• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Tanaman Buah Tongkoh Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000

meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2010.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak tanaman paku ekor kuda/horsetail (Equisetum sp.), ekstrak cengkeh, benih kentang, aquades, pupuk kandang, pupuk Urea, SP-18, Blue Spesial, Ponskha fungisida berbahan aktif Mankozeb, air bersih.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag, cangkul, pacak, mortal, blender, gelas reaksi, gelas ukur, knapsek, gembor, timbangan, papan nama, buku data, kalkulator, alat tulis, tali plastik, mikroskop.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan, yaitu :

A : control

C1 : ekstrak cengkeh 100 ml/l air C2 : ekstrak cengkeh 150 ml/l air

E1 : ekstrak Equisetum sp. 100 ml/l air E2 : ekstrak Equisetum sp. 150 ml/l air M : fungisida Mankozeb 2 ml/l air Jumlah ulangan diperoleh dari rumus: (t-1) (r-1) ≥ 15 (6-1) (r-1) ≥ 15 5r – 5 ≥ 15 5r ≥ 15 + 5 5r ≥ 20 r ≥ 4 jumlah ulangan = 4

jumlah unit percobaan = 24 plot.

Model linear aditif yang digunakan dalam Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal ini adalah sebagai berikut :

Yij : µ + Ti + ∑ij : i = 1,2,…………t j = 1, 2,………...r dimana,

Yij : hasil pengamatan pada perlakuan taraf ke-I dengan ulangan ke-j µ : nilai tengah sebenarnya

Ti : pengaruh perlakuan ke-i

∑ij : pengaruh eror pada unit percobaan. (Nazir, 2003).

Jika hasil analisa menunjukkan nilai nyata dilanjutkan dengan uji jarak Berganda Duncan (DMRT) (Bangun, 1991).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan

Persiapan penelitian dilakukan dengan menyediakan bahan dan alat yang dibutuhkan selama pelaksanaan penelitian. Survei lapangan yang akan digunakan, dan mengurus perizinan pemakaian tempat di Kebun Percobaan Tanaman Buah Tongkoh Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara.

Pengolahan lahan

Lahan diolah sebanyak dua kali, olahan pertama tanah ditraktor dengan rotari dan dibiarkan 2 hari kemudian disemprotkan Round-up dibiarkan selama 1 minggu. Olahan kedua lahan di ayap akar dan digemburkan. Lahan kemudian dibuat petakan – petakan sesuai perlakuan dengan ukuran tiap petak 4,5 m x 1,5 m. Jarak antar petak 40 cm dan jarak antar blok 70 cm. Setelah petak selesai kemudian di bentuk bedengan dimana dalam 1 plot (petak perlakuan) terdapat 5 bedengan.

Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan adalah bibit yang bersertifikat, varietas granola (G7) yang diperoleh dari Kebun Percobaan Tanaman Bunga Tongkoh.

Pemupukan

Pemupukan diberikan dalam 2 tahapan, yaitu pemupukan dasar sebelum tanam dan pemupukan susulan 1 bulan setelah tanam. Dimana komposisi pemupukan sebagai berikut:

• Pemupukan Dasar mengunakan pupuk kandang 100 ton/Ha (300gr/lubang tanam atau 7,5 kg/plot), Urea 370,370kg/Ha (10gr/lubang tanam atau 250gr/plot), SP-18 245kg/Ha (6,6gr/lubang tanam atau 165 gr/plot), Pupuk Ponska 370,370 kg/Ha (10gr/lubang tanam atau 250 gr/plot), Pupuk Blue Spesial 123 kg/Ha (3,3 gr/lubang tanam atau 82,5 gr/plot).

• Pemupukan Susulan menggunakan Urea 370,370kg/Ha (10gr/lubang tanam atau 250gr/plot), SP-18 245kg/Ha (6,6gr/lubang tanam atau 165 gr/plot), Pupuk Ponska 370,370 kg/Ha (10gr/lubang tanam atau 250 gr/plot), NPK perfek 245 kg/Ha (6,6 gr.lubang tanam atau 165 gr/plot). Pada saat pemupukan pertama, pupuk dasar dicampur seluruhnya, kemudian ditabur diatas lubang tanam.

Penanaman

Penanaman dilaksanakan pada bulan Maret 2010. Sebelum penanaman Pupuk Dasar ditabur diatas lubang tanam dan kemudian ditutup dengan tanah setelah itu bibit diletakkan diatas dan ditutup lagi dengan tanah. Bibit ditanam dengan jarak tanam 90 cm x 30 cm.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan

Penyiangan Gulma dilakukan sebelum pembumbunan, dan minimal 2 kali selama musim tanam.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan untuk menegakkan tanaman agar tidak mudah rebah, pembumbuna dilakukan sebanyak 2 kali. Tahap I pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam dan tahap II setelah tanaman berumur 40 hari setelah tanam.

Pengendalian Hama

Pengendalian hama pada tanaman kentang ini dilakukan dengan menyemprotkan beberapa macam insektisida secara berurutan tahapannya yaitu :

Serpa untuk hama Agrotis ipsilon

• Curacron untuk hama kutu – kutuan

• Confidor untuk hama ulat

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan fungisida botani dan kimiawi sesuai perlakuan yang dicobakan pada penelitian ini.

Penyediaan Daun Paku Ekor Kuda / Horsetail (Equisetum sp.)

Daun Paku Ekor Kuda / Horsetail (Equisetum sp.) diadakan dari lahan rawa di daerah merek yang merupakan habitat dari tumbuhan ini dan diperbanyak sebelum memulai penelitian.

Pembuatan Ekstrak Daun Paku Ekor Kuda / Horsetail (Equisetum sp.)

Ekstrak Daun Paku Ekor Kuda / Horsetail (Equisetum sp.) diperoleh dari Daun equisetum yang sudah dikeringkan dibawah dinar matahari ditimbang sebanyak 100 gr dan ditambahkan 1 liter air kemudian direbus sampai berubah warna coklat kekuningan kemudian didinginkan. Setelah itu diblender (dihaluskan) lalu disaring. Ekstrak di diamkan selama minimal 12 jam sebelum diaplikasikan ke lapangan.

Aplikasi Larutan Daun Paku Ekor Kuda / Horsetail (Equisetum sp.)

Aplikasi dimulai sejak tanaman berumur 30 hari setelah tanam (HST) dan formula diaplikasikan sesuai dengan perlakuan, aplikasi dilakukan mengambil formula dan disesuaikan dengan dosis pada perlakuan dan ditambahkan 10 gr sabun colek diaduk merata lalu dituang ke dalam knepsek kemudian disemprotkan.

Penyediaan Bunga Cengkeh

Bunga cengkeh kering diperoleh dari produk jadi yang dijual di pasar yang juga biasa digunakan sebagai bumbu masak.

Pembuatan Larutan Bunga Cengkeh

Bunga cengkeh sebanyak 1 kg, kemudian ditumbuk halus dengan menggunkan mortal kemudian diayak. Untuk membuat ekstrak diambil 100 gr bubuk cengkeh dan ditambahkan 1 liter air lalu direbus, kemudian disaring dan didiamkan selama 12 jam sebelum aplikasi.

Aplikasi Larutan Bunga Cengkeh

Formula yang sudah tersedia dituang sesuai dosis perlakuan di dalam knepsek dan ditambahkan 10 gr sabun colek. Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan ke tanaman dimulai sejak umur 30 hari setelah tanaman. Dengan interval 3 hari.

Parameter Yang Diamati

Intensitas Serangan % 100 ) ( 0 x NxV nixvi IS i

=

Keterangan :

IS = intensitas serangan (%)

ni = jumlah tanaman dengan skor ke-i

vi = nilai skor penyakit dai i = 0, 1, 2 sampai i t-skor tertinggi N = jumlah tanaman sampel keseluruhan

V = skor tertinggi (Sinaga, 2003).

Pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali dalam interval waktu 3 hari (pengambilan data dilakukan 2 x 1 minggu), sampai tanaman berumur dua

bulan di lapangan (fase perbungaan). Pada setiap plot terdapat 5 tanaman sampel.

Produksi Tanaman kentang

Produksi kentang dihitung dengan menimbang berat kentang (kg) yang dipanen dari setiap plot perlakuan kemudian di konversikan dalam ton/Ha menggunakan rumus : kg m x L X Ha Ton Y 1000 2 10000 ) / ( = Keterangan:

Y : Produksi dalam Ton/Ha X : Produksi dalam Kg/Plot L : Luas Plot ( m2)

Dokumen terkait