• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.6.2 Metode Penyusunan Instrumen

Langkah-langkah penyusunan instrumen yaitu sebagai berikut :

(1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan kurikulum yaitu materi bidang studi kimia materi pokok koloid.

(2) Menyusun instrumen penelitian yaitu silabus, rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.

Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus sesuai kurikulum KTSP yang disesuaikan dengan pembelajaran praktikum aplikatif berorientasi CEP. Peneliti dalam hal ini tidak membuat silabus baru atau pun mengubah silabus yang telah ada, melainkan peneliti mengembangkan silabus yang telah ada. Pengembangan silabus dilakukan dengan cara : (1) memodifikasi kegiatan pembelajaran dengan penambahan praktikum aplikatif berorientasi CEP; (2) indikator pencapaian lebih operasional. Pada silabus yang telah dikembangkan peneliti, siswa melakukan praktikum aplikatif berorientasi CEP secara kelompok.. Rencana pembelajaran (RP) digunakan sebagai panduan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengembangan RP berorientasi CEP terdapat pada bagian inti, yang melibatkan siswa aktif, yaitu : (1) mengeksplorasi informasi yang luas dalam materi sistem koloid; (2) elaborasi siswa dalam pembelajaran kooperatif, kolaboratif, praktikum, diskusi, dan

menyajikan hasil kerja siswa; (3) konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui praktikum sebagai umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa.

Kompetensi dasar yang pertama pada silabus, diuraikan ke dalam beberapa indikator pencapaian yaitu mengelompokkan campuran ke dalam suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan; mengelompokkan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi berdasarkan hasil pengamatan praktikum aplikatif berorientasi CEP; mendeskripsikan sifat-sifat koloid berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum dan praktikum aplikatif berorientasi CEP; menjelaskan koloid liofob dan liofil; mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi melalui praktikum aplikatif berorientasi CEP. Sedangkan pada KD kedua ada dua indikator yaitu menjelaskan cara-cara pembuatan koloid melalui praktikum dan praktikum aplikatif berorientasi CEP; dan mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan melalui studi literatur. Rencana pembelajaran terdiri atas 5 rencana.

Pada pertemuan ke-1 pembelajaran dilakukan di laboratorium dengan melakukan praktikum untuk mengklasifikasikan suspensi, larutan dan koloid dan melakukan praktikum aplikatif berorientasi CEP membuat selai tempe untuk belajar mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi . Pertemuan ke-2 pembelajaran dilakukan di laboratorium dengan melakukan praktikum mengenai sifat koloid dan melakukan praktikum aplikatif berorientasi CEP mengenai koloid pelindung dengan membuat es krim.

Pertemuan ke-3 pembelajaran dilakukan di laboratorium dengan melakukan praktikum aplikatif berorientasi CEP mengenai peranan koloid dengan membuat jamu beras kencur. Pertemuan ke-4 pembelajaran dilakukan di laboratorium dengan melakukan praktikum mengenai proses pembuatan koloid. Pada pertemuan ke-5 pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan melakukan studi literatur dan presentasi mengenai jenis koloid yang mencemari lingkungan.

Instrumen non tes selain silabus dan RP yaitu LKS. LKS digunakan untuk membelajarkan dan mengidentifikasi kemampuan dalam menyelesaikan soal dan mengkonstruk konsep/ prosedur /cara yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi. LKS berisi rancangan praktikum, lembar diskusi yang pertanyaan-pertanyaan yang di dalamnya sebagai evaluasi pada setiap pertemuan. LKS digunakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, pembedanya Pada kelas eksperimen terdapat rencana praktikum aplikatif berorientasi CEP yang pada akhirnya menghasilkan produk, sedangkan kelas kontrol hanya terdapat rencana praktikum yang berkaitan dengan teori saja.

Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya melakukan validasi untuk instrumen-instrumen kepada pakar yang dalam hal ini yaitu dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru pengampu.

(3) Menyusun Soal Uji Coba

Langkah-langkah yang dilakukan untuk penyusunan instrumen soal uji coba yaitu : (1) mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan kurikulum yaitu materi bidang studi kimia materi pokok koloid, (2) menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir

soal yang diujicobakan yaitu 60 butir soal dengan alokasi waktu 90 menit (2 jam pelajaran), (3) menentukan tipe atau bentuk tes yang berbentuk pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban (a, b, c, d, dan e), (4) menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang ditentukan berdasarkan jenjang C1, C2, C3, dan C4. Aspek pengetahuan (C1) terdiri atas 9 soal. Aspek pemahaman (C2) terdiri atas 22 soal. Aspek aplikasi (C3) terdiri atas 21 soal. Aspek analisis (C4) terdiri atas 8 soal, (5) menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal. Tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal disusun dengan mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai komposisi jenjang dan indikator pembelajaran, (6) menyusun butir-butir soal. Sebanyak 60 butir-butir soal dibuat dengan lingkup dan jenjang yang disesuaikan dengan kisi-kisi soal, (7) mengujicobakan soal kepada kelas XII IPA SMA Negeri 4 Magelang karena kelas tersebut telah mendapatkan materi pokok koloid, (8) menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda perangkat tes yang digunakan, dan (9) menyusun soal pretes dan postes. Soal pretes dan postes disusun setelah dilakukan analisis terhadap soal uji coba, butir-butir soal yang digunakan berdasarkan hasil analisis butir soal yang valid dan reliabel.

(4) Menyusun lembar observasi

Penyusunan lembar observasi diawali dengan menentukan tujuan. Tujuan dari lembar observasi afektif yaitu mengamati sikap atau tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar afektif. Tujuan dari lembar observasi psikomotorik yaitu mengamati sikap dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran praktikum sebagai hasil belajar psikomotorik. Langkah

berikutnya yaitu menentukan jumlah aspek yang akan diamati untuk penilaian psikomotorik dan afektif yang terdiri dari 8 aspek untuk penilaian psikomotorik dan 10 aspek untuk penilaian afektif. Setiap aspek kemudian dibuat indikator-indikatornya dan dari indikator-indikator tersebut dibuat menjadi sebuah pernyataan.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan tipe atau bentuk lembar observasi yang berupa daftar check list dan menyusun aspek-aspek yang telah ditentukan dalam bentuk lembar observasi serta menentukan skor aspek dan kriteria penskoran. Lembar observasi afektif dan psikomotorik yang telah tersusun kemudian dikonsultasikan kepada ahli yaitu dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru pengampu. Setelah dikonsultasikan dan divalidasi lembar observasi afektif dan psikomotorik diujicobakan kepada kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Magelang dan menganalisis hasil uji coba dalam hal reliabilitas lembar observasi afektif dan psikomotorik.

(5) Metode Penyusunan Instrumen Angket

Alokasi waktu yang digunakan siswa untuk mengisi angket merupakan langkah awal untuk penyusunan instrumen lembar angket. Selanjutnya yaitu, menentukan jumlah aspek yang akan diamati. Setiap aspek kemudian dibuat indikator-indikatornya dan dari indikator-indikator tersebut dibuat menjadi sebuah pernyataan.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan tipe atau bentuk angket tanggapan yang berupa daftar check list dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Kisi-kisi angket kemudian disusun

dengan mengacu pada aspek-aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia. Setelah itu, pernyataan atau pertanyaan disusun dalam bentuk lembar angket dan mengkonsultasikannya kepada ahli yaitu dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.