• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data

Sugiyono (2010: 308) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:308). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Djam’an Satori (2011: 103) juga menyatakan fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data.

Moleong (2010: 121), dalam pengumpulan data, peneliti merupakan instrumen utama, interaksi antara peneliti dengan informan diharapkan dapat diperoleh informasi yang mampu mengulas permasalahan yang ada di lapangan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution (2004: 106) mendefinisikan observasi sebagai suatu bentuk pengamatan untuk memperoleh informasi/ gambaran yang jelas tentang suatu hal dengan jalan mencatat, kemudian mengolahnya untuk mendapatkan kejelasan masalah yang diteliti. Sementara itu, menurut

Sugiyono (2010: 203), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.

Definisi lain mengenai observasi disampaikan oleh Syaodih (2006: 220), yang berpendapat bahwa observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Pada intinya, observasi dilakukan untuk mencari data dan informasi yang diperlakukan melalui pengamatan. Menurut Nasution (2004), observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui pengamatan.

Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran program Pelatihan Rajut yang sedang berlangsung di Rumah Pintar Mata Aksara Sleman. Metode observasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang bersifat nyata dan bisa diamati, yang berkaitan dengan penerapan pendekatan andragogi pada program Pelatihan Rajut di Rumah Pintar Mata Aksara Sleman. 2. Wawancara

Nasution (2004: 113) mendefinisikan wawancara sebagai suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi tertentu. Sementara itu, menurut Sugiyono (2010: 194):

“wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.”

Definisi lain disampaikan oleh Djuju Sudjana (2000: 234), yang menyatakan bahwa wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya denan pihak yang ditanya. Menurut Moleong (2010: 184), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2010:194), anggapan yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah:

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepaanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan in-depth interview, yaitu wawancara dilakukan berkali-kali dengan informan di lapangan. Maka dari itu, akan dilakukan wawancara secara mendalam dengan pengelola Rumah Pintar Mata Aksara Sleman, fasilitator program Pelatihan Rajut, dan warga belajar program Pelatihan Rajut di Rumah Pintar Mata Aksara Sleman. Pelaksanaan wawancara dilakukan di Rumah Pintar Mata Aksara Sleman sendiri, pada waktu pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

Tema wawancara berfokus pada pelaksanaan kegiatan program Pelatihan Rajut, kompetensi yang dimiliki fasilitator mengenai pendekatan

andragogi, dan penerapan pendekatan andragogi pada program Pelatihan Rajut di Rumah Pintar Mata Aksara Sleman.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Menurut Sugiyono (2010:329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sementara itu, Djam’an Satori (2011: 149) mendefinisikan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian dari suatu kejadian.

Dokumen dalam penelitian dapat berupa arsip tertulis maupun foto. Menurut Moleong (2010: 217), dokumen digunakan sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, yang dilaksanakan untuk memperoleh data tambahan informasi mengenai dokumen yang dimiliki oleh Rumah Pintar Mata Aksara Sleman dengan cara mencetak ulang dan kemudian disalin dengan menggunakan format studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, dokumen yang akan diperoleh dapat berupa profil lembaga Rumah Pintar Mata Aksara Sleman, sasaran program Pelatihan Rajut, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran program Pelatihan Rajut.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah:

No Aspek Sumber Data Metode

1

Keadaan fisik dan profil lembaga a. Ketua Rumah Pintar Mata Aksara b. Tim Rumah Pintar Mata Aksara Wawancara, observasi, dan dokumentasi 2 Kondisi nonfisik dan program a. Ketua Rumah Pintar Mata Aksara b. Tim Rumah Pintar Mata Aksara Wawancara, observasi, dokumentasi 3 Pelaksanaan Pelatihan Rajut a. Pengelola Pelatihan Rajut b. Fasilitator Pelatihan Rajut c. Warga belajar Pelatihan Rajut Wawancara, observasi, dokumentasi

4 Kompetensi yang dimiliki Fasilitator a. Fasilitator b. Pengelola program Wawancara, observasi 5 Penerapan pendekatan andragogi a. Pengelola program b. Fasilitator c. Warga belajar Wawancara, observasi, dan dokumentasi E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Seperti yang dikatakan Sugiyono (2010: 307), dalam penelitian kualitatif yang merupakan instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri. Maka dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama. Selanjutnya dibantu oleh alat-alat pengumpul data yang lain seperti pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Peneliti membuat dan merancang sendiri seperangkat alat observasi, wawancara, maupun pedoman penilaian dokumentasi yang akan digunakan sebagai panduan umum dalam proses pencatatan.

Dokumen terkait