• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data primer meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner di Kelurahan Wek V.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Wek V , Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dan Instansi Pemerintah lainnya.

3.5. Definisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut :

1. Sumber informasi adalah asal berita atau informasi tentang KADARZI yang diterima oleh suami.

2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden. 3. Suku adalah golongan budaya responden.

4. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan. 5. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari responden untuk menghasilkan uang. 6. Pengetahuan suami adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh suami

tentang KADARZI.

7. Sikap suami adalah tanggapan suami sebagai responden tentang KADARZI. 3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur melalui 15 pertanyaan dengan total skor 30 dengan ketentuan sebagai berikut : jika responden menjawab a, maka skor = 0; jika responden menjawab b, maka skor = 1; jika responden menjawab c, maka skor =2. Pertanyaan no 2 jika jawaban responden b dan hanya dapat menyebutkan 1 pilihan maka skore = 0, dan jika menyebutkan 2 pilihan maka skore = 1, dan jika dapat menyebutkan lebih dari 2 maka skore = 2.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :

 Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor > 20

 Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 9,99 - 20

 Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 9,99

3.6.2. Sikap

Sikap responden dapat diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 16 dengan total skor 32 dengan kategori sebagai berikut:

Untuk jawaban yang mempunyai 2 pilihan : 1. Jawaban setuju = 2

2. jawaban tidak setuju = 0

Khusus untuk pertanyaan no1, 5, 6, 10, 11dan 13 jika setuju = 0, tidak setuju = 2

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :

 Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67%, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor > 21,3

 Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skore jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 10,6 – 21,3

 Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 10,6

3.7. Analisa Data

Analisa dapat dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terletak antara 01°- 28° LU - 01°-19° dan 99°-13° BT-99°-21° BT, dengan luas wilayah 53,9 km2. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Ujung Padang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Losung

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitamiang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Aek Tampang Kelurahan Wek V terbagi atas 9 lingkungan yaitu :

- Lingkungan I - Lingkungan VI

- Lingkungan II - Lingkungan VII

- Lingkungan III - Lingkungan VIII

- Lingkungan IV - Lingkungan IX

- Lingkungan V 4.1.1. Data Demografi

Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang terdaftar tahun 2009 sebesar 7.337 jiwa dengan perincian laki-laki sebesar 3.535 jiwa dan wanita sebanyak 3.802 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:

Tabel 4.1. Distribusi penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 3.535 48,2

2. Perempuan 3.803 51,8

Total 7.337 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Distribusi Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V menurut tingkat pendidikan yang dimiliki dapat kita lihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan n % 1. Tidak Tamat SD 26 1,5 2. SD 144 8,4 3. SMP 455 26,6 4. SMA 879 51,6

5. Akademi/ Perguruan Tinggi 204 11,9

Total 1.708 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Dari tabel 4.2. dapat diketahui sebagian besar Kepala Keluarga memiliki tingkat pendidikan yang sudah baik yaitu SMA sebesar 51,6%

Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V tidak terfokus pada satu jenis pekerjaan, mereka mempunyai berbagai jenis pekerjaan seperti PNS/TNI/POLRI, pedagang, petani, buruh, dll. Berikut ini adalah distribusi Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V berdasarkan pekerjaan.

Tabel 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 No Pekerjaan N % 1. PNS/TNI/POLRI 417 24,5 2. Pedagang 217 12,7 3. Wiraswasta 183 10,7 4. Petani 270 15,8 5. Buruh 236 13,8

6. Pegawai Swasta/ Karyawan 198 11,6

7. Lainya (Tukang, Supir, Betor) 187 10,9

Total 1.708 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebesar 24,5 % Kepala Keluarga di Wek V memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI. Hal ini di dukung letak Kelurahan Wek V yang dekat dengan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kota Padangsidimpuan.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi : umur, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran untuk konsumsi dan besar biaya kesehatan yang disediakan.

4.2.1. Distribusi Responden Menurut Umur

Umur responden adalah usia responden yang dihitung dari lahir sampai saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini, distribusi frekuensi umur responden pada umumnya pada usia produktif (21-65 tahun). Pada penelitian ini usia responden terendah adalah 23 tahun dan yang tertinggi adalah 52 tahun

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 No Umur n % 1. < 35 tahun 35 35,0 2. 35-45 tahun 39 39,0 3. > 45 tahun 26 26,0 Total 100 100,0

Dari tabel 4.4. diatas bahwa responden paling banyak berusia 35-45 tahun (39%).

4.2.2. Distribusi Responden Menurut Suku

Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010. No Suku n % 1. Mandailing 53 53,0 2. Batak 16 16,0 3. Jawa 20 20,0 4. Melayu 3 3,0 5. Minang 4 4,0

6. Lainnya ( Karo, Cina, Aceh) 4 4,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa suku suami di Kelurahan Wek V sebagian besar adalah suku mandailing 53%.

4.2.3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Adapun tingkat pendidikan responden adalah tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 No Pendidikan Terakhir n (%) 1. Tidak Tamat SD 0 0,0 2. SD 8 8,0 3. SMP 16 16,0 4. SMA 62 62,0

5. Akademi/ Perguruan Tinggi 14 14,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.6. diatas dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Wek V SD (8%), SMA (62%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Wek V sudah cukup baik.

4.2.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Adapun pekerjaan responden terdiri dari petani, pedagang, buruh, pegawai swasta/karyawan, PNS/POLRI/TNI dan pekerjaan lainnya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut ini :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan n %

1. Petani 5 5,0

2. Pedagang 18 18,0

3. Buruh 11 11,0

4. Pegawai Swasta/ karyawan 24 24,0

5. PNS/POLRI/TNI 19 19,0

6. Wiraswasta 10 10,0

7. Lainnya (Supir, Narik becak) 13 13,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa sebesar 24% responden bekerja sebagai pegawai swasta dan karyawan

4.2.5. Distribusi Responden Menurut Penghasilan

Penghasilan responden dikategorikan berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) di Kota Padangsidimpuan. Berikut adalah distribusi responden berdasarkan penghasilan

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Penghasilan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Penghasilan n %

1. < Rp. 920.000 25 25,0

2. > Rp. 920.000 75 75,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat penghasilan responden termasuk tinggi karena 75% sudah berada di atas angka UMR (Upah Minimum Regional) Kota Padangsidimpuan (Rp. 920.000).

4.2.6. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 No Jumlah ART n % 1. < 3 orang 6 6,0 2. 3-5 orang 70 70,0 3. > 6 orang 24 24,0 Total 100 100,0

Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 70% responden memiliki anggota rumah tangga 3-5 orang.

4.2.7. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga Pengeluaran konsumsi pangan pada tabel berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata pengeluaran konsumsi pangan seluruh responden.

Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Pengeluaran Konsumsi Pangan

Keluarga n %

1. < Rp 1.059.050 57 57,0

2. > Rp 1.059.050 43 43,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 57% responden memiliki pengeluaran konsumsi di bawah Rp. 1.059.050,-

4.2.8. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan Besar biaya kesehatan yang disediakan pada tabel 4.11. berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata biaya kesehatan yang disediakan oleh responden.

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Besar Biaya Kesehatan

Yang Disediakan n %

1. Tidak menyediakan 39 39,0

2. < Rp. 138.525 35 35,0

3. > Rp. 138.525 26 26,0

Total 100 100,0

Dari tabel dapat dilihat bahwa ada 39% responden yang belum menyediakan biaya kesehatan per bulannya.

4.3. Pengetahuan Responden Tentang KADARZI

Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara menggunakan pertanyaan pada kuesioner terhadap responden dapat diperoleh data sebagai berikut ini:

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Pengetahuan Responden n %

1. Baik 29 29,0

2. Sedang 56 56,0

3 Rendah 15 15,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.12. menunjukkan dari keseluruhan responden kategori pengetahuannya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebesar 56%.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 1. Pengertian KADARZI :

- Tidak Tahu

- Keluarga yang mengetahui tentang gizi

- Keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah kesehatan dan gizi setiap anggota keluarganya 35 43 22 35,0 43,0 22,0 2. Indikator KADARZI : - Tidak tahu

- Ya, dan menyebutkan dua jawaban misalnya menimbang berat badan dan memberikan ASI Eksklusif pada bayi

- Ya, dan menyebutkan lebih dari dua jawaban misalnya

menimbang berat badan, memberikan ASI Eksklusif pada bayi, menggunakan garam beryodium

9 32 24 13,9 49,2 36,9

3. Hal yang harus diperhatikan seorang Kepala Keluarga:

- Tidak tahu

- pemenuhan makanan dan biaya kesehatan

- pemenuhan makanan, biaya kesehatan dan meningkatkan status sosial ekonomi keluarga

3 41 56 3,0 41,0 56,0

No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 4. Yang dimaksud dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan :

- Tidak Tahu

- mengonsumsi berbagai jenis makanan

- mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang

5 61 34 5,0 61,0 34,0

5. Manfaat menimbang berat badan untuk Bayi atau Balita :

- Tidak tahu

- Mengetahui berat badan

- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi bayi atau balita

0 75 25 0,0 75,0 25,0

6. Manfaat KMS bagi anak adalah untuk :

- Tidak tahu

- Mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

- Memantau pertumbuhan dan kesehatan anak serta mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

39 25 36 39,0 25,0 36,0

7. Manfaat menimbang berat badan secara teratur bagi ibu hamil :

- Tidak tahu

- Mengetahui pertambahan berat badan

- Mengetahui pertambahan berat badan ibu dan perkembangan janin 3 65 32 3,0 65,0 32,0

8. Jenis suplementasi gizi :

- Tidak Tahu

- Kapsul Vitamin A

- Kapsul Vitamin A dan Tablet Besi

47 27 26 47,0 27,0 26,0

9. Menurut Bapak apa pengertian dari ASI Eksklusif

- Tidak Tahu

- Memberikan ASI ditambah dengan makanan pendamping sampai umur 2 tahun

- Memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan

20 34 46 20,0 34,0 46,0

10. Alasan ASI perlu diberikan pada bayi :

- Tidak Tahu

- ASI memang makanan untuk bayi

- ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dan memberikan daya tahan tubuh 0 64 36 0,0 64,0 36,0

11. Yang dimaksud dengan garam beryodium adalah

- Tidak Tahu

- Garam dapur

- Garam yang mengandung yodium

3 28 69 3,0 28,0 69,0

12 Garam beryodium berguna untuk mencegah :

- Tidak Tahu

- Penyakit darah tinggi

- Penyakit gondok 9 36 58 9,0 36,0 58,0

13 Alasan ibu hamil perlu mengonsumsi zat besi :

- Tidak Tahu

- Mencegah keguguran kehamilan

- Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil yang diharapkan bisa membantu pembentukan darah pada proses persalinan nanti 58 22 20 58,0 22,0 20,0

No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 14 Berapa kali dalam setahun bayi atau balita diberi Vitamin A

- Tidak Tahu - Satu kali - Dua kali 48 17 35 48,0 17,0 35,0

15 Pada bulan berapa saja Posyandu membagikan Vitamin A

- Tidak Tahu

- Setiap mengikuti posyandu

- Februari dan Agustus

27 38 35 23,0 38,0 39,0

Hasil penelitian pada tabel 4.13. menunjukkan yang benar-benar mengetahui pengertian KADARZI sebesar 22%. Mengetahui seluruh indikator KADARZI sebesar 24%. Menjawab hal yang harus diperhatikan seorang kepala keluarga adalah pemenuhan makanan dan biaya kesehatan yaitu sebesar 41%. Mengetahui dengan benar maksud dari mengonsumsi makanan yang beraneka ragam sebesar 34%.

Mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi bayi dan balita sebesar 25%, mengetahui dengan benar manfaat KMS bagi bayi dan balita sebesar 36%, mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi ibu hamil sebesar 32%, mengetahui jenis suplementasi zat gizi sebesar 26%, mengetahui dengan benar pengetian ASI Ekslusif sebesar 46%.

Mengetahui dengan benar alasan ASI diberikan pada bayi sebesar 36%, mengetahui dengan benar maksud dari garam beryodium sebesar 69%, mengetahui dengan benar manfaat garam beryodium sebesar 58%, mengetahui dengan benar alasan ibu hamil perlu mengonsumsi tablet besi sebesar 20%, mengetahui dengan benar berapa kali bayi atau balita diberi vitamin A dalam setahun sebesar 35% dan mengetahui bulan Februari dan Agustus posyandu memberikan vitamin A untuk bayi dan balita sebesar 35%.

4.4. Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Sumber informasi adalah asal berita atau informasi yang diterima oleh responden mengenai Keluarga Sadar Gizi. Adapun sumber informasi responden dapat berasal dari media cetak, elektronik, isteri ataupun petugas kesehatan. Dari tabel distribusi responden berdasarkan jawaban pengetahuan tentang KADARZI dapat diketahui bahwa ada sebesar 65% responden yang mengetahui tentang KADARZI. Berikut ini adalah tabel distribusi sumber informasi tentang Kadarzi yang diperoleh oleh responden

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Sumber Informasi n %

1. Isteri 24 36,9

2 Media elektronik atau cetak 4 6,2

3. Petugas kesehatan 5 7,7

4. Isteri dan media elektronik atau cetak 10 15,4

5. Isteri dan Petugas kesehatan 9 13,8

6. Media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan

6 9,2

7. Isteri, media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan

7 10,8

Total 65 100,0

Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa sebesar 36,9% responden memperoleh informasi kadarzi dari isteri.

4.5. Sikap Responden Tentang KADARZI

Secara keseluruhan sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.15. dimana sikap tersebut dikategorikan berdasarkan baik, sedang dan buruk. Berikut ini adalah distribusi sikap responden.

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Sikap Responden n %

1. Baik 56 56,0

2. Sedang 33 33,0

3 Rendah 11 11,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.15. menunjukkan dari keseluruhan responden sikapnya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori baik yaitu sebesar 56%.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

Jawaban

Setuju Tidak setuju

No Sikap Responden Tentang KADARZI

n % n %

1 Di dalam keluarga perilaku KADARZI

sangat sulit untuk diterapkan 63 63,0 37 37,0

2 Seorang suami perlu turut ikut serta dalam

peningkatan gizi keluarga 78 78,0 22 22,0

3 Bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya

97 97,0 3 3,0

4 Kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

66 66,0 34 34,0

5 Ibu hamil tidak perlu melakukan

pemantauan berat badan secara teratur 9 9,0 91 91,0

6 Suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam saja

59 59,0 41 41,0

7 Dalam pemilihan makanan, nilai gizi lebih

penting dari pada selera dan rasa 92 92,0 8 8,0

8 Makan makanan beraneka ragam adalah

mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang

69 69,0 31 31,0

9 ASI yang pertama keluar harus diberikan

Jawaban

Setuju Tidak setuju

No Sikap Responden Tentang KADARZI

n % n % 10 Memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai

bayi berumur 4 bulan 37 37,0 63 63,0

11 Jika kekurangan yodium maka pertumbuhan

anak normal 15 15,0 85 85,0

12 Menggunakan garam beryodium berguna

untuk mencegah penyakit gondok 59 59,0 41 41,0

13 Seorang suami tidak tahu-menahu

mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur

57 57,0 43 43,0

14 Ibu hamil perlu memperoleh tablet besi 77 77,0 23 23,0

15 Ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh

kapsul Vitamin A 63 63,0 37 37,0

16 Mau membawa bayi atau balita ke

Posyandu bila isteri berhalangan 43 43,0 57 57,0

Hasil penelitian pada tabel 4.16. menunjukkan 37% responden merasa bahwa KADARZI tidak sulit untuk diterapkan di dalam keluarga, sebesar 78% responden setuju seorang suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, sebesar 93% responden setuju bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya, sebesar 66% Setuju kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak, sebesar 91% tidak setuju ibu hamil tidak perlu melakukan pemantauan berat badan secara teratur.

Tidak setuju suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam saja sebesar 41%, setuju dalam pemilihan makanan, nilai gizi lebih penting dari pada selera dan rasa sebesar 92%, setuju makan makanan beraneka ragam adalah mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang sebesar 69%, setuju ASI yang

pertama keluar harus diberikan kepada bayi sebesar 41%, tidak setuju memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai bayi berumur 4 bulan sebesar 63%.

Tidak setuju jika kekurangan yodium maka pertumbuhan anak normal sebesar 85%, setuju menggunakan garam beryodium berguna untuk mencegah penyakit gondok sebesar 59%, tidak setuju bila seorang suami tidak tahu-menahu mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur sebesar 43%, setuju ibu hamil perlu memperoleh tablet besi sebesar 77%, setuju ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh kapsul Vitamin A sebesar 63%, setuju membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan sebesar 43%.

4.6. Tabulasi Silang Sikap dengan Pengetahuan Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi.

Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sikap Responden Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

Sikap Responden

Rendah Sedang Baik

Total No Pengetahuan Responden n % n % n % n % 1 Rendah 9 60,0 6 40,0 0 0,0 15 100,0 2 Sedang 2 3,6 26 46,4 28 50,0 56 100,0 3 Baik 0 0,0 1 3,4 28 96,0 29 100,0

Dari tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 56 responden yang memiliki pengetahuan sedang, sebesar 3,6% diantaranya memiliki sikap yang rendah tentang KADARZI, sebesar 46,4% memiliki sikap sedang dan 50% memiliki sikap yang baik tentang KADARZI.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Responden

Menurut Notoatmodjo (1993), perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lama apabila didasari pengetahuan yang baik. Ditinjau dari segi pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi pada tabel 4.12. secara umum dapat dikatakan tingkat pengetahuan suami sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 56%

Tingkat pengetahuan suami dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan dan penghasilan suami. Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebesar 23% suami tamat SMP dan 51% tamat SMA. Faktor pendidikan kepala keluarga dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencari nafkah dan kemampuan untuk memilih makanan bergizi. Pendidikan kepala keluarga merupakan faktor yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesehatan anak-anaknya. Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi cenderung berwawasan luas dan lebih mengetahui kebutuhan anaknya yang sesuai dengan perkembangannya, serta tidak bersikap tidak mau tahu terhadap masa depan anak-anaknya (Julianty, dkk, 2001).

Pendidikan seorang kepala keluarga memiliki keterkaitan dengan pekerjaan dan penghasilan. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung akan memiliki pekerjaan yang lebih baik dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Pada tabel 4.7. diketahui bahwa 24% suami bekerja sebagai pegawai swasta ataupun karyawan. Penghasilan suami tergolong baik karena 75% sudah di atas angka UMR Kota Padangsidimpuan (Rp. 920.000).

Dengan adanya penghasilan, daya beli keluarga akan meningkat terutama ketersediaan pangan dalam keluarga baik kualitas maupun kuantitas, berpotensi mempunyai anak balita dengan gizi baik. Faktor penyediaan makanan dalam keluarga tidak hanya didasarkan daya beli yang diperoleh dari penghasilan semata, tetapi juga kemungkinan dilengkapi atau dipenuhi dari hasil pertanian dari kebun, misalnya sayuran, buah, padi serta hasil ternak sebagai sumber protein (Soekirman, 2000).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya perilaku. Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum seseorang berperilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat sesuatu hal bagi dirinya atau keluarganya. Maka pengetahuan tentang indikator KADARZI menjadi salah satu faktor terjadinya perilaku Kadarzi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan pengetahuan yang dimiliki suami berada pada kategori sedang. Namun dalam beberapa hal pengetahuan suami masih tergolong rendah, khususnya berkaitan dengan pengertian KADARZI, indikator KADARZI, mengkonsumsi beraneka ragam makanan, manfaat KMS, jenis suplementasi gizi dan pengertian ASI Eksklusif.

Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya pendidikan suami dan kurangnya informasi yang diterima suami mengenai KADARZI. Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya.

Menurut pendapat yang dikembangkan oleh Depkes (1996b) bahwa tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap kesadaran untuk berperanserta dan

mempunyai dampak terhadap perilaku, maka dengan pengetahuan suami tentang indikator KADARZI yang semakin tinggi akan berdampak terhadap perilaku KADARZI. Hal ini sesuai dengan pendapat (Soekidjo, 2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

5.2. Sikap Responden

Menurut pendapat Green (1991) yang dikutip dari penelitian (Misbakhudin, 2007), sikap juga merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya perilaku, sehingga sikap yang kuat suami tentang indikator Kadarzi akan menentukan terjadinya perilaku KADARZI, sementara menurut Soekidjo (2003), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak/berperilaku.

Ditinjau dari segi sikap suami tentang keluarga sadar gizi pada tabel 4.15, dapat dilihat bahwa sikap suami tentang kadarzi berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat bahwa besarnya jumlah suami menyatakan ”setuju” jika seorang suami

Dokumen terkait