IV. METODE PENELITIAN
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi objek penelitian untuk kemudahan dalam proses analisis lebih lanjut
2. Melakukan kajian situasi objek penelitian baik secara internal maupun eksternal serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini
3. Menentukan alternatif dan prioritas strategi yang tepat bagi objek penelitian.
Dalam analisis pengolahan data akan digunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan Restoran Rice Bowl. Analisis ini diperoleh dari matriks IFE, matriks EFE serta matriks IE. Sedangkan untuk proses pemilihan keputusan strategis yang paling tepat akan digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
4.3.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
4.3.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Kerangka tiga tahap formulasi strategi terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis matriks IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.
4.3.2.1.Tahap Masukan (Input)
Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas analisis ini disajikan dalam Matriks External Factor Evaluation (EFE). Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE).
Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah : 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian dalam matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).
2. Pemberian Bobot Faktor
Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode pairwise comparison (Kinnear dan Taylor, 2001). Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri (industry-based).
Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal A B C D .... Total Bobot A B C D .... Total
Sumber : Kinnear and Taylor, 2000
Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal A B C D .... Total Bobot A B C D .... Total
Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan pada tiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi, tanpa mempedulikan apakah faktor tersebut kelemahan atau kekuatan serta peluang atau ancaman. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0.
3. Pemberian Rating (Peringkat)
Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada (company-based). Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan diatas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon perusahaan jelek. Sedangkan untuk lingkungan internal diberikan dalam skala sebagai berikut : 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor dan 1 = kelemahan utama.
4. Perkalian Bobot dan Peringkat
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006).
Tabel 9. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-Faktor Internal Kunci Bobot (a) Rating (b) Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Kelemahan 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Jumlah 1,0 ... Sumber : David, 2006
Tabel 10. Matriks Internal Factor Evaluation (EFE)
Faktor-Faktor Internal Kunci Bobot (a) Rating (b) Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Peluang 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Ancaman 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Jumlah 1,0 ... Sumber : David, 2006
Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks IFE atau EFE mengindikasikan perusahaan merespon kekuatan dan kelemahan (faktor internal) atau peluang dan ancaman (faktor eksternal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya.
4.3.2.2.Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan
informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah Matriks Internal External (IE) dan Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).
1. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE berguna untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE didasari pada dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE dan total nilai tertimbang EFE. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFE pada sumbu y.
TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE
Kuat Rata- Rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,9 1,0 – 1,99 TOTAL Tinggi NILAI 3,0 – 4,0 TERTIM- BANG Rata-Rata EFE 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 Gambar 4. Matriks IE Sumber : David, 2006
Matriks IE terbagi atas tiga daerah utama dengan implikasi strategi berbeda, yaitu :
a. Divisi pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi growth and build (kembangkan dan bangun). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan, horizontal).
I
(Growth and Build)
II
(Growth and Build)
III
(Hold and Maintain)
IV
( Growth and Build)
V
(Hold and Maintain)
VI
(Harvest or divest)
VII
(Hold and maintain)
VIII
(Harvest or divest)
IX
b. Divisi pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi hold and maintain (jaga dan pertahankan). Strategi yang umum diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
c. Divisi pada sel VI, VIII, IX dapat melaksanakan strategi harvest or divest (mengambil hasil atau melepaskan). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.
2. Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)
Matriks SWOT berguna untuk mencocokkan faktor internal dan eksternal perusahaan yang membantu pengembangan empat tipe alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi W-O (Weakness-Opportunity), strategi S-T (Strength-Threat) dan strategi W-T (Weakness-Threat).
Adapun langkah-langkah untuk penyusunan matriks SWOT adalah : 1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan
2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan
4. Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan
5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal (strategi SO) 6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal (strategi WO) 7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal (strategi ST) 8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal (strategi WT)
Analisis Matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
Gambar 5. Matriks SWOT STHRENGTHS (S) Tuliskan kekuatan WEAKNESSES (W) Tuliskan kelemahan OPPORTUNITIES (O) Tuliskan peluang STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI W-O Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang THREATS (T)
Tuliskan ancaman
STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman
STRATEGI W-T Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Sumber : David, 2006
4.3.2.3.Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahapan akhir dalam formulasi strategi, yaitu menetapkan alternatif strategi mana yang paling baik atau yang menjadi prioritas perusahaan untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat analisis pada tahap keputusan yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2006).
Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui analisis QSPM adalah sebagai berikut :
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi faktor-faktor eksternal dan internal diperoleh dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberikan bobot untuk tiap faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor pada IFE dan EFE.
4. Menentukan nilai daya tarik relatif (Attractiveness Score – AS) untuk tiap alternatif strategi terpilih. Jangkauan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, 4 = sangat menarik.
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score – TAS) melalui perkalian bobot tiap faktor dengan AS tiap baris.
6. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi terpilih. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.
Tabel 11. Matriks QSP
Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi ...
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal - - Faktor Internal - - Sumber : David, 2006
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Batara Aulia Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang restoran yang mengelola Restoran Rice Bowl. Restoran Rice Bowl berada dibawah naungan PT Rice Bowl Indonesia (PT RBI) yang berdiri pada tahun 2002, dan merupakan usaha restoran milik lokal yang dikembangkan dengan sistem pengelolaan owner (ditangani langsung oleh pusat). Hingga saat ini terdapat 22 gerai Rice Bowl di seluruh Indonesia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Pekanbaru dan Palembang. Restoran Rice Bowl yang dikelola secara waralaba dimulai pada tahun 2004 dengan jumlah sembilan gerai hingga saat ini, sedangkan sisanya dikelola langsung oleh PT RBI (owner).
Restoran Rice Bowl merupakan pionir restoran dengan konsep oriental semi fastfood. Konsep ini diadopsi dari sebuah restoran oriental di Amerika Serikat, yaitu Panda Express yang telah sukses memiliki 500 outlet. Minat masyarakat Indonesia terhadap makanan oriental dan kesibukan masyarakat perkotaan yang semakin tinggi merupakan peluang besar yang mendorong munculnya konsep oriental semi fastfood di Indonesia. Ide inilah yang mendorong Bapak Santo, Presiden Direktur PT Batara Aulia Sejahtera untuk mendirikan PT RBI.
pada bulan Agustus 2006, bersamaan dengan didirikannya Botani Square. Restoran ini dipimpin oleh seorang store manager yang bernama Bapak Irpan Dodi.
Dalam melakukan kegiatan usahanya, pihak manajemen Rice Bowl Botani Square bertanggung jawab penuh pada PT RBI. Pihak manajemen Rice Bowl Botani Square berhak melakukan upaya-upaya pengembangan bagi perusahaannya dengan adanya persetujuan dari pusat dan sesuai dengan standar operasional perusahaan (SOP).
5.2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
Rice Bowl berpedoman pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam menentukan arah dan tujuan kegiatan bisnis perusahaan. Visi restoran ini adalah
“Menjadi Restoran Keluarga yang Terkenal dan Terbaik di Indonesia”, dan misinya adalah “Rice Bowl mempunyai komitmen untuk menyajikan masakan dengan kualitas dan citarasa tinggi, mutu pelayanan yang memuaskan dan
lingkungan yang menyenangkan”.
Restoran Rice Bowl memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku perusahaan dalam menjalankan usahanya. Nilai-nilai ini sangat dipegang teguh oleh seluruh tim manajemen dan karyawan restoran, yaitu : (1) Sense of belonging (rasa memiliki); (2) Sense of Responsible (rasa tanggung jawab); (3) Openness (keterbukaan); (4) Team work (kerjasama); (5) Human relation (supel dan familiar); dan (6) Trust (dapat dipercaya).
Kemampuan Restoran Rice Bowl dalam menggerakkan usahanya dikarenakan adanya komitmen tinggi pada visi, misi dan nilai-nilai perusahaan. Ketekunan dan kerja keras telah membawa Rice Bowl menjadi salah satu bisnis
restoran yang paling menguntungkan di Indonesia. Pada tahun 2006, PT. RBI
meraih penghargaan “Prospective Franchise & Business Concept 2006” dari
Majalah Info Franchise Indonesia. Konsistensi dan fokus yang dimiliki perusahaan adalah hal yang utama dalam memperoleh kepercayaan konsumen.
5.3. Konsep Oriental Semi Fastfood
Restoran Rice Bowl merupakan pionir restoran dengan konsep oriental semi fastfood. Nama Rice Bowl memiliki arti „mangkuk nasi‟ yang membawa
pesan yang jelas pada konsumen, bahwa Restoran Rice Bowl merupakan restoran keluarga yang mayoritas menunya adalah masakan oriental dan dapat dipesan dengan penyajian dalam mangkuk yang khas.
Pengembangan usaha Restoran Rice Bowl sebagian besar berada di mall-mall. Hal ini sengaja dikembangkan untuk mendukung konsep oriental semifastfood tersebut, dimana mall dan restoran saat ini telah menjadi gaya hidup masyarakat modern dalam memenuhi kebutuhannya.
Konsep oriental semi fastfood ala Rice Bowl berbeda dengan makanan fastfood lainnya. Makanan hanya dimasak setelah ada pesanan konsumen, sehingga makanan masih dalam keadaan baru matang dan fresh. Selain itu penyajian makanan dilakukan dalam waktu kurang dari 20 menit. Konsep oriental semi fastfood ini juga menyajikan makanan yang lebih sehat daripada American fastfood (junk food) pada umumnya, karena rendah lemak dan kalori serta mengandung banyak sayuran.
5.4. Lokasi dan Letak Perusahaan
Restoran Rice Bowl Botani Square terletak di pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bogor yaitu Botani Square. Botani Square terletak di Baranangsiang, yang merupakan pusat kota Bogor sekaligus pintu masuk kota Bogor. Restoran Rice Bowl terdapat di ground floor Botani Square, tepatnya di depan Giant Hypermarket. Lokasi usaha restoran yang berada di pusat perbelanjaan terbesar (megamall) di Kota Bogor sangat mempengaruhi lingkungan usaha restoran.
Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan restoran tipe independent, yaitu restoran dengan luas tempat sebesar 300 m2. Ruangan ini memiliki kapasitas pengunjung sebanyak 80 orang. Tingkat pergantian (turn over) pengunjung cukup tinggi, yaitu sekitar 15-20 menit per meja. Restoran ini memiliki konsep open kitchen sehingga seluruh kegiatan karyawan dapat dilihat oleh pelanggan, dan table service untuk memudahkan konsumen dengan hanya melakukan pemesanan di meja melalui menu yang tersedia.
Restoran Rice Bowl Botani Square menghadirkan konsep family restaurant dengan konsep simple modern, sederhana dan santai. Ruangan restoran ini sangat terbuka, tidak memiliki pintu masuk maupun dinding pembatas. Hal ini menggambarkan bahwa Restoran Rice Bowl menyambut para pengunjung yang datang dengan tangan terbuka dan penuh rasa kekeluargaan.
Fasilitas yang dimiliki restoran antara lain wastafel, hand dryer, dan fan (kipas angin). Dekorasi ruangan juga ditampilkan dengan sederhana, yaitu lampu hias serta dinding bagian depan dan belakang yang bergambarkan menu masakan Rice Bowl. Konsep dekorasi yang minimalis ini cukup menggambarkan identitas Restoran Rice Bowl sebagai restoran oriental food.
5.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan struktur organisasi fungsional, dimana dilakukan pengelompokkan dan pembagian tugas berdasarkan fungsi bisnis restoran. Struktur organisasi ini dijalankan oleh 31 orang karyawan yang terlatih. Bagan Struktur Organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square dapat dilihat pada Lampiran 1.
Setiap karyawan memiliki jobdesk masing-masing sesuai jabatannya. Namun pada hari libur atau akhir pekan, setiap karyawan dapat melakukan jobdesk lain bila dibutuhkan. Adapun susunan jobdesk karyawan Restoran Rice Bowl Botani Square adalah sebagai berikut :
1. Store Manager
Bertanggung jawab penuh kepada PT Rice Bowl Indonesia untuk melaporkan kondisi restoran baik operasional maupun keuangan
Sebagai pemimpin bagi seluruh tim manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square
Melakukan proses recruitment, training dan evaluasi bulanan karyawan 2. Assistant Store Manager
Menggantikan tugas dan tanggung jawab store manager bila sedang tidak ada di tempat
Membantu store manager dalam membuat laporan kinerja maupun keuangan restoran
Melakukan input data pemesanan dan penerimaan barang dan bahan baku 3. Captain
Mengatur jadwal kerja (shift) karyawan
Membantu kasir dalam menyiapkan laporan kas harian 4. Chasier Pantry
Selalu standby di meja kasir untuk menghitung bill pesanan konsumen Membuat laporan kas harian serta melakukan input data pengelauaran dan pemasukan harian
5. Greeter
Membagikan leaflet bagi para pengunjung Botani Square
Menyambut dan menyapa pengunjung yang datang ke restoran, serta mengantarkan pengunjung ke meja yang kosong
6. Waiter/ss
Melayani pesanan makanan/minuman konsumen
Mengantarkan pesanan ke meja konsumen dan memberikan bill pesanan 7. Chief Cook
Kepala bagian dapur yang memimpin kegiatan karyawan bagian dapur Memasak makanan yang rumit dan perlu keahlian khusus
8. Cook
Memasak menu makanan yang dipesan oleh konsumen 9. BBQ
Memanggang atau membakar daging bebek atau ayam 10.Butcher
Karyawan yang bekerja untuk menyiapkan pesanan konsumen yang berupa minuman atau dessert
11.Cook Helper
Membantu karyawan cook, terutama pada waktu pengunjung sangat ramai Mengerjakan garnish atau topping pada makanan untuk siap disajikan 12.Food Checker
Memilah-milah makanan dan minuman ke dalam nampan sesuai pesanan konsumen
Memastikan pesanan yang akan diantarkan sesuai dengan pesanan 13.Dishwasher
Membersihkan meja pengunjung yang telah selesai digunakan Mencuci peralatan makan maupun peralatan dapur
Rice Bowl Botani Square sangat mementingkan keterampilan dan keahlian karyawan restoran. Karyawan yang berkualitas, terampil dan terlatih merupakan salah satu modal dasar perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan. Perekrutan karyawan Rice Bowl Botani Square dilakukan sepenuhnya oleh store manager, dan hak training calon karyawan diambil sepenuhnya oleh training centre PT RBI. Dalam melakukan perekrutan karyawan, pihak manajemen Rice Bowl Botani Square dapat memberikan rekomendasi ataupun menyerahkan sepenuhnya kepada PT RBI untuk merekrut karyawan baru sesuai persyaratan yang dibutuhkan.
5.6. Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan
Restoran Rice Bowl Botani Square mulai buka pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam kerja
14.00, shift II dimulai pukul 11.00 sampai 17.00 dan shift III dimulai pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB. Setiap karyawan diwajibkan datang maksimal 20 menit sebelum shift-nya dimulai. Karyawan diwajibkan tiba dalam kondisi siap untuk bekerja.
Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu, dan bila terlambat akan dikenakan denda tergantung waktu keterlambatan. Selain itu, setiap karyawan memperoleh hari libur (day off) satu kali dalam seminggu dari hari Senin sampai Jumat. Setiap karyawan operasional wajib masuk dan bekerja pada hari Minggu atau libur nasional. Peraturan ini ditetapkan mengingat jumlah pengunjung lebih banyak pada hari Minggu dan hari libur, sehingga dibutuhkan tenaga kerja lebih banyak.
Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki moto yang menjadi panduan bagi karyawan dalam bekerja. Moto “CERIA” yang dimiliki ini terdiri dari lima
teladan sikap karyawan dalam bekerja, yaitu : 1) Cepat, yaitu bergerak cepat dalam melayani customer dan mengantisipasi keadaan; 2) Enerjik, yaitu semangat, positive thinking, dan excellence performance dalam bekerja; 3) Ramah, yaitu sabar, sopan dan ramah; 4) Inisiatif, yaitu selalu memperhatikan kebutuhan customer dan membantu tim; 5) Aku Senyum, yaitu selalu tersenyum dengan tulus selama berbicara dan berinteraksi dengan customer.
Budaya kerja yang diterapkan Restoran Rice Bowl Botani Square adalah DQSC (Discipline, Quality, Service, Cleanliness). Budaya disiplin mecakup disiplin diri, disiplin waktu dan disiplin prosedur kerja. Kualitas yang dijaga perusahaan mencakup kualitas SDM, bahan baku dan peralatan. Service
(pelayanan) mencakup eleman people (manusia), process (proses) dan product (produk). Cleanliness (kebersihan) mencakup kebersihan diri, peralatan kerja dan area kerja.
Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. Adanya SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misinya. SOP berisi seluruh standar prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar penetapan porsi menu.
5.7. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Saat Ini
Selama kurun waktu dua tahun berdirinya Restoran Rice Bowl Botani Square, store manager memiliki peranan terpenting dalam proses pengambilan keputusan pelaksanaan strategi pengembangan usaha restoran. Strategi pengembangan yang selama ini dilakukan oleh restoran hingga saat ini masih sangat terbatas.
Restoran Rice Bowl Botani Square menyadari potensi pasar yang ada di Kota Bogor. Potensi pasar yang semakin besar serta didukung dengan adanya pertumbuhan mall di Kota Bogor mendorong pihak manajemen untuk mengembangkan usahanya. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan konsumen di Kota Bogor.
Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square cenderung melakukan strategi pengembangan usaha hanya dalam lingkungan internalnya
membuka outlet restoran di Bogor Trade Mall pada tahun 2002. Akan tetapi, pengelolaan yang kurang baik serta kurangnya daya tarik BTM sebagai pusat perbelanjaan menyebabkan outlet tersebut harus gulung tikar.
Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square hingga saat ini melakukan strategi pengembangan yang berfokus pada pemasaran di dalam Botani Square saja. Strategi yang dilakukan adalah strategi promosi harga melalui paket menu murah, serta strategi promosi iklan melalui penyebaran leaflet bagi pengunjung Botani Square.
BAB VI
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan bisnis perusahaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategis dengan mengintegrasikan antara peluang-peluang yang ada dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki perusahaan, untuk dapat mengantisipasi adanya ancaman dari luar perusahaan dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada (Wheelen dan Hunger, 1992).
Restoran Rice Bowl Botani Square dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang ada di sekitarnya. Hasil analisis penelitian ini menggambarkan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi jalannya operasional perusahaan dan mempengaruhi perencanaan strategis yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut.
6.1. Analisis Lingkungan Eksternal 6.1.1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi dan teknologi.
1) Lingkungan Politik dan Hukum
Kota Bogor termasuk dalam wilayah Jabotabek yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Dalam Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976, disebutkan bahwa Jabotabek merupakan kawasan yang mempunyai arti dan kedudukan
industri, pariwisata dengan skala pelayanan internasional dan regional (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat, 2000).