• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

m. Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut: 1) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari seluruh

tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah.

2) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.

3) jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta. n. Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas: tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, tenaga nonkesehatan.

o. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:

1. 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar

2. 3 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut

3. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar 4. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang 5. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain 6. 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis 7. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi

mulut.

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Didalam Kepmenkes No 81 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan disebutkan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyusun kebutuhan SDM, yaitu:

21

1. Health Need Method

Merupakan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan keperluan kesehatan. Metode ini dimulai dengan menetapkan keperluan (need) menurut golongan umur, jenis kelamin, dll. Lalu dilanjutkan dengan membuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan dalam hal ini diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk setiap kelompok penduduk pada tahun sasaran.

2. Health Services Demand Method

Merupakan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan kesehatan. Metode ini dimulai dengan ditetapkannya kebutuhan(demand)upaua ayai pelayanan kesehatan untuk kelompok – kelompok penduduk menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, lokasi, dll. Selanjutnya, dibuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan yang diperhitungkan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk tiap–tiap kelom,pok penduduk tersebut pada tahun sasaran. Selanjutnya untuk memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan pada tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan termasuk pada tahun sasaran.

3. Health Services Targets Method

Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan. Metode ini dimulai dengan menetapkan berbagai sasaran upaya atau memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan

22

tertentu diperoleh dengan membagi keseluruhan upaya atau pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan pada tahun sasaran.

4. Ratio Method

Merupakan metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap suatu nilai. Awalnya dengan menentukan atau memperkirakan rasio dari tenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk, tempat tidur rumah sakit, puskesmas, dll. Selanjutnya, nilai tersebut akan diproyeksikan termasuk dengan rasio yang ditentukan.

5. Authorized Staffing List : merupakan penyusunan kebutuhan tenaga SDM berdasarkan daftar susunan pegawai

6. Workload Indicators of Staffing Needs (WISN)

Merupakan penyusunan kebutuhan tenaga SDM melalui indikator kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja. Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan masing – masing kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan yang dapat diterapkan pada semua kategori tenaga baik medis, paramedis maupun non medis. metode ini bermanfaat untuk membandingkan SDM kesehatan pada daerah atau fasilitas yang berbeda, dapat melihat apakah petugas kesehatan sudah bekerja sesuai dengan profesinya atau tidak, dan dapat mengidentifikasi seberapa besar beban kerja SDM kesehatan.

Kelemahan dari metodeWISN adalah input data yang diperlukan bagi proses perhitungan berasal dari rekapitulasi kegiatan rutin satuan kerja atau institusi di mana

23

tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan kerapian penyimpanan data mutlak harus dilakukan

Proses perhitungan kebutuhan tenaga SDM kesehatan berdasarkan metode

WISNmeliputi 5 langkah, yaitu:

a. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Tujuan dari menetapkan unit kerja dan kategori SDM adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien, keluarga, dan masyarakat didalam dan diluar rumah sakit. Data informasi yang diperlukan dalam penetapan unit kerja dan kategori SDM ini, yaitu:

1. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di rumah sakit

2. Peraturan perundangan yang berkaitan dengan jabatan fungsional SDM kesehatan

3. Standar Profesi, Standar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada tiap unit kerja rumah sakit

24

b. Menetapkan waktu kerja tersedia

Tujuan dari menetapkan waktu kerja tersedia adalah memperoleh waktu kerja efektif selama satu tahun untuk masing–masing kategori SDM yang bekerja di suatu unit atau institusi rumah sakit.Rumusnya adalah :

Waktu Kerja Tersedia = A{(B+C+D+E)} x F

Keterangan :

A = Hari Kerja (jumlah hari kerja/minggu) B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan D = Hari Libur Nasional

E = Ketidakhadiran Kerja (sesuai dengan rata–rata ketidakhadiran kerja selama 1 tahun karena sakit ataupun ijin dan tanpa alasan)

F = Waktu Kerja Sesuai Ketentuan di Rumah Sakit c. Mendefinisikan komponen beban kerja

Mendefinisikan komponen beban kerja berarti mengidentifikasi aktivitas –

aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu membagi aktivitas tersebut menjadi 3, yaitu:

1. Aktivitas utama layanan kesehatan: dilakukan oleh semua staf. Ada pencatatan rutin.

2. Aktivitas penunjang: dilakukan oleh semua staf tapi tidak ada pencatatan rutin.

25

3. Aktivitas tambahan: dilakukan oleh beberapa (tidak semua) staf & tidak ada pencatatan rutin

d. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (waktu rata– rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh unit masing – masing. Rumus standar beban kerja :

Standar Beban Kerja =

Data yang diperlukan adalah : 1. Waktu kerja tersedia 2. Bagan struktur organisasi

3. Kegiatan pokok (kegiatan pokok, uraian kegiatan dan tanggung jawab masing–masing kategori SDM)

4. Rata–rata waktu untuk menyelesaikan jenis kegiatan pokok 5. Standar profesi

6. Menetapkan waktu berdasarkan kesepakatan e. Menyusun standar kelonggaran

Menyusun standar kelonggaran bertujuan untuk memperoleh faktor – faktor kelonggaran di setiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu penyelesaian suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/ pelayanan. Rumus dari standar kelonggaran yaitu:

26

Standar Kelonggaran =

Untuk menyusun standar kelonggaran perlu dilakukan pengamatan dan wawancara tentang:

1. Kegiatan – kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien

2. Frekuensi tiap faktor kegiatan dalam satuan hari, minggu, dan bulan 3. Waktu rata–rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan f. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja

Penghitungan kebutuhan tenaga per unit kerja bertujuan untuk memperoleh jumlah dan jenis/kategori SDM yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan selama kurun waktu satu tahun. Rumus perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja yaitu :

Kebutuhan Tenaga =

Data yang dibutuhkan dalam perhitungan kebutuhan tenaga ini, yaitu: 1. Waktu kerja tersedia

2. Standar beban kerja 3. Standar kelonggaran

Dokumen terkait