• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Metode pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang- barang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain-lain (Arikunto,2006:236).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian dan juga daftar nama-nama siswa yang akan menjadi responden dalam uji coba instrumen. Selain itu metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data nilai geografi pada rapot kelas XII IPS semester 2 dari populasi. Data nilai tersebut kemudian dianalisis dalam rangka menarik simpulan, dari analisis data tersebut dapat diketahui apakah populasi yang dijadikan penelitian berdistribusi normal dan mempunyai varians serta rata-rata yang sama. 2. Metode Tes

Tes ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat hasil belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Islam An-Nidhom Kabupaten Demak. Bentuk tesnya adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.Dalam penyusunan perangkat tes langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

a. Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan prinsip dan keterampilan dasar peta.

b. Menyusun sejumlah soal uji coba berbentuk soal obyektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Pilihan soal obyektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi 2) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun

3) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi.

Setelah soal disusun, dilakukan uji coba (try out) terlebih dahulu agar pengukuran dalam penelitian dapat memberikan hasil yang benar- benar mencerminkan keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.

3. Uji Coba Instrumen a. Menentukan Validitas

Validitas sering diartikan dengan kesahihan.Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan harus sesuai dengan kriteria tertentu.Artinya adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran (Arikunto 2006:168).Untuk menguji validitas instrumen tes dalam penelitian ini rumus Point Biserial.

pbis r = q p S M M t T p− Keterangan :

Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item

yang dicari korelasinya dengan tes

Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

St = Standar deviasi skor total

p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q = 1- p

(Arikunto, 2008:270)

Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal

No Ketegori Jumlah Nomor soal

1 Valid 31

1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 22, 24, 26, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40

2 Tidak valid 9 3,8,15,20,21,22,23,25,27,36 Sumber : Uji Instrumen soal tes, 2012

Setelah dihitung ritem dibandingkan dengan rtabel hasil

korelasi product momen, dengan taraf signifikan 5%, jika ritem> rtabel

maka item dikatakan valid. Data selengkapnya disajikan pada tabel 3. Soal yang termasuk kategori tidak valid maka tidak dipakai, dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 102.

b. Menentukan Reliabilitas

Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki terkendala bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Dengan demikian reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajegan atau stabilitas.

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau releabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2006:168). Mencari reliabilitas instrumen tes dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-21 sebagai berikut:

11 r = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −1 k k ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ t kV M k M( ) 1 Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen (satu tes penuh)

k = banyaknya butir soal Vt = varians total

M = skor rata-rata (Arikunto,2008:185)

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel prodak momen dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r hitung > r tabel , maka instrumen bersifat reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut.

0,800 < r ≤ 1,000 : sangat tinggi 0,600 < r ≤ 0,800 : tinggi 0,400 < r ≤ 0,600 : cukup 0,200 < r ≤ 0,400 : rendah

0,000 < r ≤ 0,200 : sangat rendah (Arikunto 2006).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas untuk seluruh item soal diperoleh rhitung 0,858. Jika n = 30 dengan taraf signifikansi 5%

maka diperoleh rtabel sebesar 0,361. Oleh karena rhitung> rtabel yaitu

Perhitungan reliabilitas secara lengkap disajikan pada lampiran 5 hal 106.

c. Menentukan Taraf kesukaran

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

IK = B A B A JS JS JB JB + + Keterangan: IK = Indeks Kesukaran

JBA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JSB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah (Arikunto, 2008:208)

Dalam penelitian ini kreteria yang digunakan adalah sebagai berikut.

0,10 ≤ p ≤ 0,30 butir soal sukar 0,30 ≤ p ≤ 0,70 butir soal sedang 0,70 ≤ p ≤ 1,00 butir soal mudah

data selengkapnya disajikan pada tabel 4 untuk lebih jelasnya pada lampiran 5 halaman 107.

No Kategori Jumlah Nomor soal 1 Sangat sukar 1 21 2 Sukar 4 4, 11, 19, 20 3 Sedang 30 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40 4 Mudah 5 3, 9, 15, 25, 34 5 Sangat mudah 0 - Sumber : Hasil penelitian, 2012

d. Daya Pembeda

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

DP = A B A JS JB JB − Keterangan :

DP = Daya pembeda soal

JBA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas (Arikunto, 2008:201)

Mengetahui tingkat daya pembeda soal dilakukan dengan mengkonsultasikan skor DP yang diperoleh dengan klasifikasi sebagai berikut.

0,00 ≤ D ≤ 0,20 daya beda jelek 0,20 ≤ D ≤ 0,40 daya beda cukup

0,40 ≤ D ≤ 0,70 daya beda baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 daya beda baik sekali (Arikunto, 2008:201).

Soal-soal dalam kategori sangat jelek dan jelek dibuang. Data selengkapnya disajikan pada tabel 5 lebih jelasnya lihat lampiran 5 hal 108.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda

No Kategori Jumlah Nomor soal

1 Sangat jelek 0 - 2 Jelek 10 3, 8, 15, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 36 3 Cukup 21 1, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 18, 19, 24, 26, 28,29, 30, 32, 34, 35, 37, 38 3 Baik 8 2, 5, 14, 16, 31, 33, 39, 40 4 Sangat baik 1 17

Sumber : Hasil penelitian, 2012

Berdasarkan hasil pengujian instrumen soal dan analisis yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal maka soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal yang dinyatakan valid, reliabel, memiliki taraf kesukaran bervariasi yaitu soal-soal yang mudah, sedang dan sukar, serta soal yang memiliki daya pembeda antara cukup, baik dan sangat baik. Selanjutnya soal-soal yang memenuhi kriteria tersebut adalah soal-soal nomor: 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 dengan jumlah soal sebanyak 30 soal, dan semuanya digunakan sebagai evaluasi atau posttes.

Sedangkan soal-soal yang tidak memenuhi kriteria tersebut tidak digunakan dalam evaluasi atau posttes.

Dokumen terkait