• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3. Rancangan Penelitian

3.3.1. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari observasi terhadap responden sampel. Responden sampel terdiri dari kepala rumah tangga, ketua rukun tetangga (RT), ketua rukun warga (RW), lurah, dan camat. Pemilihan responden dilakukan dengan metode sampling acak klaster (random cluster sampling). Data primer diperoleh dari pemulung, bandar, lapak, pengusaha kompos, pengusaha barang daur ulang, dan lembaga swadaya masyarakat.

Seluruh camat dari 26 kecamatan di Bandung terpilih sebagai responden. Dari setiap kecamatan, dipilih secara acak satu kelurahan. Kelurahan yang terpilih ditetapkan lurahnya sebagai sampel. Kelurahan dengan lurah yang terpilih sebagai sampel dipilih lagi secara acak satu rukun warga. Ketua dari rukun warga terpilih dijadikan sebagai sampel. Dari rukun warga terpilih, dipilih secara acak satu rukun tetangga (RT). Ketua dari rukun tetangga tersebut dijadikan sampel. Dari rukun tetangga terpilih dipilih secara acak 20 rumah tangga. Kepala dari rumah tangga terpilih dijadikan sebagai sampel, sehingga jumlah sampel adalah 26 camat, 26 lurah, 26 ketua RW, 26 ketua RT dan 520 kepala rumah tangga (Gambar 9).

Kecamatan sebagai lokasi sampel dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu kepadatan tinggi (jumlah penduduk lebih dari 200 jiwa per hektar), wilayah dengan kepadatan sedang (jumlah penduduk adalah 100 sampai 200 jiwa per hektar) dan wilayah dengan kepadatan rendah (jumlah penduduk kurang dari 100 jiwa per hektar). Pada Gambar 10 ditunjukkan lokasi wilayah sampel terpilih yaitu wilayah dengan kepadatan tinggi berwarna merah, kepadatan sedang berwarna kuning dan kepadatan rendah berwarna hijau.

Tabel 1 Jumlah responden dan metode pengumpulan data

No Responden Jumlah Metode pengumpulan data

1. Kepala rumah tangga 520 orang kuesioner dan wawancara

2. Ketua rukun warga (RT) 26 orang kuesioner dan wawancara

3. Ketua rukun warga (RW) 26 orang kuesioner dan wawancara

4. Lurah 26 orang kuesioner dan wawancara

5. Camat 26 orang kuesioner dan wawancara

6. Pemulung 100 orang kuesioner dan wawancara

7. Bandar 20 orang kuesioner dan wawancara

8. Pengusaha Daur Ulang 4 orang wawancara

9. Pengusaha kompos 3 orang wawancara

10 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

4 LSM wawancara

Penentuan jumlah sampel pemulung berdasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus penentuan sampel. Penentuan sampel berdasarkan populasi diketahui, menggunakan rumus: n = N/ (N x d2) + 1 (Riduwan dan Akdon 2006), dimana n merupakan jumlah anggota sampel, N adalah jumlah anggota populasi dan d adalah tingkat presisi. Jumlah populasi pemulung telah diketahui yaitu 5782 orang (BPS 2003). Bila tingkat presisi (taraf nyata) adalah 10%, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 5782/ {5782 x (0.1)2} + 1 = 98,299. Jumlah sampel pemulung dibulatkan menjadi 100 orang.

Penentuan sampel selain pemulung ditentukan denga n perkiraan dan alasan kemudahan karena jumlah populasi tidak diketahui. Jumlah responden pengusaha daur ulang sampah adalah empat orang, sedangkan jumlah responden pengusaha kompos hanya tiga orang. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang pengelolaan persampahan diwakili oleh empat LSM. Jumlah sampel dan metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 1.

26 orang Camat dari 26 Kecamatan terpilih seluruhnya sebagai responden

C1 C2 C3 ... ... ... ... C26

26 orang lurah terpilih secara acak dari setiap kecamatan

L1 L2 L3 ... ... ... ... L26

26 orang ketua RW terpilih secara acak dari setiap kelurahan terpilih sebelumnya

KRW1 KRW2 KRW3 ... ... ... ... KRW26

26 orang ketua RT terpilih secara acak dari setiap rukun warga (RW) terpilih sebelumnya KRT1 KRT2 KRT3 ... ... ... ... KRT26 Dari tiap RT terpilih, secara acak diambil 20 orang kepala rumah tangga RT1 RT2 RT3 ... RT20 RT1 RT2 RT3 ... RT20 Keterangan:

C1 sampai C26 : Camat dari Kecamatan 1 sampai dengan Kecamatan 26 L1 sampai L26 Lurah dari Kelurahan 1 sampai dengan Kelurahan 26 KRW1 sampai KRW26 : Ketua Rukun Warga dari RW1 sampai RW26 KRT1 sampai KRT26 : Ketua Rukun Tetangga dari RT1 sampai RT26

RT 1 sampai RT20: Kepala rumah tangga pada rumah ke 1 sampai rumah ke 20.

Gambar 8 Sampling responden sampel camat, lurah, ketua RW, ketua RT dan kepala rumah tangga (hasil analisis)

Data sekund er berupa data jumlah sampah dan data jumlah penduduk. Data tersebut diperoleh dari PD Kebersihan dan Badan Pusat Statistik (BPS Kota Bandung).

Gambar 9 Lokasi sampel responden rumah tangga, rukun tetangga, rukun warga, kelurahan dan kecamatan terpilih

3.3.2. Variabel/ Peubah yang Diamati

Variabel atau peubah yang diamati berbeda pada setiap kelompok reponden. Pada tingkat rumah tangga dengan jumlah sampel 520 kepala rumah tangga variabel yang diamati adalah profil (data umum) responden. Profil responden meliputi usia, tingkat pendapatan pendidikan dan pekerjaan serta kondisi rumah tangga. Data cara pengelolaan sampah rumah tangga meliputi tingkat timbulan sampah dan cara penanganan sampah di sumber serta biaya yang dikeluarkan untuk penanganan sampah. Data persepsi tentang partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah kota meliputi tingkat pengetahuan tentang 3R dan kesediaan melakukan 3 R (Tabel 2).

Tabel 2 Variabel yang diamati Responden Komponen pengamatan Variabel Tingkat rumah tangga

Profil kepala rumah tangga

Usia

Tingkat pendapatan Pendidikan

Pekerjaan

Kondisi rumah tinggal

Pengelolaan sampah Tingkat timbulan sampah (jumlah sampah)

Cara penanganan sampah di sumber Biaya untuk penanganan sampah Persepsi tentang partisipasi masyarakat Pengetahuan tentang 3 R Kesediaan melakukan 3R Tingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelurahan dan Kecamatan Profil Usia Pendidikan Pekerjaan

Pengelolaan sampah Penyediaan pelayanan sampah Tingkat pelayanan

Biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan

Sumber biaya

Topik sosialisasi pengelolaan sampah Hubungan dengan pihak lain

Pemulung, bandar (lapak)

Profil Usia

Pendidikan

Pendapatan per hari

Jenis barang yang dipulung/ dijual Harga barang yang dipulung/ dijual Pabrik daur ulang/

kompos

Profil Jenis usaha

Sumber bahan baku Produk

Harga jual produk Lembaga Swadaya

Masyarakat

Profil Bentuk kegiatan

Bentuk pelayanan Pembinaan Perusahaan Daerah

Kebersihan

Kapasitas organisasi Kepemimpinan Manajemen

Sumberdaya manusia Sumberdaya keuangan Cara pelayanan

Pada tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan vaiabel yang diamati adalah data umum (profil) dan pengelolaan sampah. Pada aspek pengelolaan sampah variabel yang diamati meliputi penyediaan pelayanan sampah, tingkat pelayanan, biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan, sumber biaya, topik sosialisasi pengelolaan sampah dan hubungan dengan pihak luar.Pada tingkat pemulung dan lapak variabel yang diamati meliputi barang dipulung atau dijual, harga, jenis/ macam barang, pendapatan per hari. Pada tingkat pabrik daur ulang dan kompos, variabel yang diamati adalah sumber bahan baku, produk dan harga jual. Pada tingkat LSM, aspek yang diamati adalah bentuk kegiatan, bentuk pelayanan dan pembinaan.

Pada tingkat PD Kebersihan variabel yang diamati meliputi kepemimpinan, manajemen, sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan dan cara pelayanan serta hubungan dengan pihak luar (Tabel 2).

Dokumen terkait