• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Adapun uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji keakuratan data kuesioner yang di sebar kepada konsumen. Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Apabila dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah, kalau dalam obyek penelitian seperti sekolah para guru bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa para guru bekerja dengan keras (Sugiyono,2007).

Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reabilitas sebanyak 31 orang responden yang menjadi konsumen pondok seafood yang menyediakan seafood sebagai menu utamanya. Responden yang diambil menjadi sampel adalah konsumen yang sudah dewasa yaitu berusia 17 tahun ke atas, karena dianggap merupakan orang yang dapat mengambil keputusan atau yang lebih tahu tentang konsumsi seafood atau ikan laut segar yang dikonsumsinya.

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas dari atribut-atribut pada Tabel 3 diperoleh nilai Cronbach Alpha 0,957 nilai ini menunjukkan bahwa atribut yang diujikan reliabel karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,7. Demikian juga untuk uji validitas, berdasarkan uji validitas diperoleh nilai pearson correlation lebih besar dari r tabel. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atribut yang diujikan dapat dipertimbangkan oleh seluruh responden.

Tabel 3. Daftar Atribut yang Diuji Validititas dan Reabilitas Dimensi Atribut Indikator

Kepuasan Pelayanan Pernyataan pada kuesioner Lokasi Lokasi pondok seafood Kebersihan pondok

seafood

Kebersihan Kebersihan dan kerapihan

karyawan

Kebersihan dan kerapihan karyawan Kelengkapan fasilitas

pondok seafood

Kelengkapan fasilitas seperti tempat makan , toilet, televisi, musholla Penataan eksterior dan

interior pondok seafood

Penataan eksterior dan interior pondok seafood

Penampilan dan seragam karyawan

Penampilan karyawan Berwujud

(Tangible)

Adanya areal dan keamanan parkir

Adanya areal dan keamanan parkir Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan pondok seafood Kecepatan pelayanan Kecepatan pelayanan

Ketelitian dan keakuratan Ketelitian dan keakuratan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya Realisasi janji Ketepatan pelaksanaan (realisasi)

janji

Harga parkir Harga parkir yang kecil/murah Transparansi harga Transparansi harga

Keandalan (Reliability)

Kelancaran transaksi Kelancaran transaksi Kecepatan dan ketepatan

memberikan informasi

Kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan keluhan

Ketanggapan

(Responsiveness) Kesediaan karyawan memberikan informasi

Kesediaan karyawan memberikan informasi

Keramahan dan kesopanan karyawan

Keramahan dan kesopanan karyawan

Pengetahuan karyawan Pengetahuan karyawan dalam memberikan informasi kepada konsumen Jaminan/ kepastian (assurance) Kepercayaan konsumen terhadap karyawan

Kepercayaan konsumen terhadap karyawan pondok seafood

Kesungguhan karyawan Kesungguhan karyawan dalam melayani konsumen

Keakraban karyawan Keakraban karyawan dalam melayani konsumen

Kepedulian (Empathy)

Tidak ada diskriminasi konsumen

Tidak ada diskriminasi terhadap konsumen

Fasilitas Produk

Keberadaan Hiburan Keberadaan hiburan yang ada di pondok seafood

4.4.2. Analisis Deskriptif

Tabulasi deskriptif merupakan alat untuk menggambarkan data latar belakang konsumen sebagai responden dari kuisioner yang bersifat umum. Berdasarkan hasil tabulasi ini diperoleh informasi mengenai karakteristik konsumen seperti rata-rata usia dan jumlah anggota keluarga. Sedangkan data mengenai jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan lain-lain diperoleh dengan persentase terbesar. Proses pengambilan keputusan pembelian seafood secara umum dilihat dari tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut-atribut penting untuk pangan khususnya seafood yang dikonsumsi.

4.4.3. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen (Imporatance Performance Analysis)

Imporatance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaan. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran yang dilakukan pondok seafood, dapat dilihat dari penilaian yang diberikan oleh konsumen terhadap dimensi-dimensi bauran pemasaran yang terdapat dalam kuisioner. Untuk mengukur atribut-atribut atau dimensi dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang diharapkan konsumen, dan sangat berguna dalam pengembangan program strategi pemasaran yang efektif digunakan metode analisis tingkat kepentingan (Simamora, 2004). Dalam hal ini digunakan lima perangkat nilai diberi skor atau bobot sebagai berikut seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Skor Tingkat Kepentingan

Kriteria Jawaban Skor

Sangat Penting 5 Penting 4 Biasa Saja 3 Kurang Penting 2 Tidak Penting 1 Sumber: Simamora, 2004

Berdasarkan berbagai persepi tingkat kepentingan pelanggan, dapat dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Diharapkan dengan memakai konsep kepentingan ini, akan dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya dimensi tersebut dimata pelanggan. Skala Likert digunakan sebagai indikator skala ukuran secara kuantitatif untuk kepentingan menurut persepsi konsumen dan tingkat pelaksanaan atau kinerja secara nyata dari suatu produk yang dinyatakan dalam bentuk tanggapan konsumen terhadap kepuasan, seperti pada Tabel 5

Tabel 5. Skor Performance (Tingkat Pelaksanaan)

Kriteria Jawaban Skor

Sangat Puas 5

Puas 4 Netral (antara puas dan tidak) 3

Tidak Puas 2

Sangat Tidak Puas 1

Sumber: Simamora, 2004

Berdasarkan hasil nilai dari pembobotan tingkat kepentingan konsumen dan hasil penilaian performance dari seafood yang dikonsumsi maka dihasilkan

suatu angka-angka dalam diagram kartesius. Tingkat kepentingan dan tingkat performance yang dimuat dalam diagram kartesius adalah skor tingkat kepentingan dan tingkat performance rata-rata per responden. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

n X Xi =

i dan n Y Yi =

i

Dimana : Xi = total skor tingkat performance dari seluruh responden Yi = total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden

i

X = rata-rata skor penilaian performance konsumen i

Y = rata-rata penilaian kepentingan (kinerja) perusahaan n = jumlah responden

Diagram kartesius yang digunakan adalah suatu bangunan yang dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (Xi , Yi), dapat dirumuskan sebagai berikut :

K X Xi =

i dan K Y Yi =

i

Dimana : Xi = rata-rata dari skor rata-rata bobot tingkat performance (kinerja) Yi = rata-rata dari skor rata-rata bobot kepentingan

K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi tanggapan atau respon konsumen terhadap kepuasan

Hasil dari kalkulasi di atas kemudian diplotkan dalam diagram kartesius yang terbagi dalam empat kuadran yaitu prioritas utama, pertahankan prestasi, prioritas rendah dan berlebihan, dimana keempat kuadran tersebut dibatasi oleh sumbu Xi dan sumbu Yi , dapat dilihat pada Gambar 2.

Yi Y (Tingkat Kepentingan) Tinggi X (Tingkat Performance) I. Prioritas Utama Rendah Xi Tinggi

II. Pertahankan Prestasi

III. Prioritas Rendah IV. Berlebihan Yi

Gambar 2. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan Sumber : Simamora (2004)

Hasil perhitungan nilai Xi dan Yi digunakan sebagai pasangan koordinat beberapa titik yang memposisikan suatu dimensi pada diagram kartesius. Setiap hasil akan menempati salah satu kuadran dalam diagram kartesius yang terdiri dari:

a. Kuadran I (Prioritas Utama)

Menunjukkan posisi dari beberapa atribut pondok seafood, dimana tingkat kepentingan tinggi tetapi tingkat performance masih dinilai rendah sehingga tingkat kepuasan atas tanggapan atau respon yang diperoleh konsumen masih rendah. Hal tersebut menuntut pondok seafood untuk melakukan perbaikan dan peningkatan secara kontinyu dari beberapa atribut pada pondok seafood yang ada, sehingga kinerja dari atribut tersebut dapat meningkat menuju pada kuadran dua.

b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Menunjukkan posisi beberapa atribut dari pondok seafood yang tingkat kepentingan dan tingkat performance-nya lebih tinggi, sehingga tingkat kepuasan dari tanggapan atau respon konsumen relatif tinggi.

c. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Tingkat kepentingan dan tingkat performance beberapa atribut yang terdapat pada kuadran ini relatif rendah, sehingga perlu diperhatikan dan dikelola secara serius oleh pengelola atau pemilik pondok seafood karena ketidak puasan dari respon konsumen umumnya berawal dari kondisi ini. Hasil peningkatan dimensi atribut pada kuadran dua sebagai keunggulan bersaing di masa yang akan datang.

d. Kuadran IV (Berlebihan)

Tingkat kepentingan konsumen terhadap beberapa dimensi atribut dalam kuadran ini relatif rendah namun tingkat performance pondok seafood tinggi, sehingga kinerja dari beberapa dimensi yang termasuk dalam kuadran ini dapat diefisiensikan dan dialokasikan untuk perbaikan dan peningkatan dimensi atribut lain.

4.4.4. Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut-atribut tertentu. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing-masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen (Massnick, 1977).

Menurut Dickson dalam Wibowo (2005) terdapat empat langkah dalam perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI), yaitu:

1. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan mean satisfaction score (MSS). Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap responden, nilai tersebut diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

n Y MIS n i i

= = 1 dan n X MSS n i i

= = 1

Dimana : n = jumlah responden

Yi = nilai kepentingan atribut ke-i Xi = nilai kinerja atribut ke-i

Semakin tinggi nilai MIS maka semakin tinggi juga rata-rata tingkat kepentingan konsumen terhadap suatu produk dan semakin tinggi nilai MSS maka semakin tinggi juga kinerja tiap responden.

2. Membuat Weight Factors (WF)

Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. % 100 1 × =

= p i i i i MIS MIS WF

Dimana : p = jumlah atribut kepentingan i = atribut bauran pemasaran ke-i 3. Membuat Weight Score (WS)

Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factors (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan (Mean Satisfaction Score = MSS).

WSi = WFi x MSSi

Dimana : i = atribut bauran pemasaran ke-i

Semakin tinggi nilai WSi maka semakin tinggi juga nilai bobot atau atau tingkat kepuasan responden terhadap bauran pemasaran.

4. Menentukan Customer Satisfaction Index (CSI) % 100 5 1 × =

= p i i WS CSI

Skala kepuasan konsumen yang umum dipakai dalam interpretasi indek adalah skala nol sampai satu semakin tinggi nilai CSI maka semakin tinggi tingkatan kepuasan konsumen terhadap suatu produk seperti dijabarkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Kepuasan Konsumen

Nilai Indek Kriteria Kepuasan Konsumen

0,81 – 1,00 Sangat Puas

0,66 – 0,80 Puas

0,51 – 0,65 Cukup Puas

0,35 – 0,50 Kurang Puas

0,00 – 0,34 Tidak Puas

Sumber: Panduan Survei Kepuasan Konsumen PT. Sucofindo dalam Wibowo, 2005

Dokumen terkait