Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan meliputi data produktivitas nelayan per jenis alat tangkap, data produksi penangkapan ikan tahun 1996-2010, data statistik penangkapan ikan, yang memuat perkembangan jumlah nelayan, perahu, dan alat tangkap, serta data indeks harga konsumen (IHK) wilayah Karawang yang didekati dengan data IHK Kabupaten Cirebon. Data kualitatif yang digunakan meliputi data persepsi nelayan, yang dipilah menjadi 2 kelompok persepsi, meliputi persepsi umum dan persepsi terkait dengan keberadaan kegiatan migas di laut.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer bersumber dari pengamatan langsung, data responden dan informasi yang diperoleh dari narasumber. Data sekunder bersumber dari data yang diarsipkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan berupa laporan tahunan, data produksi dan harga ikan dari tempat pelelangan ikan (TPI), data IHK dari Kantor BPS, dan informasi terkait dengan profil kegiatan migas yang terdapat di Pesisir Karawang.
Sumber informasi dan data primer dalam penelitian ini meliputi informan, responden, dan objek yang diamati. Informan merupakan narasumber pemberi informasi terkait dengan penelitian yang terdiri atas nelayan, tokoh nelayan, juragan pemilik perahu penangkapan ikan, bakul ikan, pengurus TPI, pengurus KUD (Koperasi Unit Desa), staff Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten, provinsi, dan pusat, serta staff BPS (Biro Pusat Statistik).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik, yaitu wawancara, pengisian kuisioner, dan penangkapan aktual. Wawancara dilakukan untuk mendalami data yang dikumpulkan dari kuisioner dan data kualitatif dari tokoh nelayan dan staf kantor dinas yang terkait. Pengisian kuisioner dilakukan untuk mengumpulkan data persepsi nelayan dari perwakilan masing-masing jenis alat tangkap yang digunakan di lokasi penelitian. Teknik penangkapan aktual dilakukan untuk mengatasi keterbatasan data hasil tangkapan di area anjungan, dimana data ini tidak dapat diperoleh melalui TPI maupun kuisioner. Penjelasan dari masing-masing teknik tersebut disampaikan sebagai berikut:
3.2.1. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam terkait dengan objek penelitian. Pada penelitian ini wawancara dilakukan terhadap informan yang meliputi staff Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (subdit perikanan tangkap), petugas tempat pelelangan ikan (TPI) yang dituju oleh nelayan, serta tokoh nelayan. Informasi dari hasil wawancara digunakan sebagai rujukan untuk mengidentifikasi jenis alat tangkap yang mampu menjangkau anjungan produksi migas.
Identifikasi ini sangat penting dalam penggambaran tingkat intensitas kepentingan masing-masing jenis alat tangkap terhadap area perairan yang digunakan sebagai area anjungan produksi migas. Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi terkait dengan usulan kebijakan pengelolaan kegiatan di area anjungan migas agar tetap sinergis dengan kondisi lingkungan dan kegiatan lain yang terdapat di sekitarnya.
3.2.2. Pengisian Kuisioner
Teknik pengisian kuisioner dilakukan untuk mengumpulkan data persepsi nelayan, produktivitas penangkapan ikan (alat, biaya operasional, produksi, dan pendaoatan), serta identitas responden yang menyangkut asal, pengalaman usaha, dan umur. Data kuisioner dikumpulkan dari data responden yang diambil dengan metode stratified random sampling dan cluster purposive sampling. Metode stratified random sampling dilakukan terhadap responden di area migas (Karawang). Dengan metode ini maka jumlah total contoh yang diambil adalah sebanyak 100 orang. Metode cluster purposive sampling dilakukan terhadap responden di area non migas (Cirebon). Pengelompokan dilakukan berdasarkan jenis alat tangkap ikan yang digunakan. Asumsi yang digunakan dalam penentuan jumlah contoh ini adalah bahwa responden memiliki karakteristik dan kebiasaan operasional alat tangkap yang homogen pada setiap jenis alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, selanjutnya perwakilan contoh dipilih sebanyak 10 orang untuk masing-masing jenis alat tangkap, kecuali pada jenis alat tangkap bagan yang hanya mengambil 3 contoh. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan responden bagan di lapangan, namun demikian jumlah ini relatif mampu mewakili kelompok nelayan bagan. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman terhadap alat tangkap yang diwakili. Dengan demikian, jumlah contoh yang diambil di area migas yaitu sebanyak 100 orang, dan jumlah contoh di area non migas adalah sebanyak 113 orang.
3.2.3. Penangkapan Aktual (Ground Truth Observation)
Teknik ini dilakukan dalam pengumpulan data produktivitas nelayan per trip di titik area migas, area non migas, dan area anjungan (zona aman). Metode ini dilakukan dengan pertimbangan tidak tersedianya data terkait dengan hasil tangkapan di area anjungan produksi migas di laut.
Data dikumpulkan dengan teknik pencatatan hasil tangkapan per trip dari masing-masing perahu di titik pengambilan contoh.
Pada teknis pelaksanaannya, digunakan 3 unit perahu payang yang dilengkapi dengan 10 unit lampu berdaya 450 watt per lampu. Perahu payang berukuran panjang 7 meter dengan lebar 3 meter, dan tinggi palkah 1 meter. Jaring yang digunakan adalah jaring payang dengan luasan 250 meter. Jumlah anak buah kapal (ABK) di masing-masing perahu sebanyak 14 orang. Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan mengikuti rutinitas nelayan payang, yaitu pada malam hari dengan hitungan hari gelap bulan (bulan mati).
Waktu gelap bulan diyakini sebagai waktu penangkapan ikan yang memberikan tingkat produktivitas terbaik untuk nelayan. Bias data diminimalisir dengan penggunaan unit penangkapan ikan dan waktu penangkapan yang sama. Dengan demikian, ketiga perahu dengan spesifikasi yang sama bergerak secara bersamaan (waktu berangkat, mayang, dan kembali). Pendaratan dan penjualan ikan dilakukan di TPI terdekat, yaitu di TPI Singa Perbangsa untuk perahu yang berlokasi di area migas dan area anjungan produksi, serta di bakul ikan untuk perahu yang berlokasi di Cirebon.
Hasil tangkapan yang diperoleh selanjutnya dicatat dalam form isian yang sudah disiapkan. Data yang dicatat terdiri atas data koordinat, waktu per segmen kegiatan (mulai dari berangkat, tiba, setting lampu, tawur/tebar dan angkat jaring), nama ikan, dan jumlah ikan (dalam taksiran kg). Setiap trip terdiri atas 2-3 kali angkat untuk di area migas dan non migas, dan rata-rata 6-12 kali tebar-angkat untuk area anjungan (zona larangan). Setelah mendarat, dilakukan pencatatan harga masing-masing jenis ikan di TPI yang dituju. Penghitungan dilakukan untuk mengetahui produktivitas di masing-masing area. Keterbatasan sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini menyebabkan pengambilan contoh dilakukan selama bulan Mei-Agustus, dengan total jumlah pengambilan contoh sebanyak 15 kali (15 contoh). Dari 15 trip pengambilan contoh, sebanyak 1 trip diambil pada saat bulan penuh (purnama) dan sebanyak 2 trip contoh mengalami kegagalan.
Kegagalan ini disebabkan oleh putaran arus yang dialami oleh payang di titik area non migas, dan kegagalan akibat gelombang yang cukup tinggi sehingga tim kesulitan untuk melakukan penangkapan di area anjungan yang menyebabkan pengambilan contoh dihentikan sebelum waktunya. Data trip yang diambil pada saat bulan penuh (purnama) hanya digunakan sebagai pembanding produktivitas dengan kondisi pada gelap bulan (bulan mati). Ketiga data ini digugurkan dari penghitungan terkait dengan pertimbangan kelaikan data. Dengan demikian jumlah data yang digunakan dalam perhitungan (estimasi) produktivitas adalah sebanyak 12 data.