• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENELITIAN Penerapan Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN HASIL PENELITIAN Penerapan Model"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENUNTASKAN PRESTASI BELAJAR

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN RANGKAIAN LISTRIK DI MA AS- SYAFI’I BLABAN

BATU MARMAR PAMEKASAN

Oleh : Ketua Tim Peneliti

SUPRIANTO, S.Pd., M.Si (NIY. 130 488 248) Anggota Tim Peneliti

HANIFAH (NPM. 2009.05.02.0.0021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

1. Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Menuntaskan Prestasi Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Di MA As- Syafi’i Blaban Batu Marmar Pamekasan

2. Bidang Penelitian : Pendidikan

3. Identitas Peneliti

Nama Lengkap : Suprianto, S.Pd., M.Si

Jenis Kelamin : Laki-laki

NIP/NIY : 130 488 248

NIDN : -

Disiplin Ilmu : S-2 Fisika

Pangkat / Golongan : ………

Jabatan : Dosen

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Alamat : Jl. Pintu Gerbang VIII/137 B

Telepon/HP : 081703794656

4. Nama Anggota Peneliti

a. Ketua Peneliti : Suprianto, S.Pd.,M.Si b. Anggota Peneliti : Hanifah (Mahasiswa)

5. Lokasi Penelitian : MA As-Syafi’i Blaban Batu Marmar

6. Jumlah Biaya : Rp. 5.000.000,00

Pamekasan, 20 Desember 2013

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Peneliti/Ketua Peneliti

Herman Jufri Andi, S.Si., M.Si Suprianto, S.Pd.,M.Si

NIY. 130 488 655 NIY. 130 488 248

Ketua Mengetahui

Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat (LP2M) Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan

Drs. Akh. Syafiudin, M.Pd. Dr. H. Saiful Hadi., M.Pd

(3)

iii

NETWORK ELECTRICS CLASS STUDENT X MA AS-SYAFI’I BLABAN BATU MARMAR PAMEKASAN

ABSTRACT

Lower of achievement learn and skill of class X student science process MA As-Syafi'i Blaban Batu Marmar Pamekasan caused by the class X the student seldom be given on to the problem autentik that happened in society so that student think to learn the physics of no use and drag on, used method lose looks for student so that physics have the character of the abstraction and less application in everyday life. this Research purpose is to identify completely of achievement learn and skill of student science process after applying of study model STM at fundamental sub [of] electrics network discussion and also identify student activity the class X in MA. As-Syafi'I Blaban Batu Marmar Pamekasan school year of 2012/2013. This research is classroom action research. This research is executed by three cycle which is on cycle consist of the steps among its are planning, execution, perception, evaluation and refleksi. Is while data analysis the used is descriptive statistical.

From research result indicate that skill of natural student science process of improvement in each his cycle, at meeting I getting the value > 65 is 20% at cycle II 60%, and cycle III 100%. Is while at achievement learn the complete student at cycle I 50%, cycle II 85% is while at cycle III 100%. For the activity of student is also experience of the improvement aspect the questioning cycle 1 46,7% Cycle of 2 60,0%, and cycle 3 73,3%, answer to, Siklus 1 33,3%, Cycle of 2 60,0% and Siklus 3 73,3%, note, Siklus 1 56,7%, Cycle of 2 71,7% and Siklus 3 81,6%, pay attention, Siklus 1 66,7%, Cycle of 2 73,3% and Siklus 3 88,3%,. And result of from evaluation pretes and postes experience of improvement from 00,00% becoming 100%. This.

(4)

iv

Segala puji bagi Allah Tuhan yang maha sempurna dan dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini, penuis mendapatkan bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar - besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Saiful Hadi, M.Pd selaku dekan FKIP Universitas Islam Madura yang telah memberikan kemudahan administrasi.

2. Bapak Herman Jufri Andi, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Islam Madura yang telah membantu atas kelancaran penyusunan laporan hasil penelitian ini.

3. Bapak Kepala MA As-Syafi’i Blaban Batu Marmar Pamekasan yang sudah membantu dalam penelitian ini

Segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna dalam penyempurnaan laporan ini.

Pamekasan, 20 Desember 2013

(5)

v

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.2. Pembelajaran dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) 5 2.3. Keterampilan Proses Sains ... 10

2.4. Prestasi Belajar Siswa ... 11

2.5 Kerangka Berfikir ... 12

BAB III METODE PENELITIAN ... 13

3.1. Desain Penelitian ... 13

3.2. Subjek Penelitian ... 17

3.3. Instrumen Penelitian ... 17

3.4. Prosedur Pengumpulan Data... 18

3.5. Teknik Analisa Data ... 18

3.6. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa ... 19

3.7.Jadwal Pelaksanaan ... 20

3.8.Anggaran Kegiatan ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1. Hasil Penelitian ... 21

4.2. Hasil Analisis Kegiatan Belajar Mengajar ... 23

4.3.Hasil dan Analisis Postes dan Keterampilan Proses Siswa ... 36

4.4.Analisis Skor Perkembangan ... 38

4.5.Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP ... 43

5.1.Kesimpulan ... 43

5.2.Saran ... 44

(6)

vi

(7)

vii

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan Program Cara Biasa dan Program STM ... 6

3.1 Siklus Penelitian Kelas ... 15

3.2 Aktivitas Siswa ... 19

3.3 Skor Perkembangan Individual ... 20

3.4 Rincian umum jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian... 20

4.1 Data Hasil Pretes ... 21

4.2 Data Hasil Keterampilan Proses Sains ... 22

4.3 Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus I ... 24

4.4 Data Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 25

4.5 Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus I ... 25

4.6 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 26

4.7 Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus II ... 29

4.8 Data Hasil Tes Evaluasi Siklus II... 29

4.9 Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus II ... 30

4.10 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 31

4.11 Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus III ... 33

4.12 Data Hasil Tes Evaluasi Siklus III ... 33

4.13 Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus III ... 34

4.14 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III... 35

4.15 Data Hasil Postes ... 36

4.16 Data Hasil Postes Keterampilan Proses Sains ... 37

4.20 Data Skor Perkembangan setiap Siklus... 38

4.21 Data Skor Perkembangan Keterampilan Proses Sains ... 39

4.22 Data Skor Perkembangan Aktivitas Siswa ... 40

(8)

viii

Lampiran 1Silabus ... 46

Lampiran 2a, Lembar RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) 01 ... 47

Lampiran 2b, Lembar RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) 02 ... 52

Lampiran 2c, Lembar RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) 03 ... 58

Lampiran 3a, Lembar Kerja Siswa ke 1 ... 64

Lampiran 3b, Lembar Kerja Siswa ke 2 ... 67

Lampiran 3c, Lembar Kerja Siswa ke 3 ... 70

Lampiran 4b, Soal Pretes dan Postes ... 73

Lampiran 5a, Tes Keterampilan Proses Sains ... 79

Lampiran 6, Rekapulasi Soal Pretes dan Postes Pilihan Ganda ... 81

Lampiran 7, Rekapulasi Soal Pretes dan Postes KPS ... 83

Lampiran 8, Rincian komponen pembiayaan kegiatan penelitian ... 84

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan sumber manusia yang berkualitas. Dengan adanya Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan juga masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik (Udin Saefudin Sa’ud: 2010).

Dalam perkembangan sains dan teknologi serta perubahan kondisi masyarakat yang sangat pesat ini mengharuskan para guru meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keahliannya baik secara individu maupun kelompok. Tugas utama seorang guru adalah membantu siswa dalam belajar, yakni berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.

(10)

Salah satu model pembelajaran kontekstual yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran sains teknologi masyarakat. Model pembelajaran STM adalah teori belajar konstruktivisme, dengan menerapkan teori konstruktivisme, siswa dapat menggunakan konsep dan keterampilannya di dalam dan di luar kelas serta di lingkungan kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara cerdas, kreatif dan bertanggung jawab (Fajar, 2004). Menurut Poedjiadi (2005), Sains Teknologi Masyarakat sebagai pendekatan dapat menjangkau siswa yang tergolong pada kelompok berkemampuan rendah dalam kelas karena dirasakan oleh siswa lebih menarik, nyata dan aplikatif.

Salah satu pokok pembelajaran Fisika pada SMA/MA kelas X adalah Listrik Dinamis. Dalam pokok bahasan ini siswa dituntut untuk menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan seperti hukum Ohm, hukum I Kirchoff, rangkaian hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel. Oleh karena itu perlulah kiranya melatih siswa untuk memahami dan mengaplikasikan konsep kelistrikan serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk beberapa rangkaian listrik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di MA. As-Syafi’i Blaban kelas X menunjukkan bahwa dengan kurangnya keterampilan proses sains (fisika) yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Menuntaskan Prestasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Sub Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Kelas X Di MA. As-Syafi’i Blaban”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:

(11)

3. Bagaimana Aktivitas Belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) pada sub pokok bahasan rangkaian listrik kelas x di MA. As-Syafi,i Blaban Batu Marmar Pamekasan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi ketuntasan keterampilan proses sains siswa setelah penerapan

model pembelajaran STM pada sub pokok bahasan rangkaian listrik kelas X di MA. As-Syafi’i Blaban Batu Marmar Pamekasan”.

2. Mengidentifikasi ketuntasan Prestasi Belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran STM pada sub pokok bahasan rangkaian listrik kelas x di MA. As-Syafi’i Blaban Batu Marmar Pamekasan.

3. Mengidentifikasi aktivitas siswa setelah penerapan model pembelajaran STM pada sub pokok bahasan rangkaian listrik kelas x di MA. As-Syafi’i Blaban Batu Marmar Pamekasan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa: Dapat membantu meningkatkan penguasaan materi terhadap peserta didik/ siswa.

2. Bagi guru: Dapat membantu proses belajar mengajar secara aktif dengan adanya model pembelajaran STM dan keterampilan proses sains.

3. Bagi sekolah: Sebagai pandangan untuk dijadikan model pembelajaran.

1.6 Definisi Operasional

1. Sains Teknologi Masyarakat : merupakan perekat yang mengaikatkan sains, teknologi, dan masyarakat secara terintegrasi

2. Keterampilan Proses Sains : seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan dalam menentukan variabel, merumuskan hipotesis dan menyimpulkan

(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Fisika

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas: 2003). Carin: 1993 dalam M. Toyib (2004) menjelaskan bahwa sains adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang dalam penggunaan secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Sebagai metode, sains relatif stabil dan berlaku universal, sementara sebagai kumpulan pengetahuan, sains mengalami perubahan secara terus menerus. Menurut Sumadji (1998) dalam Indrawati (2010) fungsi mata pelajaran IPA (sains) adalah sebagai berikut.

1. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengembangkan keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan, dan

menerapkan konsep-konsep fisika.

3. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya, sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Penciptanya. 5. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.

6. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam IPTEK. 7. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap fisika.

(13)

Selain itu, mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan semua aspek belajar yang dimiliki peserta didik (afektif, kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap percaya diri untuk bekal hidup dimasyarakat.

2.1 Pembelajaran dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). 2.1.1 Pengertian Sain Teknologi Masyarakat (STM)

Sebelum melangkah kepada STM terlebih dahulu harus mengetahui apa pengertian dari teknologi itu sendiri. Teknologi adalah penerapan sistematik dari ilmu atau pengetahuan terorganisasi lainnya pada tugas-tugas praktis. (M. Toyib: 2004).

Horsley, at.al (1990) dalam Indrawati (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran sains dan teknologi diperlukan agar konsisten dengan cara-cara para ahli sains dalam melakukan penyelidikan yang bersifat ilmiah dan teknologi. Model pembelajaran sains dan teknologi melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan penyelidikan, mengkonstruksi makna yang mereka temukan, mengajukan penjelasan dan solusi yang masih tentatif, menelusuri kembali konsep-konsep, dan menilai konsep-konsep yang di jadikan rujukan.

Oleh karena itu sains teknologi masyarakat sebagai suatu pendekatan merupakan cara pandang untuk memecahkan permasalahan dalam pendidikan sains. Sains Teknologi Masyarakat berusaha untuk menjembatani materi yang dibahas di dalam kelas dengan situasi dunia nyata di luar kelas yang menyangkut perkembangan teknologi dan situasi sosial masyarakat. Hal ini menggambarkan bahwa STM dijalankan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depannya.

(Yager: 1992 dalam Indrawati: 2010) mendefinisikan STM sebagai pembelajaran dan mengajar mengenai sains/teknologi dalam konteks pengalaman manusia (kontek dunia nyata). Yager juga mengutip NSTA (National Scince Teacher Assosiation) ada beberapa ciri khas tentang pembelajaran dengan

pendekatan STM.

(14)

2. menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan) untuk memperoleh informasi ynag dapat diterapkan untuk memecahkan masalah, 3. menekankan pada proses sains, agar dapat digunakan oleh peserta didik dalam

mencari solusi terhadap masalahnya,

4. peserta didik terlibat aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalahnya, dan

5. sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.

Dalam Arni Fajar (2004) Yager selain mengutip juga mengetahui hasil penelitian dari NSTA pada tahun 1985-1986 di Iowa Amerika terhadap pelaksanaan program-program STM ditemukannya perbedaan antara peserta didik (siswa) yang mengikuti program STM dan yang tidak, antara lain seperti di bawah ini:

Tabel 2.1 Perbedaan Program cara Biasa dan Program STM

CARA BIASA STM

Kaitan dan Aplikasi Bahan Pelajaran  Peserta didik tidak melihat nilai dan

manfaat yang mereka pelajari.

 Peserta didik tidak dapat

menghubungkan sains yang di pelajari dengan teknologi masa kini.

Kreativitas

 Peserta didik kurang memiliki kemampuan bertanya.

 Peserta didik dapat menghubungkan yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari.

 Peserta didik memperhatikan perkembangan teknologi dan melalui fakta tersebut melihat manfaat dan relevansi konsep sains dangan teknologi.

 Peserta didik lebih banyak bertanya, dan sering kali memberikan pertanyaan yang di luar dugaan guru  peserta didik tidak efektif dalam  Sains menurunkan rasa ingin tahu.  Guru dianggap sebagai pemberi

 Guru dianggap sebagai fasilitator.  Peserta didik melihat sains sebagai

(15)

Proses

 Peserta didik melihat proses sains sebagai keterampilan yang dimiliki ilmuwan.

 Peserta didik melihat proses sains sebagai sesuatu utuk dipraktekkan karena merupakan syarat.

Pengetahuan/ Konsep

 Pengetahuan diperlukan untuk

melakukan tes.

 Pengetahuan hanya dipandang sebagai hasil belajar.

 Retensi berlangsung singkat.

 Peserta didik melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka gunakan.

 Peserta didik melihat proses sains sebagai keterampilan yang harus di kembangkan untuk kebutuhan mereka sendiri.

 Peserta didik melihat pengetahuan sains sebagai sesuatu yang diperlukan.

 Pengetahuan dipandang sebagai bekal untuk menyelesaikan masalah  Peserta didik lebih lama melupakan

informasi yang diperoleh dan dapat melaksanakan transfer belajar dengan baik.

Poedjiadi et.al, (1994) dalam Indrawati (2010) menyatakan bahwa STM menitikberatkan pada penyelesaian masalah dan proses berfikir yang melibatkan transfer jarak jauh, artinya menerapkan konsep yang diperoleh di sekolah pada situasi di luar sekolah, yaitu yang ada di masyarakat. Selanjutnya Poedjiadi menjelaskan bahwa ciri utama pendekatan pembelajaran STM adalah dengan memunculkan isu pelajaran diawal pengajaran. Maksudnya sebelum guru mengajar sudah memiliki isu yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.

STM juga dapat dipandang sebagai model pembelajaran. Suatu model pembelajaran memperlihatkan karakteristik tertentu. Bruce dan Weil (1980) dalam Indrawati (2010) mengidentifikasikan karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut:

a. Sintaks

Suatu model pembelajaran mempunyai sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam prakteknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.

b. Sistem Sosial

(16)

c. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik.

d. Sistem Pendukung

Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, kesiapan peserta didik.

e. Dampak pembelajaran langsung dan iringan dampak membelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan, sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pelajar.

Sedangkan Poedjiadi (2005) mengemukakan lima tahap pembelajaran dalam model STM yaitu meliputi: tahap apersepsi, inisiasi, invitasi atau eksplorasi; tahap pembentukan konsep; tahap aplikasi konsep untuk penyelesaian masalah; tahap pemantapan konsep; dan tahap evaluasi.

TAHAP 1

TAHAP 2

TAHAP 3

TAHAP 4

TAHAP 5

Gambar 2.1 Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

2.1.2 Prinsip penggunaan pendekatan STM

(17)

a. Peserta didik melakukan identifikasi terhadap persoalan dan dampak yang ditimbulkan dari persoalan tersebut yang muncul disekitar lingkungannya. b. Menggunakan sumber daya lokal untuk mencari informasi yang dapat

digunakan untuk penyelesaian persoalan yang telah berhasil diindetifikasi. c. Memfokuskan pembelajaran pada akibat yang ditimbulkan oleh sainss dan

teknologi bagi peserta didik.

d. Pandangan bahwa pemahaman terhadap konten sains lebih berharga dari pada sekedar mampu mengerjakan soal.

e. Adanya penekanan kepada keterampilan proses yang dapat digunakan peserta didik untuk menyelesaikan persoalannya sendiri.

f. Adanya penekanan pada kesadaran berkarir, terutama karir yang berhubungan dengan sains teknologi.

g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman tentang aturan hidup bermasyarakat yang dapat digunakan untuk penyelesaian persoalan yang telah diindetifikasi (Indrawati: 2010).

2.1.3 Hubungan Antara Sains-Teknologi-Masyarakat

Hubungan sains dengan teknologi bisa dikatakan saling memiliki keterkaitan. Jika perkembangan teknologi sedang pesat, maka sudah pasti perkembangan sains saat itu sedang berkembang dengan pesat pula. Jadi, bisa mengambil kesimpulan bahwa hubungan sains sangat berpengaruh pada teknologi dan juga pada masyarakatnya. Oleh karena itu hubungan sains teknologi masyarakat sudah terlihat jelas, karena sains dan teknologi lahir oleh adanya kebutuhan masyarakat.

Gambar 2.2 Hubungan antara Sains dan Teknologi Masyarakat

STUDI SOSIAL

SAINS MASYARAKAT

(18)

2.1.4 Tujuan Pendekatan STM

Tujuan pendekatann STM secara umum agar peserta didik memiliki kemampuan (1) menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas; (2) menggunakan berbagai jalan/perspektif untuk menyikapi berbagai isu/situasi yang berkembang dimasyarakat berdasarkan pandangan ilmiah; dan (3) menjadikan dirinya sebagai warga mayarakat yang memiliki tanggung jawab sosial (Indrawati: 2010).

2.2 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip serta teori dalam rangka mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang khas, yang digunakan oleh semua ilmuwan. Keterampilan juga dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja yang telah terjadi. Keterampilan proses ini diperlukan untuk memperoleh, pengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains. Melalui keterampilan proses sains, seseorang dapat melakukan proses seperti yang dialami dan pernah dilakukan oleh para ilmuan ketika mereka berusaha memecahkan misteri-misteri alam. Keterampilan proses dapat menjadi

penggerak penemuan, mengembangan fakta dan konsep, serta

menumbuhkembangkan sikap, wawasan dan nilai (Uus Toharudin dkk: 2011). Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan keterampilan

(19)

Dalam Uus Toharudin dkk: (2011) Menurut Funk, terkait dengan keterampilan proses, yaitu keterampilan proses dasar. Keterampilan proses dasar merupakan bagian yang membentuk landasan metode-metode ilmiah. Ada enam keterampilan proses dasar, sebagai berikut:

1. Pengamatan (observation)

Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling baik dalam proses dan memperoleh ilmu. Keterampilan proses juga hal terpenting untuk dapat mengembangkan dan melakukan keterampilan berikutnya.

2. Pengomunikasian (communication)

Ketika manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupannya, dan menggunakan media komunikasi sebagai alat untuk memahami sesuatu.

3. Pengklasifikasian (classification)

Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan lebih dulu menentukan berbagai jenis golongan.

4. Pengukuran (measurement)

Mengukur diartikan sebagai cara membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan menggunakan alat untuk memperoleh sebuah data disebut pengukuran.

5. Penyimpulan (inference)

Inferensi adalah penyimpulkan yaitu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.

6. Peramalan (prediction)

Prediksi merupakan keterampilan meramal tentang sesuatu atau fenomena yang akan terjadi berdasarkan gejala yang ada.

3.4 Prestasi Belajar Siswa

(20)

belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu dan sebaliknya. (Nurul Hidayati, 2003:15).

Berdasarkan pengertian istilah dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan (Tim Penyusun,2001:895).

3.5 Kerangka Berfikir

Perkembangan keterampilan proses merupakan aspek dasar yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Perkembangan keterampilan proses sangat dipengaruhi oleh kualitas belajar mengajar, aktivitas guru sangatlah mempengaruhi terhadap prestasi siswa yang akan dicapai.

Dalam pembelajaran fisika keterampilan proses sains sangat dibutuhkan karena untuk pelajaran fisika tidak sekedar sebuah teori saja akan tetapi memerlukan keterampilan untuk menemukan konsep atau rumus-rumus yang harus dipecahkan.

Berdasarkan beberapa hasil yang telah dipaparkan di atas bisa dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu dalam hal untuk meningkatkan prestasi siswa. Kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dikatakan berkembang apabila dalam diri siswa bisa menerapkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mempunyai prediksi bahwa: “Pada pembelajaran STM berpusat pada siswa sehingga siswa cenderung aktif dalam proses belajar mengajar”

(21)

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desaian Penelitian

Penelitian yang berjudul Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub Pokok Bahasan

Rangkaian Listrik ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi

(dalam Iskandar: 2012) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Honkins (1993) dalam Wiratmadja (2007) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

(22)

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Adapun rincian prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan dirinci dari perencanaan, pelaksanaan siklus berulang-ulang, minimal 2 atau 3 siklus, yang dalam setiap putaran akan berisi satu sub pokok bahasan yang

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan/ evaluasi

Rekleksi SIKLUS I

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan/ evaluasi Rekleksi

Permasalahan Baru HasilRefreksi

SIKLUS II

Perbaikan Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan/ evaluasi

(23)

nantinya akan direfleksikan sebagai pedoman untuk merevisi kelemahan RP dan intrumen yang akan digunakan untuk putaran selanjutnya. Dalam penelitian yang akan dilakukan diharapkan tujuan pembelajaran akan selesai dalam tiga putaran. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Siklus Penelitian Kelas Siklus I

Siklus I

Perencanaan a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.

b) Menentukan pokok bahasan yaitu sub pokok bahasan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchoff. c) Menyusun perangkat pembelajaran, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, silabus dan Lembar Evaluai.

d) Menyiapkan sumber balajar seperti lembar observasi pengelolahan pengajaran model pembelajaran STM dan penilaian aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

e) Membuat lembar hasil evaluasi selama proses belajar mengajar untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerap materi yang telah dipelajari. Pelaksanaan a) Melakukan kegiatan belajar mengajar pada sub

pokok bahasan Hukum Ohm dan Hukum I

Kirchoff dengan menggunakan model

pembelajaran STM.

b)Memberikan Lembar Kerja Siswa tentang Hukum I Kirchoff kepada siswa

Pengamatan a) Melakukan penilaian terhadap guru dan siswa dengan mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktvitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Pengamatan b) Memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui materi yang diterimanya. Refleksi Melakukan refleksi terhadap hasil observasi

yang dilakukan oleh pengamat dengan mengalisis dan mendiskusikannya dengan observer sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Revisi Merupakan proses perbaikan dari apa yang telah direfleksi pada siklus I agar tidak terjadi kesalahan kedua kali atau mengulangi kesalahan yang sama.

(24)

Siklus II

b) Menyusun perangkat pembelajaran, Rencana Pelaksanan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, lembar evaluasi dan silabus.

c) Mempersiapkan lembar observasi pengelolaan pengajaran dengan model pembelajaran STM dan penilaian aktivitas siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa.

d) Membuat rencana tindakan yang berisikan alternatif pemecahan masalah berdasarkan revisi siklus satu dan juga meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan a) Melakukan kegiatan belajar mengajar pada sub pokok bahasan Rangkaian Hambatan Seri dengan menggunakan model pembelajaran STM.

b) Memberikan Lembar Kerja Siswa tentang Rangkaiang Hambatan Seri.

Pengamatan

Pengamatan

a) Melakukan penilaian terhadap guru dan siswa dengan mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dalam melakukan percobaan, mempresentasikan hasil percobaan.

b) Memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diterimanya Refleksi Melakukan refleksi dengan pemantapan melalui

lembar observasi mengenai aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam proses belajar mengajar yang telah disi oleh observer. Dari data tersebut diperoleh keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan pada siklus dua.

Revisi Merupakan proses perbaikan dari apa yang telah di refleksi pada siklus dua agar tidak terjadi kesalahan kedua kali/ yang sama.

Siklus III Perencanaan a) Menentukan sub pokok bahasan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu Rangkaian Hambatan Paralel.

b) Mengusun perangkat pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, lembar evaluasi dan silabus.

c) Mempersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran model STM dan penilaian aktivitas siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa.

(25)

Pelaksanaan a) Melakukan kegiatan belajar mengajar sub pada pokok bahasan Rangkaian Hambatan Paralel dengan menggunakan model pembelajaran STM.

b) Memberikan Lembar Kerja Siswa tentang Rangkaian Hambatan Paralel kepada siswa. Pengamatan a) Melakukan penilaian seperti pada siklus II

dengan mengamati aktivitas siswa dalam melakukan percobaan, mempresentasikan hasil percobaan.

b) Memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diterimanya. Refleksi Melakukan refleksi dengan memantapan dengan

melalui lembar observasi mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam proses belajar mengajar yang telah diisi oleh observer dan juga hasil tes pada siklus II. Dari data dapat diketahui sejauh mana tujuan pembelajaran dan bagaimana perkembangan hasil belajar siswa. Revisi Merupakan proses perbaikan dari apa yang telah

direfleksi dari siklus III agar tidak terjadi kesalahan kedua kali pada penelitian selanjutnya.

Data penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Sedangkan metode pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif artinya data berdasarkan hasil nilai tes siswa sedangkan data kualitatif merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan melalui lembar observasi oleh beberapa pengamat yang dideskripsikan dalam skor tertentu.

3.2Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X MA As-Syafi’i Blaban yang jumlah siswanya 20 siswa.

3.3Instrumen Penelitian

(26)

3.4Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi: 2005). Dalam penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara diantara yaitu: metode obsevasi dan metode tes.

3.5Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriftif, yaitu mendeskripsikan kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran dan ketuntasan tujuan yang dicapai siswa.

3.5.1 Analisis Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diadakan proses pengamatan tentang aktivitas guru dan siswa, dan pengelolaan pembelajaran dengan berdasarkan sains dan teknologi

3.5.1.1Analisis Pengelolaan Pembelajaran

Untuk menganalis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran langsung dengan menggunakan pendekatan sains dan teknologi digunakan ketentuan sebagai berikut.

Tidak baik (1) jika ketercapaian tujuan berkisar antara 0 – 25 % Kurang baik (2) jika ketercapaian tujuan berkisar antara 26 – 50 % Cukup baik (3) jika ketercapaian tujuan berkisar antara 51 – 75 % Baik (4) jika ketercapaian tujuan berkisar antara 76 – 100 %

Reliabilitas instrumant pengamatan dapat dihitung dengan teknik observer yaitu dilakukan dengan meminta dua orang melakukan pengamatan menggunakan lembar pengamatan tersebut, kemudian reliabilitas dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

R= (1− − + ) X 100 % ...(3.2)

Keterangan:

A :Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tinggi

B :Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuesi rendah

(27)

3.5.1.3 Analisis Data Aktivitas Siswa

Setiap siswa akan memperoleh nilai dari banyaknya aktivitas yang dilakukan pada masing-masing aspek yang akan diamati. Sedangkan aspek-aspek yang dinilai dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2Aktivifitas Siswa

No Aspek yang diamati Indikator Penilaian Skor 1 Memperhatikan a. Memperhatikan dengan serius

b. Memperhatikan tapi kurang serius c. Tidak memperhatikan

3 2 1

2 Bertanya a. Bertanya sesuai dengan materi

b. Bertanya tidak sesuai dengan materi c. Tidak bertanya

3 2 1

3 Menanggapi a. Menanggapi dengan serius

b. Menanggapi tapi kurang serius c. Tidak menanggapi

3 2 1

4 Mencatat a. Mencatat materi dengan lengkap

b. Mencatat materi tapi kurang lengkap c. Tidak mencatat

x = skor perolehan aktivitas belajar siswa k = skor maksimal dari aktivitas belajar siswa

(Erlina: 2013)

3.6Analisis Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk menentukan kualitas butir soal difokuskan pada validitas isi dan sensitivitas, serta pemahaman dan keterbacaan buku siswa.

3.6.1 Ketuntasan Siswa

Ketuntasan siswa digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyerap materi yang diajarkan selama proses pembelajaran.

Ketuntasan siswa dapat dihitung dengan menggunakan:

Daya serap = �� ��ℎ � � � x 100% ...(3.5) Siswa individual dianggap tuntas jika daya serap siswa mencapai 65%.

(28)

3.6.2 Ketuntasan Kelas

Ketuntasan kelas digunakan untuk mengetahui daya serap siswa dalam satu kelas terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan sains dan teknologi. Ketuntasan kelas dapat diketahui dengan persamaan:

Ketuntasan siswa = w y w e x 100% ...(3.6)

Siswa secara berkelompok dianggap tuntas belajar bila ketuntasan kelas mencapai 85% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap 65%. (Depdikbud: 1994, dalam M.Toyib: 2004).

Tabel 3.3

Skor Perkembangan Individual

Skor Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 – 1 poin di bawah skor awal

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal

5 10 20 30 (Nur, M. 2008) 3.7Jadwal Pelaksanaan

Urutan kegiatan beserta waktu pelaksanaannya, mulai dari kegiatan penyusunan proposal,pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian, dengan jadwal kegiatan pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Umum Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

September Oktober Nopember Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 Penyusunan proposal 2 Pelaksanaan 3 Pengolahan dan analisis data

4 Penyusunan Laporan 5 Penyerahan laporan

3.8Anggaran Kegiatan

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun data yang diperoleh dari penelitian terdiri dari beberapa Siklus yang diantaranya Siklus I, II dan Siklus III yang dijabarkan pada setiap tahapan Siklus tindakan yaitu merencanakan (Planning),

melakukan tindakan (action), mengamati (observation), evaluasi dan merefleksi

(reflection) dengan menggunakan siklus belajar untuk mengamati secara

langsung.

4.1.1 Hasil Analisis Pretes dan Keterampilan Proses Sains Siswa 4.1.1.1Analisis hasil pretes siswa

Berdasarkan pretes yang diberikan sebelum proses pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dimulai, diperoleh daftar nilai sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pretes

No Nama Siswa Pretes Nilai Ketuntasan Ya Tidak

1 AA 30 √

2 Ah 35 √

3 AhF 30 √

4 AhZL 25 √

5 AM 30 √

6 Iy 45 √

7 IBM 30 √

8 JM 20 √

9 Jul 15 √

10 Khus 20 √

11 MN 45 √

12 Mfd 55 √

13 MA 35 √

14 MJA 35 √

15 Muy 30 √

16 Rah 30 √

17 Ras 30 √

18 Rof 10 √

19 Say 35 √

(30)

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa daftar nilai siswa sebelum diberikan perlakuan semua siswa dinyatakan tidak tuntas dengan rata-rata 31. Hal ini disebabkan siswa masih belum menerima pelajaran tentang Rangkain Listrik . 4.1.1.2Analisis Hasil Pretes Keterampilan Proses Sains Siswa.

Berdasarkan KPS yang diberikan sebelum proses pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dimulai, diperoleh daftar nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Hasil Keterampilan Proses Sains

No Nama Siswa Nilai KPS Siswa Ya Ketuntasan Tidak

1 AA 0 √

2 Ah 0 √

3 AhF 0 √

4 AhZL 15 √

5 AM 0 √

6 Iy 0 √

7 IBM 15 √

8 JM 0 √

9 Jul 0 √

10 Khus 0 √

11 MN 15 √

12 Mfd 15 √

13 MA 7 √

14 MJA 7 √

15 Muy 7 √

16 Rah 7 √

17 Ras 0 √

18 Rof 0 √

19 Say 0 √

20 ZA 7 √

Rata-rata 4,75

(31)

4.2 Hasil dan Analisis Kegiatan Belajar Mengajar 4.2.1 Siklus I

Pada Siklus I terdiri dari beberapa tahapan tindakan yang dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari:

4.2.1.1Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan selama KBM dengan menggunakan model pembelajaran STM perlengkapan tersebut terdiri dari:

1. Perangkat Pembelajaran seperti: Silabus, Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Alat-alat yang akan digunakan untuk percobaan.

3. Instrumen Penelitian seperti: Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Penilaian Proses atau Psikomotor dan Lembar Evaluasi.

Adapun sub Indikator yang harus dicapai adalah sebagai berikut: a. Kognitif

 Menjelaskan pengertian Hukum Ohm dan Hukum I Kirchoff  Menganalisis tentang hukum Ohm dan hukum I Kirchoff  Menentukan kuat arus pada suatu rangkaian (loop)

b. Proses

 Menyimpulkan hasil pratikum sementara tentang Hukum Ohm dan Hukum I Kirchoff.

4.2.1.2Pelaksanaan Tindakan Pendahuluan

1. Kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi siswa dengan cara menunjukkan sebuah gambar, kemudian guru bertanya “bagaimana cara menghitung kuat arus dan hambatan pada rangkaian tersebut?”. Jawaban siswa bermacam-macam. Selanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai yang ada di RPP.

Kegiatan Inti

(32)

2. Guru membagi siswa dalam empat kelompok belajar dengan jumlah anggota masing-masing lima orang.

3. Kemudian guru memberikan buku siswa dan lembar kerja siswa dan meminta siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan alat yang tersedia serta sesuai dengan lembar kerja siswa yang diberikan.

4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan pengamatan. 5. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan presentasi perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil percobaannya, guru bertindak sebagai motivator jalannya diskusi.

Penutup

1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah diterimanya.

2. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa. 3. Menyimpulkan materi ynag telah disampaikan.

4.2.1.3Pengamatan dan Evaluasi

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan pengelolaan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Pengamatan ini dilakukan oleh observer yang sudah berpengalaman. Hasil penilaian lembar pengelolaan pembelajaran pada putaran pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus I

Nama P 1 2 3 4 5 RP-1 6 7 8 9 10 11 Total

Hanifah P2 P1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 10 8 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 38 36

Rata-rata X 3 2,5 3,5 3 3 6 2,5 2 3 3 2 37

Persentase % 8,1 6,7 9,4 8,1 8,1 16,2 6,7 5,4 8,1 8,1 5,4 100 Reliabilitas 100 79,8 85,9 100 100 88,8 97,8 100 100 100 100 Reliabilitas

Rata-rata 95,6

(33)

Tabel 4.4

Data Hasil Tes Evaluasi Siklus I

No Nama Siswa Evaluasi Nilai Ya Ketuntasan Tidak (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100 % = 50 %

Karena terdapat 50 % siswa yang mendapat nilai ≥ 65 dan nilai rata-rata kelas 62,5, maka dapat dikatakan bahwa pada siklus I ini siswa belum terbiasa dengan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.

Tabel 4.5

Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus I

(34)

7 Imam Bukhori Muslim 25 √

8 Jamal Ma’ruf 25 √

9 Julianto 31 √

10 Khusnul Yaqin 31 √

11 M. Napik 69 √

12 Mahfud 69 √

13 Moh. Anwar 62 √

14 Moh. John Arifin 31 √

15 Mulyadi 37 √

16 Rahbini 37 √

17 Rasuli 25 √

18 Rofiuddin 37 √

19 Sayedi 25 √

20 Zainal Arifin 25 √

Rata-rata 41,75

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa terdapat 4 siswa yang tuntas atau mendapat nilai ≥ 65. Dengan dihitung persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = 4 X 100 % = 20 %

Karena terdapat 20 % siswa yang mendapat nilai ≥ 65 dan nilai rata-rata kelas 41,75, maka dapat dikatakan bahwa pada Siklus I ini siswa belum terbiasa dengan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.

Tabel 4.6

Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I

P Aspek yang dinilai

Memperhatikan Bertanya Menanggapi Mencatat

Hanifah 40 28 20 34

Skor Maks 60 60 60 60

Persentase 66,7 46,7 33,3 56

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aktivitas siswa yang paling menonjol adalah memperhatikan dengan nilai sebesar 66,7%, bertanya sebesar 46,7%, mencatat sebesar 56% sedangkan nilai yang paling rendah adalah menanggapi 33,3%. Hal ini disebabkan kebiasaan siswa yang masih belum terbiasa menanggapi suatu masalah yang ada.

4.2.1.4 Refleksi

(35)

1. Dalam tahap pendahuluan guru kurang maksimal dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Guru kurang maksimal dalam mengelola waktu sehingga siswa tidak dapat mengutarakan pendapatnya kepada teman maupun guru.

3. Guru kurang menguasai kelas sehingga proses belajar mengajar kurang efektif. 4. Guru kurang dalam memeriksa memahaman siswa akibatnya masih ada siswa

yang belum mengerti terhadap pelajaran yang disampaikan.

4.2.1.5Revisi

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada Siklus I di atas akan dijadikan masukan untuk memperbaiki/ merevisi pada Siklus II.

1. Memberikan motivasi yang lebih menarik dan semangat agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Pengelolaan waktu dengan baik membuat proses belajar mengajar lebih efektif. 3. Penguasaan kelas adalah peran yang terpenting demi kelancaran proses belajar

mengajar berlangsung.

4. Memeriksa pemahaman siswa sangatlah penting demi melanjutkan pembelajaran berikut.

4.2.2 Siklus II

Pada Siklus II terdiri dari beberapa tahapan tindakan yang dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari:

4.2.2.1Rencana Tindakan

Pada Siklus II adalah rancangan yang dilakukan berdasarkan revisi dari putaran pertama, yang perlu diperbaiki adalah:

1. Kemampuan seorang guru dalam memberikan motivasi. 2. Kemampuan seorang guru dalam mengelola waktu. 3. Kemapuan seorang guru dalam menguasai kelas.

4. Kemampuan seorang guru dalam memeriksa pemahaman siswa.

Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan diantaranya:

(36)

2. Perangkat Pembelajaran seperti: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Alat-alat yang akan digukan untuk percobaan.

4. Instrument Penelitian seperti: Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Penilaian Proses atau Psikomotor dan Lembar Evaluasi.

4.2.2.2Pelaksanaan Tindakan Pendahuluan

1. Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan menunjukkan beberapa masalah sosial dan teknologi yang berkaitan dengan listrik. Yaitu dengan menunjukkan 2 buah gambar, gambar 1 lampunya menyala dan gambar 2 lampunya tidak menyala. Kemudian guru bertanya? “mengapa pada gambar 2 lampu tidak menyala?” jawaban siswa macam-macam. Guru mengaitkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ada di RPP.

Kegiatan Inti

1. Guru menerangkan sedikit materi tentang rangkaian seri sebagai pengetahuan awal serta menerangkan sedikit kelemahan dari rangkaian seri.

2. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima orang, membagikan Buku siswa, LKS serta meminta pada masing-masing kelompok untuk bekerja sama dengan baik dan benar.

3. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan pengamatan.

4. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan presentasi perwakilan dari masing-masing kelompok dan kelompok lain menanggapi gagasan hasil dari presentasi dengan arahan yang dibimbing oleh guru.

Penutup

1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang baru diterima oleh siswa. 2. Guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.

3. Guru memberikan tugas rumah sebagai pemantapan materi.

4.2.2.3Pengamatan dan Evaluasi

(37)

pengelolaan pembelajaran pada putaran kedua dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus II

Nama P 1 2 3 4 5 RP- 2 6 7 8 9 10 11 Total

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa reabilitas instrument keterlaksanaan RPP pada pertemuan ini adalah 93,7%.

Tabel 4.8

Data Hasil Tes Evaluasi Siklus II

No Nama Siswa Evaluasi Nilai Ya Ketuntasan Tidak

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 20 siswa terdapat 17 siswa yang tuntas atau dapat nilai ≥ 65. Dan dapat dihitung dengan persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

(38)

Karena terdapat 85 % siswa yang mendapat nilai ≥ 65 dan nilai rata-rata kelas 71,25, maka dapat dikatakan prestasi siswa meningkat dibandingkan dengan Siklus I. Meningkatnya ketuntasan ini karena adanya perbaikan/ refleksi dan revisi dari Siklus I.

Tabel 4.9

Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus II

No Siswa Nilai KPS Ya Ketuntasan Tidak

1 AA 69 √

2 Ah 94 √

3 AhF 62 √

4 AhZL 75 √

5 AM 69 √

6 Iy 94 √

7 IBM 44 √

8 JM 37 √

9 Jul 44 √

10 Khus 44 √

11 MN 94 √

12 Mfd 94 √

13 MA 87 √

14 MJA 69 √

15 Muy 69 √

16 Rah 75 √

17 Ras 50 √

18 Rof 75 √

19 Say 37 √

20 ZA 37 √

Rata-rata 65,9

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 20 siswa terdapat 12 siswa yang tuntas atau dapat nilai ≥ 65. Dan dapat dihitung dengan persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100 % = 60 %

(39)

Tabel 4.10

Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II

P Aspek yang dinilai

Memperhatikan Bertanya Menanggapi Mencatat

Hanifah 44 36 36 43

Skor Maks 60 60 60 60

Persentase 73,3 60 60 71,7

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aktivitas siswa yang paling menonjol adalah memperhatikan dengan nilai sebesar 73,3%, mencatat sebesar 71,7%, sedangkan nilai yang paling rendah adalah bertanya dan menanggapi sebesar 60%. Meningkatnya aktivitas siswa karena adanya refleksi dan revisi dari siklus 1.

4.2.2.4Refleksi

Setelah selesai tahap dan pengamatan dilakukan, diperoleh gambaran tentang kekurangan yang terjadi pada putaran kedua yaitu sebagai berikut:

1. Guru sudah maksimal dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Guru cukup maksimal dalam mengelola waktu meskipun kurang sempurna. 3. Guru masih kurang menguasai kelas sehingga proses belajar mengajar tidak

terlaksana dengan yang direncanakan.

4. Guru guru sudah maksimal dalam memeriksa memahaman siswa sehingga siswa memahami terhadap materi yang disampaikannya.

4.2.2.5Revisi

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada putaran kedua di atas akan dijadikan masukan untuk memperbaiki/ merevisi pada putaran III:

1. Guru lebih memaksimalkan dalam mengelola waktu pembelajaran.

2. Guru lebih memaksimalkan lagi dalam menguasai kelas dengan memberi nasehat serta arahan kepada siswa.

4.2.3 Siklus III

(40)

4.2.3.1Rencana Tindakan

Pada Siklus III ini adalah rancangan yang dilakukan berdasarkan perbaikan/ revisi pada Siklus II:

1. Kemampuan seorang guru dalam mengelola waktu. 2. Kemampuan seorang guru dalam menguasai kelas.

Sebelum melakukan proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan diantarannya adalah:

1. Materi yang akan diajarkan

2. Perangkat Pembelajaran seperti: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Alat-alat yang akan digunakan untuk percobaan.

4. Instrument Penelitian seperti: Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Penilaian Proses atau Psikomotor dan Lembar Evaluasi.

4.2.3.2Pelaksanaan Tindakan Pendahuluan

1. Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan menunjukkan beberapa masalah/ fenomena sosial dan teknologi dengan bertanya pada siswa “ pada gambar 1 apabila saklar diputus maka cahaya lampu padam semua. Kemudian pada gambar 2 ketika saklar diputus apakah yang akan terjadi pada cahaya lampu?” jawaban siswa macam-macam, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan yang di RPP.

Kegiatan Inti

1. Guru menerangkan sekilas tentang materi sebagai pengetahuan awal.

2. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima orang, membagikan Buku siswa, LKS serta meminta pada masing-masing kelompok untuk bekerja sama dengan baik dan benar.

3. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan pengamatan.

4. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan presentasi perwakilan dari masing-masing kelompok dan kelompok lain menanggapi gagasan hasil dari presentasi dengan arahan yang dibimbing oleh guru.

Penutup

(41)

2. Guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.

4.2.3.3Pengamatan dan Evaluasi

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan pengelolaan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Pengamatan ini dilakukan oleh observer yang sudah berpengalaman. Hasil penilaian lembar pengelolaan pembelajaran pada putaran ketiga dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Data Pengamatan Pembelajaran STM Siklus III

Nama P 1 2 3 4 5 RP- 3 6 7 8 9 10 11 Total

Dari tabel dapat dilihat bahwa reabilitas instrument keterlasaan RPP pada pertemuan ini adalah 94,5%.

Tabel 4.12

Data Hasil Tes Evaluasi Siklus III

(42)

20 ZA 80 √

Rata-rata 80,25

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa semuanya tuntas dan mendapat nilai ≥ 65. Dengan demikian dapat dihitung persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100 % = 100 %

Karena sudah terdapat 100% siswa yang tuntas dan mendapat nilai ≥ 65 dengan nilai rata-rata kelas 80,25, maka telah dikatakan ketuntasan belajar siswa telah mencapai prestasi yang diinginkan dibandingkan dengan Siklus sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Siklus ini lebih maksimal.

Tabel 4.13

Data Hasil Tes Keterampilan Proses dan Psikomotor Siklus III

No Siswa Nilai KPS Ketuntasan

Ya Tidak

1 AA 94 √

2 Ah 100 √

3 AhF 81 √

4 AhZL 94 √

5 AM 94 √

6 Iy 100 √

7 IBM 75 √

8 JM 81 √

9 Jul 69 √

10 Khus 75 √

11 MN 100 √

12 Mfd 100 √

13 MA 94 √

14 MJA 94 √

15 Muy 87 √

16 Rah 87 √

17 Ras 87 √

18 Rof 100 √

19 Say 69 √

20 ZA 69 √

(43)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa semuanya tuntas dan mendapat nilai ≥ 65. Dengan demikian dapat dihitung persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100 % = 100 %

Karena sudah terdapat 100% siswa yang tuntas dan mendapat nilai ≥ 65 dengan nilai rata-rata kelas 87,5, maka telah dikatakan ketuntasan belajar siswa telah mencapai prestasi yang diinginkan dibandingkan dengan Siklus sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Siklus ini lebih maksimal.

Tabel 4.14

Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III

P Aspek yang dinilai

Memperhatikan Bertanya Menanggapi Mencatat

Hanifah 53 44 44 49

Skor Maks 60 60 60 60

Persentase 88,3 73,3 73,3 81,6

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aktivitas siswa yang paling menonjol adalah memperhatikan sebesar 88,3%, mencatat sebesar 81,6%, sedangkan aktivitas siswa yang bertanya dan menanggapi sebesar 73,3%. Meningkatnya aktivitas siswa karena adanya refleksi dan revisi dari siklus 2.

4.2.3.4Refleksi

Setelah tahap kegiatan dan pengamatan dilakukan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai hasil pembelajaran STM pada Siklus III ini. Dalam pembelajaran sangat tampak bahwa kelas menunjukkan suasana kelas model pembelajaran STM, dimana siswa lebih aktif dibandingkan guru.

4.2.3.5Revisi

(44)

4.3 Hasil dan Analisis Postes dan Keterampilan Proses Sains Siswa 4.3.3 Analisis Hasil Postes Siswa

Tabel 4.15 Data Hasil Postes

No Nama Siswa Postes Nilai Ya Ketuntasan Tidak

1 AA 75 √

2 Ah 70 √

3 AhF 75 √

4 AhZL 80 √

5 AM 80 √

6 Iy 80 √

7 IBM 70 √

8 JM 65 √

9 Jul 65 √

10 Khus 70 √

11 MN 75 √

12 Mfd 85 √

13 MA 80 √

14 MJA 85 √

15 Muy 85 √

16 Rah 85 √

17 Ras 75 √

18 Rof 75 √

19 Say 70 √

20 ZA 65 √

Rata-rata 76

Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa terdapat 20 siswa yang tuntas atau yang mendapatkan nilai ≥ 65. Dengan demikian dapat dihitung dengan persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100% = 100%

Pada tes akhir ketuntasan belajar siswa mencapai 100% dengan rata-rata nilai 76. Maka dapat dikatakan ketuntasan belajar siswa dibandingkan nilai pretes jauh lebih sempurna.

4.3.4 Analisis Tes Keterampilan Proses Sains Siswa

(45)

maka keterampilan proses tersebut berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Tes ini diberikan sebelum mengikuti KBM (U1) dan sesudah mengikuti KBM (U2) dengan menggunakan soal esai. Hasil dari THB proses pada uji awal dapat di lihat dianalisis hasil pretes di depan sedangkan untuk melihat hasil dari THB proses pada uji akhir atau Postes dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Data Hasil Postes Keterampilan Proses Sains

No Nama Siswa KPS Nilai Ketuntasan Ya Tidak

1 AA 92 √

2 Ah 84 √

3 AhF 84 √

4 AhZL 100 √

5 AM 92 √

6 Iy 92 √

7 IBM 77 √

8 JM 84 √

9 Jul 92 √

10 Khus 92 √

11 MN 100 √

12 Mfd 100 √

13 MA 92 √

14 MJA 92 √

15 Muy 100 √

16 Rah 65 √

17 Ras 84 √

18 Rof 92 √

19 Say 100 √

20 ZA 92 √

Rata-rata 90,3

Bedasarkan pada tabel di atas tentang KPS Siswa dapat dilihat bahwa dari 20 siswa semuanya tuntas dan mendapat nilai ≥ 65. Dengan demikian dapat dihitung persentasenya (ketuntasan kelas) sebagai berikut:

Ketuntasan kelas = X 100 % = 100 %

(46)

menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada KBM ini lebih maksimal.

4.4 Analisis Skor Perkembangan

Tabel 4.20

Data Skor Perkembangan setiap Siklus

Nama Siswa Dasar Skor Nilai Evaluasi Skor Perkembangan

I II III I II III

Berdasarkan tabel skor perkembangan dapat dilihat bahwa dari beberapa siklus yaitu siklus I, II dan III secara berurutan berkategorikan super, hebat dan baik dengan rata-rata nilai 30, 20 dan 10. Dengan demikian dari putaran pertama sampai dengan putaran terakhir hampir semua siswa mendapatkan skor perkembangan yang cukup sempurna.

Digram 4.1 Skor Perkembangan Evaluasi Setiap Siklus

62,5 71,25

(47)

Dari diagram skor perkembangan evaluasi di atas dapat dilihat bahwa dari siklus I, II dan III mengalami peningkatan.

Tabel 4.21

Data Skor Perkembangan Keterampilan Proses Sains

Nama Siswa Dasar Skor Nilai KPS Skor Perkembangan

I II III I II III

Berdasarkan tabel skor perkembangan KPS dapat dilihat bahwa dari beberapa siklus yaitu siklus I, II dan III secara berurutan berkategorikan super dan hebat dengan rata-rata nilai 30 dan 20 . Dengan demikian dari putaran pertama sampai dengan putaran terakhir hampir semua siswa mendapatkan skor perkembangan yang cukup sempurna. oleh karena itu siswa sudah bisa dikatakan terampil dalam proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.

Digram 4.2 Skor Perkembangan KPS

41,75

(48)

Siklus I Siklus II

Siklus III 0,00%

50,00% 100,00%

Siklus I

Siklus II

Siklus III Berdasarkan diagram skor perkembangan di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata KPS siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.

Tabel 4.22

Data Skor Perkembangan Aktivitas Siswa Kegiatan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Memperhatikan 66,7% 73,3% 88,3%

Bertanya 46,7% 60,0% 73,3%

Menanggapi 33,3% 60,0% 73,3%

Mencatat 56,7% 71,7% 81,6%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tentang keaktivan siswa selama KBM berlangsung, dari Siklus I, II dan III, nilai yang diperoleh dari Siklus pertama sampai dengan Siklus yang terakhir sebagian besar nilai aktivitas siswa semakin meningkat pada tiap tahapannya, oleh karenanya dalam proses KBM siswa semakin aktif dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.

Diagram 4.3 Skor Perkembangan Aktivitas Siswa

Berdasarkan diagram skor perkembangan diatas dapat dihat bahwa aktivitas siswa pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan.

4.5 Pembahasan

4.5.3 Keterlaksanaannya RPP

(49)

guru bidang studi dan seorang observer yang selalu memberikan masukan terhadap segala kekurangan seperti yang terlihat pada tabel analisis pengamatan pengelolaan pembelajaran pada Siklus I 4.3 sedangkan aspek yang diamati dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar secara berurutan berkategorikan cukup baik, baik, rata-rata kemampuan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi empat aspek tersebut cenderung berkategorikan cukup baik. Hal ini dikarenakan dalam pendahuluan guru kurang maksimal dalam memberikan motivasi, dalam kegiatan inti guru kurang maksimal dalam memeriksa memahaman siswa, dalam KBM guru kurang maksimal dalam mengelola waktu sehingga siswa tidak dapat mengutarakan pendapatnya kepada guru dan juga dalam KBM guru kurang mengusai kelas sehingga proses belajar mengajar kurang efektif. Sedangkan rata-rata reabilitas instrument keterlaksanaan RPP pada pertemuan ini adalah 95,6%. Pada tabel 4.6 kemampuan guru (peneliti) ada peningkatan dalam pendahuluan, hal ini tidak lepas dari peran guru (peneliti) selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam memotivasi siswa sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar serta guru sudah maksimal dalam memeriksa pemahaman siswa agar semangat dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dalam Siklus II ini aspek yang diamati pendahuluan, kegiatan inti, penutup, dan pengelolaan KBM secara berurutan berkategorikan cukup baik, baik, cukup baik dan baik. Sedangkan rata-rata reliabilitas instrument keterlaksanaan RPP pada pertemuan ini adalah 93,7%. Pada tabel 4.9 semua aspek yang diamati mengalami peningkatan yaitu berkategorikan baik, hal ini tidak lepas dari peran guru yang selalu berusaha untuk memaksimalkan dalam mengelola waktu pembelajaran (pengelolaan KBM), dan menguasai dengan cara memberikan nasehat bahwa harus belajar dengan lebih giat lagi supaya mendapat nilai yang diharapkan. Sedangkan rata-rata reliabilitas instrument keterlasanaan RPP pada pertemuan terakhir ini adalah 94,5%.

4.5.4 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Program cara Biasa dan Program STM
Gambar 2.1 Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
Gambar 2.2 Hubungan antara Sains dan Teknologi Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang aktivitas proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Dari hasil observasi, diperoleh gambaran yang jelas

Berdasarkan data yang diperoleh dari lembar observasi mengenai aktivitas guru mengajar dengan model kooperatif tipe STAD pada siklus II yang dilaksanakan

Hasil data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar hasil belajar siswa dalam

Hasil observasi aktivitas guru secara keseluruhan dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh pada siklus pertama tergolong cukup dengan skor perolehan 77 dan

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.Data hasil kemandirian dan prestasi belajar siswa diperoleh

Menyusun lembar observasi, untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan aktivitas siswa siswa selama proses belajar mengajar.. Mempersiapkan lembar LKS Sains kelas

Diantara instrument yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah: (1) lembar observasi aktivitas guru, digunakan observer untuk mendapatkan data penilaian tingkat

Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan melalui lembar observasi dan wawancara peneliti mendapatkan data mengenai aktivitas mengajar guru Ekonomidi kelas X SMA Negeri