• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUMPULAN DATA Gambar 3.3 Alur Pengumpulan Data

83

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Karakteristik Data dan Metode Pengumpulan Data

Tabel 3.4 Karakteristik data dan metode pengumpulannya

Jenis Data Penelitian Karakteristik Data Penelitian Metode Pengumpulan Periode Waktu Pelaksanaan

Data kuesioner kepuasan penumpang

a. Demografi responden b.Tujuan perjalanan responden c. Biaya perjalanan

d.Waktu tempuh perjalanan e. Ketepatan waktu berangkat f. Kenyamanan pelayanan

g.Kompetensi pengemudi dalam memberikan rasa aman dan nyaman selama perjalanan

h.Kelayakan armada

i. Keamanan dan jaminan asuransi penumpang

Angket dan wawancara

Pada saat survei lapangan :

- Awal pekan

- Tengah pekan

- Akhir pekan

Data load factor

a. Data jumlah penumpang pada bulan Juni b. Waktu operasional travel

c. Rute perjalanan d. Jarak tempuh

Wawancara dan observasi Pada saat survei lapangan

Biaya operasional kendaraan

a. Data harga suku cadang kendaraan travel jenis elf b. Alokasi biaya operasional kendaraan

Wawancara dan observasi bengkel Universal Auto

Service Bandung

Pada saat survei lapangan

Data profil perusahaan

a. Sejarah perusahaan b. Visi dan misi c. Struktur organisasi

Wawancara dan observasi Pada saat survei lapangan

Data kendaraan

a. Jenis dan merk kendaraan b. Daya tampung kendaraan c. Perawatan kendaraan

Wawancara supir dan mekanik travel

84

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa angket/kuesioner yakni sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengetahui kinerja pelayanan travel (shuttle service) Cipaganti, X-Trans, dan Day Trans berdasarkan dimensi Tangible.

Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Angket bentuk ini merupakan angket yang jawabannya telah tersedia dan responden hanya menjawab setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan (Arikunto,2008). Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket berupa skala Likert

dengan alternatif jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), N (Netral), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

2. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen

Ruang Lingkup Aspek Indikator No. Item

1.Biaya Perjalanan

(Tangible)

1.1 Persepsi penumpang travel terhadap biaya perjalanan

1.2 Persepsi penumpang travel akan besarnya tarif dibandingkan dengan pelayanan yang diterima

1.3 Adanya reward berupa perjalanan

(extra) tambahan bagi penumpang 1.4 Adanya potongan harga tiket senilai

Rp. 10.000,- 1 2 3 4 4

2. Waktu Tempuh Perjalanan

(Tangible)

2.1 Waktu tempuh perjalanan menggunakan travel 2.2 Pembekalan keterampilan

pengemudi guna mengejar waktu perjalanan yang lebih cepat

5

6 2

3.Jadwal Perjalanan

(Tangible)

3.1 Ketepatan waktu berangkat travel 3.2 Kesesuaian jadwal travel dengan

jadwal kegiatan responden

7

8 2

4.Kenyamanan Pelayanan

(Tangible)

4.1 Pelayanan dari petugas dan pengemudi travel

4.2 Pelayanan dan kenyamanan dalam perjalanan 9 10 2 5.Kompetensi Pengemudi (Tangible)

5.1 Keterampilan pengemudi yang baik dan hati-hati

85

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Keterampilan pengemudi dalam

memberikan kenyamanan selama perjalanan

12 2

6.Kelayakan Armada

(Tangible)

6.1 Performa kendaraan travel 6.2 Fasilitas kendaraan travel

13 14

2 7.Keamanan dan Keselamatan

(Tangible)

7.1 Keamanan dan keselamatan

penumpang dalam perjalanan 7.2 Jaminan asuransi keselamatan

15 16

2

Jumlah total no. item 16

3. Skala Pengukuran

Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert, skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kinerja pelayanan moda angkutan penumpang travel (Shuttle Service). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pada ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban yang negatif, sedangkan ujung kanan (dengan angka besar) menggambarkan yang positif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 format jawaban tipe likert Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2 Netral (N) 3 Setuju (S) 4 Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Tidak Baik

(STB) 1 Tidak Baik (TB) 2 Cukup (C) 3 Baik (B) 4 Sangat Baik (SB) 5 Sumber : Arikunto (2008) H. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi data yang diperlukan, seperti tarif, pelayanan terhadap penumpang untuk

86

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan variabel dan pertanyaan yang akan diambil di dalam kuesioner.

1. Waktu Survei

Survei pengambilan data dilakukan mulai travel (shuttle service)

beroperasi hingga travel (shuttle service) sampai di pool tujuan (antara pukul 06.00-21.00) selama jumlah responden memenuhi syarat. Jam pengoperasian travel (shuttle service) yang diambil sebagai sampel survei dikelompokkan sebagai berikut :

a. Jam sibuk pagi (peak) : pukul 06.00 sampai 08.00 b. Jam lengang pagi (off-peak) : pukul 08.00 sampai 10.00 c. Jam lengang siang (off-peak) : pukul 10.00 sampai 12.00 d. Jam sibuk siang (peak) : Pukul 12.00 sampai 14.00 e. Jam lengang sore (off-peak) : pukul 14.00 sampai 16.00 f. Jam sibuk sore (peak) : pukul 16.00 sampai 19.00 g. Jam lengang malam (off-peak) : Pukul 19.00 sampai 21.00

Survei dilakukan dengan mengambil sampel waktu sibuk dan lengang. Waktu sibuk diwakili oleh waktu sibuk pagi, siang dan sore yaitu pukul 06.00-08.00, 12.00-14.00 dan pukul 16.00-19.00, sedangkan sampel waktu lengang diambil pada pukul 10.00-12.00.

Pemilihan hari survei didasarkan pada perkiraan pola pergerakan masyarakat yang berpengaruh pada lalu lintas. Hari pengoperasian travel

(shuttle service) yang dijadikan sampel survei dikelompokan menurut jumlah penumpang harian rata-rata dalam satu minggu.

Hari survei dipilih 2 hari dalam seminggu. Masing masing hari mewakili hari kerja dan hari libur. Hari kerja dibedakan menjadi hari kerja dengan jumlah penumpang tinggi (peak) dan hari kerja dengan jumlah penumpang rendah (off Peak).

Pengambilan data dilakukan untuk melihat karakteristik perjalanan selama sehari. Data yang diperoleh sangat bergantung pada kemampuan pengamat.

87

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh surveyor pada saat melakukan pengamatan adalah :

a. stop watch ; b. alat tulis ;

c. tabel lokasi pemberhentian travel (shuttle service);

d. formulir data travel time, jumlah penumpang, jadwal keberangkatan dan kedatangan travel (shuttle service).

Selain itu, surveyor juga membagikan sejumlah kuisioner untuk diisi oleh penumpang.

3. Cara Pengumpulan Data

Surveyor dibagi dalam 3 kelompok saat survei dilakukan. Tiap kelompok terdiri dari dua orang. Satu orang mencatat titik henti dan jumlah penumpang, satu orang lainnya membagi kuisioner di dalam travel

(shuttle service). Kelompok pertama ditempatkan di travel (shuttle service) Cipaganti jurusan Bandung-Jakarta Selatan, mencatat jumlah penumpang dan membagikan kuisioner kepada penumpang travel (shuttle service) Cipaganti.

Kelompok kedua ditempatkan di travel (shuttle service) X-Trans jurusan Bandung-Jakarta Selatan, mencatat jumlah penumpang dan membagikan kuisioner kepada penumpang travel (shuttle service) X-Trans.

Kelompok ketiga ditempatkan di travel (shuttle service) Day Trans jurusan Bandung-Jakarta Selatan, mencatat jumlah penumpang dan membagikan kuisioner kepada penumpang travel (shuttle service) Day Trans.

88

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Teknik Analisis Data

1. Langkah-langkah analisis

Pada tahap analisis data dilakukan dengan analisis statistik menggunakan metode Importance Performance Analysis dan uji sensitifitas. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skor penilaian berdasarkan tingkat kinerja pelayanan travel dan tingkat kepentingan penumpang;

b. Uji normalitas data; c. Analisis Importance;

d. Analisis Performance;

e. Menghitung tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja pelayanan travel dan tingkat kepentingan penumpang;

f. Analisis kuadran; g. Uji korelasi; h. Uji regresi; i. Uji F

j. Menghitung koefisien determinasi;

k. Menghitung biaya operasional kendaraan (BOK) serta menentukan nilai tarif alternatif.

2. Importance Performance Analysis

Merupakan salah satu metode yang menghubungkan kinerja dengan tingkat kepentingan yang diukur berdasarkan dengan tingkat kepuasan pengguna jasa angkutan penumpang travel (Shuttle Service).

Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengambilan keputusan di dalam mengembangkan sistem angkutan penumpang travel (Shuttle Service) ke depannya.

Dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis

89

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Shuttle Service) sehingga kita dapat mengevaluasi alasan konsumen dalam perilaku memilih angkutan travel (Shuttle Service) tersebut.

Dalam menganalisis data penelitian ini, digunakan skala 5 tingkat (likert) yang terdiri dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut.

a. Jawaban sangat setuju = 5

b. Jawaban setuju = 4

c. Jawaban ragu = 3

d. Jawaban tidak setuju = 2

e. Jawaban sangat tidak setuju = 1

Untuk kinerja pelayanan angkutan penumpang travel (Shuttle Service), diberikan 5 penilaian dengan bobot sebagai berikut.

a. Jawaban sangat baik = 5

b. Jawaban baik = 4

c. Jawaban cukup = 3

d. Jawaban tidak baik = 2

e. Jawaban sangat tidak baik = 1

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan penumpang dan hasil penilaian kinerja travel maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan penumpang dan tingkat pelaksanaannya.

Tingkat penelitian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakili oleh X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja pelayanan perusahaan travel yang dapat memberikan kepuasan para penumpang, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan penumpang.

Keterangan :

90

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Xi : skor penilaian kinerja perusahaan travel Yi : skor penilaian kepentingan penumpang

Sumbu mendatar ( X ) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak ( Y ) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang perhitungannya sebagai berikut :

Keterangan:

X = skor rata-rata tingkat pelaksanaan atau kinerja travel Y = skor rata-rata tingkat kepentingan penumpang n = jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X , Y ).

Keterangan:

X = rata-rata dari rerata skor pelaksanaan atau kepuasan penumpang seluruh faktor atau atribut

Y = rata-rata dari rerata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang

K = banyakanya atributr atau fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan penumpang

91

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4 Diagram Kartesius

Keterangan:

a. menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan penumpang, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan penumpang. Sehingga mengecewakan atau tidak puas.

b. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan, untuk itu wajib dipertahankan dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

c. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi penumpang pelaksanaannya oleh pihak yang terkait biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

d. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi penumpang kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait dengan kepuasan penumpang travel (shuttle service) rute Bandung-Jakarta Selatan PP, sebelum dan selama perjalanan pada aspek Tangible sebagai berikut : 1. Tingkat pelayanan perusahaan jasa travel (shuttle service) rute

Bandung-Jakarta Selatan terhadap kepuasan penumpang menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian penumpang yang paling rendah terjadi pada atribut nomor 1 tentang besarnya biaya/tarif perjalanan. Travel dengan tingkat kesesuaian paling rendah adalah X-Trans (73,43%), Day Trans (76,20%), kemudian Cipaganti (78,38%). Sedangkan, tingkat kesesuaian yang paling tinggi terjadi pada atribut nomor 3 tentang

reward perjalanan tambahan, nomor 4 tentang potongan harga tiket, nomor 14 tentang fasilitas kendaraan untuk travel Cipaganti, atribut nomor 3 tentang reward perjalanan tambahan, nomor 4 tentang potongan harga tiket, nomor 7 tentang jadwal pemberangkatan travel, nomor 14 tentang fasilitas kendaraan untuk travel X-Trans, dan atribut nomor 4 tentang potongan harga tiket, nomor 13 tentang kelayakan armada, nomor 14 tentang fasilitas kendaraan untuk travel Day Trans. 2. Tingkat kesenjangan tertinggi antara kinerja pelayanan travel (shuttle

service) rute Bandung-Jakarta Selatan dengan tingkat kepentingan penumpang yakni atribut nomor 1 tentang besarnya biaya/tarif perjalanan, nomor 5 tentang waktu tempuh perjalanan, nomor 8 tentang jadwal keberangkatan untuk travel Cipaganti, atribut nomor 1 tentang besarnya biaya/tarif perjalanan, nomor 8 tentang jadwal keberangkatan untuk travel X-Trans, dan atribut nomor 1 tentang besarnya biaya/tarif perjalanan, 5 tentang waktu tempuh perjalanan untuk travel Day Trans.

222

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Faktor yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan bagi kepentingan dan kepuasan penumpang adalah atribut nomor 16 tentang jaminan asuransi keselamatan untuk travel Cipaganti, atribut nomor 16 tentang jaminan asuransi keselamatan untuk travel X-Trans, dan atribut nomor 2 tentang kesesuaian biaya dengan pelayanan yang diterima, nomor 16 tentang jaminan asuransi keselamatan untuk travel Day Trans.

4. Berdasarkan hasil perhitungan BOK yang dilakukan pada bab 4 dengan load factor 6 penumpang diperoleh besarnya biaya langsung per penumpang per seat-km sebesar Rp. 273,56 dan biaya tidak langsung per penumpang per seat-km sebesar Rp. 28,35. Sehingga total biaya per penumpang yakni biaya langsung ditambah biaya tidak langsung hasilnya sebesar Rp. 301,91/seat-km. Dengan tarif resmi yang berlaku saat ini sebesar Rp. 555,56/seat-km, maka selisih antara biaya pokok dengan tarif resmi yang berlaku saat ini kurang lebih 45,6%. Hal ini menunjukkan nilai tarif resmi saat ini terlalu mahal. Berdasarkan grafik ATP dan WTP pada bab 4, diperoleh nilai tarif alternatif berdasarkan pada kondisi ATP dan WTP yang sama yakni sebesar Rp. 405,71/seat-km. Nilai tarif ini sama dengan nilai tarif yang diperoleh dari grafik keseimbangan biaya transportasi dan volume perjalanan.

B. Saran

Berdasarkan analisis data dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka perlu adanya saran/masukan untuk perusahaan travel (shuttle service) rute Bandung-Jakarta PP dalam meningkatkan kinerja pelayanannya sebagai berikut :

1. Pencantuman asuransi keselamatan penumpang pada tiket perjalanan guna memberikan rasa aman terhadap penumpang travel (shuttle service) Rute Bandung-Jakarta Selatan PP.

223

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu adanya perhitungan ulang mengenai tarif/biaya perjalanan yang merujuk pada aturan yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Darat mengenai ketentuan biaya operasional kendaraan. Hal ini berhubungan dengan besarnya tarif travel saat ini yang dianggap oleh beberapa penumpang masih terlalu mahal dan tidak sesuai dengan harapan.

3. Jika pihak perusahaan travel (shuttle service) Rute Bandung-Jakarta Selatan ingin menggunakan tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp. 555,56/seat-km, maka tingkat pelayanan harus naikkan.

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, dkk. (1997). Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib (Edisi yang disempurnakan). Direktorat Jenderal Perhubungan Darat: Jakarta.

Ali, Muhammad. (2000). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Karya.

Aris, Teguh. (2009). Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Travel Cipaganti Shuttle Service Bekasi. Tugas akhir pada program sarjana Teknik Sipil, Universitas Gunadarma Jakarta: Tidak Diterbitkan. Cikita, Nawazirul Sari. (2011). Analisis Tingkat Kepuasan Penumpang Atas

Kualitas Pelayanan Shuttle & Travel PT. Cipaganti Citra Graha Otojasa Semarang. Tugas akhir pada program sarjana Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang: Tidak Diterbitkan.

Dinas Perhubungan Darat Kota Bandung. (2009). “Undang-undang Peraturan Pemerintah tentang Angkutan Jalan No. 22 tahun 2002”[Online]. Tersedia :http://dishub.jabarprov.go.id/doc/pp/pp_no_22_tahun_2009.pdf [04 Maret 2014].

Eka, Pratiwi. (2011). Analisis Tingkat Kepuasan Penumpang Atas Kualitas Pelayanan Travel Kartika Semarang. Tugas akhir pada program sarjana Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang: Tidak Diterbitkan. Furqon. (2011). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ghozali. (2009). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi-4. Universitas Diponegoro.

Hobbs, F.D. (1995). Traffic Planning and Engineering 2nd Edition. England: Headingtown Hill Hall Oxford OX3 OBW.

Kamaluddin, Rustian. (2003). Ekonomi Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor 35/MenHub/Kep/I/

2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum.

225

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuncoro, Mudrajad. (2001). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP/ AMP YKPN.

M.K, Siswandi Sony. (2009). Optimalisasi Kinerja Bus Kota DAMRI trayek Raja Basa-Tanjung Karang Bandar Lampung. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Diponegoro, Semarang: Tidak Diterbitkan.

Morlok, K, Edward. (1984). Introductions to Transportation Engineering and Planning. Diterjemahkan oleh Kelanaputra, Johan. tahun 1991 dengan judul Pengantar Teknik dan Perencanaan Transport. Jakarta: Erlangga. Nurmalia, Maya. (2012). Analisis Pemilihan Moda Antara Bis Damri dan Travel

(Arnes Shuttle) pada Perjalanan Bandung – Jatinangor. Jurnal Moda Transprotasi Angkutan Umum, Teknik Sipil ITB - Bandung. Hal.1

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun 1945.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor

10/Menhub/Per/II/2012 tentang Atribut Pelayanan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 43/Pem/Per/I/1993 tentang Standar Load Factor.

Puspita, I.N. (2007). Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Busway (Studi Kasus Busway Trans Jakarta Koridor I). (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Diponegoro, Semarang: Tidak Diterbitkan.

Rahman, Rahmatang. (2009). Studi Pemilihan Moda Angkutan Umum Antara Kota Menggunakan Metode Stated Preference. Jurnal SMARTek, Vol. 7 No. 4. Hal. 230-231.

_________________. (2012). Analisa Biaya Oprasi (BOK) Angkutan Umum Antar Kota dalam Profinsi Rute Palu – Poso. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Vol. II No. 1. Hal. 13-14.

Ratna, Dewi Anggraeni. (2009). Preferensi Pilihan Moda Dengan Kajian Intermodality Pada Pergerakan Penumpang Angkutan Umum Jurusan Bandung-Jakarta. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). ITB, Bandung: Tidak Diterbitkan.

226

Andri Eka Putra, 2014

STUDI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA PELAYANAN TRAVEL (SHUTTLE SERVICE) RUTE BANDUNG JAKARTA SELATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Situmeang, Poltak. (2008). Analisis Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil PenumpangUmum Antar Kota (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Medan- Tarutung). Tugas akhir pada program sarjana Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara – Medan: Tidak Diterbitkan.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tamin, Ofyar. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transport edisi ke-2. Bandung: ITB.

Undang-Undang (UU) No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Warpani, S. (1990). Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: ITB.

Yudaningrum, Farida. (2009). Evaluasi Kelayakan Angkutan Umum Bus DAMRI AC di Kota Semarang (Studi Kasus:Bus DAMRI AC pada rute Pasar Johar-Perumahan Banyumanik Semarang). (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Diponegoro, Semarang: Tidak Diterbitkan.

Dokumen terkait