• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa medical record penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy dirawat inap RS Umum Materna Medan Tahun 2008-2009, kemudian dilakukan pencatatan dan tabulasi sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS (Statistical Product and Service Solution) melalui tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Data dianalisa dengan menggunakan t-test dan Chi-Square test. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, narasi, dan grafik (garis, pie, dan bar diagram).

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Materna Medan

Rumah Sakit Umum Materna Medan berdiri sejak tanggal 10 April 1979 dikategorikan sebagai Rumah Sakit Umum Swasta Utama setara dengan kelas B Non Pendidikan yang berada di Jl. Teuku Umar No.11 Kotamadya Medan Propinsi Sumatera Utara.

Rumah Sakit Umum Materna merupakan rumah sakit swasta yang melayani masyarakat umum dan karyawan-karyawan perusahaan serta keluarganya di daerah Sumatera Utara bahkan sebagian dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perusahaan yang dilayani antara lain ; PTPN, PLN, TELKOM, Pertamina, Bank Mandiri, Pelindo I, Inalum, dan lain-lain. Selain itu juga melayani peserta Askes Sosial, Askes Komersial/Asuransi Inhealth, dan asuransi-asuransi swasta lainnya.

Rumah Sakit Umum Materna Medan memiliki fasilitas bidang pelayanan medis dan keperawatan ( pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan intensif, bedah sentral), bidang penunjang medis (pelayanan radiologi, rehabilitasi medis, laboratorium, apotek, laporan keuangan, rekam medis, kegiatan pemasaran, pelayanan rohani dan kegiatan akreditasi).

Jenis pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Materna Medan adalah Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap, Pelayanan Spesialis (Spesialis Jantung, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Bedah Saraf, Bedah Orthopedi, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Penyakit

5.2. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Umur (tahun) Laki-Laki Perempuan Total

1 2 3 4 5 6 7 8 4-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 f % f % f % 10 15 18 12 11 3 5 2 9,3 14,0 16,8 11,2 10,3 2,8 4,7 1,9 5 3 4 5 4 2 5 3 4,7 2,8 3,7 4,7 3,7 1,9 4,7 2,8 15 18 22 17 15 5 10 5 14,0 16,8 20,6 15,9 14,0 4,7 9,3 4,7 Total 76 71,0 31 29,0 107 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah pada umur 25-34 tahun yaitu 22 penderita (20,6%), dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 18 penderita (16,8%). Umur termuda adalah 4-14 tahun (14,0%) dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (9,3%), dan umur tertua adalah 75-84 tahun (4,7%) dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (2,8%).

5.3. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Pendidikan

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun

2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009 No Pendidikan f % 1 SD 7 6,6 2 SLTP 15 14,0 3 SLTA 41 38,3 4 Akademik/PT 44 41,1 Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah pada akademik/PT yaitu 44 penderita (41,1%), sedangkan yang terendah adalah pada SD yaitu 7 penderita (6,6%)

5.4. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Pekerjaan f %

1 PNS 8 7,5

2 Pegawai Swasta 23 21,5

3 Wiraswasta 28 26,2

4 Ibu rumah tangga 16 14,9

5 Pelajar/Mahasiswa 26 24,3

6 Pensiunan 6 5,6

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah pada wiraswasta yaitu 28 penderita (26,2%), sedangkan yang terendah adalah pada pensiunan yaitu 6 penderita (5,6%)

Berdasarkan pekerjaan diatas diperoleh proporsi yang terendah adalah PNS yaitu 8 penderita (7,5%) dan Pensiunan yaitu 6 penderita (5,6%) karena berhubungan dengan biaya pengobatan dan tindakan medis serta perawatan total yang tinggi/mahal 5.5. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Status Perkawinan

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan status perkawinan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Status Perkawinan f %

1 Menikah 71 66,4

2 Tidak menikah 36 33,6

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan status perkawinan yang terbanyak adalah pada menikah yaitu 71 penderita (66,4%), sedangkan yang terendah adalah pada tidak menikah yaitu 36 penderita (33,6%) 5.6. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Penyebab Trauma

kapitis

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan penyebab Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Penyebab Trauma kapitis Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Penyebab f %

1 KLL (kecelakaan lalu lintas) 74 69,2

2 Jatuh 18 16,8

3 Luka tembak 7 6,5

4 Tertimpa 8 7,5

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan penyebab

trauma kapitis yang terbanyak adalah pada kecelakaan lalu lintas yaitu 74 penderita (69,2%), sedangkan yang terendah adalah pada luka tembak yaitu 7 penderita (6,5%)

Penyebab Trauma kapitis luka tembak terjadi pada penderita polisi dan pencuri dengan menggunakan senjata peluru yang terkena pada otak kepala, sedangkan penyebab karena jatuh terjadi pada penderita anak-anak yang terjatuh dari ketinggian tempat tidur dan orangtua yang terjatuh dari becak mesin yang melintasi adanya lubang besar di jalan raya (KLL)

5.7. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan klasifikasi Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Klasifikasi f %

1 Hematoma epidural 18 16,8

2 Hematoma subdural 36 33,6

3 Hematoma intraserebral 37 34,6

4 Fraktur basis kranii terbuka 16 15,0

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan klasifikasi trauma kapitis yang terbanyak adalah pada hematoma intraserebral yaitu 37 penderita

(34,6%), sedangkan yang terendah adalah pada fraktur basis kranii terbuka yaitu 16 penderita (15,0%)

5.8. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Tingkat Keparahan Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan tingkat keparahan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Keparahan Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009 No Tingkat Keparahan f % 1 Ringan 18 16,8 2 Sedang 38 35,5 3 Berat 51 47,7 Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan tingkat keparahan yang terbanyak adalah pada berat yaitu 51 penderita (47,7%), sedangkan yang terendah adalah pada ringan yaitu 18 penderita (16,8%)

5.9. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Trauma kapitis craniotomy

Lama rawatan rata-rata penderita Trauma kapitis craniotomy di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Trauma kapitis craniotomy Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Lama rawatan rata-rata (Hari)

1 Mean = 13,90 2 SD (Standart Deviasi) = 7,429 3 95% Confidence Interval = 12,47-15,32 4 Coefisien of Variation = 53,44 % 5 Minimum = 3 6 Maksimum = 28

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata adalah 13,90 (14 hari) Standard Deviasi (SD) = 7,429 Coefisien of Variation = 53,44 % ( > 10%) artinya lama rawatan rata-rata penderita Trauma kapitis sangat bervariasi, dimana lama rawatan minimum = 3 hari, dan maksimum = 28 hari

Lama rawatan 3 hari penderita dengan tingkat keparahan ringan dan keadaan sewaktu pulang PBJ/PAPS, karena berhubungan dengan tindakan medis, obat-obatan, perawatan dan ruangan kamar sehingga memerlukan biaya pengobatan dan perawatan sedangkan lama rawatan 28 hari penderita dengan tingkat keparahan berat dan keadaan sewaktu pulang sembuh/PBJ memerlukan pengobatan dan perawatan yang khusus sehingga membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang lama

5.10. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Lokasi Tempat Kejadian

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan lokasi tempat kejadian di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Lokasi Tempat Kejadian Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Lokasi Tempat Kejadian f %

1 Kota Medan 90 84,1

2 Diluar Kota Medan 17 15,9

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan lokasi tempat kejadian yang terbanyak adalah kota Medan yaitu 90 penderita (84,1%), sedangkan yang terendah adalah diluar kota Medan yaitu 17 penderita (15,9%)

5.11. Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1 Sembuh/ Pulang Berobat Jalan (PBJ) 20+58=78 18,7+54,2=72,9

2 PAPS 58 54,2

3 Meninggal dunia 8 7,5

Total 107 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy rawat inap di RS Umum Materna Medan berdasarkan keadaan

sewaktu pulang yang terbanyak adalah sembuh/pulang berobat jalan (PBJ) yaitu 78 penderita (72,9%), sedangkan yang terendah adalah meninggal dunia yaitu 8 penderita (7,5%)

5.12. Lama rawatan rata-rata Berdasarkan Tingkat Keparahan

Lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan pada penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.11. Lama rawatan rata-rata Berdasarkan Tingkat Keparahan pada Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Tingkat Keparahan Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

n X SD

1 Ringan-sedang 56 9,89 5,26

2 Berat 51 18,29 6,98

Total 107 28,18 12,24

df = 105 p = 0,042

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 107 penderita Trauma kapitis craniotomy, lama rawatan rata-rata dari 56 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan tingkat keparahan ringan-sedang yaitu 9,89 hari (10 hari) dan lama rawatan rata-rata dari 51 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan tingkat keparahan berat yaitu 18,29 hari (18 hari)

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t diperoleh nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan tingkat keparahan

5.13. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tingkat Keparahan

pada penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Tingkat Keparahan Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang pada Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Keadaan Sewaktu Pulang

Tingkat Keparahan Total

Ringan-sedang Berat f %

f % f %

1 PBJ/PAPS 55 55,6 44 44,4 99 100

2 Meninggal Dunia 1 12,5 7 87,5 8 100

df = 1 p = 0,019 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 99 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan keadaan sewaktu pulang PBJ/PAPS proporsi tertinggi yaitu ringan-sedang (55,6%), dari 8 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan keadaan sewaktu pulang meninggal dunia proporsi tertinggi yaitu berat (87,5%), dan terdapat 1 penderita meninggal dunia dengan tingkat keparahan ringan-sedang karena kekurangan biaya pengobatan (obat-obatan)

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (50%) dengan frekuensi harapan <5 dari tabel 5.13 merupakan tabel 2x2 sehingga dilanjutkan dengan uji Fisher Exact diperoleh nilai p<0,05, artinya secara statistik ada perbedaan yang bermakna proporsi tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang

Proporsi jenis kelamin berdasarkan penyebab Trauma kapitis diperoleh proporsi jenis kelamin laki-laki tertinggi yaitu 77 orang (72%) dan perempuan yaitu 30 orang (28%), dimana KLL terdapat laki-laki 56 orang dan perempuan 18 orang, jatuh terdapat laki 11 orang dan perempuan 7 orang, luka tembak terdapat

laki-laki 4 orang dan perempuan 3 orang, dan tertimpa terdapat laki-laki-laki-laki 6 orang dan perempuan 2 orang

5.14. Tingkat Keparahan Berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis

Distribusi proporsi tingkat keparahan berdasarkan klasifikasi trauma kapitis pada penderita Trauma kapitis dengan tindakan craniotomy rawat inap di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Tingkat Keparahan Berdasarkan Klasifikasi

Trauma pada Penderita Trauma kapitis craniotomy Rawat Inap Di RS Umum Materna Medan Tahun 2008 – 2009

No Klasifikasi Tingkat Keparahan Total

Ringan-sedang Berat f %

f % f %

1 Hematoma epidural 18 100 0 0 18 100

2 Hematoma subdural 36 100 0 0 36 100

3 Hematoma intraserebral 1 2,7 36 97,3 37 100 4 Fraktur Basis kranii

terbuka

1 6,3 15 93,7 16 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan klasifikasi trauma hematoma epidural seluruhnya ringan-sedang, dari 36 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan klasifikasi trauma hematoma subdural seluruhnya ringan-sedang, dari 37 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan klasifikasi trauma hematoma intraserebral proporsi tertinggi yaitu berat 97,3%, dari 16 penderita Trauma kapitis craniotomy dengan klasifikasi trauma fraktur basis kranii terbuka proporsi tertinggi yaitu berat 93,7%

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 0 sel (0%) dengan frekuensi harapan <5

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Distribusi Penderita Trauma kapitis craniotomy 6.1.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan umur dan jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.1. Diagram Bar Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009

9.3 14 16.8 11.2 10.3 2.8 4.7 1.9 4,7 2,8 3,7 4,7 3,7 1,9 4,7 2,8 -20 -15 -10 -5 0 5 10 4-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 Proporsi (%)

Perempuan Trauma Kapitis Craniotomy

Laki-laki Trauma Kapitis Craniotomy

Berdasarkan gambar 6.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan umur dan jenis kelamin proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah pada kelompok umur 25-34 tahun 20,6% dengan jenis kelamin laki-laki 16,8% dan

perempuan 3,7%. Pada semua kelompok umur proporsi laki-laki lebih besar daripada perempuan kecuali pada kelompok umur 75-84 tahun, karena pada perempuan sering terjatuh pada umur usia lanjut

Proporsi umur berdasarkan jenis kelamin laki-laki dari umur termuda 4-14 tahun (9,3%) meningkat pada umur 15-24 (14%) meningkat pada umur 25-34 tahun (16,8%) menurun pada umur 35-44 tahun (11,2%) menurun pada umur 45-54 tahun (10,3%) menurun pada umur 55-64 tahun (2,8%) meningkat pada umur 65-74 tahun (4,7%) dan menurun pada umur tertua 75-84 tahun (1,9%). Pada jenis kelamin perempuan dari umur termuda 4-14 tahun (4,7%) menurun pada umur 15-24 tahun (2,8%) meningkat pada umur 25-34 tahun (3,7%) meningkat pada umur 35-44 tahun (4,7%) menurun pada umur 45-54 tahun (3,7%) menurun pada umur 55-64 tahun (1,9%) meningkat pada umur 65-74 tahun (4,7%) menurun pada umur 75-84 tahun (2,8%).

Menurut sosio-ekonomi kelompok laki-laki usia produktif yang paling aktif dengan mobilitas tinggi dibandingkan anak-anak dan orangtua, sehingga laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan dibandingkan dengan perempuan. Menurut penelitian Sahudi dan Umar Kasan (2001) di RSUD Dr.Soetomo, umur penderita Trauma kapitis craniotomy terbanyak adalah 21-55 tahun yaitu 68,75%.34

Menurut penelitian Turana Y (2001) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menemukan bahwa penderita Trauma kapitis craniotomy terbanyak adalah laki-laki yaitu 83%, dan perempuan yaitu 17%.30 Hal ini sejalan menurut penelitian

Amandus Siahaan (2005) di RSUP H.Adam Malik Medan, penderita Trauma kapitis craniotomy terbanyak adalah laki-laki yaitu 68,2%, dan perempuan yaitu 31,8%.35 6.1.2. Pendidikan

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009 41.1% 38.3% 14.0% 6.6% Pendidikan Akademik/PT SLTA SLTP SD

Berdasarkan gambar 6.2 dapat diketahui bahwa berdasarkan pendidikan proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah Akademik/PT 41,1%

sedangkan yang terendah adalah SD 6,6%.

Hal ini bukan berarti bahwa pendidikan Akademik/PT berpengaruh terhadap kejadian Trauma kapitis craniotomy tetapi hal ini menunjukkan bahwa penderita Trauma kapitis craniotomy yang berobat ke rumah sakit umum Materna Medan

mayoritas berpendidikan Akademik/PT dengan kelompok umur terbanyak pada umur 25-34 tahun.

6.1.3. Pekerjaan

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009 26.2% 24.3% 21.5% 14.9% 7.5% 5.6% Pekerjaan Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swasta IRT PNS Pensiunan

Berdasarkan gambar 6.3 dapat diketahui bahwa berdasarkan pekerjaan proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah wiraswasta 26,2%

sedangkan yang terendah adalah pensiunan 5,6%.

Hal ini bukan berarti bahwa pekerjaan wiraswasta berpengaruh terhadap kejadian Trauma kapitis craniotomy karena sering terjadi kecelakaan lalu lintas di

jalan raya tetapi hal ini menunjukkan bahwa penderita Trauma kapitis craniotomy yang berobat ke rumah sakit umum Materna Medan mayoritas berkerja wiraswasta.

Menurut penelitian Siahaan J (2000) di RS. Santa Elisabeth Medan menemukan bahwa penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan pekerjaan terbanyak bekerja wiraswasta yaitu 45,3%, dan paling sedikit pada pensiunan dan ibu rumah tangga 0,8%.19

6.1.4. Status Perkawinan

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan status perkawinan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009

66.4% 33.6%

Status Perkawinan

Menikah Tidak Menikah

Berdasarkan gambar 6.4 dapat diketahui bahwa berdasarkan status perkawinan proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah status menikah 66,4% dengan kelompok umur terbanyak pada umur 25-34 tahun dan masa

usia subur 17-45 tahun yang sering terjadi karena kecelakaan lalu lintas sedangkan

yang terendah adalah status tidak menikah 33,6%, Menurut penelitian Siahaan J (2001) di RS. Santa Elisabeth Medan

menemukan bahwa penderita Trauma kapitis craniotomy yang paling banyak dengan

status menikah 60,8% dan tidak menikah 39,2%.19 6.1.5. Penyebab Trauma kapitis

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan penyebab Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy

Berdasarkan Penyebab Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009

69.2% 16.8%

7.5% 6.5%

Penyebab Trauma Kapitis

KLL (Kecelakaan Lalu Lintas) Jatuh

Tertimpa Luka tembak

Berdasarkan gambar 6.5 dapat diketahui bahwa berdasarkan penyebab trauma kapitis proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah karena kecelakaan lalu lintas (KLL) 69,2% sedangkan yang terendah adalah luka tembak 6,5%.

Penyebab penderita Trauma kapitis craniotomy karena jatuh pada pasien anak-anak umur 4 tahun yang terjatuh dari ketinggian tempat tidur, pada orang dewasa umur 36 tahun yang terjatuh dari ketinggian gedung, dan pada orang tua umur 64 tahun yang terjatuh dari becak mesin yang melintasi lubang besar di jalan raya.

Menurut penelitian Sahudi (2001) di RSUD Dr. Soetmo Surabaya yang menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas (sepeda motor dan mobil) merupakan penyebab terbesar Trauma kapitis craniotomy yaitu sebesar 87,5%.36

Hal ini sejalan dengan menurut penelitian Amandus Siahaan (2005) di RSUP H.Adam Malik Medan menemukan penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan

penyebab karena kecelakaan lalu lintas yaitu sebesar 80,2%.35 6.1.6. Klasifikasi Trauma kapitis

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan klasifikasi Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009

34.6%

33.6% 16.8%

15.0%

Klasifikasi Trauma Kapitis

Hematoma Intracerebral Hematoma Subdural Hematoma Epidural Fraktur Basis Kranii Terbuka

Berdasarkan gambar 6.6 dapat diketahui bahwa berdasarkan klasifikasi trauma kapitis proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah hematoma intracerebral 34,6% sedangkan yang terendah adalah fraktur basis kranii terbuka 15%.

Menurut penelitian Winarti Siregar (2006) di Rumah Sakit Haji Medan menemukan klasifikasi Trauma kapitis craniotomy yang paling banyak adalah

hematoma intracerebral yaitu sebesar 53,0%.20 Hal ini sejalan dengan penelitian Amandus Siahaan (2005) di Rumah Sakit

Adam Malik Medan yang menemukan bahwa klasifikasi Trauma kapitis craniotomy yang paling banyak adalah hematoma intracerebral yaitu sebesar 62,0%.35

6.1.7. Tingkat Keparahan

Proporsi penderita Trauma kapitis craniotomy berdasarkan tingkat keparahan di Rumah Sakit Umum Materna Medan tahun 2008-2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Trauma kapitis craniotomy Berdasarkan Tingkat Keparahan di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008-2009

47.7% 35.5% 16.8% Tingkat Keparahan Berat Sedang Ringan

Berdasarkan gambar 6.7 dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat keparahan proporsi terbanyak penderita Trauma kapitis craniotomy adalah berat 47,7% sedangkan yang terendah adalah ringan 16,8%.

Menurut penelitian Amandus Siahaan (2005) di RSUP H.Adam Malik Medan menemukan bahwa tingkat keparahan penderita Trauma kapitis craniotomy terbanyak adalah berat yaitu 76%, hal ini sejalan dengan penelitian Hoffman (2001) di Amerika

6.1.8. Lama Rawatan Rata-Rata Lama rawatan rata-rata penderita Trauma kapitis craniotomy di Rumah Sakit

Umum Materna Medan adalah 13,90 hari (14 hari) dan Standard Deviation (SD) 7,429 hari. Lama rawatan rata-rata penderita Trauma kapitis craniotomy sangat

Dokumen terkait