• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat berupa skala pengukuran sikap jenis Likert. Skala Likert merupakan skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi terhadap fenomena sosial (Sugiyono, 2003). Peneliti menggunakan religion scale, survey terhadap komunikasi seksual dan skala komunikasi seksual dalam pengumpulan data penelitian. Religion scale

bertujuan untuk mengukur tingkat religusitas pada perempuan menikah. Kemudian, survey terhadap komunikasi seksual bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi seksual yang terjadi secara aktual pada masyarakat Indonesia. Skala komunikasi seksual merupakan skala yang bertujuan untuk mengukur tingkat komunikasi seksual yang dimiliki oleh perempuan menikah. 1. Religion Scale

Peneliti memilih religion scale berdasarkan atas artikel reviu terhadap berbagai pengukuran yang digunakan didalam penelitian bidang

psikologi (King dan Crowther, 2004). Pada artikel tersebut, disajikan beberapa alat ukur religiusitas dan spiritualitas beserta tujuan konseptual yang dapat dipahami. Menurut King dan Crowther, sejumlah alat ukur tersebut telah memiliki kontribusi teoritis dan empiris yang unik terhadap literatur di bidang religi. King dan Crowther menyatakan pula bahwa terdapat izin yang memperbolehkan para peneliti untuk menggunakan sejumlah alat ukur yang ditinjau ulang didalam artikel tersebut.

Religion scale dimaksudkan untuk mengukur sikap terhadap keyakinan dan praktek religius (Kauffman dalam King & Crowther, 2004). Tiga aspek besar didalam keyakinan yang akan diukur adalah (1) konsep mengenai kodrat dan karakter ketuhanan; (2) doktrin yang berkenaan dengan kewajiban timbal balik dan keharusan antara ketuhanan dan kemanusiaan; dan (3) tatanan perilaku yang dirancang agar sesuai dengan kehendak Tuhan dan untuk meyakinkan orang-orang percaya akan suara hatinya bahwa apapun ganjaran yang akan diterima dan kebebasan dari hukuman di dunia bergantung pada imannya. Tahap awal dalam penyusunan skala ini dilakukan dengan mengumpulkan sekitar 200 pernyataan singkat terkait dengan berbagai keyakinan dan praktik religius yang kebanyakan diperoleh dari penerbitan dengan topik mengenai keyakinan (Bardis, 1961).

Skala ini terdiri dari 25 aitem yang seluruhnya merupakan item

favorable.Religion scale diterjemahkan dengan menggunakan teknik back- translation oleh 1 orang dengan ketentuan bahwa orang tersebut pernah

tinggal di luar negeri, dalam hal ini negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional. Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan menerjemahkan kembali skala yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Setelah diterjemahkan kembali kedalam bahasa Inggris, item-item pada skala tersebut kemudian dibandingkan dengan item-item pada skala asli untuk melihat apakah terdapat makna yang tidak sama. Item-item yang dihasilkan melalui back-translation diperiksa kembali oleh dosen pembimbing skripsi.

Rentang nilai pada skala ini berkisar dari angka 0 sampai 4. Angka 0 menunjukkan respon sangat tidak setuju, angka 1 menunjukkan respon tidak setuju, angka 2 menunjukkan respon ragu-ragu, angka 3 menunjukkan respon setuju, dan angka 4 untuk menunjukkan respon yang sangat setuju. Pemberian nilai pada skala ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Sistem Penilaian Religion Scale

Jawaban Pernyataan Favorable Sangat Setuju (SS) 4 Setuju (S) 3 Ragu-ragu (R) 2 Tidak Setuju (TS) 1

2. Survey terhadap Komunikasi Seksual

Skala penelitian mengenai komunikasi seksual yang kebanyakan dilakukan di luar negeri dirasa kurang relevan dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun. Beberapa aitem pada skala yang peneliti temukan menuliskan nama bagian genital tubuh secara jelas. Peneliti merasa kurang pantas untuk menggunakan skala tersebut, terlebih mengingat bahwa penelitian yang terkait bidang seksualitas menuntut kepercayaan penuh dari calon responden untuk dapat berpartisipasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan survey pendahuluan terhadap komunikasi seksual guna mengetahui bentuk-bentuk komunikasi seksual yang terjadi didalam konteks masyarakat Indonesia.

Berdasarkan teori mengenai bentuk komunikasi yang dikemukakan oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1995), pesan didalam komunikasi dapat disampaikan secara verbal melalui kata-kata, maupun secara nonverbal melalui ekspresi atau gerakan tubuh. Kemudian, peneliti menyusun angket yang berisi enam pertanyaan terbuka mengenai bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mengungkapkan segala pikiran, perasaan, atau pilihan terkait kebutuhan seksualitas kepada pasangan. Tujuan dari pertanyaan terbuka yakni untuk memperoleh jawaban yang dalam dan bervariasi dari responden. Didalam menyusun keenam pertanyaan survey tersebut, peneliti menggunakan pertimbangan dari expert judgment yang berasal dari dosen pembimbing skripsi.

Selanjutnya angket disebarkan kepada 101 responden dewasa, 56 orang pria dan 55 orang wanita. Jawaban dari angket tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik kualitatif untuk merumuskan tema umum mengenai komunikasi seksual yang secara relevan terjadi pada masyarakat Indonesia. Peneliti dibantu oleh dosen pembimbing skripsi dalam proses analisis hasil angket tersebut hingga dapat merumuskan empat tema umum. (Lampiran.2) Keempat tema umum tersebut yaitu: (1) Perilaku seksual; (2) Peningkatan kualitas hubungan; (3) Nilai / pandangan terhadap seksualitas; dan (4) Pengalaman seksual. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui survey tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi seksual pada masyarakat Indonesia mencakup empat pesan seksualitas yang ingin disampaikan kepada pasangan baik secara verbal maupun nonverbal.

3. Skala Komunikasi Seksual

Skala komunikasi seksual terdiri dari 24 item yang disusun berdasarkan 4 aspek dari komunikasi seksual, yaitu komunikasi seksual untuk mencapai “perilaku seksual”, komunikasi seksual untuk “peningkatan kualitas hubungan”, komunikasi seksual dalam mengungkapkan “nilai/pandangan terhadap seksualitas”, dan komunikasi seksual untuk menceritakan “pengalaman seksual”. 24 item skala ini merupakan item yang telah lolos seleksi dari 40 item yang diuji cobakan terhadap 30 orang perempuan menikah. Blue print item sebelum diujicobakan adalah:

Tabel 2

Blue Print Skala Komunikasi Seksual

No Aspek

Komunikasi Seksual

Favorable Unfavorable Jumlah

1. Perilaku seksual 7 3 10 2. Peningkatan kualitas hubungan 8 2 10 3. Nilai/pandangan terhadap seksualitas 9 1 10 4. Pengalaman seksual 5 5 10 Total 29 11 40

Pilihan jawaban didalam skala komunikasi seksual, meliputi: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Sistem pemberian nilai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Sistem Penilaian Skala Komunikasi Seksual

Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Dokumen terkait