PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh :
DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP NIM. 061000006
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP NIM. 061000006
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul:
PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2010
Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :
DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP NIM. 061000006
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Juni 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Dra. Jumirah, Apt, MKes NIP.19580315 198811 2 001
Ernawati Nasution, SKM, MKes NIP. 19700212 199501 2 001
Penguji II Penguji III
Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi NIP. 19680616 199303 2 003
Dr. Ir. Zulhaida Lubis, MKes NIP. 196205291989032001
Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Terwujudnya KADARZI dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga termasuk suami (Kepala Keluarga) yang dapat berperan sebagai motivator. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.
Jenis penelitian adalah survei bersifat deskriptif. Populasi penelitian 1.708 Kepala Keluarga dengan sampel 100 Kepala Keluarga yang diperoleh secara
systematic random sampling. Data yang diperoleh meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian diketahui mayoritas tingkat pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori sedang, dilihat dari sudah banyak suami mengetahui indikator kadarzi seperti mengetahui manfaat menimbang berat badan, makan beraneka ragam, mengetahui manfaat garam beryodium, manfaat memberikan ASI Eksklusif, menerapkan minum suplemen gizi, mengetahui manfaat KMS. Demikian juga mayoritas sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori baik yang ditandai dengan sudah adanya suami yang menyatakan setuju bahwa suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, bersedia membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan.
Diharapkan lagi keaktifan dari petugas kesehatan dalam promosi KADARZI terhadap isteri dan suami untuk peningkatan kesehatan gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.
ABSTRACT
The realization of KADARZI (Nutrition Conscious Family) could be done by activating the members of the family, especially the husbands (heads of family) as motivators. The aim of this research was to describe the husbands` knowledge and attitude in the nutrition conscious at Village Wek V, Padangsidimpuan in 2010.
The type of the research was descriptive survey. The population was 1,708 heads of family with the sample of 100 heads of family, done by systematic random sampling. The collected data comprised education, income, tribes, occupation, knowledge and attitude, as well as the information about nutrition conscious by interviews, using the questionnaires.
The result of the research showed that the majority of the husbands` knowledge in nutrition conscious family at Village Wek V was categorized as mediocre: many of them know the indicators of nutrition conscious, such as the use of weighing, the variety of foods, iodized salt, giving exclusive mother`s milk, talking nutrition supplement, and well-being family. The majority of husbands` attitude towards the nutrition conscious family at Village Wek V was also categorized as well: many of them agree that they need to participate in increasing the family nutrition, getting ready to take their babies to integrated service station if their wives were unable to do it.
It was recommended that the health officials should actively give information about nutrition conscious family to the wives and husbands to increase the family nutrition.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP
Tempat/Tanggal lahir : Padangsidimpuan, 09 Mei 1987
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Nama Orang Tua : H. Portibi Harahap, S.Ag Anak ke : 2 (dua) dari 3 orang bersaudara
Alamat Rumah Orang Tua : Jl. Imam Bonjol Gg. Bengkel No. 34
Padangsidimpuan
Alamat : Jl. Sei Padang Gg. Langgar – Gg. Turi No.7 Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 1994 – 2000 : SD Negeri No. 200222 Padangsidimpuan Tahun 2000 – 2003 : SMP Negeri 2 Padangsidimpuan
KATA PENGANTAR
Allhamdulillahhirobbil`alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Keluarga Sadar Gizi di
Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Ria Masniari, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Dra. Jumirah, Apt. MKes selaku ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing skripsi I telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ernawati Nasution, SKM. MKes selaku Dosen Pembimbing skripsi II dan
4. Dr.Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini
5. Dr. Ir. Zulhaidah Lubis, MKes selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini
6. Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Muhammad Darwis, S.Sos selaku Camat Padangsidimpuan Selatan dan Ridwan Rambe selaku Lurah Wek V yang telah memberikan izin untuk
memperoleh data dalam penelitian ini.
9. Kepada keluarga ku tercinta khususnya Papa (H. Portibi Harahap, S.Ag) dan Mama (Hj. Nurhawani Dalimunthe), abang (Iskandar Muda Harahap,
SP.MM), dan Adik (Aris Munandar Harahap) tersayang yang telah banyak memberikan doa, dukungan moril dan materi selama penulis mengikuti dan
menyelesaikan perkuliahan ini.
10. Khusus buat yang terkasih Rio Batarada Hasibuan yang telah banyak membantu, memberi masukan dan dukungan bagi penulis.
11.Teman-teman peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 06 juga teman-teman kost yang banyak memerikan dukungan kepada penulis.
berbagai hal. Untuk itu penulis sangat mengharapakan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kebaikan skripsi ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa akan membalas semua kebaikan dan
bantuan yang telah penulis terima selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan rahmatNya bagi kita semua. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI
halaman LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1. Tujuan Umum ... 5
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Keluarga ... 7
2.1.1 Pengertian Keluarga ... 7
2.1.2 Klasifikasi Keluarga ... 8
2.2. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) ... 9
2.2.1. Definisi KADARZI ... 9
2.2.2. Menimbang Berat Badan Secara Teratur ... 10
2.2.3. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif) ... 10
2.2.4. Makan Beraneka Ragam ... 11
2.2.5. Menggunakan Garam Beryodium ... 12
2.2.6. Minum Suplemen Gizi ( kapsul Vitamin A dosis tinggi, Fe) sesuai anjuran ... 13
2.3. Yang Ditimbulkan Akibat Keluarga Tidak Sadar Gizi ... 14
2.3.1. Kekurangan Energi Protein ... 14
2.3.2. Kekurangan Vitamin A (KVA) ... 15
2.3.3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) ... 16
2.3.4. Anemia Gizi Besi (AGB) ... 16
2.3.5. Kegemukan (Obesitas) ... 17
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga ... 18
2.4.1. Pendidikan... 18
2.4.2. Pendapatan Keluarga ... 18
2.5. Perilaku ... 20
2.5.2. Sikap... 21
2.6. Kerangka Konsep ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1 Jenis Penelitian... 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
3.2.1. Lokasi Penelitian... 23
3.2.2. Waktu penelitian ... 23
3.3. Populasi Dan Sampel ... 23
3.3.1. Populasi ... 23
3.3.2. Sampel... 24
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel ... 25
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 25
3.4.1. Data Primer ... 25
3.4.2. Data Skunder... 26
3.5. Definisi Operasional... 26
3.6. Aspek Pengukuran ... 26
3.6.1. Pengetahuan ... 26
3.6.2. Sikap... 27
3.7. Analisa Data ... 28
BAB VI HASIL PENELITIAN ... 29
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29
4.1.1. Data Demografi ... 31
4.2. Karakteristik Responden ... 31
4.2.1. Distribusi Responden Menurut Umur ... 31
4.2.2. Distribusi Responden Menurut Suku ... 32
4.2.3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir. 32
4.2.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 33
4.2.5. Distribusi Responden Menurut Penghasilan ... 34
4.2.6. Distribusi Responden Menurut Jumlah ART ... 34
4.2.7. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga ... 35
4.2.8. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan ... 35
4.3. Pengetahuan Responden Tentang KADARZI ... 36
4.4. Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) ... 39
4.5. Sikap Responden Tentang KADARZI ... 39
4.6. Tabusilang Pengetahuan Responden Berdasarkan Sikap Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi ... 42
BAB V PEMBAHASAN ... 43
5.1 Pengetahuan Responden ... 43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
6.1 Kesimpulan ... 47
6.2 Saran ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan
Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 30 Tabel 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di
Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 30 Tabel 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan di Kelurahan
Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 31 Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2010 ... 32
Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2010 ... 32
Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 33 Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2010 ... 33 Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Penghasilan di Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2010 ... 34 Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Jumlah ART di Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2010 ... 34
Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan
Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan
Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 35 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut PengetahuanTentang
Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010... 36 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Pengetahuan
Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 36 Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi
Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 39
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 40
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.17.Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden
Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
Lampiran 2. Master Data Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
ABSTRAK
Terwujudnya KADARZI dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga termasuk suami (Kepala Keluarga) yang dapat berperan sebagai motivator. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.
Jenis penelitian adalah survei bersifat deskriptif. Populasi penelitian 1.708 Kepala Keluarga dengan sampel 100 Kepala Keluarga yang diperoleh secara
systematic random sampling. Data yang diperoleh meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian diketahui mayoritas tingkat pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori sedang, dilihat dari sudah banyak suami mengetahui indikator kadarzi seperti mengetahui manfaat menimbang berat badan, makan beraneka ragam, mengetahui manfaat garam beryodium, manfaat memberikan ASI Eksklusif, menerapkan minum suplemen gizi, mengetahui manfaat KMS. Demikian juga mayoritas sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori baik yang ditandai dengan sudah adanya suami yang menyatakan setuju bahwa suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, bersedia membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan.
Diharapkan lagi keaktifan dari petugas kesehatan dalam promosi KADARZI terhadap isteri dan suami untuk peningkatan kesehatan gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.
ABSTRACT
The realization of KADARZI (Nutrition Conscious Family) could be done by activating the members of the family, especially the husbands (heads of family) as motivators. The aim of this research was to describe the husbands` knowledge and attitude in the nutrition conscious at Village Wek V, Padangsidimpuan in 2010.
The type of the research was descriptive survey. The population was 1,708 heads of family with the sample of 100 heads of family, done by systematic random sampling. The collected data comprised education, income, tribes, occupation, knowledge and attitude, as well as the information about nutrition conscious by interviews, using the questionnaires.
The result of the research showed that the majority of the husbands` knowledge in nutrition conscious family at Village Wek V was categorized as mediocre: many of them know the indicators of nutrition conscious, such as the use of weighing, the variety of foods, iodized salt, giving exclusive mother`s milk, talking nutrition supplement, and well-being family. The majority of husbands` attitude towards the nutrition conscious family at Village Wek V was also categorized as well: many of them agree that they need to participate in increasing the family nutrition, getting ready to take their babies to integrated service station if their wives were unable to do it.
It was recommended that the health officials should actively give information about nutrition conscious family to the wives and husbands to increase the family nutrition.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan status gizi seluruh anggota keluarga dengan dukungan
berbagai sektor secara terkoordinasi dan merupakan bagian pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari usaha peningkatan status gizi adalah meningkatkan dan membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat melalui
partisipasi dan pemerataan kegiatan, perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi, termasuk gizi anak balita (Suhardjo, 2003).
Masalah gizi dapat terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Kurang gizi pada usia dini dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berfikir menurun.
Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak secara permanen. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen yang artinya tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Akan tetapi, masalah gizi yang bersifat non permanen seperti berat badan yang rendah dapat dipulihkan pada
Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama
tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia sekolah,
sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada masa balita (Depkes RI, 2007).
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk menjadi setinggi-tingginya 20%, tidak ada
kasus kretin baru dan tidak ada kasus xeroftalmia pada balita. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya pada tahun 2010, maka didalam dokumen Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2006-2010, upaya perbaikan gizi
diarahkan pada pencapaian sasaran yaitu seluruh Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) (Depkes RI, 2009).
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dapat dilihat dengan
beberapa indikator yaitu : menimbang berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi sesuai aturan dan
Untuk mewujudkan perilaku KADARZI, sejumlah aspek perlu dicermati. Aspek ini berada di semua tingkatan yang mencakup: tingkat keluarga, tingkat masyarakat, tingkat pelayanan kesehatan, dan tingkat pemerintah. Pada tingkat
keluarga aspek yang perlu dicermati adalah pengetahuan dan keterampilan keluarga dan kepercayaan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Tingkatan terendah untuk pelaksanaan KADARZI berada pada tingkatan keluarga. Untuk terwujudnya KADARZI dapat dilakukan dengan upaya pemberdayaan keluarga dengan cara meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku KADARZI. Untuk melaksanakan KADARZI perlu seorang motivator dalam keluarga yaitu suami sebagai kepala keluarga. Untuk itu diperlukan peran suami
dalam mewujudkan tercapainya KADARZI.
Hampir seluruh masyarakat daerah bagian Tapanuli Selatan termasuk kota Padangsidimpuan masih memegang nilai-nilai budaya yang telah lama ada, salah
satunya adalah peran suami yang begitu mendominasi dalam menentukan semua keputusan dan mengarahkan kemana arah tujuan keluarga. Maka dari itu pengikut
sertaan suami dalam perwujudan KADARZI sangatlah penting untuk diterapkan. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang merupakan wilayah kerja Kota Padangsidimpuan terbagi dua belas kelurahan, salah satunya yaitu kelurahan Wek V.
Di kelurahan Wek V terdapat dua Puskesmas Pembantu. Masalah kesehatan seperti gizi kurang di sana yaitu sebesar 5,9%. Asi Eksklusif juga belum terlaksana dengan
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, prevalensi balita gizi kurang ditambah gizi buruk menurut status gizi (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara sebesar 22,7%. Untuk Kota Padangsidimpuan prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk
sebesar 12,7% dengan perincian prevalensi balita gizi kurang sebesar 9,5% dan gizi buruk sebesar 3,2% (Profil Sumut, 2008).
Prevalensi gizi kurang di kota Padangsidimpuan lebih rendah jika dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan makanan, penyakit
infeksi, persedian makanan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi serta peran suami. Dalam hal ini suami juga mempunyai tanggung jawab dalam
pemenuhan makanan keluarga, penyediaan biaya kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi keluarga. Jika tanggung jawab suami sudah terpenuhi maka tidak menutup kemungkinan gizi keluarga dapat terpenuhi dengan baik dan terciptalah
KADARZI .
Keberhasilan KADARZI dapat dijadikan sebagai cara untuk menurunkan
angka gizi buruk dan gizi kurang. Selain ibu (isteri), ayah (suami) adalah sasaran yang tepat dalam peningkatan KADARZI. Peran ibu dalam keluarga memang penting tetapi akan lebih baik jika dibantu dan dilengkapi oleh suami karena tidak
semua hal dapat diketahui dan dikerjakan oleh ibu. Maka dari itu seorang suami juga harus mengerti tentang gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.
gizi sangat berkaitan dengan pengetahuan suami tentang KADARZI. Diharapkan dengan baiknya pengetahuan suami tentang KADARZI akan memberikan pengaruh dalam hal pemenuhan gizi keluarga, dan juga mempengaruhi kepedulian suami
tentang kesehatan keluarga seperti menyuruh isteri membawa bayi atau balita ke posyandu maupun menggantikan isteri untuk membawa anak ke posyandu saat isteri
mereka berhalangan Untuk itu peneliti melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mangetahui sumber informasi tentang kadarzi yang diperoleh oleh suami.
1.4. Manfaat penelitian
1. Sebagai masukan untuk Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dalam rangka menjalankan program keluarga sadar gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
2.1.1. Pengetian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1999).
Pengertian keluarga dalam undang-undang tentang perlindungan anak adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam
garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga ( Pasal 1 ayat 3 UU No.23 tahun 2002).
Dalam (pasal 1 ayat 10 UU No. 10 tahun 1992) keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri atau suami-isteri dan anak-anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Menurut (Friedman, 1998) keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Sedangkan menurut (Murray & Zentner, 1997 dan Friedman, 1998 dalam Allender & Spradley, 2001) keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang
2.1.2 Klasifikasi Keluarga
Dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan, maka keluarga dikelompokkan atas 5 (lima) tahap, yaitu: (BKKBN, 1997)
1. Keluarga Pra-Sejahtera
Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
(basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial
psikologinya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan pendidikan , keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, juga telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya
(development needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. 4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat,
dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial , keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta
telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
2.2. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 2.2.1 Definisi KADARZI
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu gerakan yang terkait dengan
program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Disebut Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang
sebaik-baiknya yang tercermin dari pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu seimbang.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal
dengan (Depkes,2007) :
1. Menimbang berat badan secara teratur.
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).
4. Menggunakan garam beryodium.
5. Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran. Dalam Keluarga sadar gizi sedikitnya asal seorang anggota keluraga yang
dengan sadar bersedia melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Ia bisa seorang ayah, ibu, anak atau siapapun yang berkumpul dalam
keluarga itu.
2.2.2. Menimbang Berat Badan Secara Teratur
Penimbangan dilakukan secara berkala, sebaiknya sebulan sekali di Posyandu
atau Puskesmas. Penimbangan ini berguna untuk mengetahui Kecukupan energi. Kecukupan energi bagi seorang di tandai oleh berat badannya yang normal. Untuk
mengetahui berat badan normal seseorang dapat digunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk balita dan untuk dewasa digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Kekurangan energi yang berlangsung lama akan mengakibatkan menurunnya
berat badan. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat terlamabatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia mencapai usia dewasa, tinggi
badannya tidak mencapai ukuran normal, selain itu ia mudah terkena penyakit infeksi. 2.2.3. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada
hari pertama , agar diberikan kepada bayi.
Setelah bayi berumur 6 bulan, ASI saja tidak mampu lagi memenuhi
mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap sesuai dengan pertambahan umur, pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya.
Walaupun bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan, ASI masih tetap diberikan sampai usia 24 bulan. Hal ini baik untuk membantu perkembangannya,
mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta mempererat jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara timbal balik.
Melihat besarnya manfaat yang diberikan oleh ASI maka diharapkan agar
semua ibu mau memberikan ASI secara eksklusif yang cukup jumlah dan mutu gizinya.
2.2.4. Makan Beraneka Ragam
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi secara lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, yang mampu membuat seseorang
untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0 sampai 6 bulan
yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI saja.
Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memenuhi kebutuhan tubuh dan memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu yang
tidak terkandung dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan lain. Demikian juga sebaliknya, masing-masing makanan bahan
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kecukupan gizi seseorang.
Bahan makanan sumber zat tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mie, yang mengandung karbohidrat, serta minyak, margarine dan santan yang mengandung lemak.
Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya, seperti keju. Zat
pembangun atau protein berperan sangat penting untuk perkembangan kualitas tingkat kecerdasan seseorang (Almatsier, 2001).
Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.2.5. Menggunakan Garam Beryodium.
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah
timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok, endemik dan kretin.Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis bahan makanan baik
yang berasal dari nabati maupun hewani. Kandungan yodium dalam bahan makanan sangat bervariasi tetapi sumber makanan yang berasal dari laut merupakan sumber
yodium yang terbaik ( FKM UI, 2007).
penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan pencetus terjadinya
stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak. Stroke menyebabkan kematian pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Sedangkan, penyakit tekanan darah tinggi
membawa resiko timbulnya penyakit jantung pada usia dewasa. Karena itu hindari konsumsi garam berlebihan. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari
6 gram atau 1 sendok teh setiap harinya.
2.2.6. Minum suplemen gizi (kapsul Vitamin A dosis tinggi, Fe) sesuai anjuran. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur. Terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan tenaga kerja wanita. Karena
itu, mengkonsumsi makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayur berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging (Almatsier, 2001).
Khusus bagi ibu hamil dan penderita anemia gizi diharuskan untuk
mengkonsumsi tablet tambah darah (pil besi) sesuai dengan anjuran.
Buta akibat kurang gizi dapat menghinggapi siapa saja. Sekitar 125 juta balita
di dunia mengalami kekurangan vitamin A subklinis, sementara 1,3 juta dari jumlah itu telah menampakkan tanda klinis xeroftalmia (WHO, 1997). Itu berarti bahwa resiko mereka untuk terjangkit infeksi membesar sebanyak 20 kali (Arisman, 2003).
2.3. Yang Ditimbulkan Akibat Keluarga Tidak Sadar Gizi 2.3.1. Kekurangan Energi Protein (KEP)
Seorang tergolong menderita KEP, jika :
‐ Catatan berat badan anak balita dan anak sekolah pada KMS berada di bawah
garis merah
‐ Tubuh anak balita dan tubuh orang dewasa tampak sangat kurus
‐ Tubuh bayi baru lahir tampak sangat kecil
Cara penanggulangannya :
1. menghadapi masalah Kekurangan Energi Protein (KEP) pada bayi adalah - Ibu disarankan agar selalu memberikan ASI saja, sampai bayi
berumur 6 bulan (ASI Eksklusif).
- Ibu disarankan agar mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ketika bayi mulai berumur 6 bulan.
- Ibu disarankan agar berusaha memberikan ASI dulu, kemudian baru memberikan MP-ASI
- Ibu disarankan agar berusaha menyusui bayinya sesering mungkin - ASI diberikan dari payudara kiri dan kanan secara bergantian, baik
diwaktu siang maupun malam.
- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah MP-ASI , sesuai dengan bertambahnya umur bayi, dan memberikannya sesering
mungkin.
- Ibu disarankan agar berusaha menyusui bayinya sampai anak berumur 2 tahun.
- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah MP-ASI , sesuai
dengan bertambahnya umur anak dan diberikan sesering mungkin. - Ibu disarankan agar berusaha memberikan MP- ASI dulu, kemudian
baru memberikan ASI
- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah makanan selingan dan sering diberikan.
2.3.2. Kekurangan Vitamin A (KVA)
- Seseorang tergolong menderita KVA, jika saat senja tiba,
penglihatannya menjadi gelap bahkan sering menabrak-nabrak ketika berjalan.
- Penyakit ini lazim disebut: rabun senja. Di Jawa Barat disebut
Kotokeun, dan di Jawa Tengah disebut mata lamur.
Cara penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA):
- Semua anggota keluarga, terutama penderita KVA, disarankan agar banyak makan sayuran daun hijau, buah berwarna dan makanan asal hewani.
- Anak balita harus diberi kapsul vitamin A pada setiap bulan Februari dan Agustus.
Untuk mendapat kapsul vitamin A, hubungi kader posyandu dan Tenaga Kesehatan setempat.
- Seseorang tergolong menderita GAKY, jika mengalami pembesaran kelenjar gondok pada lehernya.
- Pada GAKY tingkat berat, seseorang dapat menjadi cebol, dungu,
bisu dan tuli (kretin) Cara penanggulangan GAKY adalah :
- Disarankan agar selalu menggunakan garam beryodium setiap kali mengolah hidangan.
- Selalu sediakan garam beryodium di atas meja makan.
- Wanita Usia Subur (WUS) yang tinggal di kecamatan endemik sedang-berat diharuskan minum kapsul minyak beryodium sekali
setahun sesuai dengan dosis yang ditentukan. 2.3.4. Anemia Gizi Besi (AGB)
1. Tanda-tanda : kelopak mata dan bibir pucat, lemah, letih, lesu dan
cepat mengantuk.
2. Bagi pekerja , produktivitasnya menurun
3. Bagi anak-anak, kemampuan belajarnya menurun
4. Bagi ibu hamil, dapat mengancam keselamatan dari janin yang dikandungnya.
Cara penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :
1. Penderita AGB disarankan agar banyak makan makanan asal hewani
2. Penderita AGB disarankan juga agar banyak makan buah yang berwarna.
3. Ibu hamil, ibu menyusui dan wanita usia subur dianjurkan minum
tablet tambah darah secara teratur.
4. Anak balita dianjurkan minum sirup tambah darah secara teratur.
2.3.5. Kegemukan (Obesitas)
- Penampilan sangat gemuk
- Bila berat badannya tidak diturunkan, mudah terkena penyakit
degenerative seperti ; kencing manis dan jantung Cara penanggulangan Kegemukan (obesitas):
Penderita kegemukan disarankan:
1. Mengurangi jumlah makanan sumber hidrat arang (nasi, roti, mie, ubi dan gula).
2. Mengurangi jumlah makanan berlemak.
3. Mengurangi makanan selingan dan makanan jajanan.
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga 2.4.1. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan.
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapakan pengetahuan
atau informasi tentang gizi yang dimiliki akan lebih baik. Sering masalah gizi itu timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai (Berg,
1987).
Hanya saja memang perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah-tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan gizi yang tepat. Dari kepentingan gizi keluarga
pendidikan itu sendiri amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya.
2.4.2. Pendapatan Keluarga
Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh. Setidaknya
yang mencari nafkah tentu berbeda dengan besar pendapatannya dengan keluarga yang mengandalkan sumber keuangannya dari ayah dan ibu serta sambilan yang diusahakan sendiri di rumah, seperti membuka warung.
Keterbatasan kesempatan kerja yang bisa segera menghasilkan uang, biasanya pekerjaan di luar usaha tani, juga sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan
keluarga. Jika selain bersawah kepala keluarga bekerja pula misalnya sebagai pedagang perantara (makelar) hasil-hasil pertanian, pamong desa, membuat batu bata atau bedagang, tentu saja dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan dalam jumlah yang mencukupi juga amat dipengaruhi oleh harga bahan makanan. Bahan makanan yang harganya
mahal biasanya jarang, bahkan tidak pernah dibeli. Hal ini menyebabkan suatu jenis bahan makanan tidak pernah dihidangkan dalam susunan makanan keluarga.
Menghadapi hal ini ada ibu-ibu rumah tangga yang menjalankan taktik
tertentu. Agar bisa mendapatkan bahan makanan mahal dengan harga yang lebih murah biasanya mereka pergi belanja setelah pasar mulai sepi. Hanya saja masih
2.5. Perilaku 2.5.1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu :
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. 2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesis
sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi
Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap statu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003). 2.5.2. Sikap (Attitude)
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk berespons
(secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih), disamping itu
komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif (kecendrungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi
atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
2.6. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Suami Sikap Suami
Karakteristik Suami : Pendidikan Suku Penghasilan Pekerjaan
Sumber Informasi yang diperoleh suami - Petugas Kesehatan - Media cetak - Media Elektronik
Keterangan:
Sumber informasi yang diperoleh oleh suami dapat memberi pengaruh
terhadap pengetahuan suami tentang KADARZI. Karakteristik suami seperti pendidikan, suku, penghasilan pekerjaan dapat memberi pengaruh terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui gambaran tentang sumber informasi, pendidikan, suku, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami tentang Keluarga Sadar Gizi pada Kelurahan
Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan. Dimana di Kelurahan ini dari 751 balita terdapat 45
balita menderita gizi kurang (5,9%) dan pernah mendapat sosialisasi tentang KADARZI.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan Februari– Maret tahun 2010
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Yang dimaksud populasi dari penelitian ini adalah semua Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari Kepala Keluarga yang tinggal di Kelurahan Wek V.
Besar sampel ditentukan dengan rumus (Notoatmadja, 2005), sebagai berikut :
n = N 1 + N (d2)
Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar Sampel
d = Galat Pendugaan (0,1)
Berdasarkan data pada survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah KK pada Kelurahan Wek V adalah 1.708 KK, Maka besar sampel yang akan diteliti adalah
n = N 1 + N (d2)
n = 1708 1 + 1708 (0,12)
n = 1708 1 + 17,08
n = 1708 18,08
n = 94,4 ≈ 95 orang
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel
Mengingat hal tersebut diatas dan kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana maka penulis dalam penelitian ini mengambil jumlah sampel
sebanyak 100 KK. Teknik pengambilan sampel memakai sistematik sistematic random sampling.
Sistem random sampling digunakan karena anggota populasi bersifat homogen, hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sistematis
(sistematic sampling). Caranya adalah membagi jumlah anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang digunakan. Pengambilan sampel dengan membuat
interval 17 dalam daftar urutan rumah di Kelurahan Wek V. Maka populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai kelipatan 17. Dalam pengambilan sampel pertama dilakukan secara acak. Interval 17 ini diperoleh dengan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampel. Dalam hal ini Kepala Keluarga yang berusia lanjut tidak temasuk sebagai sampel. Maka bila dalam
pengacakan ternyata terdapat Kepala Keluarga yang berusia lanjut harus diganti dengan Kepala Keluarga yang lain.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data primer
Data primer meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Wek V , Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dan Instansi Pemerintah lainnya.
3.5. Definisi Operasional
Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel
adalah sebagai berikut :
1. Sumber informasi adalah asal berita atau informasi tentang KADARZI yang diterima oleh suami.
2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden. 3. Suku adalah golongan budaya responden.
4. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan. 5. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari responden untuk menghasilkan uang. 6. Pengetahuan suami adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh suami
tentang KADARZI.
7. Sikap suami adalah tanggapan suami sebagai responden tentang KADARZI.
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Pengetahuan
Pengetahuan responden diukur melalui 15 pertanyaan dengan total skor 30
dengan ketentuan sebagai berikut : jika responden menjawab a, maka skor = 0; jika responden menjawab b, maka skor = 1; jika responden menjawab c, maka skor =2.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67 %, dari total skor jawaban
benar pada pertanyaan kuesioner = skor > 20
Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skor
jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 9,99 - 20
Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban
benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 9,99
3.6.2. Sikap
Sikap responden dapat diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 16 dengan total skor 32 dengan kategori
sebagai berikut:
Untuk jawaban yang mempunyai 2 pilihan :
1. Jawaban setuju = 2 2. jawaban tidak setuju = 0
Khusus untuk pertanyaan no1, 5, 6, 10, 11dan 13 jika setuju = 0, tidak setuju
= 2
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan
sebagai berikut (Arikunto, 2007) :
Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67%, dari total skor jawaban
Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skore
jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 10,6 – 21,3
Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban
benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 10,6
3.7. Analisa Data
Analisa dapat dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terletak antara 01°-
28° LU - 01°-19° dan 99°-13° BT-99°-21° BT, dengan luas wilayah 53,9 km2.
Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Ujung Padang
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Losung
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitamiang
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Aek Tampang Kelurahan Wek V terbagi atas 9 lingkungan yaitu :
- Lingkungan I - Lingkungan VI
- Lingkungan II - Lingkungan VII
- Lingkungan III - Lingkungan VIII
- Lingkungan IV - Lingkungan IX
- Lingkungan V 4.1.1. Data Demografi
Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan
Tabel 4.1. Distribusi penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 3.535 48,2
2. Perempuan 3.803 51,8
Total 7.337 100,0
Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010
Distribusi Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V menurut tingkat pendidikan
yang dimiliki dapat kita lihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Tingkat Pendidikan n %
1. Tidak Tamat SD 26 1,5
2. SD 144 8,4
3. SMP 455 26,6
4. SMA 879 51,6
5. Akademi/ Perguruan Tinggi 204 11,9
Total 1.708 100,0
Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010
Dari tabel 4.2. dapat diketahui sebagian besar Kepala Keluarga memiliki
tingkat pendidikan yang sudah baik yaitu SMA sebesar 51,6%
Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V tidak terfokus pada satu jenis pekerjaan, mereka mempunyai berbagai jenis pekerjaan seperti PNS/TNI/POLRI,
[image:47.612.114.526.293.449.2]Tabel 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Pekerjaan N %
1. PNS/TNI/POLRI 417 24,5
2. Pedagang 217 12,7
3. Wiraswasta 183 10,7
4. Petani 270 15,8
5. Buruh 236 13,8
6. Pegawai Swasta/ Karyawan 198 11,6
7. Lainya (Tukang, Supir, Betor) 187 10,9
Total 1.708 100,0
Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010
Dari tabel dapat diketahui bahwa sebesar 24,5 % Kepala Keluarga di Wek V memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI. Hal ini di dukung letak Kelurahan Wek V yang dekat dengan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kota
Padangsidimpuan.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi : umur, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran untuk konsumsi dan besar biaya kesehatan yang disediakan.
4.2.1. Distribusi Responden Menurut Umur
Umur responden adalah usia responden yang dihitung dari lahir sampai saat
Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Umur n %
1. < 35 tahun 35 35,0
2. 35-45 tahun 39 39,0
3. > 45 tahun 26 26,0
Total 100 100,0
Dari tabel 4.4. diatas bahwa responden paling banyak berusia 35-45 tahun (39%).
[image:49.612.116.527.300.474.2]4.2.2. Distribusi Responden Menurut Suku
Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010.
No Suku n %
1. Mandailing 53 53,0
2. Batak 16 16,0
3. Jawa 20 20,0
4. Melayu 3 3,0
5. Minang 4 4,0
6. Lainnya ( Karo, Cina, Aceh) 4 4,0
Total 100 100,0
Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa suku suami di Kelurahan Wek V
sebagian besar adalah suku mandailing 53%.
4.2.3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Pendidikan Terakhir n (%)
1. Tidak Tamat SD 0 0,0
2. SD 8 8,0
3. SMP 16 16,0
4. SMA 62 62,0
5. Akademi/ Perguruan Tinggi 14 14,0
Total 100 100,0
Berdasarkan tabel 4.6. diatas dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Wek V SD (8%), SMA (62%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan di Kelurahan Wek V sudah cukup baik.
4.2.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
[image:50.612.113.526.451.641.2]Adapun pekerjaan responden terdiri dari petani, pedagang, buruh, pegawai swasta/karyawan, PNS/POLRI/TNI dan pekerjaan lainnya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut ini :
Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Jenis Pekerjaan n %
1. Petani 5 5,0
2. Pedagang 18 18,0
3. Buruh 11 11,0
4. Pegawai Swasta/ karyawan 24 24,0
5. PNS/POLRI/TNI 19 19,0
6. Wiraswasta 10 10,0
7. Lainnya (Supir, Narik becak) 13 13,0
Total 100 100,0
4.2.5. Distribusi Responden Menurut Penghasilan
Penghasilan responden dikategorikan berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) di Kota Padangsidimpuan. Berikut adalah distribusi responden berdasarkan
[image:51.612.113.531.198.314.2]penghasilan
Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Penghasilan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Penghasilan n %
1. < Rp. 920.000 25 25,0
2. > Rp. 920.000 75 75,0
Total 100 100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat penghasilan responden termasuk
tinggi karena 75% sudah berada di atas angka UMR (Upah Minimum Regional) Kota Padangsidimpuan (Rp. 920.000).
4.2.6. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga
Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Jumlah ART n %
1. < 3 orang 6 6,0
2. 3-5 orang 70 70,0
3. > 6 orang 24 24,0
Total 100 100,0
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 70% responden memiliki anggota rumah
[image:51.612.114.530.445.569.2]4.2.7. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga Pengeluaran konsumsi pangan pada tabel berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata pengeluaran konsumsi pangan seluruh responden.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Pengeluaran Konsumsi Pangan
Keluarga n %
1. < Rp 1.059.050 57 57,0
2. > Rp 1.059.050 43 43,0
Total 100 100,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 57% responden memiliki pengeluaran konsumsi di bawah Rp. 1.059.050,-
4.2.8. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan Besar biaya kesehatan yang disediakan pada tabel 4.11. berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata biaya kesehatan yang disediakan oleh responden.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No Besar Biaya Kesehatan
Yang Disediakan n %
1. Tidak menyediakan 39 39,0
2. < Rp. 138.525 35 35,0
3. > Rp. 138.525 26 26,0
Total 100 100,0
Dari tabel dapat dilihat bahwa ada 39% responden yang belum menyediakan
[image:52.612.114.529.435.569.2]4.3. Pengetahuan Responden Tentang KADARZI
[image:53.612.116.528.188.297.2]Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara menggunakan pertanyaan pada kuesioner terhadap responden dapat diperoleh data sebagai berikut ini:
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.
No Pengetahuan Responden n %
1. Baik 29 29,0
2. Sedang 56 56,0
3 Rendah 15 15,0
Total 100 100,0
Pada tabel 4.12. menunjukkan dari keseluruhan responden kategori
[image:53.612.114.529.414.669.2]pengetahuannya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebesar 56%.
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n %
1. Pengertian KADARZI : - Tidak Tahu
- Keluarga yang mengetahui tentang gizi
- Keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah kesehatan dan gizi setiap anggota keluarganya 35 43 22 35,0 43,0 22,0
2. Indikator KADARZI :
- Tidak tahu
- Ya, dan menyebutkan dua jawaban misalnya menimbang berat badan dan memberikan ASI Eksklusif pada bayi
- Ya, dan menyebutkan lebih dari dua jawaban misalnya
menimbang berat badan, memberikan ASI Eksklusif pada bayi, menggunakan garam beryodium
9 32 24 13,9 49,2 36,9
3. Hal yang harus diperhatikan seorang Kepala Keluarga:
- Tidak tahu
- pemenuhan makanan dan biaya kesehatan
- pemenuhan makanan, biaya kesehatan dan meningkatkan status sosial ekonomi keluarga
No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n %
4. Yang dimaksud dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan :
- Tidak Tahu
- mengonsumsi berbagai jenis makanan
- mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang
5 61 34 5,0 61,0 34,0
5. Manfaat menimbang berat badan untuk Bayi atau Balita :
- Tidak tahu
- Mengetahui berat badan
- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi bayi atau balita
0 75 25 0,0 75,0 25,0
6. Manfaat KMS bagi anak adalah untuk :
- Tidak tahu
- Mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak
- Memantau pertumbuhan dan kesehatan anak serta mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak
39 25 36 39,0 25,0 36,0
7. Manfaat menimbang berat badan secara teratur bagi ibu hamil :
- Tidak tahu
- Mengetahui pertambahan berat badan
- Mengetahui pertambahan berat badan ibu dan perkembangan janin 3 65 32 3,0 65,0 32,0
8. Jenis suplementasi gizi :
- Tidak Tahu
- Kapsul Vitamin A
- Kapsul Vitamin A dan Tablet Besi
47 27 26 47,0 27,0 26,0
9. Menurut Bapak apa pengertian dari ASI Eksklusif
- Tidak Tahu
- Memberikan ASI ditambah dengan makanan pendamping sampai umur 2 tahun
- Memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan
20 34 46 20,0 34,0 46,0
10. Alasan ASI perlu diberikan pada bayi :
- Tidak Tahu
- ASI memang makanan untuk bayi
- ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dan memberikan daya tahan tubuh 0 64 36 0,0 64,0 36,0
11. Yang dimaksud dengan garam beryodium adalah
- Tidak Tahu
- Garam dapur
- Garam yang mengandung yodium
3 28 69 3,0 28,0 69,0
12 Garam beryodium berguna untuk mencegah :
- Tidak Tahu
- Penyakit darah tinggi
- Penyakit gondok
9 36 58 9,0 36,0 58,0
13 Alasan ibu hamil perlu mengonsumsi zat besi :
- Tidak Tahu
- Mencegah keguguran kehamilan
No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n %
14 Berapa kali dalam setahun bayi atau balita diberi Vitamin A
- Tidak Tahu
- Satu kali
- Dua kali
48 17 35
48,0 17,0 35,0
15 Pada bulan berapa saja Posyandu membagikan Vitamin A
- Tidak Tahu
- Setiap mengikuti posyandu
- Februari dan Agustus
27 38 35
23,0 38,0 39,0
Hasil penelitian pada tabel 4.13. menunjukkan yang benar-benar mengetahui pengertian KADARZI sebesar 22%. Mengetahui seluruh indikator KADARZI sebesar 24%. Menjawab hal yang harus diperhatikan seorang kepala keluarga adalah
pemenuhan makanan dan biaya kesehatan yaitu sebesar 41%. Mengetahui dengan benar maksud dari mengonsumsi makanan yang beraneka ragam sebesar 34%.
Mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi bayi dan balita sebesar 25%, mengetahui dengan benar manfaat KMS bagi bayi dan balita sebesar 36%, mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi ibu hamil sebesar
32%, mengetahui jenis suplementasi zat gizi sebesar 26%, mengetahui dengan benar pengetian ASI Ekslusif sebesar 46%.
Mengetahui dengan benar alasan ASI diberikan pada bayi sebesar 36%, mengetahui dengan benar maksud dari garam beryodium sebesar 69%, mengetahui dengan benar manfaat garam beryodium sebesar 58%, mengetahui dengan benar
alasan ibu hamil perlu mengonsumsi tablet besi sebesar 20%, mengetahui dengan benar berapa kali bayi atau balita diberi vitamin A dalam setahun sebesar 35% dan
4.4. Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Sumber informasi adalah asal berita atau informasi yang diterima oleh responden mengenai Keluarga Sadar Gizi. Adapun sumber informasi responden dapat
berasal dari media cetak, elektronik, isteri ataupun petugas kesehatan. Dari tabel distribusi responden berdasarkan jawaban pengetahuan tentang KADARZI dapat
[image:56.612.112.531.318.521.2]diketahui bahwa ada sebesar 65% responden yang mengetahui tentang KADARZI. Berikut ini adalah tabel distribusi sumber informasi tentang Kadarzi yang diperoleh oleh responden
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.
No Sumber Informasi n %
1. Isteri 24 36,9
2 Media elektronik atau cetak 4 6,2
3. Petugas kesehatan 5 7,7
4. Isteri dan media elektronik atau cetak 10 15,4
5. Isteri dan Petugas kesehatan 9 13,8
6. Media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan
6 9,2
7. Isteri, media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan
7 10,8
Total 65 100,0
Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa sebesar 36,9% responden memperoleh
informasi kadarzi dari isteri.
4.5. Sikap Responden Tentang KADARZI
Secara keseluruhan sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.15. dimana
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.
No Sikap Responden n %
1. Baik 56 56,0
2. Sedang 33 33,0
3 Rendah 11 11,0
Total 100 100,0
Pada tabel 4.15. menunjukkan dari keseluruhan responden sikapnya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori baik yaitu sebesar 56%.
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.
Jawaban
Setuju Tidak setuju
No Sikap Responden Tentang KADARZI
n % n %
1 Di dalam keluarga perilaku KADARZI
sangat sulit untuk diterapkan 63 63,0 37 37,0
2 Seorang suami perlu turut ikut serta dalam
peningkatan gizi keluarga 78 78,0 22 22,0
3 Bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya
97 97,0 3 3,0
4 Kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak
66 66,0 34 34,0
5 Ibu hamil tidak perlu melakukan
pemantauan berat badan secara teratur 9 9,0 91 91,0
6 Suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam saja
59 59,0 41 41,0
7 Dalam pemilihan makanan, nilai gizi lebih
penting dari pada selera dan rasa 92 92,0 8 8,0
8 Makan makanan beraneka ragam adalah
mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang
69 69,0 31 31,0
9 ASI yang pertama keluar harus diberikan
[image:57.612.119.529.290.689.2]Jawaban
Setuju Tidak setuju
No Sikap Responden Tentang KADARZI
n % n % 10 Memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai
bayi berumur 4 bulan 37 37,0 63 63,0
11 Jika kekurangan yodium maka pertumbuhan
anak normal 15 15,0 85 85,0
12 Menggunakan garam beryodium berguna
untuk mencegah penyakit gondok 59 59,0 41 41,0
13 Seorang suami tidak tahu-menahu
mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur
57 57,0 43 43,0
14 Ibu hamil perlu memperoleh tablet besi 77 77,0 23 23,0
15 Ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh
kapsul Vitamin A 63 63,0 37 37,0
16 Mau membawa bayi atau balita ke
Posyandu bila isteri berhalangan 43 43,0 57 57,0
Hasil penelitian pada tabel 4.16. menunjukkan 37% responden merasa bahwa
KADARZI tidak sulit untuk diterapkan di dalam keluarga, sebesar 78% responden setuju seorang suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, sebesar 93% responden setuju bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan
penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya, sebesar 66% Setuju kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan
dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak, sebesar 91% tidak setuju ibu hamil tidak perlu melakukan pemantauan berat badan secara teratur.
Tidak setuju suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam saja sebesar 41%, setuju dalam pemilihan makanan,
pertama keluar harus diberikan kepada bayi sebesar 41%, tidak setuju memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai bayi berumur 4 bulan sebesar 63%.
Tidak setuju jika kekurangan yodium maka pertumbuhan anak normal sebesar
85%, setuju menggunakan garam beryodium berguna untuk mencegah penyakit gondok sebesar 59%, tidak setuju bila seorang suami tidak tahu-menahu mengenai
garam yang digunakan untuk masak di dapur sebe