• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Pengambilan Foto Frontal Wajah

Pemilihan subjek berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan dengan pemilihan dari rekam medik pasien Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Subjek penelitian yang sesuai kriteria diminta untuk mengatur jadwal pengambilan foto di Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Untuk mendapatkan data yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji intraoperator, yaitu operator mengukur 5 foto frontal wajah yang sama. Jika hasil perhitungan pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan bermakna maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut.

Foto yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Dalam satu hari, pengambilan foto dilakukan sebanyak satu sampai empat foto frontal wajah untuk mendapatkan subjek yang sesuai kriteria sehingga data yang diperoleh akurat. Metode yang digunakan dalam pengambilan foto frontal dan pengukurannya adalah metode menurut Haraguchi, dimana metode ini mudah dilakukan dan sederhana. Adapun langkah-langkah dalam proses pengambilan dan pencetakan foto, antara lain:

1. Pengaturan tata letak kursi, posisi duduk serta kepala pasien, dan kain putih sebagai background foto. Jarak kamera ke pasien diatur dengan jarak 150cm (Gambar 18).

2. Subjek penelitian diminta untuk melepaskan kacamata, syal, ataupun

benda-benda yang menghalangi wajah saat pemotretan.

3. Subjek penelitian diminta untuk melihat lurus ke lensa kamera sehingga

dapat menghasilkan keadaan natural head position (NHP)

4. Operator memperhatikan garis khayal interpupil pasien agar berada pada

posisi yang sejajar, serta median line pasien harus tegak lurus dengan lantai. 5. Foto harus mencakup seluruh kepala, leher, dan sekitarnya.

6. Tempelkan stiker pada dahi pasien dengan salah satu sisi berukuran 2 cm sebagai pedoman pengukuran skala.

7. Apabila semuanya sudah tepat, tombol capture pada kamera ditekan.

8. Pengambilan foto frontal dilakukan dua kali, yaitu saat pasien dalam

9. Hal tersebut dilakukan pada setiap subjek penelitian hingga semua softcopy foto terkumpul.

10. Bagian sekeliling foto yang tidak diperlukan dapat dipotong dan kedua

mata subjek penelitian disensor dan dilakukan pencetakan dengan perbandingan 1:2.

3.5.2 Pengambilan Foto Model Studi

Model studi yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari RSGMP FKG USU. Pengambilan foto model studi serta pengukurannya menggunakan metode menurut Maurice dimana metode ini sederhana, mudah dilakukan, dan persiapan alat yang memadai. Untuk mendapatkan data yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji intraoperator, yaitu operator mengukur 5 foto model studi yang sama. Jika hasil perhitungan pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan bermakna maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut. Adapun langkah-langkah dalam proses pengambilan dan pencetakan foto, antara lain:

1. Tentukan landmarks dengan menggunakan pensil 2B untuk membuat

titik-titik berikut ini (Gambar 16):

a. Titik pada mesial insisal insisivus sentralis atas kanan dan kiri (U1) Gambar 18. Tata letak studio mini

b. Titik pada tonjol kaninus atas kanan dan kiri (UC)

c. Titik pada tonjol mesiobukal molar dua desidui atas kanan dan kiri (UEMB)

d. Titik pada tonjol mesiobukal molar satu permanen atas kanan dan kiri (U6MB)

e. Titik pada mesial insisal insisivus sentralis bawah kanan dan kiri (L1) f. Titik pada tonjol kaninus bawah kanan dan kiri (LC)

g. Titik pada tonjol mesiobukal molar dua desidui bawah kanan dan kiri (LEMB)

h. Titik pada tonjol mesiobukal molar satu permanen bawah kanan dan

kiri (L6MB)

2. Lalu model studi diletakkan di atas glass plate yang rata supaya tidak terbentuk bayangan.

3. Stiker diletakkan di permukaan dari alas model gigi dengan ukuran salah satu sisi 2 cm sebagai skala pengukuran yang berguna saat pencetakan foto.

4. Model studi maksila dan mandibula diaturkan sedemikian rupa agar garis

midline dapat diproyeksikan dari maksila ke mandibula.

5. Kemudian gunakan kamera digital untuk memotret model studi

6. Hal tersebut dilakukan pada setiap model studi penelitian hingga semua softcopy terkumpul.

7. Lalu dilakukan pencetakan dengan perbandingan 1:1 untuk dihasilkan

foto model studi.

3.5.3 Pengukuran Foto Frontal Wajah

Pengukuran pada foto frontal wajah menggunakan metode Haraguchi dan nilai batas normal asimetri wajah yang dipakai yaitu sesuai dengan pernyataan Shanner. Langkah-langkah pengukurannya sebagai berikut (Gambar 15):

1. Plastik OHP atau plastik transparan diletakkan di atas foto sebagai media dalam melakukan pengukuran asimetri.

2. Tentukan titik referensi yang digunakan dalam pengukuran asimetri wajah, yaitu titik pada glabella, cupid’s bow, dan jaringan lunak gonion kanan dan kiri.

3. Garis lurus ditarik dari titik glabella ke titik cupid’s bow dengan OHP marker untuk memperoleh garis midline.

4. Lalu garis dari titik jaringan lunak gonion kanan ditarik ke garis midline sehingga terbentuk garis tegak lurus dengan garis midline, lalu tarik garis dari titik jaringan lunak gonion kiri ke garis midline.

5. Jarak titik jaringan lunak gonion kanan ke garis midline (a) diukur

dengan menggunakan penggaris dan jarak dari titik jaringan lunak gonion kiri ke garis midline juga diukur (b).

6. Setelah didapat nilai jarak tersebut, kurangkan kedua jarak tersebut (a-b) untuk melihat besar selisih jaraknya.

7. Apabila nilai selisih jarak tersebut ≥ 6 mm maka dapat dikatakan terdapat asimetri pada wajah dimana sisi sebelah kanan wajah lebih lebar.

8. Apabila nilai selisih jarak tersebut ≤ -6 mm maka dapat dikatakan

terdapat asimetri pada wajah dimana sisi sebelah kiri wajah lebih lebar.

3.5.4 Pengukuran Foto Model Gigi

Pengukuran pada foto model gigi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Gambar 19):

1. Setelah foto dicetak, plastik OHP atau plastik transparan diletakkan di atas foto sebagai media dalam melakukan pengukuran.

2. Median palatal plane (MPP) ditentukan dengan menggunakan dua titik sepanjang median palatal raphe yaitu:

a. Titik pertama adalah titik pertemuan rugae palatina kedua kiri dan kanan pada model studi maksila.

b. Titik kedua adalah 1 cm lebih distal dari titik pertama pada median palatal raphe.

3. Garis lurus ditarik pada kedua titik tersebut di sepanjang median palatal raphe

4. Angulasi tersebut diproyeksikan ke mandibula untuk mendapatkan MPP

mandibula.

5. Garis tegak lurus ditarik dari titik-titik referensi yang ditandai saat mengambil foto model studi dengan menggunakan OHP marker ke MPP.

6. Perhitungan dilakukan untuk mencari selisih antara sisi kanan dan kiri pada masing-masing titik.

7. Apabila terdapat minimal empat titik dengan nilai selisih ≥ 2 mm maka dapat dikatakan lengkung gigi tersebut asimetri dimana sisi sebelah kanan lengkung gigi lebih lebar.

8. Apabila terdapat minimal empat titik dengan nilai selisih ≤ -2 mm maka dapat dikatakan lengkung gigi tersebut asimetri dimana sisi sebelah kiri lengkung gigi lebih lebar.

Dokumen terkait