• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui keragaan usahatani horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi pendapatan usahatani horenso serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan efisiensi teknis horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

Pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel, Minitab 14, dan Frontier 4.1. Dari pendekatan tersebut diperoleh hasil analisis pendapatan usahatani horenso serta faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan inefisiensi usahatani horenso.

4.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Dalam melakukan analisis pendapatan usahatani, perlu dilakukan pencatatan seluruh penerimaan total dan biaya total usahatani dalam satu musim tanam. Penerimaan total adalah nilai produk total dalam jangka waktu tertentu. Biaya total adalah nilai semua input yang dikeluarkan untuk proses produksi.

Soekartawi (2002) menjelaskan bahwa pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani. Sedangkan pendapatan atas biaya total adalah penadapatan dimana semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya. Secara matematis, perhitungan penerimaan total, biaya dan pendapatan dirumuskan sebagai berikut :

TR = Py x Y

TC = TFC + TVC πtunai = TRtotal - TCtunai

41 dimana :

TRtotal : Total penerimaan tunai usahatani (Rupiah)

TCtunai : Total biaya tunai usahatani (Rupiah)

π : Pendapatan (Rupiah)

Bd : Biaya yang diperhitungkan (Rupiah) Py : Harga output (Rupiah)

Y : Jumlah output (kg)

TVC : Total biaya variabel (Rupiah) TFC : Total biaya tetap (Rupiah)

Penerimaan usahatani terbagi atas penerimaan tunai dan penerimaan total. Penerimaan tunai merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, yaitu jumlah produk yang dijual dikalikan dengan harga jual produk. Penerimaan total usahatani merupakan keseluruhan nilai produksi usahatani baik dijual, dikonsumsi keluarga dan dijadikan persediaan. Selain itu, biaya usahatani juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Sedangkan biaya total adalah seluruh nilai yang dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai.

Analisis R/C rasio merupakan alat analisis dalam usahatani yang berfungsi untuk mengetahui kelayakan dari kegiatan usahatani yang dilaksanakan dengan membandingkan nilai output terhadap nilai inputnya atau dengan kata lain membandingkan penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahataninya. Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usahatani. Jika rasio R/C bernilai lebih dari satu (R/C > 1), maka usahatani layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika rasio R/C bernilai kurang dari satu (R/C < 1), maka usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis R/C rasio dilakukan berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya total. Adapun rumus R/C rasio atas biaya tunai adalah sebagai berikut :

R/C atas Biaya Tunai =

42 Sedangkan rumus R/C rasio atas biaya total adalah sebagai berikut:

R/C atas Biaya Total =

Suratiyah (2008) menjelaskan bahwa Break Even Point atau BEP terbagi menjadi dua, yaitu BEP unit dan BEP harga. BEP unit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan dan mencari jumlah barang yang harus dijual pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Sedangkan BEP harga adalah analisis yang digunakan untuk menentukan harga yang harus didapatkan petani untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Break Even Point atau BEP hanya dapat terjadi pada saat nilai total penerimaan sama dengan nilai total biaya yang dikeluarkan (TR=TC). Perhitungan BEP unit dirumuskan sebagai berikut :

Sedangkan perhitungan BEP harga dirumuskan sebagai berikut :

4.3.2. Spesifikasi Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Pada penelitian ini, bentuk fungsi produksi yang digunakan adalah

Stochastic Frontier Cobb-Douglas. Bentuk fungsi produksi ini dipilih karena tergolong sederhana dan dapat dibuat dalam bentuk fungsi linear. Spesifikasi model tersebut akan dirumuskan ke dalam persamaan di bawah ini :

ln Y = ln β0 + β1 ln L + β2 ln B + β3 ln TK+ β4 ln Po + β5 ln Pa + β6

ln Pest + vi - ui

dimana :

Y : Produksi total horenso (kg) L : Luas lahan yang digarap (ha)

43 B : Jumlah bibit (kg)

TK : Penggunaan tenaga kerja (HOK) Po : Jumlah pupuk organik (kg) Pa : Jumlah pupuk anorganik (kg) Pest : Jumlah pestisida (kg)

β0 : Intersep

βi : Koefisien Parameter Penduga, dimana i = 1,β,γ…9.

0 < βi < 1 (Diminishing Return)

vi - ui :Error term (ui = efek inefisiensi teknis dalam model)

Penyelesaian model dilakukan dengan menggunakan dua tahap. Tahap yang pertama dilakukan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan tahap kedua dilakukan menggunakan metode Maximum-Likelihood Estimate

(MLE). Tahap pertama atau OLS dilakukan dengan tujuan untuk melihat keberadaan autokorelasi dan multikolinearitas pada model. Hal ini perlu dilakukan karena pada tahap kedua atau MLE, model hanya dapat diolah jika pada model tidak terdapat autokorelasi maupun multikolinearitas.

4.3.3. Analisis Inefisiensi Teknis

Pada penelitian ini, metode efek inefisiensi teknis yang digunakan didasari pada model efek inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Battese dan Coelli (1998). Variabel ui berfungsi untuk menghitung efek inefisiensi teknis. Adapun

nilai parameter distribusi dari inefisiensi teknis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

µi = δ0 + Z1δ1 + Z2δ2 + Z3δ3 + Z4δ4 + Z5δ5 + wit

dimana :

Z1 : Umur petani (tahun)

Z2 : Pendidikan formal petani (tahun)

Z3 : Pengalaman usahatani (tahun)

Z4 : Dummy penyuluhan

44 Terdapat beberapa hipotesis yang digunakan pada model inefisiensi teknis dalam persamaan di atas, yaitu :

1. Semakin berumur usia petani yang mengusahakan usahatani maka diduga akan berpengaruh positif terhadap inefisiensi teknis.

2. Semakin lama pendidikan formal petani, diduga akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis.

3. Semakin lama pengalaman petani dalam kegiatan usahatani maka akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis.

4. Semakin sering petani mengikuti penyuluhan maka diduga akan berpengaruh negatif terhadap inefisiensi teknis.

5. Status kepemilikan lahan diduga mempengaruhi keseriusan petani dalam mengolah lahannya dimana petani non penyewa cenderung lebih inefisien dibanding petani penyewa.

Semua parameter pada fungsi stochastic frontier dan efek inefisiensi secara simultan diperoleh dengan menggunakan program Frontier 4.1. Pengujian efek inefisiensi dilakukan dengan metode statistik. Pengujian Frontier 4.1 akan menghasilkan nilai perkiraan varian dari parameter dalam bentuk berikut ini :

σs2 = σv2 + σu2 dan = σu2 / σs2

Nilai parameter gamma ( ) berkisar antara nol dan satu. Untuk keputusan penerimaan hipotesa nol (akan dijelaskan dalam bagian uji hipotesa) atau ditentukan oleh nilai kritis.

Efisiensi teknis petani ke-i adalah nilai harapan dari (-ui) yang dinyatakan

sebagai berikut :

TEi =

TEi adalah efisiensi teknis petani ke-i, dan yi adalah fungsi output deterministic

(tanpa error term). Nilai efisiensi teknis tersebut berbanding terbalik dengan efek inefisiensi teknis di atas yang juga bernilai di antara nol dan satu. Nilai efisiensi teknis dalam persamaan di atas digunakan untuk fungsi yang memiliki jumlah output dan input tertentu (cross section data) dan tidak untuk input yang bersifat logaritmik (panel data) (Coelli et al, 1998).

45

4.3.4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis berfungsi sebagai jawaban awal dari analisis di atas. Adapun hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut :

H0: δ1 = 0

H1: δ1≠ 0

Hipotesis nol memiliki arti bahwa koefisien dari masing-masing variabel di dalam model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima, maka masing-masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat inefisiensi di dalam proses produksi.

Uji statistik yang digunakan yaitu : t-hitung =

t-tabel = t(α, n-k-1)

Kriteria uji :

│t- itung│ > t-tabel t, n-k-1) : tolak H0

│t- itung│< t-tabel t, n-k-1) : terima H0

dimana : k : Jumlah variabel bebas

n : Jumlah pengamatan (responden)

S (δi) : Simpangan baku koefisien efek inefisiensi.

Dokumen terkait