• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Workshop Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk menghasilkan bahan baku papan kompositdari limbah batang kelapa sawit, kemudian Laboratorium Kimia Polimer FMIPA USU untuk menghasilkan papan komposit. Untuk pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Keteknikan Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk pengujian sifat mekanis. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai Oktober 2011.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Chainsaw, Scroll Band Saw, oven, timbangan, kaliper, kempa panas, plat besi 25 cm x 25 cm x 1 cm, alat penyemprot (sprayer), cetakan papan 25 cm x 25 cm, Aluminium foil, parang, kuas, Universal Testing Machine, kamera digital, sarung tangan, kalkulator dan alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah vascular bundles yang berasal dari limbah batang kelapa sawit sebagai bahan baku produk papan komposit berasal dari kebun kelapa sawit di Kecamatan Galang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara, kemudian di serut dengan mesin serut dan kemudian dijemur hingga kadar air berkurang, lalu di cuci dengan air. Perekat yang digunakan

adalah isocyanate sebagai bahan untuk merekatkan sampel yang akan dijadikan sebagai papan komposit.

Prosedur Penelitian

Target produk komposit yang dibuat mengikuti ukuran komersial dan disesuaikan dengan Japan Industrial Standard (JIS A 5908 : 2003), yaitu memiliki kerapatan target 0,8 g/cm3. Sedangkan dimensi panjang, lebar, dan tebal dibuat 25 cm x 25 cm x 1 cm. Produk komposit masing tiga sampel untuk setiap jenis papan yg akan dilapisi acrylic. Penjelasan mengenai prosedur pembuatan produk komposit, diterangkan sebagai berikut :

Persiapan Bahan Baku

Pengumpulan serbuk kayu kelapa sawit dilakukan pada kondisi yang sudah kering maupun masih dalam keadaan basah. Kemudian dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran, lalu dijemur sampai kondisi kering udara dan kemudian di oven dengan suhu 103 ± 2 oC.

Perekat yang digunakan adalah isosianat. Kadar perekat yang digunakan adalah 8% berdasarkan berat kering oven partikel. Kebutuhan partikel kayu dan perekat yang digunakan untuk pembuatan sebuah papan partikel tergantung pada perlakuan yang dilakukan dan kerapatan sasaran. Kerapatan yang dipakai yaitu

sebesar 0,8 gr/cm 3

. Adapun perhitungan komposisi bahan baku yaitu: 1. Kebutuhan partikel kadar air (KA) 0%

100/108 x ρ x d

= 100/108 x 0,8 gr/cm3 x 25cm x 25cm x 1cm = 462,96 gr + 10% (spilasi)

= 509,26 gr

Asumsi untuk KA partikel 8% = 108/100 x 509,26 gr = 550 gr

2. Kebutuhan perekat isosianat 8% berdasarkan berat kering oven partikel

= 8/108 x 0,8 gr/cm3 x 25cm x 25cm x 1cm = 37,04 gr + 10% (spilasi)

= 40,744 gr

Perlakuan Pendahuluan Partikel

Serbuk kayu kelapa sawit dibuat menjadi serpihan dengan menggunakan circular saw, sehingga menghasilkan serbuk gergaji kemudian hasil serpihan ditampung pada 29lastic penampung partikel. Selanjutnya dikeringkan kedalam oven sampai kadar air dibawah 10% atau dalam penelitian ini 8%.

Pembuatan Adonan (Pencampuran)

Bahan baku yang telah dikeringkan dalam oven dimasukkan dalam rotary blender. Perekat dimasukkan di dalam sprayer gun dan disemprotkan ke dalam blender berputar yang berisi partikel kayu. Adonan selanjutnya dimasukkan ke dalam alat pencetak lembaran 25cm x 25cm x 1cm dan dikempa panas.

Pengempaan

Adonan dikempa panas dengan menggunakan alat hot press pada tekanan 35 kg/cm2 hingga mencapai ketebalan 1 cm. Suhu 1500C dan waktu 15 menit.

Pengkondisian

Cetakan lembaran dikeluarkan dari alat kempa. Lembaran yang masih panas dibiarkan + 10 menit agar mempermudah pengambilan papan dari cetakan (tidak panas saat diambil). Kemudian dilakukan pengkondisian selama satu minggu, dan kemudian dilakukan pelapisan setiap permukaan dengan acrylic.

Pelapisan Acrylic

Papan komposit yang telah jadi, dilapisi dengan tiga jenis merek bahan acrylic (aquaproof, multiguard dan waterproof) lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.

Pengujian Sifat Fisis

Pengujian sifat fisis batang kelapa sawit menggunakan standar JIS A 5908-2003.

- Kerapatan

Kerapatan merupakan perbandingan massa kayu dengan volume kayu. Cara penentuan kerapatan adalah contoh uji diambil dari setiap batang pada arah horizontal dan vertikal dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 1 cm. Dikering udarakan dengan kipas selama ± 3 minggu kemudian ditimbang beratnya (berat kering udara) dan diukur dimensinya.Dihitung volume kering udara. Dihitung kerapatan kayu dapat dihitung dengan rumus:

( )

( )

tan ( / 3)= 3 cm Volume gram Berat cm gr kayu Kerapa

- Kadar air

Kadar air adalah jumlah air yang terdapat pada kayu dibagi dengan berat kering tanur (BKT) dan dinyatakan dalam persen. Pengujian kadar air ini dilakukan untuk penyeragaman contoh uji. Cara penentuan kadar air adalah :

Contoh uji kadar air diambil dari setiap papan pada arah horizontal danvertikal batang dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 1 cm. Ditimbang berat awalnya, kemudian dikering udarakan menggunakan kipas angin selama ± 3 minggu. Setelah dikering udarakan contoh uji ditimbang untuk menentukan berat kering udara. Kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 103 ± 2 oC, ditimbang beratnya dan dioven lagi selama 3 jam, kemudian ditimbang lagi, hingga beratnya konstan.Dihitung kadar air dengan rumus :

% 100 ker ker x oven ing Berat oven ing Berat awal Berat basah KA = − % 100 ker ker ker ker x oven ing Berat oven ing Berat udara ing Berat udara ing KA =

- Daya serap air

Daya serap air papan dilakukan dengan mengukur selisih berat sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama 2 dan 24 jam. Daya serap air tersebut dihitung dengan rumus :

Keterangan:

DSA : Daya serap air (100%)

B1 : Berat contoh uji sebelum perendaman (g) B2 : Berat contoh uji sesudah perendaman (g)

- Pengembangan tebal

Perhitungan pengembangan tebal didasarkan pada selisih tebal sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam. Pengembangan tebal dihitung dengan rumus :

Keterangan:

TS : Pengembangan tebal (%)

T1 : Tebal contoh uji sebelum perendaman (g) T2 : Tebal contoh uji setelah perendaman (g)

Pengujian Sifat Mekanis

Pengujian sifat mekanis menggunakan standar JIS A 5908-2003. Pengujian sifat mekanis ini meliputi pengujian keteguhan rekat (internal bond), kuat pegang sekrup, sifat keteguhan lentur (MOE) danketeguhan patah (MOR). Adapun prosedur pengujian tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Keteguhan rekat (internal bond)

Keteguhan rekat (internal bond) diperoleh dengan cara merekatkan kedua permukaan contoh uji papan unting pada balok besi, kemudian balok besi tersebut ditarik secara berlawanan. Cara pengujian internal bond seperti Gambar 2.

Arah beban

Balok besi

Contoh uji

Arah beban

Gambar. 1. Pengujian internal bond Keteguhan rekat tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

IB : keteguhan rekat (kg / cm2)

P : gaya maksimum yang bekerja (kg) A : luas permukaan contoh uji (cm2)

Kuat pegang sekrup merupakan kemampuan suatu produk komposit untuk menahan beban sekrup yang diberikan. Proses pengujian kuat pegang sekrup dapat dilihat pada Gambar 1.

25 mm 25 mm 25 mm 25 mm Posisi sekrup

100 mm

Gambar 2. Pengujian kuat pegang sekrup

Sekrup yang digunakan berdiameter 2,7 mm, panjang 16 mm dimasukkan hingga mencapai kedalaman 8 mm. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram.

- Keteguhan lentur (modulus of elasticity)

Pengujian MOE dilakukan bersama-sama dengan pengujian keteguhan patah dengan memakai contoh uji yang sama dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 1cm. Besarnya defleksi yang terjadi pada saat pengujian dicatat pada setiap selang beban tertentu.

Nilai MOE dihitung dengan rumus : Dimana :

MOE : Modulus lentur (kg/cm2)

∆P : Beban sebelum batas proporsi (kg) L : Jarak sangga (cm)

∆Y : Lenturan pada beban (cm) b : Lebar contoh uji (cm)

MOE = 3 3 . . . 4 . d b Y L P ∆ ∆ 25 mm 25 mm

d : Tebal contoh uji (cm)

- Keteguhan patah (modulus of rupture)

Pengujian keteguhan patah (MOR) dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine dengan menggunakan lebar bentang (jarak penyangga) 15 kali tebal nominal. Nilai MOR dihitung dengan rumus :

Dimana :

MOR : Modulus patah (kg/cm2) P : Beban Maksimum (kg) L : Jarak sangga (cm) b : Lebar contoh uji (cm) d : Tebal contoh uji (cm)

20 cm MOR = 2 . . 2 . . 3 d b L P

5 cm 25 cm 5 cm

5 cm

5 cm

5 cm 10 cm 5 cm Gambar 3. Pola pemotongan contoh uji

Keterangan gambar diatas disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Keterangan pola pemotongan contoh uji

No Contoh Uji Ukuran Jumlah

1 MOE dan MOR kering sejajar panjang 20 cm x 5 cm x 1 cm 1 buah 2 MOE dan MOR basah sejajar panjang 20 cm x 5 cm x 1 cm 1 buah 3 Kuat pegang sekrup sejajar lebar 10 cm x 5 cm x 1 cm 1 buah 4 Internal bond (kuat teguh rekat) 5 cm x 5 cm x 1 cm 1 buah 5 Pengembangan tebal dan daya serap air 5 cm x 5 cm x 1 cm 1 buah 6 Kerapatan dan kadar air 10 cm x 10 cm x 1 cm 1 buah

Dalam pengujian ini dilakukan pengujian sifat fisis yang terdiri dari kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal yang dilandasi dengan standard JIS A 5908-2003 dan pengujian sifat mekanis yang terdiri dari internal bond, kuat pegang sekrup, modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR) yang juga dilandasi dengan standard JIS A 5908-2003.

Tabel 5. Acuan standard JIS A 5908-2003

Klasifikasi Acuan Standard JIS A 5908-2003

Kerapatan (gr/cm3) 0,4 – 0,9

Kadar Air (%) 5-13

Daya Serap Air (%) -

Pengembangan Tebal (%) Maks 12 Internal Bond(kg/cm2) Min 1,5 Kuat Pegang Sekrup (kgf) Min 30

MOE(kg/cm2) Min 2,0 x 104

MOR(kg/cm2) Maks 80

Gambar 4. Skema pelaksanaan proses penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Perekat 8 %

Dihaluskan 80 mesh

Dilapisi dengan 3 jenis merek acrylic (aquaproof, multiguard dan waterproof)

Dikeringkan

Pengujian Sifat Fisis

Sifat fisis produk komposityang diuji antara lain, kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terhadap masing-masing sifat fisis papan komposit dari tiga jenis perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel 5.

Tabel 6. Data pengujian sifat fisis papan komposit

Jenis Water Repellent

Sifat fisis papan komposit Kerapatan (gr/cm3) Kadar air (%) Daya serap air (%) Pengembangan tebal / 2 jam (%) Pengembangan tebal / 24 jam (%) Aquaproof 0.82 8.23 8.69 3.1 11.34 Multiguard 0.79 8.52 9.56 3.87 12.99 Waterproofer 0.78 9.11 10.86 4.92 15.53 Kerapatan

Kerapatan merupakan perbandingan berat dengan volume pada kondisi kering udara. Nilai rerata kerapatan tertinggi pada produk komposit yang dihasilkan terdapat pada papan komposit yang dilapisi oleh aquaproof. Hal ini menunjukkanaquaproof memiliki mutu yang lebih baik untuk melapisi bagian luar papan dan melindungi dari resapan air dengan nilai kerapatan 0.82gr/cm3. Sedangkan nilai kerapatan terendah terdapat pada water proofer, yakni 0.78gr/cm3.

Pada perbandingan kerapatan tersebut, multiguard memiliki kerapatan diantara kedua jenis water repellent yang diuji, dimana multiguard memiliki kerapatan 0.79gr/cm3yang berarti kerapatan yang hampir sempurna dalam target kerapatan papan komposit yang di uji. Pada inti pembahasan ini, dapatlah

disimpulkan bahwa nilai kerapatan untuk aquaproof lebih sempurna dibandingkan dengan kerapatan multiguard maupun waterproofer. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Perbandingan kerapatan ketiga jenis perlakuanwater repellent

Grafik diatas telah menunjukkan perbandingan kerapatan dari ketiga jenis papan komposit yang di uji dengan ketiga merk water repellent. Perbandingan kerapatan tersebut terlihat jelas bahwa multiguard dan aquaproof yang memiliki kerapatan yang sangat mendekati kerapatan target (0.8 gr/cm3). Hal ini dipengaruhi oleh kelebihan masing-masing daya sebar water repellent tersebut. Daya sebar yang dimiliki oleh produk aquaproof yakni mencakup 1 meter2/ kg / 2 lapisan, sedangkan untuk daya sebar produk mutiguard yakni mencakup 2.5 meter2/ kg / 2 lapisan, dan untuk daya sebar produk water proofer yakni mencakup 2-3 meter2/ kg / 2 lapisan.

Tabel 7. Syarat kerapatan papan partikel 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00

Aquaproof Multiguard Water proofer

Jenis Water Repellent

ke ra p a ta n ( g r/c m 3)

Klasifikasi Kerapatan g/cm

3

Komparasi

JIS SNI

Papan partikel biasa Tipe 24-10 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama Tipe 17,5-10,5 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama Papan partikel berlapis venir Tipe 30-15 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama

Papan partikel dekoratif

Tipe 18 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama

Tipe 13 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama

Tipe 8 0,4-0,9 0,4-0,9 Sama

Pada ketentuan syarat kerapatan papan partikel untuk standard JIS A 5908-2003 disini memiliki stardard komparasi yang sama dengan standard SNI 03-5908-2006 untuk setiap jenis papan partikel dengan tipe yang berbeda-beda. Dimana untuk ketentuan standard JIS harus dalam kerapatan 0,4-0,9gr/cm3, dan untuk standard SNI juga harus dalam kerapatan 0,4-0,9gr/cm3.

Kadar Air

Kadar air merupakan perbandingan antara massa air dalam kayu atau papan komposit dengan massa kayu atau papan komposit pada kondisi kering tanur dan dinyatakan dalam persen.

Nilai rerata kadar air terendah terdapat pada aquaproofyang bernilai 8.23%. Hal ini dikarenakan adanya kemampuan kadaracrylicpada aquaproof yang jauh lebih baik untuk menstabilkan kadar air pada sampel papan komposit, dimana dapat kita lihat pada gambar 6. Sedangkan untuk kadar air tertinggi terdapat pada pengujian dengan menggunakanwaterproofer. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuanwaterprooferuntuk menahan air yang akan masuk melalui celah atau pori-pori pada papan komposit tersebut. Pada pengujian kadar air

dengan sampel jenis waterproofer didapat nilai sebesar 9.11%, sedangkan untuk pengujian kadar air pada sampel jenis multiguard didapat nilai sebesar 8.52%.

Gambar 6. Perbandingan kadar air ketiga jenis perlakuanwater repellent

Dari gambar 5 dan gambar 6 diatas jelas terlihat perbandingan yang nyata dimana aquaproof selalu lebih baik mutunya dibanding dengan multiguard dan waterproofer baik dari segi untuk menahan air maupun untuk pengujian kerapatan papan komposit.

Tabel 8. Syarat kadar air papan partikel

Klasifikasi Kadar air (%) Komparasi Keterangan

JIS SNI Papan partikel biasa Tipe 24-10 Maks 12 % Bila tebal ≤ 12,7 mm maksimum 25 %, Bila tebal > 12,7 mm maksimum 20 %

Beda JIS lebih baik Tipe

17,5-10,5 Maks 12 % Maks 12 % Sama -

Papan partikel

berlapis venir Tipe 30-15 Maks 12 % Maks 12 % Sama -

Papan partikel dekoratif

Tipe 18 Maks 12 % Maks 12 % Sama -

Tipe 13 Maks 12 % Maks 12 % Sama -

Tipe 8 Maks 12 % Tidak dipersyaratkan Beda JIS lebih baik

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

Aquaproof Multiguard Water Proof

Jenis Water Repellent

K ad ar ai r ( %)

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada pengujian untuk papan partikel dengan memakai standard JIS lebih baik dibandingkan dengan memakai standard SNI, data tabel tersebut adalah data yang valid untuk setiap pengujian papan partikel menggunakan standard JIS A 5908-2003 maupun standard SNI 03-5908-2006. Hal ini dikarenakan perbedaan standard persentase (%) yang dimana standard JIS maksimal 12%, sedangkan standard SNI maksimal 20-25%.

Dari hasil pengujian diatas, pengaruh pertama yang menyebabkan kadar air menjadi rendah yaitu dikarenakan kualitas produk anti air (water repellent) yang baik pula. Pada produk aquaproof memiliki membran polyester yang baik yang menghasilkan ketahanan untuk melapisi bagian luar benda dari serangan air, sehingga membuat papan komposit lebih tahan terhadap serangan air, yang mengakibatkan kadar air lebih rendah pada papan komposit yang dilapisi dengan produk aquaproof. Sedangkan untuk pengaruh dari pengujian papan komposit dengan lapisan produk multiguard dan water proofer dipengaruhi dengan adanya viskositas atau kekentalan dari masing-masing jenis produk yang menyebabkan penyerapan atau penutupan permukaan papan komposit lebih baik lagi, hanya saja untuk kekentalan dan penutupan pori-pori papan komposit terdapat produk merk aquaproof yang lebih baik viskositasnya, dibanding dengan multiguard dan water proofer.

Untuk pengaruh pengujian kadar air pada papan komposit yang dilapisi dengan water repellent, dapat dipengaruhi dengan adanya perbedaan daya sebar untuk masing-masing merk water repellent. Semakin luas cakupan untuk daya sebar pelapis tersebut, maka semakin berkurang ketahanan pelapis tersebut untuk menahan serangan air. Sebaliknya, semakin sedikit cakupan permukaan yang akan

dilapisi oleh water repellent maka semakin baik ketahanan water repellent tersebut untuk membantu papan komposit tersebut menahan serangan air dari bagian luar permukaan papan komposit.

Daya Serap Air

Daya serap air merupakan sifat fisis yang menunjukan kemampuan suatu material untuk menyerap air setelah direndam dalam air selama 2 jam dan 24 jam. Dimana sampel tersebut langsung direndam dalam air yang nantinya dihitung setelah perendaman selama 2 jam, dan direndam kembali untuk perendaman selama 24 jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan daya serap air pada papan yang dilapisi oleh aquaproof, multiguard dan waterproofer pada gambar 7.

Gambar 7. Perbandingan daya serap air pada ketiga jenis water repellent

0 2 4 6 8 10 12

Aquaproof Multiguard Water Proof

Jenis Water Repellent

D a y a S e ra p Air ( % )

Nilai rerata daya serap air terbesar terdapat pada waterproofer dengan nilai 10.86%. Hal ini menunjukkan bahwawaterproofer yang memiliki ikatan kimia yang sedikit kurang baik, dimana kemungkinan besar kadar acrylic yang terkandung didalam bahan tersebut memiliki persen acrylic yang rendah.

Sedangkan untuk menahan tekanan air, dimana sampel tersebut tidak terlalu meyerap air terdapat pada sampel papan jenis aquaproof. Nilai yang didapat pada pengujian daya serap air untuk jenis sampel pengujian pada aquaproof adalah 8.69%. Hal ini menunjukkan water repellentdengan merek aquaproof memiliki kemampuan untuk menahan air dengan baik dan diikuti sampel papan komposit dengan merek multiguard yang mendapat nilai 9.56% pada pengujian terhadap daya serap air. Pada pengujian acrylic dengan merek multiguard selalu berada pada posisi menengah dimana nilainya terdapat diantara merek aquaproof dengan waterproofer.

Nilai daya serap air sangat erat kaitannya dengan stabilitas dimensi. Pada penelitian ini batang kelapa sawit yang telah dijadikan papan komposit dandilapisiwater repellent dapat dikatakan memiliki stabilitas dimensi yang baik, dimana tujuan untuk menghambat serta mengurangi pengaruh dari kadar air yang akan masuk kedalam papan komposit telah dapat dikondisikan dengan adanya pelapisan water repellent pada bagian permukaan papan komposit tersebut.

Sebaliknya, suatu kecenderungan bahwa ketidakstabilan dimensi suatu bahan adalah akibat dari bentuk komponen penyusun bahan tersebut (Sekino et al. 1999), dalam hal ini vascular bundles dan parenkim mengalami perubahan bentuk. Proses pengempaan pada pencetakan papan komposit mengakibatkan sel-sel mengempis sehingga rongga sel-sel memipih dan akan kembali ke bentuk awal

ketika vascular bundles dan parenkim menyerap air pada pengujian. Hasil pengujian daya serap air ini menunjukkan sifat batang kelapa sawit yang dilapisi dengan water repellent ternyata lumayan berbeda jauh dari sifat asalnya, yaitu memiliki sifat higroskopis yang sangat rendah.

Pengembangan Tebal

Pengembangan tebal adalah perubahan dimensi tebal kayu yang terjadi akibat perubahan kadar air dalam kayu, dimana untuk pengujian pengembangan tebal pada papan komposit ini dilakukan pengujian dengan perendaman 2 jam dan 24 jam didalam bak air.

Tabel 9. Syarat pengembangan tebal papan partikel

Klasifikasi

Pengembangan tebal

(%) Komparasi Keterangan

JIS SNI

Papan partikel biasa Tipe 24-10 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik Tipe 17,5-10,5 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik Papan partikel

berlapis venir Tipe 30-15 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik Papan partikel

dekoratif

Tipe 18 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik

Tipe 13 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik

Tipe 8 5 – 13 ≤ 14 Beda JIS lebih baik

Tabel diatas adalah sebagai acuan untuk menentukan apakah nilai hasil pada pengembangan tebal disini memenuhi standard JIS A 5908-2003 atau tidak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik hasil pengujian pada gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8.Perbandingan pengujian pengembangan tebal 2 jam pada ketiga jenis perlakuanwater repellent

Dari grafik diatas didapat nilai tertinggi untuk pengembangan tebal selama 2 jam pengujianyakni pada papan sampel waterproof, dengan nilai 4.92% dan diikuti papan sampel multiguard dengan nilai 3.87%. sedangkan untuk pengembangan tebal yang paling kecil didapat dari pengujian sampel aquaproof dengan nilai 3.10%. Hal ini membuktikan bahwa pada merek aquaproof cukup baik mutu produknya untuk menahan serangan air dan untuk pengaplikasian pada papan komposit tahan air. Dimana produk merk aquaproof hanya memiliki daya sebar mencakup 1 meter2/ kg / 2 lapisan, sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. Sedangkan untuk daya sebar produk mutiguard yakni mencakup 2.5 meter2/ kg / 2 lapisan hanya dapat memberikan nilai pengujian yang sedikit kurang signifikan dibandingkan dengan produk aquaproof, dan untuk daya sebar pada produk water proofer yakni mencakup 2-3 meter2/ kg / 2 lapisan. Yang artinya, perolahan nilai terbaik juga dipengaruhi dengan adanya nilai daya sebar yang terteda pada petunjuk kemasan produk masing-masing.

0 1 2 3 4 5

Aquaproof Multiguard Water Proof

Jenis Water Repellent

P e ng e m ba ng a n Te b al 2 j am ( %)

Hal yang sama juga terlihat pada pengujian pengembangan tebal selama 24 jam, dimana untuk data hasil pada pengembangan tebal selama 24 jam memperoleh nilai sebesar 11.34% pada pengujian dengan pelapisan water repellent merk aquaproofsetelah perendaman selama 24 jam. Hal ini dikarenakan kadar acrylic yang berfungsi sebagai water repellent memiliki ikatan kimia yang sangat baik dan juga memiliki persentase komposisi terbaik pada produk tersebut. Adapun hal tersebut dapat kita lihat pada gambar 9 dibawah ini.

Gambar 9. Perbandinganpengujianpengembangan tebal 24 jam pada ketiga jenis perlakuanwater repellent

Untuk nilai data dari pengujian pengembangan tebal selama 24 jam pada sampel multiguard didapat nilai 12.99% (tidak memenuhi standard JIS A 5908-2003). hal ini dipengaruhi dengan adanya daya lapis untuk masing-masing produk water repellent, sehingga perbedaan hasil masing-masing untuk sampel pengujian berada pada nilai hasil yang berbeda. Dimana luas cakupan total lapisan utnuk produk aquaproof mencakup 1 meter2/ kg / 2 lapisan, sedangkan untuk daya sebar produk mutiguard yakni mencakup 2.5 meter2/ kg / 2 lapisan, dan untuk daya

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Aquaproof Multiguard Water Proof

Jenis Water Repellent

P e ng e m ba ng a n T e ba l 24 j a m (% )

sebar produk water proofer yakni mencakup 2-3 meter2/ kg / 2 lapisan.Sedangkan untuk nilai data dari pengujian pengembangan tebal selama 24 jam pada sampel waterproofer didapat nilai sebesar 15.53% (tidak memenuhi standard JIS A 5908-2003). dari pengujian pengembangan tebal selama 24 jam inilah kita dapat melihat perbandingan nilai pengembangan tebal yang lebih akurat, yang memudahkan kita untuk membaca angka persentase secara detail.

Hasil pengujian pengembangan tebal 24 jam menunjukkan hal yang demikian. Nilai pengembangan tebal 24 jam dipengaruhi oleh kerapatan. Nilai pengembangan tebal 24 jam dari semua kombinasi berada pada rentang 11.34 – 15.53 %. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Diduga nilai

Dokumen terkait