.

14

secara radikal dalam gerakan kesadaran hidup).

Fenomenologi menganggap bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti. Apabila peneliti melakukan penangkapan secara profesional, maksimal dan bertanggung jawab, maka akan dapat diperoleh variasi refleksi dari objek. Bagi objek manusia, gejala dapat berupa mimik, pantomimik, ucapan, tingkah laku, perbuatan dan lain-lain. tugas peneliti adalah memberikan interpretasi terhadap gejala tersebut.34

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu KH. Ibnu Hajar yang bertempat tinggal di Dusun Panggang III Desa Giriharjo Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul. Objek penelitian ini mengenai pemikiran KH. Ibnu Hajar mengenai dekonstruksi mitologi Kanjeng Ratu Kidul dalam pendidikan akidah.

Alasan penulis memilih untuk melakukan penelitian disana yaitu pertama KH. Ibnu Hajar merupakan kiyai yang kharismatik dan unik. Pendidikan akidah dilakukan dengan cara yang unik, salah satu media yang digunakan dengan memajang foto dan lukisan di ruang tamu. Hal ini sangat jarang dilakukan oleh seorang kiyai. Kebanyakan mereka memajang foto ulama-ulama yang shalih, tetapi KH. Ibnu Hajar malah memajang foto dan lukisan Kanjeng Ratu Kidul.

Kemudian terdapat perubahan pola pikir dan tindakan masyarakat

Gunungkidul, khususnya yang mengikuti Jamaah Aoliya’. Mereka sudah

tidak memberikan sesaji untuk memohon keselamatan. Mereka juga tidak takut lagi terhadap sosok Kanjeng Ratu Kidul.

Kedua, KH. Ibnu Hajar merupakan tokoh yang memiliki spiritual capital dan sosial capital yang kuat. Salah satu karya nyata yang telah diteliti sebelumnya yaitu keberhasilannya dalam melakukan penghijauan

34

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), hlm. 31.

15

di bukit karstyang tandus bersama anggota Jamaah Aoliya’. Semangat ini

muncul melalui kegiatan pengajian keagamaan yang dipimpin oleh KH. Ibnu Hajar.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang penulis lakukan di Dusun Panggang III Desa Giriharjo Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul tepatnya di

komplek Masjid Aoliya’. Disanalah pusat dari kegiatan Jamaah Aoliya’

serta di rumah KH. Ibnu Hajar sebagai tempat untuk interaksi antara kiyai dan santri dalam melakukan interaksi. Selain itu, jika memungkinkan penulis mengikuti pengajian-pengajian yang diisi oleh KH. Ibnu Hajar ketika ceramah di wilayah Gunungkidul. Waktu penelitian penulis lakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2017.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi. Wawancara penulis lakukan kepada KH.

Ibnu Hajar, para ustadz, dan Jamaah Aoliya’ untuk mendapatkan data

terkait dengan metode dan media dalam rangka mendekonstruksi mitos Kanjeng Ratu Kidul. Kemudian teknik observasi penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang proses dekonstruksi mitologi serta interaksi

sosial yang berlangsung pada Jamaah Aoliya’.

6. Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman, sebagaiman yang dikutip oleh Sugiono, yang meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.35

I. Sistematika Penulisan

Bab kesatu berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika pembahasan.

16

Bab kedua memaparkan tentang definisi dan teori tentang dekonstruksi mitologi yang meliputi pengertian dekonstruksi, pengertian mitos, dan dekonstruksi derrida dalam mitologi. Kemudian sub bab pendidikan akidah yang terdiri dari pengertian pendidikan akidah, ruang lingkup pendidikan akidah, serta urgensi pendidikan akidah.

Bab ketiga berisi tentang biografi KH. Ibnu Hajar yang meliputi riwayat hidup, kondisi sosial politik dan intelektual, pola berpikir KH. Ibnu Hajar, serta latar sosial masyarakat Gunungkidul.

Bab keempat menyajikan data tentang hasil penelitian tentang pandangan KH. Ibnu Hajar terhadap mitos Kanjeng Ratu Kidul. Sub bab terdiri dari Kanjeng Ratu Kidul menurut KH. Ibnu Hajar, pandangan KH. Ibnu Hajar tentang akidah, ushuluddin dan tarbiyah, dekonstruksi mitologi ratu kidul dalam pendidikan akidah perspektif KH. Ibnu Hajar dan persepsi masyarakat terhadap mitos Kanjeng Ratu Kidul. Bab kelima berisi tentang simpulan dan saran.

17

Dalam dokumen ULYAN DEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL (Halaman 33-38)

Dokumen terkait