• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2007, di Insektarium, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan, Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO), Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : minyak kemangi, air gula 10%, susu bubuk, pakan ayam, ikan mas, aquades, teepol

(CH3(CH2)11OSO3Na+). Serangga uji yang digunakan adalah lalat hijau dewasa (Chrysomya megacephala) betina dan jantan.

Alat yang digunakan adalah kandang lalat, nampan, baskom plastik, pinset, gelas plastik, kapas, kuas, tabung reaksi, spoit, gelas ukur, label, kain kasa, pisau, spidol, alat penghitung (counter), alat penghitung waktu (jam tangan). Pengujian dilakukan dalam ruangan bersuhu 25o-27oC dengan kelembaban 60-80%.

Gambar 5 Kandang biakan masal lalat C. megacephala

Metode

Pembiakan Masal Lalat di Laboratorium (Rearing)

Pada penelitian ini digunakan biakan lalat hijau Chrysomya megacephala

yang berasal dari lapang yaitu kandang hewan ruminan kecil, FKH-IPB sebanyak 50 ekor dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 4. Lalat dibiakkan dalam kandang lalat yang berukuran 45x45x45 cm. Sebagai bahan makanan dan tempat

meletakkan telur serta perkembangan larva digunakan media ikan mas yang dimasukkan kedalam gelas plastik. Didalam kandang disediakan susu bubuk dan air gula 10% sebagai sumber nutrisi. Dari hasil pembiakan inilah didapat persediaan (stok) lalat hijau dewasa untuk pengujian.

Gambar 6 Ikan mas dalam gelas air mineral

Penyulingan Daun Kemangi

Daun kemangi diperoleh dari pasar Anyar, Bogor dan telah dilayukan selama dua sampai tiga jam untuk mengurangi kadar airnya. Daun kemangi yang telah dilayukan siap untuk disuling untuk memperoleh minyaknya. Alat penyulingan berupa kukusan yang dilengkapi dengan tabung penyuling yang bagian ujungnya berupa kran tertutup agar uap tidak keluar melalui celah alat tersebut. Prinsip kerja alat penyulingan adalah pengukusan dengan air.

Uap yang dihasilkan dari proses pengukusan di alirkan melalui pipa kaca. Uap diembunkan dengan cara mengalirkan air dingin (Guenther 1990). Besar api pemanasan dengan air pendingin yang mengalir harus diperhatikan agar uap tidak keluar dari pipa kaca penyulingan. Cairan yang keluar dari pipa kaca masih berupa kandungan emulsi air dan minyak. Emulsi ditampung dan dibiarkan beberapa saat, sehingga air dan minyak tersebut akan terpisah dengan sendirinya, karena berat jenis air lebih berat dari berat jenis minyak sehingga minyak berada diatas permukaan air. Air yang berada di bawah permukaan minyak dipisahkan dengan cara dialirkan keluar. Minyak yang diperoleh masih mengandung air, yang selanjutnya dipisahkan dengan ditambahkan Na2SO4 yang berfungsi sebagai

dianggap memiliki konsentrasi 100%. Penyulingan dilakukan di Laboratorium BALITRO (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik), Cimanggu, Bogor.

Gambar 4 Bagan aliran proses penyulingan daun kemangi

Daun kemangi

Penyulingan air dan uap (100oC-105oC, 3 jam)

air

ampas

Minyak dan air

Pemisahan dengan menggunakan labu florentine

air

minyak

Penambahan Na2SO4 anhidrit

Air dan Na2SO4 anhidrit Minyak kemangi

Pengujian

Minyak kemangi diencerkan dengan aquades dan beberapa tetes teepol.

Aquades dipilih sebagai pelarut karena aman, mudah didapat dan murah. Kosentrasi minyak kemangi yang digunakan pada pengujian adalah 2,5%, 5%, 10%, 20%, 40%.

Teepol berperan sebagai pengemulsi (emulsifier) dan perata (spreader). Emulsifier adalah sebuah bahan yang memungkinkan suspensi butiran minyak yang kecil secara makroskopik dalam air membentuk sebuah emulsi. Molekul-molekul senyawa ini mempunyai afinitas terhadap kedua cairan tersebut. Daya afinitas parsial dan tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Spreader adalah bahan emulsifier bersifat secara langsung membantu kontak antara butiran cairan dengan target, sehingga kontak optimal dapat dicapai (Martin dan Woodcock 1983).

Cara membuat minyak kemangi berkonsentrasi 2,5%, 5%, 10%, 20%, 40% adalah dengan mencampurkan minyak atsiri dengan aquades serta menambahkan beberapa tetes teepol ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok supaya rata setelah itu dioleskan pada ikan mas yang telah diangin-anginkan dan disayat beberapa goresan pada tubuh ikan terlebih dahulu. Pengolesan minyak kemangi pada ikan mas dilakukan dari kepala hingga ekor. Cara pengenceran minyak kemangi sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3 Volume yang diinginkan pada setiap percobaan adalah 4 ml dengan kosentrasi awal ekstrak dianggap 100%

Konsentrasi Rumus V1xC1= V2xC2 Aquades yang Digunakan 2,5% V1x100 = 4 mlx2.5 V1=0,1 ml 4 ml – 0,1 ml =3,9 ml 5% V1x100 = 4 mlx5 V1 = 0,2 ml 4 ml – 0,2 ml = 3,8 ml 10% V1x100 = 4 mlx10 V1 = 0,4 ml 4 ml – 0,4 ml = 3,6ml 20% V1x100 = 4 mlx20 V1 = 0,8 ml 4 ml – 0,8 ml = 3,2 ml 40% V1x100 = 4 mlx100 V1= 1,6 ml 4 ml – 1,6 ml = 2,4 ml

Rumus Pengencer

V1 X C1 = V2 X C2 Keterangan:

V1 = Volume yang dicari V2 = Volume yang diinginkan C1 = Kosentrasi ekstrak awal C2 = Kosentrasi yang diinginkan

Percobaan tersebut dilakukan dengan memasukkan lalat hijau hasil pembiakan masal berumur dua minggu sebanyak 50 ekor ke dalam kandang lalat dengan perbandingan lalat jantan dan betina 1 : 4 yang telah dipuasakan sehari sebelumnya.

Lalat tersebut diberi makan ikan mas yang telah diolesi campuran aquades ditambah dua tetes teepol dan minyak atsiri dengan kosentrasi yang berbeda-beda, sebagai sumber nutrisi dan energi bagi lalat juga disiapkan susu bubuk dan air gula yang ditempatkan pada gelas plastik yang bagian atasnya dilubangi untuk menempatkan kapas agar lalat dapat dengan mudah menghisap air gula tersebut.

Pengamatan pertama yang dilakukan mengamati jumlah lalat yang hinggap pada media ikan mas selama tiga jam pertama setiap 60 menit, kemudian setelah beberapa hari dilihat adanya larva lalat yang muncul maka seluruh media dikeluarkan dari kandang, jika terbentuk larva instar dua hitung jumlahnya untuk setiap perlakuan. Pengujian dilakukan sebanyak empat kali ulangan.

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan empat kali pengulangan kemudian data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test.

Dokumen terkait