BAB III METODE PENELITIAN
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Dalam penentuan sampel, digunakan simple random sampling. Teknik simple random sampling yaitu dilakukan secara acak tanpa memperhatikan adanya strata (Notoatmodjo, 2010). Dasar memilih teknik ini karena anggota populasi dianggap sama/homogen. Homogen di sini maksudnya adalah tidak ada kriteria-kriteria tertentu untuk digunakan sampel, sebab tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil pelayanan kefarmasian di apotek tanpa mempertimbangkan apotek itu besar atau kecil, terkenal atau tidak, tempatnya di mana, dan yang memberi informasi apoteker atau bukan. Sarana acak yang digunakan dalam
penentuan sampel adalah menggunakan Microsoft Excel, yaitu dengan
memasukkan rumus random pada daftar apotek sehingga didapatkan nomor-nomor acak sebanyak 80 buah.
3.3.2 Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang maupun objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel pengamatan pada penelitian ini meliputi patient assessment, rekomendasi, dan informasi obat serta informasi non farmakologi (Tabel 3.1).
26
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Parameter
Patient assessment Siapa yang sakit diare? Berapa usia yang sakit diare? Apa gejala yang dialami pasien?
Berapa lama pasien diare mengalami sakit? Apa tindakan yang sudah diperbuat selama mengalami gejala diare?
Pengobatan lain yang sedang digunakan?
Rekomendasi Apakah berupa rujukan ke dokter?
Apakah berupa rekomendasi obat?
Informasi obat Indikasi
Kontraindikasi Efek samping Cara pemakaian Dosis Waktu pemakaian Lama pemakaian Perhatian
Terlupa minum obat Cara penyimpanan Cara perlakuan sisa obat Identifikasi obat yang rusak
Informasi non farmakologi Makanan
Intake cairan Pola hidup
3.3.2.1 Patient assessment
Patient assessment merupakan suatu penilaian terhadap keadaan pasien yang penting dilakukan untuk pertimbangan apoteker dalam penentuan identifikasi pasien sebelum membuat sebuah rekomendasi. Kemungkinan pertanyaan yang bisa ditanyakan oleh apoteker diidentifikasi berdasarkan pada WWHAM (Who the patient?, What are the symptoms?, How long have the symptoms been presents?, Action taken?, Medication being taken?), ASMETHOD (Age/appearance, Self/someone else, Medication, Extra medication, Time symptoms, History, Other accompanying symptoms, Danger symptoms),
27
SITDOWNSIR (Site/location, Intensity/severity, Tipe/nature, Duration, Onset, With other symptoms, Annoyed by, Spread/radiation, Incidence, Relieved by), ENCORE (Explore, No medication option, Care, Observe, Refer, Explain) (Blenkinsopp dan Paxton, 2002). Patient assessment dalam penelitian ini merujuk pada WWHAM.
3.3.2.2 Rekomendasi
Pada variabel rekomendasi terdapat dua komponen yaitu berupa rujukan ke dokter dan rekomendasi obat. Rekomendasi yang tepat dapat diberikan sesuai dengan patient assessment yang telah ditanyakan oleh petugas apotek, sehingga patient assessment adalah komponen yang mendasari untuk memberikan rekomendasi selanjutnya.
3.3.2.3 Informasi obat
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat (Menkes RI, 2014). Informasi yang perlu disampaikan oleh Apoteker pada masyarakat dalam penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas antara lain khasiat obat, kontraindikasi, efek samping, cara pemakaian, dosis, waktu pemakaian, lama penggunaan obat, hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat, cara penyimpanan obat yang baik, cara memperlakukan obat yang masih tersisa, dan cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak (Depkes RI, 2006).
28
3.3.2.4 Informasi non farmakologi
Informasi non farmakologi dalam penelitian ini terdiri dari tiga indikator yaitu makanan, intake cairan, dan pola hidup. Informasi non farmakologi berfungsi sebagai penunjang akan keberhasilan terapi.
3.3.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur dalam penelitian, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012). Instrumen dalam penelitian ini adalah skenario dan checklist. Sebelum melakukan simulasi pasien di apotek, peneliti harus sudah menyiapkan dahulu skenario yang digunakan dan lembar checklist yang berisi poin-poin yang ingin didapatkan sebagai data pengamatan.
3.3.4 Skenario
Skenario yang digunakan berisi informasi mengenai pasien dan hal-hal yang harus dilakukan pada saat simulasi pasien untuk memperlancar jalannya pengamatan. Skenario disiapkan untuk menghindari kecurigaan dari petugas apotek terhadap simulasi pasien yang dijalankan sehingga pengamatan yang dilakukan dapat optimal.
Skenario kasus diare pada anak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Peneliti datang ke apotek untuk membeli obat diare.
2. Jika petugas apotek melakukan patient assessment, maka skenario yang digunakan peneliti adalah :
Pasien : Alif
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 4 tahun
29
Alamat : Jln. Teladan No. 47
Gejala yang dikeluhkan : Buang air besar 5x sehari, konsistensi lembek.
Lama gejala yang dialami sampai sekarang : 1 hari
Tindakan yang sudah diperbuat : Belum ada
Obat lain yang sedang digunakan : Tidak ada
Makanan yang dikonsumsi kemarin : Makan makanan pedas.
Alasan ke apotek : Sedang lewat daerah tersebut dari rumah teman.
3. Jika tidak ada informasi obat yang diberikan maka peneliti bertanya : “Berapa
banyak obat yang diminum?”
4. Pencatatan dilakukan di luar apotek tanpa sepengetahuan petugas apotek.
3.3.5 Checklist
Checklist adalah suatu daftar pengecek, berisi nama subjek dan beberapa gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini, pengumpulan data menggunakan observasi dalam bentuk checklist. Dalam observasi, bentuk checklist data yang digunakan yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti hanya akan memberikan tanda
check (√) jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh petugas apotek.
Lembar checklist yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu (Leksono, 2011). Isi lembar checklist adalah patient assessment, rekomendasi, dan informasi terkait obat maupun non farmakologi sebagai pelayanan yang diberikan apotek kepada klien diare pada anak. Lembar checklist dilengkapi oleh peneliti di luar apotek setelah mengunjungi apotek sampel.