• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.6. Metode Pengukuran

1. Pengukuran Antropometri Tubuh Perajin Sulaman Tangan

a. Tetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension ataukah functional body dimension.

c. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.

e. Pilih presentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki.

f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan (Wignjosoebroto, 2008).

Adapun ukuran-ukuran tubuh yang diukur meliputi:

27. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai ujung kepala) 28. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak

29. Tinggi bahu dalam posisi tegak

30. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)

31. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak 32. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat

sampai dengan kepala)

33. Tinggi mata dalam posisi duduk 34. Tinggi bahu dalam posisi duduk

35. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus) 36. Tebal atau lebar paha

37. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut

38. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut atau betis

39. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 40. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan

paha

41. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk) 42. Lebar pinggul atau pantat

43. Lebar dari dada dalam keadaan membusung 44. Lebar perut

45. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus

46. Lebar kepala

47. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 48. Lebar telapak tangan

49. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri- kanan

50. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan ang terjangkau lurus ke atas vertikal

51. Tinggi jangakauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya nomor 24 tetapi dalam posisi duduk

52. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.

Setelah data antropometri pekerja didapat dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data sampel. Data antropometri yang berdistribusi normal didapat dengan uji kenormalan data (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test). Setelah itu data dikelompokkan sesuai dengan prinsip perancangan.

2. Pengukuran/Penilaian Sikap Kerja

Pengukuran /penilaian sikap kerja dengan menggunakan metode REBA yaitu suatu metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan (Stanton, 2005). Untuk penilaian sikap kerja dibantu dengan

menggunakan kamera, di mana sikap kerja selama melakukan proses penyulaman akan difoto agar dapat diamati secara lebih detail.

Postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup terdiri atas 2 grup, yaitu:

1. Grup A yang terdiri dari postur tubuh kiri dan kanan dari batang tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki (legs).

2. Grup B yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist).

Grup A:

a. Batang Tubuh (Trunk

Gambar 3.1. Postur Batang Tubuh (Trunk) REBA Tabel 3.1. Skor Postur Batang Tubuh (Trunk) REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal 1

+1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk 0-200 (ke depan dan belakang) 2

< -200 atau 20-600 3

b. Leher (Neck)

Gambar 3.2. Postur Leher (Neck)REBA Tabel 3.2. Skor Postur Leher (Neck)REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-200 1

+1 jika leher berputar/bengkok > 200 atau ekstensi 2

c. Kaki (Legs)

Gambar 3.3. Postur Kaki (Legs)REBA Tabel 3.3. Skor Postur Kaki (Legs)REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk)

1 +1 jika lutut antara 30-600 +2 jika lutut > 600

Bertumpu pada satu kaki lurus 2

d. Beban (Load)

1 2 3

Tabel 3.4. Skor Beban (Load)REBA

Pergerakan Skor Skor Pergerakan

< 5 kg 0

+1 jika kekuatan cepat

5-10 kg 1

> 10 kg 2

Grup B:

a. Lengan Atas (Upper Arm)

Gambar 3.5. Postur Lengan Atas (Upper Arm) REBA Tabel 3.5. Skor Postur Lengan Atas (Upper Arm) REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

200 (ke depan dan belakang) 1

+1 jika bahu naik

+1 jika lengan berputar/bengkok -1 jika miring, menyangga berat lengan > 200 (ke belakang) atau 20-450 2

45-900 3

> 900 4

b. Lengan Bawah (Lower Arm)

Gambar 3.6. Postur Lengan Bawah (Lower Arm) REBA Tabel 3.6. Skor Postur Lengan Bawah (Lower Arm) REBA

Pergerakan Skor

60-1000 1

c. Pergelangan Tangan (Wrist)

Gambar 3.7. Postur Pergelangan Tangan (Wrist)REBA Tabel 3.7. Skor Postur Pergelangan Tangan (Wrist)REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-150 (ke atas dan bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah > 150 (ke atas dan bawah) 2

d. Coupling

Tabel 3.8. Skor Postur Coupling REBA

Coupling Skor Keterangan

Baik 0 Kekuatan pegangan baik

Sedang 1 Pegangan bagus tetapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh

Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat

diterima 3

Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh

Rekapitulasi dari skor bagian tubuh Grup A digunakan sebagai input bagi Tabel A REBA.

Tabel 3.9. Tabel A REBA

Neck Leg Trunk

1 2 3 4 5 1 1 1 2 2 3 4 2 2 3 4 5 6 3 3 4 5 6 7 4 4 5 6 7 8 2 1 1 3 4 5 6 2 2 4 5 6 7 3 3 5 6 7 8 4 4 6 7 8 9 3 1 3 4 5 6 7 2 3 5 6 7 8 3 5 6 7 8 9 4 6 7 8 9 9

Untuk memperoleh Skor A  Skor A = Tabel A REBA + Skor Beban

Rekapitulasi dari skor bagian tubuh Grup B digunakan sebagai input bagi Tabel B REBA.

Tabel 3.10. Tabel B REBA

Lower Arm Wrist Upper Arm 1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 3 4 5 7 2 2 2 4 5 7 8 3 2 3 5 5 8 8 2 1 1 2 4 5 7 3 2 2 3 5 5 8 9 3 3 4 5 7 8 9

Untuk memperoleh Skor B  Skor B = Tabel B REBA + Skor Coupling

Tabel 3.11. Tabel C REBA Skor B Skor A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12 5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12 8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12 9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12 10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12

Untuk mendapatkan Skor REBA, maka dari Tabel C REBA dijumlahkan dengan Skor Aktivitas.

Tabel 3.12 Skor Aktivitas REBA

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam

Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang

Ketidakstabilan

+1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur (tidak stabil)

Tabel 3.13 Nilai Level Tindakan REBA

Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan

1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan

2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan

4-7 Sedang 2 Perlu

8-10 Tinggi 3 Segera

3. Nordic Body Map

Nordic Body Map : instrument penelitian berupa kuesioner yang menunjukkan keluhan rasa sakit/nyeri yang dirasakan tubuh pekerja akibat bekerja. Untuk melihat perbedaan rasa nyeri yang dialami, wawancara pada pekerja dilakukan pada saat mulai bekerja dan setelah berhenti bekerja. Pengukuran keluhan muskuloskeletal dengan Nordic Body Map dengan skala Likert berbentuk check list, dengan empat cut point sebagai berikut :

A : Tidak Sakit : Nilai 1 B : Agak Sakit : Nilai 2

C : Sakit : Nilai 3

D : Sangat Sakit : Nilai 4

Nordic Body Map mempunyai 28 item pertanyaan yang terdiri dari 4 kategorik. Sehingga didapatlah total skor 28 x 4 = 112, untuk mendapatkan data dengan skala interval maka total skor keseluruhan dibagi 4 (112 / 4) = 28, dengan demikian maka didapatlah range sebagai berikut :

A. Pengukuran pertama (mulai bekerja), dibagi atas 4 katagorik ukuran mulai dari

1. Ringan jika responden memiliki total skor 1 - 28 2. Sedang jika responden memiliki total skor 29 - 56 3. Berat jika responden memiliki total skor 57 - 84

4. Sangat Berat jika responden memiliki total skor 85 – 112

1. Ringan jika responden memiliki total skor 1 - 28 2. Sedang jika responden memiliki total skor 29 - 56 3. Berat jika responden memiliki total skor 57 - 84

4. Sangat Berat jika responden memiliki total skor 85 – 112