Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dpl pada bulan Mei 2013 sampai Januari 2014.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah tanaman terong belanda yang sehat, tanaman cabai yang terserang layu fusarium, tanaman tomat yang terserang bercak
A. solani, alcohol 96%, kloroks 1%, spirtus, aquades, media Potato Dexstrose Agar (PDA), aluminium foil, cling wrap, kertas stencil dan label nama.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, inkubator, timbangan analitik, erlenmeyer, bunsen, autoclaf, bunsen, oven,
laminar air flow, coke borer, refrigerator, mikroskop compound, jarum ose, gunting, pisau, kamera.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan, yaitu:
Faktor I : jamur endofit yang terdiri dari 15 jenis : E1A : Jamur endofit 1 dari akar
E2A : Jamur endofit 2 dari akar E3A : Jamur endofit 3 dari akar E4A : Jamur endofit 4 dari akar E5B : Jamur endofit 5 dari batang
E6B : Jamur endofit 6 dari batang E7B : Jamur endofit 7 dari batang E8B: Jamur endofit 8 dari batang E9B: Jamur endofit 9 dari batang E10B : Jamur endofit 10 dari batang E11B : Jamur endofit 11 dari batang E12B : Jamur endofit 12 dari batang E13D : Jamur endofit 13 dari daun E14D : Jamur endofit 14 dari daun E15D : Jamur endofit 15 dari daun
Faktor II : patogen penyebab penyakit terdiri dari dua patogen yaitu: P1: Fusarium oxysporum f.sp capsici
P2: Alternaria solani
Sehingga diperoleh 30 kombinasi perlakuan :
Jumlah ulangan yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut : (t – 1) ( r - 1) ≥ 15 (30 - 1) (r - 1) ≥ 15 E2AP1 E9BP1 E8BP1 E7BP1 E5BP1 E4AP1 E3AP1 E10BP1 E2AP2 E15DP1 E14DP1 E13DP1 E12BP1 E13DP2 E12BP2 E10BP2 E9BP2 E8BP2 E7BP2 E5BP2 E4AP2 E3AP2 E15DP2 E14DP2 E1AP1 E2AP1 E7BP1 E6BP1 E2AP2 E12BP1
E11BP1 E1AP2 E6BP2 E11BP2
E12BP2 E7BP2
29 (r – 1) ≥ 15 29r - 29 ≥ 15 r ≥ 44 / 29 r ≥ 1.5 r = 2
Jumlah ulangan : 2 ulangan
Jumlah Perlakuan : 30 x 2 = 60 Model linier yang digunakan adalah :
Yijk = �+ ��+��+ (��)��+ ∑ijk
Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan akibat pengaruh perlakuan ke- i, ke- j dan ulangan ke- k
μ = Nilai tengah umum (rataan)
�� = Efek perlakuan taraf ke-i βj = Efek perlakuan taraf ke- j
(αβ)ij = Efek interaksi perlakuan ke- I dan ke-j
∑ijk = Efek galat perlakuan ke-i, ke- j dan ulangan ke- k Pelaksanaan Penelitian
Isolasi patogen penyebab penyakit
Sumber inokulum diambil dari tanaman cabai yang terserang layu fusarium
dan tanaman tomat yang terserang bercak A. solani. Bagian yang terinfeksi seperti akar, batang dan daun dibersihkan dengan air steril, lalu dipotong-potong (1 cm). Setelah itu disterilkan dengan klorox 1 % selama lebih kurang 1 menit dan dibilas 2 kali dengan air steril. Selanjutnya potongan tersebut ditanam dalam media PDA
dan diinkubasi pada temperatur kamar selama 1 minggu. Setelah miselium patogen tumbuh, diisolasi kembali untuk mendapatkan biakan murni.
Eksplorasi Jamur Endofit dari tanaman terong belanda yang sehat
Jamur endofit diisolasi dari tanaman terong belanda yang sehat diambil dari akar, batang dan daun yang diambil dari daerah Berastagi. Dari pertanaman yang ada, dipilih tanaman yang sehat diantara tanaman yang sakit dengan asumsi bahwa tanaman tersebut mempertahankan diri karena memiliki agens antagonis di dalam jaringannya.
Bagian tanaman tersebut dicuci dengan menggunakan air mengalir selama ± 5 menit setelah itu dipotong ± 1 cm . Setelah itu dilakukan sterilisasi permukaannya dengan memasukkannya ke dalam larutan alkohol 70% selama ± 1 menit dan dilanjutkan ke dalam larutan NaOCl 1 % selama ± 5 menit kemudian dikeringkan dengan tissue steril, selanjutnya bagian tanaman tersebut dibilas dengan aquades steril ± 1 menit diulang 2 kali, lalu ditempelkan di atas cawan petri berisi media PDA dilakukan dengan cara membelah bagian tanaman tersebut dan meletakkanya pada posisi tertelungkup. Cawan petri yang sudah mengandung sampel tanaman kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu kamar selama 2- 4 hari sampai tampak jamur yang tumbuh. Kemudian jamur endofit yang digunakan untuk penelitian adalah jamur yang tumbuh pada belahan akar bagian dalam (Sunarmi, 2010).
Uji Antagonisme Jamur Endofit Terhadap Patogen di Laboratorium
Uji antagonisme dilakukan dengan pengujian dual culture antara patogen
dengan jamur endofit yang terdapat dalam satu cawan petri yang berdiameter 9 cm. Satu koloni jamur endofit diletakkan 1 cm dari tepi cawan petri, sedangkan
koloni patogen diletakkan tepat di tengah petri (Gambar 5). Pertumbuhan jamur diamati setiap hari mulai 1 hari setelah inokulasi (hsi).
Gambar 5. Uji Antagonisme Jamur Endofit Terhadap patogen
Keterangan :
X = jamur endofit Y = patogen
r1 = Jari-jari yang menjauhi jamur endofit r2 = Jari-jari yang mendekati jamur endofit Interaksi jamur endofit terpilih dengan patogen
Pengujian ini dilakukan untuk melihat interaksi jamur endofit dan
patogen dalam satu cawan petri yang berdiameter 7 cm. Patogendan jamur endofit diletakkan berhadapan kemudian di bagian tengah diletakkan objek glass yang telah diberi lapisan tipis PDA (Gambar 6).
Gambar 6. Uji interaksi jamur endofit terhadap patogen
X Y r2 r1 x y
Keterangan :
x = jamur patogen y = jamurendofit Peubah Amatan
1. Daerah hambatan (Inhibiting zone) (%)
Pengamatan dilakukan dengan mengukur daerah hambatan yang dihasilkan cendawan endofit terhadap patogen. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh (Dharmaputra dkk,1990), yaitu:
IZ = �1−�2
�1 � 100%
Keterangan :
IZ = persentasi zona penghambat pertumbuhan (%) r1 = jari-jari patogen yang menjauhi jamur endofit (cm) r2 = jari-jari patogen yang mendekati jamur endofit (cm) 2. Diameter koloni (cm)
Data diperoleh dengan mengamati dan mengukur diameter pertumbuhan koloni patogen dan jamur endofit yang terbentuk setiap hari sampai 7 hari setelah inokulasi (hsi).
3. Luas pertumbuhan koloni (cm2)
Pengamatan dan pengukuran luas pertumbuhan jamur endofit dan patogen dilakukan setiap hari mulai 1 hsi sampai 7 hsi dengan cara menggambar
pola luas pertumbuhan keduanya pada plastik transparan, digunting sesuai pertumbuhannya dan dihitamkan, lalu dihitung dengan menggunakan pola patron dengan rumus, yaitu:
�1
Keterangan:
A1 : Berat pola lingkaran petridish yang digunakan (g) B1 : Luas pola lingkaran petridish yang digunakan (cm2) A2 : Berat pola lingkaran sesuai dengan pertumbuhan jamur (g) B2 : Luas pola lingkaran sesuai dengan pertumbuhan jamur (cm2) 4. Bentuk interaksi
Pengamatan dilakukan dengan melihat bentuk interaksi antara jamur endofit dan patogen pada objek glass di bawah mikroskop.