BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Seiring dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap -kecuali tanah- akan kehilangan kemampuannya dalam menyediakan manfaat bagi perusahaan atau entitas usaha. Oleh sebab itu, biaya perolehan aktiva tetap semacam ini harus ditransfer ke perkiraan beban secara teratur dan sistematis sepanjang umur manfaatnya yang diharapkan. Transfer periodik semacam ini, dari biaya ke beban dinamakan dengan penyusutan atau depresiasi (depreciation).
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005 : 507) penyusutan merupakan alokasi dari penurunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu/ digunakan dalam operasi perusahaan. Faktor-faktor yang meneyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap antara lain :
1. Penyusutan fisik (phisical depreciation)
penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca,
2. Penyusutan fungsional (functional depreciation)
penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.
Menurut Warren, Reeve dan Fees (2005 508) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Harga Perolehan (acquisition cost)
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan,
2. Nilai Residu (residual atau salvage value)
merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya,
3. Umur Ekonomis Aktiva Tetap (economical life time) terdiri dari:
a. Umur Fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya),
b. Umur Fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.
Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut :
38
Gambar 3.1
Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap
Menurut Kieso, dkk (2004 : 520), beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah beban penyusutan, antara lain:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Dengan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebakan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, metode garis lurus menetapkan rumus:
Beban penyusutan =
Umur
Harga perolehan – Nilai sisa
Contoh: Suatu aktiva dengan harga perolehan Rp 24.000.000,- umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, dan nilai sisa ditaksir Rp 2.000.000,-. Maka Beban penyusutan per tahun akan dihitung sebagai berikut:
Beban penyusutan per tahun = Rp 24.000.000 - Rp 2.000.000 Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara
Diknas
Dikti
USU
5 tahun
= Rp 4.400.000,-
Maka jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahunan tersebut adalah:
Beban Penyusutan Rp 4.400.000,-
Akumulasi Penyusutan Rp 4.400.000,- 2. Metode Saldo Menurun (Declining-balance Methods)
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva itu. Untuk menerapkan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Dalam hal ini, estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam menentukan tarif penyusutan. Namun aset tidak boleh disusutkan melebihi nilai sisa.
Sebagai contoh, tariff penyusutan saldo menurun atas suatu asset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40%, yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% : 5).
Sebagai ilustrasi, penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu asset yang memiliki umur manfaat 5 tahun, biaya Rp 24.000.000, dan nilai sisa Rp 2.000.000 diperlihatkan berikut ini:
Tabel 3.1
Contoh Penyusutan Saldo
Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku I 40% x 24.000.000 = Rp 9.600.000 Rp 9.600.000 Rp14.400.000 II 40% x 14.400.000 = Rp 5.760.000 Rp 15.360.000 Rp 8.640.000 III 40% x 8.640.000 = Rp 3.456.000 Rp 18.816.000 Rp 5.184.000
40
3. Metode Unit Produksi (Unit-of-Production Method)
Metode unit produksi digunakan terhadap aktiva tetap yang umur manfaatnya berkaitan erat dengan tingkat pemakaian. Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh asset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat asset diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.
Sebagai contoh ilustrasi, asumsikan bahwa sebuah mesin yang berbiaya Rp 24.000.000 dan estimasi nilai sisa Rp 2.000.000 diperkirakan memiliki stimasi umur manfaat 10.000 jam operasi. Penyusutan per jam dihitung sebagai berikut
Beban penyusutan per jam = Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000 10.000 jam
= Rp 2.200 penyusutan per jam
Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah Rp 4.620.000 (Rp 2.200 x 2.100 jam).
IV
40% x 5.184.000 = Rp 2.073.600 Rp 20.889.600 Rp 3.110.400
4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum-of-the-Years’ Digits Method) Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan pada metode saldo menurun. Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi manfaat, karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil.
Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus: Jumlah angka tahun = n ( n + 1 )
2
Dimana n = lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)
Sebagai ilustrasi, jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun, maka beban penyusutan tiap tahun adalah :
Tahun I : 5/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 5.000.000,- Tahun II : 4/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 4.000.000,- Tahun III : 3/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 3.000.000,- Tahun IV : 2/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 2.000.000,- Tahun V : 1/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.000.000,- Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method). Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat atas aktiva tetapnya.
Dengan menggunakan metode ini, diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode atas aktiva tetap, akan tetap sama sepanjang aktiva tetap tersebut masih digunakan dalam setiap proses kegiatan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai buku atas aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi. Namun, apabila dilakukan perbaikan yang
42
mendasar atas aktiva tetap, yang dapat memperpanjang umur manfaat aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutan atas aktiva tetap tersebut juga akan berubah.