BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan riset pada MTs. Nurussalam Tersono Batang. Sesuai dengan prosedur penelitian, peneliti mengambil 2 kelas dari 4 kelas yang ada yakni kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik 78. Sebelum penelitian dimulai pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Terlebih dahulu peneliti mengujikam instrument soal yang akan digunakan sebagai soal
post-test pada kelas yan sudah mendapat materi kalor. Pada tes uji
coba telah dilaksanakan pada kelas VIII MTs. Negeri 1 Subah, kemudian hasil uji coba instrumen tersebut diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda soal. Sehingga diperoleh instrumen yang benar-benar sesuai untuk mengukur kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah soal diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda soal, maka instrumen tersebut dapat diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk post-test.
Pada uji instrumen, peneliti memiliki 40 butir soal. Dari hasil validitas dan reabilitas peneliti memiliki 24 butir soal untuk dijadikan istrumen post-test. Dari instrumen tersebut pada uji daya pembeda terdapat butir soal yang sangat jelek, jelek, cukup dan baik. Pada uji tingkat kesukaran soal terdapat butir soal yang
mudah, sedang dan sukar. Dari 24 soal yang valid, hanya 20 soal yang digunakan sebagai instrumen soal post-test dengan mempertimbangkan hasil pada uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran soal.
Selanjutnya pada analisis awal peneliti melakukan uji normalitas data, uji homogenitas data dan uji perbedaan rata - rata data. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut dalam keadaan normal dan homogen dan tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol. Dari data tersebut dapat dikatakan normal dan homogen serta kondisi kemampuan awal peserta didik sebelum dikenai perlakuan adalah setara atau sama. Data yang pakai dalam analisis ini adalah nilai ulangan kelas VII A dan Kelas VII C pada materi sebelum kalor.
Tahap selanjutnya pada penelitian ini adalah melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pembelajaran di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dimana model pembelajaran ini bekerja secara bersama dalam mencapai sebuah tujuan.
Proses pembelajran pada kelas eksperimen dilakukan melalui beberapa tahapan seperti: Tahap pertama pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik, tahap kedua memberikan tugas dalam kelompok dengan penilaian
keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya, ketiga tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkan, keempat pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas, kelima pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok, serta pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik dan pemberian materi oleh guru kembali di akhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, lalu peneliti memberikan post-test kepada kedua kelas tersebut. Hasil post-test terhadap 39 peserta didik kelas eksperimen dan 39 peserta didik kelas kontrol menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil ini juga didasarkan pada rata-rata nilai post-test peserta didik.
Rata-rata nilai kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) lebih besar dari rata-rata kelas kontrol yang diajar
menggunakan metode konvensional. Penerapan pembelajaran metode ini memberikan pengaruh positif pada peserta didik dikarenakan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI) menciptakan pembelajaran
yang efektif. Hal ini terlihat dengan sikap peserta didik yang saling kerjasama secara positif antara peserta didik yang pintar dan peserta didik yang kurang pintar dalam pemahaman materi pokok kalor. Terjadinya komunikasi antar anggota kelompok sehingga membuat adanya tukarmenukar informasi antara sesama anggota dan adanya tanggung jawab perseorangan.
Selain itu penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) sesuai dengan yang di ungkapkan Slavin (pembuat model TAI ) bahwa TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran. Misalnya, dalam hal kesulitan belajar peserta didik secara individual.5 Dalam pelaksanaan model ini, setiap peserta didik belajar pada aspek khusus pembelajaran secara individual. Anggota tim menggunakan lembar jawab yang digunakan untuk saling memeriksa jawaban teman dalam satu tim, dan semua bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban pada akhir kegiatan sebagai tanggung jawab bersama. Diskusi terjadi pada saat peserta didik saling mempertanyakan jawaban yang dikerjakan teman sekelompoknya. Di sinilah TAI dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual. Hal inilah yang menjadikan penerpan pembelajaran
5 Retna Kusumaningrum, keefektifan model pembelajaran tipe TAI
(Team Assisted Individualization) melalui pemanfaatan LKS terhadap hasil
belajar matematika, http://Unnes.ac.id/gsdl/collcol/skripsi/archires, hlm.
Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) lebih menarik minat belajar peserta didik dan memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan peserta didik yang belajar dengan metode konvensional.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI) berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik kelas pada mata pelajaran IPA materi kalor di MTs. Nurussalam Tersono Batang tahun ajaran 2015/2016.