BAB III METODE PENELITIAN
3.6 Metode Pengukuran Variabel
No Variabel Alat Ukur Skala Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
1. Variabel Independen 1. Sikap Kerja Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment)
Ordinal Software Ergofellow 2.0 1. Diabaikan 2. Rendah 3. Sedang 4. Tinggi 5. Sangat tinggi 2. Variabel Dependen 2. Keluhan Musculos keletal
Kuesioner Ordinal Tidak sakit: Skor 1 Sakit sedikit: Skor 2 Sakit: Skor 3 Sangat sakit: Skor 4
1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi 4.Sangat tinggi 3.6.1 Sikap Kerja
Pada penelitian ini, pengukuran sikap kerja dilakukan dengan menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Metode ini dapat menilai secara cepat sikap kerja seorang pekerja. Penggunaan metode REBA ini dibantu dengan adanya software computer yaitu ErgoFellow. Software computer ini memudahkan dalam melakukan penilaian REBA.
Langkah-langkah dalam penggunaan software ErgoFellow ini adalah : 1. Mengobservasi postur kerja dengan menggunakan kamera
2. Memasukkan data postur kerja ke dalam softwareErgoFellow 2.0 3. Membuka softwareErgoFellow 2.0, lalu memilih metode REBA 4. Memasukkan data yang diperlukan dalam metode REBA
a. Neck, Trunk, Legs (untuk menentukan penggunaan posisi leher , batang tubuh dan kaki saat bekerja)
b. Load (untuk menentukan beban kerja)
c. Upper arm, Lower arm, Wrist (untuk menentukan penggunaan lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan)
d. Coupling (untuk menentukan kekuatan genggaman pekerja)
e. Activity (untuk menentukan aktifitas pekerja yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu)
5. Hasil didapatkan dengan menekan tanda result dalam software ErgoFellow. Hasil yang didapat sudah dalam bentuk Grand Skor akhir REBA sehingga memudahkan untuk menentukan tindakan apa yang akan terhadap sikap kerja pekerja tersebut. Interpretasi hasil metode REBA dalam software Ergofellow 2.0 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Interpretasi Hasil
Skor Resiko
1 Diabaikan
2 - 3 Low, mungkin diperlukan perubahan
4 - 7 Medium,investigasi lebih lanjut dan perubahan 8 - 10 High, melakukan perubahan dan investigasi 11 - 15 Very High, harus dilakukan perubahan (Sumber : Ergofellow 2.0)
Dari tabel diatas didapatkan bahwa variabel sikap kerja dikategorikan menjadi :
1. Diabaikan (1) , artinya sikap kerja tidak beresiko dan tidak diperlukan tindakan perubahan terhadap sikap kerja.
2. Rendah (2-3), artinya sikap kerja beresiko rendah dan mungkin diperlukan tindakan perubahan terhadap sikap kerja.
3. Sedang (4-7), artinya sikap kerja beresiko sedang dan diperlukan tindakan perubahan terhadap sikap kerja serta perlu dilakukan
4. Tinggi (8-10), artinya sikap kerja beresiko tinggi dan diperlukan tindakan perubahan secepatnya.
5. Sangat tinggi (11-15), artinya sikap kerja beresiko sangat tinggi dan diperlukan tindakan perubahan saat itu juga.
3.6.2 Keluhan Musculoskeletal
Untuk mengukur keluhan musculoskeletal digunakan kuesioner Nordic Body Map. Penilaiannya sangat subjektif, artinya keberhasilan metode ini sangat tergantung dari kondisi dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penilaian. Dalam aplikasinya metode ini menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh yang sangat sederhana dan mudah dipahami, serta membutuhkan waktu yang sangat singkat sekitar 5 menit (Tarwaka, 2015).
Pada kuesioner Nordic Body Map terdapat 4 tingkat kesakitan, yaitu apabila bagian tubuh tidak terasa sakit maka dipilih A, apabila bagian tubuh sedikit sakit maka dipilih B, apabila bagian tubuh terasa sakit dipilih C, dan apabila bagian tubuh terasa sangat sakit dipilih D.
Gambar 3.1 Nordic Body Map (Sumber : Santoso, 2004)
Definisi dari skoring tingkat kesakitan diatas adalah (Tarwaka, 2015):
A. Tidak Sakit = Skor 0, artinya tidak ada keluhan/kenyerian pada otot-otot atau tidak ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan oleh pekerja selama melakukan pekerjaan.
B. Agak sakit = Skor 1, artinya dirasakan sedikit adanya keluhan atau kenyerian pada bagian otot, tetapi belum mengganggu pekerjaan .
No. Lokasi Tingkat Kesakitan
A B C D
0 Sakit/kaku pada leher atas
1 Sakit pada leher bawah
2 Sakit pada bahu kiri
3 Sakit pada bahu kanan
4 Sakit pada lengan atas kiri
5 Sakit pada punggung
6 Sakit pada lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada pantat (buttock)
9 Sakit pada pantat (bottom)
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri
C. Sakit = Skor 2, artinya dirasakan sedikit adanya keluhan/kenyerian tau sakit pada bagian otot dan sudah mengganggu pekerjaan, tetapi rasa kenyerian segera hilang setelah dilakukan istirahat dari pekerjaan.
D. Sangat Sakit = Skor 3, artinya dirasakan keluhan sangat sakit atau sangat nyeri pada bagian otot dan kenyerian tidak segera hilang meskipun telah beristirahat lama atau bahkan diperlukan obat pereda nyeri otot.
Dari penilaian skor diatas, hasil akhir skor Nordic Body Map dapat diklasifikasikan seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Resiko Otot Skeletal
Tingkat Total Skor Tingkat Tindakan
1 0-20 Rendah Belum diperlukan adanya 2 21-41 Sedang Mungkin diperlukan tindakan 3 42-62 Tinggi Perlu tindakan segera 4 63-84 Sangat Tinggi Perlu tindakan menyeluruh
sesegera mungkin (Sumber: Tarwaka, 2015)
Dari tabel diatas didapatkan bahwa variabel keluhan musculoskeletal dikategorikan menjadi :
1. Rendah (0-20), artinya keluhan yang dirasakan pekerja rendah dan belum diperlukan adanya tindakan perbaikan.
2. Sedang (21-41), artinya keluhan yang dirasakan pekerja tergolong sedang dan mungkin diperlukan tindakan perbaikan di kemudian hari.
3. Tinggi (42-62), artinya keluhan yang dirasakan pekerja tinggi dan diperlukan tindakan segera.
4. Sangat tinggi (63-84), artinya keluhan yang dirasakan pekerja sangat tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan menyeluruh sesegera mungkin.
3.7Teknik Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk memperoleh penyajian data dan kesimpulan yang baik (Notoatmodjo, 2010). Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Menyunting data (data editing)
Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban kuesioner.
2. Mengkode Data (data coding)
Proses pemberian kode setiap variable yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut.
3. Memasukkan data (data entry)
Memasukkan data dalam program software computer berdasarkan klasifikasi. 4. Membersihkan data (data cleaning)
Pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.