• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala kecemasan terhadap matematika dan data dokumentasi nilai matematika.

1. BLUEPRINT

a. Kecemasan terhadap Matematika

Sebelum menyusun alat ukur, maka terlebih dahulu disusun

blueprint skala kecemasan terhadap matematika. Blueprint dibuat

berdasarkan aspek fisik, kognitif, afektif, dan perilaku. Blueprint skala kecemasan terhadap matematika dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Blueprint Skala Kecemasan terhadap Matematika

Aspek Indikator Item

Favorable Unfavorable

Fisik

Reaksi tubuh yang berkeringat 2 2 Mual 2 2 Meningkatnya denyut jantung 2 2 Mengalami ketegangan 2 2

Kognitif Munculnya pikiran-pikiran negatif

3 3

Pikiran menjadi kosong (blank)

3 3

Afektif Takut bila terlihat bodoh

3 2

Ragu akan

kemampuan sendiri

3 2

Kehilangan harga diri 3 2

Perilaku Menghindar dari kegiatan yang berhubungan dengan matematika

4 3

2. FGD (Focus Group Discussion)

FGD dilakukan untuk memahami konteks calon responden dan mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai indikator, baik yang favorabel maupun unfavorabel dari kecemasan terhadap matematika dari calon responden penelitian. FGD dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 di SD Kanisius Condongcatur dengan responden dari kelas V sebanyak delapan orang. Delapan orang responden tersebut dipilih berdasarkan kriteria tingkat prestasi matematikanya. Sebanyak tiga orang siswa memiliki prestasi matematika tinggi, tiga orang memiliki prestasi matematika sedang, dan dua orang memiliki prestasi matematika rendah. Daftar pertanyaan FGD dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2.

Daftar Pertanyaan dan Tujuan FGD

ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

Fisik

Berkeringat Bagaimana kondisi fisik

kalian saat ada pelajaran matematika? Mual Meningkatnya denyut jantung Tegang Kognitif

Pikiran negatif Apa yang kalian pikirkan ketika ada pelajaran matematika?

Pikiran kosong

Afektif

Takut terlihat bodoh Bagaimana perasaan

kalian ketika ada

pelajaran matematika?

Ragu akan

kemampuan sendiri Kehilangan harga diri Perilaku

Menghindar dari

kegiatan matematika

Apa yang kalian lakukan ketika berada di kelas matematika?

Setelah melakukan FGD, peneliti membuat verbatim dari hasil FGD sebagai acuan dalam penyusunan butir aitem pada skala kecemasan terhadap matematika. Hasil FGD pada aspek fisik menunjukkan bahwa pada saat pelajaran matematika siswa menganggap kondisi fisiknya biasa saja. Hal ini dikarenakan siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang menyenangkan. Di sisi lain, ketika guru matematika masuk kelas, siswa biasanya akan mengalami ketegangan dan jantungnya berdegup kencang. Selain itu, ketika diminta mengerjakan soal di papan tulis dan berhadapan dengan materi matematika yang sulit, empat siswa akan mengalami ketegangan dan mengeluarkan keringat dingin.

Hasil FGD pada aspek pada aspek kognitif menunjukkan bahwa para siswa berpikir matematika merupakan pelajaran yang lumayan susah untuk dipelajari. Terlebih lagi ketika pelajaran matematika berlangsung dan diganggu oleh teman-teman maka akan lebih sulit lagi untuk berkonsentrasi. Selain itu, siswa juga takut apabila tidak mendapatkan nilai bagus dan ketinggalan materi matematika yang dianggap sulit.

Hasil FGD pada aspek afektif menunjukkan bahwa siswa merasa senang pada pelajaran matematika. Di sisi lain, siswa merasa ragu-ragu dan takut ketika mendapatkan soal matematika yang sulit. Selain itu, siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang

membosankan dan memilih pelajaran lain yang lebih menyenangkan, seperti pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil FGD pada aspek perilaku menunjukkan bahwa perilaku siswa ketika berada di kelas matematika adalah memperhatikan penjelasan dari guru matematika dan bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami. Di sisi lain, siswa menunjukkan perilaku negatif, yaitu ijin ke kamar kecil agar bisa keluar kelas. Selain itu, siswa akan pura-pura diam agar tidak ditunjuk oleh guru matematika.

Dari hasil FGD, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V sekolah dasar menunjukkan indikator dari kecemasan terhadap matematika. Hal ini tampak pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa ketika diberikan pertanyaan terkait dengan kecemasan terhadap matematika.

3. PENULISAN ITEM

Peneliti menyusun item kecemasan terhadap matematika berdasarkan kondisi responden untuk mengukur kecemasan terhadap matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Pemahaman tentang kondisi dan konteks responden ini diperoleh dari hasil FGD. Skala kecemasan terhadap matematika terdiri dari 50 butir aitem, yaitu 27 aitem favorable dan 23 aitem unfavorable. Pembagian aitem favorable dan unfavorable ditunjukkan pada tabel 1.

Skala ini memiliki empat kategori jawaban yang didasarkan pada metode Likert (1932), yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), J (Jarang), dan TP (Tidak Pernah). Alternatif jawaban dibuat menjadi empat kategori dengan maksud agar responden mampu memberikan respon yang benar-benar diyakini oleh responden dan tidak memberikan respon netral atau ragu-ragu (Azwar, 2012). Bobot penilaian skala kecemasan terhadap matematika ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3.

Bobot Nilai Item

Jawaban Bobot Nilai

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

TS (Tidak Setuju) 2

S (Setuju) 3

SS (Sangat Setuju) 4

Semakin tinggi skor pada responden pada skala ini menunjukkan semakin tinggi kecemasan responden terhadap pelajaran matematika. Sebaliknya, semakin rendah skor menunjukkan semakin rendah kecemasan responden terhadap matematika. Blueprint skala kecemasan terhadap matematika dengan penyesuaian nomor disajikan dalam tabel 4.

Tabel 4.

Blueprint Skala

Aspek Indikator Item Total

Favorable Unfavorable

Fisik

Reaksi tubuh yang berkeringat 1, 5 9, 14 4 Mual 17, 21 23, 30 4 Meningkatnya denyut jantung 25, 34 ,38, 43 4 Mengalami ketegangan 3, 47 27, 40 4 Kognitif Munculnya pikiran-pikiran negatif 26, 31, 50 4, 11, 20 6 Pikiran menjadi kosong (blank) 16, 22, 29 37, 41, 45 6

Afektif Takut bila terlihat bodoh 18, 39, 48 8, 12 5 Ragu akan kemampuan sendiri 2, 6, 10 24, 46 5 Kehilangan harga diri 32, 35, 42 15, 28 5 Perilaku Menghindar dari

kegiatan yang berhubungan dengan matematika 7, 13, 19, 36 33, 44, 49 7 Total 27 23 50

4. REVIEW DAN REVISI ITEM

Review item skala kecemasan terhadap matematika dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah item-item yang disusun oleh peneliti sudah sesuai dengan definisi konseptual, aspek dan indikator yang akan diukur. Apabila aitem-aitem

yang disusun oleh peneliti masih belum sesuai, maka peneliti perlu melakukan revisi guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing skripsi terkait item-item yang telah disusun agar dapat mencerminkan variabel yang akan diukur.

5. PENGHITUNGAN VALIDITAS ISI

Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian validitas isi secara kuantitatif. Indeks validitas yang dihitung adalah Indeks Validitas Isi Item (IVI-I) dan Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S). Kedua penghitungan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Indeks Validitas Isi Item (IVI-I)

Indeks Validitas Isi Item (IVI-I) adalah indeks validitas isi pada taraf item yang menunjukkan taraf relevansi item dengan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur. Kategori penilaian item ini dibagi menjadi dua, yaitu apabila mendapatkan penilaian 1 dan 2 maka dapat dikatakan item tersebut “tidak relevan”, sehingga diberi skor 0. Selanjutnya, apabila item mendapatkan penilaian 3 dan 4 maka dapat diartikan item tersebut “relevan”, sehingga diberi skor 1. Setelah diberikan skor, maka dilakukan penghitungan untuk menentukan indeks validitas isi item. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Jumlah penilai yang memberikan skor 3 atau 4) IVI-I =

(Jumlah total penilai)

Item dipandang relevan jika mencapai skor ≥ 0,78. Jika item memiliki skor kurang dari angka tersebut, maka item perlu direvisi atau digugurkan. Setelah medapatkan skor tersebut, maka langkah selanjutnya item diberikan tindakan sesuai dengan hasil penilaian dari penyusun skala. Tindakan tersebut adalah: dipakai, dipakai dengan perbaikan, digugurkan, dan diganti dengan item baru (Supratiknya, 2016).

5.2. Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S)

Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S) adalah indeks validitas isi skala, yaitu rerata proporsi item-item yang mendapatkan penilaian 3 atau 4 (atau skor baru 1) oleh semua peneliti. Penghitungan IVI-S adalah sebagai berikut:

(Jumlah IVI-I) IVI-S = (Jumlah item) 46,333 = = 0,926666 50

Sebuah skala dipandang memiliki validitas isi yang baik jika nilai IVI-S ≥ 0,90. Pada penghitungan diatas, didapatkan hasil IVI -S yaitu 0, 926666. Hal ini dapat dikatakan bahwa skala kecemasan terhadap matematika memiliki validitas isi yang baik (0,926666 ≥ 0,90).

6. UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba dilakukan pada sekelompok responden yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan responden penelitian. Kelompok yang menjadi responden uji coba adalah siswa kelas V SD N Perumnas Condong Catur sebanyak 79 orang. Responden diminta untuk mengisi skala yang diberikan oleh peneliti. Pelaksanaan uji coba pada tanggal 6 Maret 2017. Peneliti melakukan uji coba untuk menentukan apakah item-item dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian, yaitu dengan melihat taraf reliabilitas dan korelasi tiap item dengan skor total melalui analisis item.

Setelah uji coba dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis item dengan bantuan program SPSS for Windows versi 23. Hal ini dilakukan untuk melihat item-item mana saja yang mampu membedakan responden yang memiliki kecenderungan dan responden yang tidak memiliki kecenderungan sesuai variabel yang hendak diukur. Analisis item dilakukan dengan memperhatikan angka pada korelasi item-total (rix). Apabila angka

r

ix ≥ 0,30 maka item dapat dipertahankan. Pada tabel 5 ditampilkan item-item yang dipakai dan item yang digugurkan setelah dilakukan uji coba.

Tabel 5.

Blueprint Skala Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Item yang

Dipakai

Item yang Digugurkan

Fisik

Reaksi tubuh yang berkeringat 1, 5 9, 14 Mual 17, 21 23, 30 Meningkatnya denyut jantung 25, 34, 38 43 Mengalami ketegangan 3, 47, 27, 40 -

Kognitif Munculnya pikiran-pikiran negatif 26, 31, 4, 11, 20 50 Pikiran menjadi kosong (blank) 22, 41, 45 16, 29, 37

Afektif Takut bila terlihat bodoh

18, 39, 12 48, 8 Ragu akan

kemampuan sendiri

2, 24, 46 6, 10, Kehilangan harga diri 32, 35, 42 15, 28 Perilaku Menghindar dari

kegiatan yang berhubungan dengan matematika 7, 13, 19, 36, 33, 44 49 Total 34 16

Berdasarkan tabel diatas, diketahui ada 16 item yang gugur. Pada skala penelitian perubahan nomor dilakukan supaya ada keselarasan dan kesinambungan. Perubahan nomor aitem ini ditampilkan pada tabel 6.

Tabel 6.

Blueprint Skala Setelah Uji Coba dengan Penyesuaian Nomor

Aspek Indikator Item Total

Favorable Unfavorable Fisik Reaksi tubuh yang berkeringat 1, 5, - 2 Mual 17, 21 - 2 Meningkatnya denyut jantung 25, 34 38 3 Mengalami ketegangan 3, 47 27,40 4 Kognitif Munculnya pikiran-pikiran negatif 26, 31 4, 11, 20 5 Pikiran menjadi kosong (blank) 22 41, 45 3

Afektif Takut bila terlihat bodoh 18, 39 12 3 Ragu akan kemampuan sendiri 2 24, 46 3 Kehilangan harga diri 32, 35, 42, - 3

Perilaku Menghindar dari kegiatan yang berhubungan dengan matematika 7, 13, 19, 36 33, 44 6 Total 21 13 34

F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN

Dokumen terkait