BAB III METODE PENELITIAN
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka mendapatkan data-data dari obyek penelitian diperlukan metode yang tepat digunakan untuk pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.38
Metode tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik di MTs. Nurussalam Tersono Kabupaten Batang di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi Kalor. Tes yang diberikan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda sehingga dapat diketahui seberapa jauh tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi kalor.
Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam bentuk tes yang sama. Akan tetapi sebelum tes di ujikan, terlebih dahulu diujikan kepada kelas uji coba untuk diketahui taraf kesukaran soal, daya pembeda soal, validitas butir soal dan reabilitas soal. Setelah
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
terpenuhi maka soal tes tersebut dapat diujikan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pelaksanaan tes uji coba instrumen tes pada penlitian ini, dilakukan di kelas VIII MTs. Negeri Subah. Hasil dari pelaksanaan tes uji coba tersebut kemudian di uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
a. Validitas
Analisis validitas dilakukan untuk menguji instrument apakah dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus korelasi
biserial.39:
𝛾pbis= 𝑀p− 𝑀t 𝑆t √𝑝
𝑞
Keterangan:
𝛾pbis = Koefisien korelasi biserial
𝑀𝑝 = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
𝑀𝑡 = Rata-rata skor total 𝑆𝑡 = Standart deviasi skor total
P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
39 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT.
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah pada setiap soal
Selanjutnya nilai rhitung < rtabel dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, dengan taraf signifikan 5%. Bila harga rhitung > rtabel maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila harga r
hitung < rtabel maka item soal tersebut tidak valid. Di bawah ini adalah Tabel validitas untuk instrumen soal Uji Coba. Tabel 3.1
No
Butir Rhitung Kreteria Simpulan/Keputusan 1. 0.271 0.300 Tidak Valid 2. 0083 0.300 Tidak Valid 3. 0.299 0.300 Tidak Valid 4. -0.043 0.300 Tidak Valid 5. 0.166 0.300 Tidak Valid 6. 0.094 0.300 Tidak Valid 7. 0.286 0.300 Tidak Valid 8. 0.133 0.300 Tidak Valid 9. 0.168 0.300 Tidak Valid 10. 0.537 0.300 Valid 11. 0.660 0.300 Valid 12. 0.332 0.300 Valid 13. 0.400 0.300 Valid 14. 0.223 0.300 Tidak Valid 15. 0.420 0.300 Valid 16. 0.570 0.300 Valid 17. 0.595 0.300 Valid 18. 0.317 0.300 Valid 19. 0.20 0.300 Tidak Valid 20. 0.52 0.300 Valid
No
Butir Rhitung Kreteria Simpulan/Keputusan 21. -0.01 0.300 Tidak Valid 22. 0.56 0.300 Valid 23. 0.13 0.300 Tidak Valid 24. 0.45 0.300 Valid 25. 0.54 0.300 Valid 26. 0.51 0.300 Valid 27. 0.44 0.300 Valid 28. 0.67 0.300 Valid 29. 0.67 0.300 Valid 30. 0.48 0.300 Valid 31. 0.61 0.300 Valid 32. 0.63 0.300 Valid 33. 0.61 0.300 Valid 34. 0.61 0.300 Valid 35. 0.13 0.300 Tidak Valid 36 0.51 0.300 Valid 37 0.42 0.300 Valid 38 0.26 0.300 Tidak Valid 39 0.56 0.300 Valid 40 0.20 0.300 Tidak Valid
Pada perhitungan soal uji coba instrumen nomor 1 di peroleh rhitung = 0,271, dengan taraf signifikasi 5% dengan N = 34, diperoleh rtabel = 0,300. Karena rhitung < rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item soal nomor 1 tidak valid. Untuk perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan lampiran 10.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan tingkat konsistensi atau keajekan suatu instrumen. Suatu instrumen penelitian dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur.40
Untuk menghitung reliabilitas instrumen, digunakan rumus KR-20:41 𝑟11= ( 𝑘 𝑘 − 1) ( 𝑆2− ∑ 𝑝𝑞 𝑆2 ) Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = jumlah hasil kali p dan q
k = banyaknya item yang valid
40 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan
Praktiknya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hlm.127.
Kemudian dari harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel. Jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.
Di bawah ini adalah cara perhitungan mencari reliabilitas soal. N = 40
pq
= 6,7760 S2 = 28,0424 𝑟11 = ( 40 40 − 1) ( 37.1358 − 6.7760 37.1358 ) = 0,8385Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal diperoleh r11= 0,8385, rtabel = 0,339. Karena r11> rtabel, maka soal tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
c. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai. Besarnya angka yang menunjukkan daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal tersebut
11
membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.
Adapun rumus yang digunakan adalah D = 𝐵A 𝐽A − 𝐵B 𝐽B Keterangan: D : Daya Pembeda
BA : Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Banyaknya peserta didik kelompok atas JB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah
Kriteria Daya Pembeda (D) untuk kedua jenis soal adalah sebagai berikut:
D : negatif = sangat jelek D: 0,00 - 0,20 = jelek D: 0,20-0,40 = cukup D: 0,40-0,70 = baik
D: 0,70-1,00 = baik sekali.42
Berikut ini adalah contoh perhitungan daya pembeda soal untuk instrumen soal Nomor 1.
Tabel 3.2. Hasil jawaban soal nomor 1 untuk menghitung daya pembeda soal Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-06 1 1 UC-30 1 2 UC-02 1 2 UC-14 1 3 UC-32 1 3 UC-18 0 4 UC-01 1 4 UC-25 1 5 UC-33 1 5 UC-28 1 6 UC-22 1 6 UC-16 1 7 UC-13 1 7 UC-26 1 8 UC-09 1 8 UC-03 1 9 UC-10 1 9 UC-20 0 10 UC-12 1 10 UC-23 1 11 UC-31 1 11 UC-34 0 12 UC-05 1 12 UC-11 1 13 UC-27 1 13 UC-29 1 14 UC-07 1 14 UC-08 0 15 UC-19 1 15 UC-04 1 16 UC-21 1 16 UC-15 1 17 UC-24 1 17 UC-17 1 Jumlah 17 Jumlah 13
Untuk soal nomor 1 diperoleh data sebagai berikut. BA = 17 JA = 17 BB = 13 𝐷 = 17 17−13 17 JB = 17 = 0,24
Berdasarkan kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai daya pembeda cukup.
Berikut ini adalah hasil perhitungan yang terdapat dalam lampiran, diperoleh hasil daya beda sebagai berikut:
Tabel 3.3. Daya Beda Butir Soal
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Sangat Jelek 21 1 2 Jelek 2,4,5,6,7,8,9,12,14,19,2, 31,33,35,37,38,40 17 3 Cukup 1,3,10,13,15,16,18,20,2 2,24,25,28,29,32, 14 4 Baik 11,17,26,27,30,34,36,39 8
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
d. Indeks Kesukaran Soal
Ditinjau dari segi kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha penyelesaiannya. Soal yang terlalu sulit akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencobanya lagi karena di luar jangkauan kemampuannya. Tingkat
kesukaran soal untuk soal pilihan ganda dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: 43
𝑃 = 𝐵 𝐽s Keterangan:
P = indeks kesukaran soal
B = jumlah peserta didik yang menjawab soal
dengan benar
Js = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Di bawah ini adalah contoh perhitungan untuk butir soal uji coba nomor 1
B = 30 JS = 34 P = 30
34
= 0,88
Berdasarkan kriteria maka soal nomor 1 mempunyai kreteria tingkat kesukaran yang mudah.
Berikut ini adalah hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh data sebagai berikut.
43 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja
Tabel 3.4 Indeks kesukaran butir soal.
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1. Sukar 8, 23, 36 3 2. Sedang 6,10,11,14,17,18,19,20 ,22,26,30,35,40 13 3. Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 13, 15, 16, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39 24
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melakukan metode dokumentasi menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan seharian dan sebagainya.44
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang ada di MTs Nurussalam Tersono Kabupaten Batang mengenai nama-nama dan nilai awal peerta didik kelas eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,