• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian

Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan remaja di Jawa Barat dilaksanakan pada bulan Desember 2011 dengan menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosok Republik Indonesia termasuk Provinsi Jawa Barat. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas 2007 dirancang identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas 2007. Metodologi penghitungan dan cara penarikan sampel Riskesdas 2007

menggunakan two stage sampling (sampling acak dua tingkat) . Metodenya yaitu

melakukan penarikan sampel blok sensus, diambil sejumlah blok sensus yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota.

Penarikan sampel rumah tangga yaitu dari setiap blok sensus yang terpilih kemudian dipilih 16 rumah tangga secara acak sederhana (sample random sampling). Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikan sampel diambil sebagai sampel individu. Rumah tangga yang terpilih dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mempunyai anak remaja dan mempunyai kelengkapan data yang dibutuhkan untuk analisis. Sampel Riskesdas 2007 di tingkat kabupaten/kota berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat terdapat 17 kabupaten dan 9 kota.

Contoh pada penelitian ini adalah remaja dan mempunyai kelengkapan data yang dibutuhkan untuk analisis. Unit analisis yang digunakan adalah rumah tangga remaja yang bersangkutan. Contoh terpilih yang diambil dalam penelitian ini dari data riskesdas yang memiliki kriteria inkusi sebagai berikut:

1. Rumah tangga yang memiliki anggota keluarga remaja berusia 10-19 tahun.

2. Responden memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

3. Menetap di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung atau Kabupaten Cirebon.

Berikut adalah rekapitulasi sampel remaja yang diambil dari total jumlah remaja yang ada di ketiga Kabupaten hasil Riskesdas 2007 yang memenuhi kriteria inklusi disajikan pada tabel dibawah.

Tabel 2 Rekapitulasi Jumlah Contoh yang Digunakan Pada Penelitian di ketiga Kabupaten

Jumlah Rumah Tangga Remaja (Riskesdas 2007)

Jumlah Contoh Remaja Inklusi

(n) Rekapitulasi

Contoh Garut Bandung Cirebon Garut Bandung Cirebon

524 732 620 480 640 554 1674

Pemilihan tiga kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat dilakukan secara purposive dengan melihat topologi daerah yaitu Kabupaten Garut terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah pertanian dengan suhu rata-rata 24-27°C, Kabupaten Bandung memiliki wilayah yang sebagian daerahnya adalah pegunungan dengan suhu rata-rata 19-24°C, sedangkan Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, wilayah di Kabupaten Cirebon merupakan daerah pantai timur dengan suhu rata-rata 23- 33°C.

Selain melihat kondisi tipologi wilayah, pemilihan ketiga Kabupaten juga melihat dari beberapa aspek yang merupakan representasi dari daerah ekosistem Provinsi Jawa Barat seperti struktur sosial yang meliputinya, yaitu struktur ekonomi yang beragam, kondisi sosial yang dipengaruhi oleh tipologi wilayah seperti jenis lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan perkapita keluarga, sampai pada arah dan fokus pengembangan pembangunan oleh pemerintah daerah setempat. Tentu saja hal itu banyak dipengaruhi juga oleh kondisi geografis wilayah, struktur sosial yang terbentuk, dan local wisdom atau paradigma lokal yang membentuk suatu budaya sehingga mempengaruhi bermacam-macam aspek. Pada penelitian ini faktor budaya yang dinilai juga mempengaruhi terutama dari aspek gizi seperti pantangan atau tabu makanan, body image, dan jenis sektor produksi bahan pangan yang dominan dimana secara langsung mempengaruhi status gizi terutama remaja di wilayah tersebut juga menjadi hal yang dinilai berpengaruh meskipun tidak begitu signifikan sehingga indikator-indikator budaya gizi tidak dimasukan pada kerangka pemikiran penelitian.

Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ekosistem wilayah dan

status gizi dimana hal-hal yang berhubungan tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan dalam menganalisis pertumbuhan remaja di daerah tersebut. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk data kemudian di deskripsikan secara mendetail. Pemerintah dalam hal membuat kebijakan memiliki pengaruh yang cukup besar untuk membagi wilayah pengembangan melihat potensi wilayahnya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010, ditetapkan arah pembagian Wilayah Pengembangan yang disajikan dalam bentuk tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Arahan Pembagian Wilayah Pengembangan pada wilayah penelitian Wilayah

Pengembangan (WP)

Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah Kabupaten

Garut

Mengembangkan sektor dan komoditas unggulan dengan meningkatkan akses sentra-sentra produksi. Diarahkan untuk kegiatan pertanian dan industri pengolahan pertanian, perikanan dan industri pengolahan perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam.

Pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, pertambangan mineral Kabupaten Bandung - Melengkapi fasilitas pendukung Program Kerja Nasional, Program Kerja Wilayah - Mengendalikan pengembangan kegiatan di kawasan perkotaan - Mengembangkan kawasan pinggiran dengan tetap menjaga fungsi lindung kawasan - Mengembangkan pembangunan Diarahkan sebagai bagian dari Program Kerja Nasional, dengan kegiatan utama industri non-polutif, wisata alam, pertanian dan perkebunan. Pertanian hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif,

perdagangan dan jasa, pariwisata, perkebunan dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas Kabupaten/Kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan percepatan perwujudan Program Kerja

Nasional Metropolitan Bandung Raya

Wilayah Pengembangan

(WP)

Arah Pengembangan Fokus Pengembangan

Sektor Unggulan dan Potensial Wilayah Kabupaten Cirebon - Mendorong agribisnis yang didukung sektor industri, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan & peternakan di kawasan pinggiran - Mendorong pengembangan hutan mangrove, rumput laut dan perikanan tambak - Pengendalian perikanan tangkap di kawasan pesisir Diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan sarana dan prasarana minimal yang terintegrasi, dan mengarahkan kegiatan utama pada sektor industri, bisnis kelautan dan pertanian, serta kegiatan pertambangan mineral Agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan, periwisata

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Data yang dikumpulkan antara lain:

1. Karaktersistik individu remaja dan keluarga. Karakteristik individu remaja meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan.

2. Karakteristik keluarga terdiri dari: besar keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

3. Jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi tingkat rumah tangga dan individu sampel.

4. Gambaran umum lokasi penelitian.

Jenis dan cara pengumpulan data sekunder dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data

No. Jenis data Variabel Cara pengumpulan data

(Hasil riskesdas 2007) 1. Karakteristik remaja 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Berat badan 4. Tinggi badan

Quisioner RKD07.RT blok IV no. 5 Quisioner RKD07.RT blok IV no. 4 Quisioner RKD07.IND blok XI no1 Quisioner RKD07.IND blok XI

no2a 2. Karakteristik keluarga 1. Besar keluarga 2. Pendidikan orangtua 3. Pekerjaan orangtua 4. Pendapatan orangtua

Quisioner RKD07.RT blok IV no. 1 Quisioner RKD07.RT blok IV no. 7 Quisioner RKD07.RT blok IV no. 8 Quisioner RKD07.RT NEKO KPI

No. Jenis data Variabel Cara pengumpulan data (Hasil riskesdas 2007) 3. Konsumsi Pangan Jumlah konsumsi anggota

rumah tangga.

Quisioner RKD07.GIZI blok VIII no. 1

4. Pengenalan Tempat

Kabupaten yang merupakan indikator ekosistem wilayah

Quisioner RKD07.RT blok I no.2

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah, proses pengolahan data meliputi editing, coding, entri dan analisis data. Data dianalisis secara statistik deskriptif dengan menggunakan Microsoft Exel for Windows dan Statistical Program for Sosial Sciences (SPSS) versi 17.0.

Sebelum diolah, data dilakukan Cleaning data terlebih dahulu. Data yang normal diambil angka rata-ratanya terutama untuk nilai berat badan dan tinggi badan, kemudian nilai rataan yang didapat dari sampel yang memiliki nilai yang normal diambil untuk menggantikan sampel dengan data-data yang ekstrim. Data antropometri diperoleh dengan melakukan penimbangan berat badan (kg). Kemudian, pengukuran tinggi badan (cm) dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Pengukuran status gizi remaja dilakukan dengan cara penghitungan Z-score yaitu sebagai berikut :

Status gizi contoh ditentukan berdasarkan data yang sudah diperoleh yaitu jenis kelamin, usia contoh, berat badan, dan tinggi badan menggunakan indeks TB/U dan IMT/U dengan menggunakan software WHO Anthroplus 2007 (WHO 2007).

Tabel 5 Klasifikasi indeks perhitungan Z-scor: Indeks Range Z-score Status Gizi

TB/U

z-score ≥ -2SD Normal z-score < -2SD Pendek z-score < -3SD Sangat Pendek

IMT/U

z-score < -3SD Sangat Kurus z-score -3SD s/d <-2SD Kurus

z-score -2SD s/d 1SD Normal z-score > 1SD s/d 2SD Gemuk z-score > 2SD Obesitas

nilai individu subyek – nilai median refrensi nilai standar deviasi refrensi

Besar keluarga dikelompokkan menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (1998), yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang),

keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar (≥ 7 orang). Data pendidikan

dibagi kedalam enam kategori yaitu (a) tidak pernah sekolah, (b) tidak tamat Sekolah Dasar (SD), (c) Tamat SD, (d) Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), (e) Tamat Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA), dan (f) Tamat Perguruan Tinggi (PT).

Data pekerjaan dikelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaan, terdapat 12 jenis pekerjaan kepala keluarga contoh yaitu tidak bekerja, ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, Pegawai BUMN, Pegawai swasta, Wiraswasta/pedagang, Pelayanan jasa, Petani, Nelayan, Buruh dan lainnya. Data pendapatan keluarga dikelompokkan menurut BPS Jabar (2010), yaitu untuk Kabupaten Garut kategori miskin adalah dengan pendapatan < Rp.180.406/kap/bln, sementara untuk Kabupaten Bandung dengan pendapatan < Rp.217.452/kap/bln, dan untuk Kabupaten Cirebon dengan pendapatan < Rp.230.346/kap/bln.

Data mengenai konsumsi pangan diperoleh dengan metode recall (1x24 jam) pada tingkat rumah tangga. Jumlah konsumsi keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga untuk mendapatkan jumlah konsumsi per kapita. Zat gizi yang dihitung adalah energi dan protein. Angka kecukupan zat gizi contoh diperoleh dengan menggunakan rumus berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

Dimana: AKGi = Angka kecukupan energi atau protein individu

Ba = Berat badan actual sehat (kg)

Bs = Berat badan dalam daftar kecukupan gizi (kg)

AKG = Angka kecukupan energi atau protein yang tercantum dalam daftar kecukupan gizi 2004 (Lampiran 1).

Selanjutnya, penilaian untuk mengetahui tingkat konsumsi gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual dengan kecukupan gizi yang dinyatakan dalam persen. Cara untuk menghitung tingkat konsumsi dapat dirumuskan sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

Dimana: TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi i

Ki = Konsumsi zat gizi i

Dokumen terkait